Professional Documents
Culture Documents
Data Umum 1. Kepala Keluarga 2. Alamat 3. Pekerjaan KK 4. Pendidikan KK : Tn. M : Lingkungan Karang Sibetan, Kelurahan Monjok Timur. : Swasta : SLTP
Status Imunisasi DPT Hepatitis
5. Komposisi Keluarga :
Nama Jenis Hub. Kel KK Umur Pendd BCG Polio Camapak Ket
P L P P L L L
Genogram :
21
22 Keterangan : : Laki-laki dan Perempuan : Laki-laki dan Perempuan telah meninggal : Garis perkawinan : Garis Keturunan : Tinggal serumah : Klien 6. Tipe Keluarga 7. Suku Bangsa 8. Agama 10. Aktivitas rekrereasi II. : Keluarga Sejahtera KS-III : Bali Indonesia : Hindu : Jarang
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga . 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan adanya cucu 2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Keluarga belum memiliki anak sekolah sehingga tugas perkembangan belum ada tetapi tugas keluarga yang belum terpenuhi adalah mempertahankan kesehatan Ny. H yang sakit DM terutama untk mengontrol dan perawatan diri 3. Riwayat kesehatan keluarga inti : Anak Tn. N sudah diimunisasi lengkap, jika sakit batuk pilek dibawa ke Puskesmas. Ny. H (Ibu) menderita DM sejak 2 tahun yang lalu tetapi tidak dapat kontrol secara teratur di Puskesmas/Rumah Sakit dan kadang-kadang Ny. H Berobat ke dokter praktek. 4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya Keluarga Tn. A mengatakan kalau Ny. A tidak mengalami penyakit lainnya, hanya batuk, kadang badan pegal pegal sesudah beraktivitas.
23 1. Karakteristik Rumah Luas tanah yang ditempati TnM adalah 4,5 m dan merupakan rumah sendiri dengan 7 kamar tidur, 1 ruang tamu. Tipe rumah TnM adalah permanen, dengan menggunakan lantai keramik, ruangan mempunyai ventilasi dan jendela yang terletak dibelakang dan didepan kamar tidur setiap pagi dibuka. Sumber air untuk kebutuhan keluarga TnM menggunakan air PDAM mandi, dan air kemasan untuk minum. Tn M biasanya mengumpulkan sampah dihalaman rumahnya dan dibakar. U K1 K2 K3 K4 K5
TERAS/RUANG KELUARGA
KAMAR MANDI
K6 K7
RUANG TAMU
DAPUR
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas a. Kebiasaan Keluarga Tn. M biasanya warga lingkungan Karang Sibetan beraktivitas pada pagi hari, selain itu warga selalu berusaha membantu tetangga bila ada masalah. b. Aturan/kesepakatan di lingkungan tempat tinggal Aturan yang berlaku di tempat tinggal keluarga TnM disesuaikan dengan aturan dan perintah Agama Hindu seperti menghormati yang lebih tua, dan saling menyayangi. c. Budaya Di lingkungan Karang Sibetan bila ada anggota masyarakat yang menikah, meninggal, dan lain-lain, masyarakat yang lain memberikan bantuan berupa sembako dan bantuan lain seperti tenaga dan pikiran. 3. Mobilitas Geografis Keluarga
24 Keluarga Tn M mengatakan sudah lama menempati rumahnya dan tidak pernah berpindah rumah serta merupakan penduduk asli Karang Sibetan. 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga Tn. M mengatakan anggota keluarganya tetap berinteraksi dan mengikuti kegiatan yang sudah jadi kesepakatan di dalam masyarakat seperti aktif mengikuti kegiatan keagamaan dan banjar. 5. Sistem pendukung keluarga Keluarga Tn.M mengatakan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, maka anggota keluarga yang lain membantu menangani di rumah sebelum dibawa ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan yang lain. IV. Struktur Keluarga 1. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga) Keluarga Tn M mengatakan ; Tn M tetap sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab terhadap keluarganya dan mengambil keputusan dalam memutuskan masalah keluarga dan harus melibatkan anggota keluarga yang lain, sementara Ny. B sebagai ibu rumah tangga yang selalu menjalankan tugasnya seperti mengurus rumah dan menjaga kehormatan diri sebagai istri bila bekerja diluar rumah, kemudian anaknya Tn. A, Tn.D, dan Tn.E sebagai anak yang baik yang selalu menuruti perintah orang tuanya dan berusaha membantu perokonomian keluarga dengan menjadi pegawai swasta. 2. Nilai dan Norma Keluarga Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan menurut agama yang dianut yakni agama Hindu. 3. Pola/cara Komunikasi Keluarga Keluarga Tn. M berkomunikasi dengan bahasa Bali dan Indonesia. Apabila keluarga TnM mempunyai masalah maka dengan cepat dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan keluarga yang lain sampai
25 memperoleh pemecahan masalah. 4. Struktur Kekuatan Keluarga Keluarga Tn M mengatakan kebersamaan sangat penting bagi keluarga. V. a. Fungsi Keluarga 1. Fungsi ekonomi Upaya pemenuhan sandang pangan Ny B mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari diberikan oleh suami dan anaknya yang mencari nafkah. b. dibangun. 2. Fungsi mendapatkan status sosial Ny.B mengatakan keluarganya biasa-biasa saja dalam mendapatkan status sosial, sesuai sudut pandang agama yang diyakini dan normanorma yang berlaku dimasyarakat. 3. Fungsi pendidikan Menurut Tn.M mengatakan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir anggota keluarga dalam tingkat kesehatan anggota keluarga dan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan. 4. Fungsi sosialisasi a. Kerukunan hidup dalam keluarga Keluarga TnM mengatakan bahwa keluarga cukup rukun dan memperhatikan pembinaan hubungan rumah tangga dan adanya saling keterbukaan. b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga Interaksi keluarga baik dan keluarga Tn.M selalu menjaga keharmonisan dalam hubungan keluarga mereka. c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan Tn M sebagai suami dan sebagai kepala keluarga. d. Kegiatan keluarga waktu senggang Pemanfaatan sumber di masyarakat Ny B dan keluarga mengatakan memiliki ruko yang sedang
26 Berkumpul bersama anggota keluarga sambil nonton TV dan berkumpul bersama tetangga disekitarnya. e. Partisipasi dalam kegiatan sosial Keluarga ikut serta dalam kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan. 5. Fungsi perawatan kesehatan a. Mengenal masalah kesehatan Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya Tn.M mengatakan bahwa penyakit Ny.B adalah diabetes melitus. Tn.M dan keluarga juga mengatakan tidak tahu apa penyakit yang diderita TnM karena sepulang berobat dari dokter dan menerima pengobatan melalui injeksi intramuscular TnM langsung merasa lumpuh dan ekstremitas bawah mati rasa. b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat Keluarga mengatakan dalam mengambil keputusan disesuaikan dengan keadaan masalah yang dihadapi. Jika tidak terlalu parah maka hanya ditangani di rumah saja. Keluarga juga mengatakan tidak segera membawa ke pusat pelayanan kesehatan jika tidak parah. c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga Tn. M mengatakan setiap anggota keluarga yang sakit selalu diberikan perawatan di rumah, kalau sudah dirasakan parah baru kemudian dibawa berobat ke dokter atau rumah sakit. d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat Keluarga Tn. M mengatakan selalu membersihkan rumah setiap hari dan tampak lingkungan dalam rumah cukup bersih. e. Kemampuan kesehatan di masyarakat Keluarga Tn. M mengatakan selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan terdekat apabila sudah tidak bisa keluarga menggunakan fasilitas
27 ditangani sendiri oleh anggota keluarga. 6. Fungsi religious Tn.M mengatakan bahwa semua anggota keluarga rajin dan taat dalam beribadah. 7. Fungsi rekreasi Tn.M mengatakan bahwa keluarganya jarang rekreasi karena waktu luang hanya dimanfaatkan dirumah berkumpul bersama anggota keluarga yang lain. 8. Fungsi reproduksi Ny B berusia 56 tahun dan suaminya sudah berusia 60 tahun meraka sudah tidak bisa memreproduksi anak lagi, karena faktor usia. 9. Fungsi afektif Keluarga cukup rukun dan saling mendukung serta saling menghargai antara anggota yang satu dengan yang lain. VI. Stres Dan Koping Keluarga 1. Stressor jangka pendek Keluarga Tn. M mengatakan selain masalah kesehatan keluarganya, yang menjadi pikiran adalah masalah kebutuhan biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari. 2. Stressor jangka panjang Persiapan atau pemenuhan kebutuhan hari hari tua, keluarga memikirkan penyakit yang dialami Ny. B. 3. Respon keluarga terhadap stressor Tn. M selalu berusaha memenuhi kebutuhan sehari hari. Dan menganggap biasa saja jika ada masalah karena setiap ada stressor keluarga berusaha mengalihkan pikirannya dan mencari pemecahan stressor yang dihadapi. 4. Srategi koping Keluarga selalu berdiskusi dalam menyelesaikan masalah dalam keluarga. 5. Strategi adaptasi disfungsional
28 Ny. B menerima keadaan tantang penyakit yang dialami sekarang dan selalu meminta bantuan pada anak atau keluarga yang lain jika sudah tidak mampu mengatasinya. VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga 1. TnM mengatakan tidak ada keluhan penyakit, hanya terkadang merasakan nyeri lutut apabila sudah melakukan aktivitas yang berat. Saat ini TnM dalam keadaan sehat. Saat pengkajian tekanan darah TnM 110/70 mmHg 2. NyB mengatakan mengidap penyakit diabetes melitus. Saat pengkajian tekanan darah Ny B 160/90 mmHg 3. Tn A mengatakan tidak ada keluhan penyakit, saat pengkajian tekanan darahnya 120/90 mmHg. 4. Tn.D mengatakan tidak ada keluhan penyakit, saat pengkajian tekanan darahnya 110/70 mmHg. 5. Tn.E mengatakan tidak ada keluhan penyakit, saat pengkajian tekanan darahnya 130/80 mmHg. 6. NyA mengatakan sering kesemutan setelah melakukan aktifitas, saat pengkajian tekanan darahnya 150/70 mmHg. VIII. sehat. 3.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga I. Analisa Data No 1. D a t a Data Subyektif : a. Keluarga mengatakan memikirkan penyakit Ny.B b. Keluarga Masalah 1. Ketidakmampuan keluarga merawat Penyebab Ketidakefektifan dalam penatalaksanaan anggota program terapeutik Harapan Keluarga Tn.M Mengatakan bahwa harapannya adalah seluruh anggota keluarga
29 mengatakan Ny.B mengidap mellitus. c. Ny.B mengatakan sering kesemutan. Data Obyektif : a. Hasil pemeriksaan glukotest +3. b. Tampak jari kaki kanan (jempol) Ny.B diamputasi c. darah 2. mmHg Data Subyektif. a Ny.B mengatakan tidak pernah minum obat dioperasi. b Keluarga mengatakan penanganan penyakit yang tepat. Data Obyektif a. Pola tidak makan ibu baik, diabetes tidak mengetahui prinsip setelah Tekanan : 160/90 2. Ketidakmampuan keluarga masalah. Defisit tentang penyakit mengenal pengetahuan diabetes mellitus. diabetes
30 mengkonsumsi makanan tidak sesuai anjuran diet diabetes melitus. b. Ny.B 3. sesuai anjuran. Data Subyektif a Keluarga mengatakan Ny.B karena kontrol Tn. M saat kumat saja mempunyai keterbatasan biaya. b Ny.B mengatakan sudah tidak pernah periksa dioperasi. Data Obyektif a. Hasil pemeriksaan glukotest +3. b. Tekanan darah : 160/90 mmHg a. II. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik Ny.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. 2. Defisit pengetahuan keluarga Tn.M tentang penyakit diabetes setelah tidak 3. Ketidakmampuan fasilitas kesehatan. pelayanan Resiko keluarga menggunakan ketidakpatuhan pernah berolahraga
31 mellitus 3. Resiko kesehatan. III. Prioritas Masalah. Untuk menentukan prioritas masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn.M maka terlebih dahulu dibuat skor untuk menentukan prioritas masalah kesehatan sebagai berikut : 1. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik Ny.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. No 1. Kriteria Sifat masalah Perhitungan 2/3 x 1 Skor 2/3 Pembenaran Pada penderita DM bila tidak secara berdampak ketidakefektifan mendapat teratur kan akan pada program perawatan dan pengobatan berhubungan ketidakpatuhan dengan ketidakmampuan berhubungan keluarga dengan
terapi diabetes melitus. 2. Kemungkinan masalah diubah. Keluarga mempunyai dana 3. Potensi masalah untuk dicegah. 2/3 x 1 2/3 dan penyuluhan penyakit DM. Keluarga 4. Menonjolnya 1/2 x 1 1/2 adanya menyadari masalah tetapi kemampuan tentang intelektual bila diberikan dapat 1/2 x 2 1 Sumber dan tindakan dapat dijangkau oleh keluarga.
32 masalah. kurang menyadari dampak bila anggota keluarga yang sakit tidak dikontrol secara teratur.
Total skor 2.
3 2/3
Defisit pengetahuan keluarga Tn.M tentang penyakit diabetes mellitus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
No 1.
Perhitungan 3/3 x 1
Skor 1
Pembenaran Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit diabetes anggota mengidap mellitus. yang keluarga dapat kondisi yang diabetes membahayakan
2.
2/2 x 2
Dengan penyuluhan dari tim kesehatan diharapkan sebagian perilaku keluarga akan dapat diubah
3.
2/3 x 1
2/3
Masalah yang dirasakan dapat dicegah sebagian karena untuk mengubah perilaku dan pola hidup diperlukan antara keluarga. komitmen Ny.B dengan
terjadi dalam waktu yang lama akan mempengaruhi motifasi keluarga dalam berperilaku adanya adekuat). Total skor 3. Resiko kesehatan. No 1. Kriteria Sifat masalah Perhitungan 2/3 x 1 Skor 2/3 Pembenaran Pengobatan yang terhenti karena Ny.B menyebabkan ibu tidak pernah keadaan dapat tidak memeriksakan ketidakpatuhan keluarga 4 2/3 Ny.B menggunakan berhubungan fasilitas dengan pelayanan informasi (tidak yang termotifasi karena tidak
ketidakmampuan
patuh akan proses terapi diabetes mellitus. 2. Kemungkinan masalah diubah. dapat 1/2 x 2 1 Dengan penyuluhan dari tim kesehatan diharapkan sebagian perilaku keluarga akan dapat diubah 3. Potensi masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah yang dirasakan dapat dicegah sebagian
untuk dicegah.
34 karena untuk mengubah perilaku komitmen antara Ny.B. 4. Menonjolnya masalah. 2/2 x 1 1 Masalah segera, berobat darah. Total skor IV. Prioritas Diagnosis Keperawatan Diagnosa Keperawatan Defisit pengetahuan keluarga Tn.M tentang penyakit diabetes mellitus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah. Ketidakefektifan penatalaksanaan program 2. keluarga terapeutik dalam merawat Ny.B 3 2/3 anggota Ny.B fasilitas 3 1/3 berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga yang sakit. Resiko ketidakpatuhan 3. keluarga menggunakan Skor 3 1/3 cukup karena besar apabila kepatuhan dapat
Prioritas
1.
4 2/3