You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN

Dalam pekerjaan konstruksi baik itu membangun suatu gedung, jalan,

jembatanataupun pekerjaan konstruksi lainnya sangat membutuhkan alat-alat yang dapatmendukung pekerjaan tersebut. Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan

konstruksitidak hanya alat-alat ringan yang sudah biasa digunakan dalam membangun konstruksisederhana tetapi untuk konstruksi yang dirancang tidak sederhana sangat memerlukanalat-alat berat. Alat berat yang kita kenal didalam ilmu teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah di tentukan, atau kerugian perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan attachmentnya, haruslah dipahami fungsi dan aplikasinya. Terdapat beraneka macam alat yang sering di gunakan dalam pekerjaan konstruksi, tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini hanya alat-alat yang umum digunakan untuk pekerjaan konstruksi saja. Adapun alat-alat yang akan di bahas tersebut antaranya : bulldozer, alat pengangkut seperti loader, alat gali atau excavator, motor grader, kapal keruk, pemecah batu, dan alat pengangkut jarak jauh seperti dump truck. Alat-alat berat mempunyai faktor efektifitas dan efisiensi yang lebih

besardibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara manual. Alat-alat berat ini tidakdapat begitu saja didistribusikan ke lapangan karena membutuhkan alat berat lainnyayang berfungsi sebagai alat pengangkut. Tidak hanya alat-alat berat saja yang perludiangkut ke lapangan tetapi bahan-bahan bangunan ataupun material

memerlukannya.Pemilihan alat angkut sangat berpengaruh terhadap barang yang akan diangkutnya,kondisi medan yang akan dilalui ke lapangan, dan juga tergantung pada fungsi dari alatangkut tersebut. Dalam pekerjaan konstruksi, alat angkut khusus yang sering digunakanyaitu Dump Truck, Trailer, Dumper dan alat-alat lain. Alat angkut khusus tersebutmempunyai fungsi, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda-beda. Adapun yang dijelaskan dalam makalah ini adalah mengenai kapal keruk dan pemecah batu.

BAB II KAJIAN TEORI


Mesin pemecah batu (stone crusher machine) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memecahkan batu atau materi lainnya menjadi bentuk yang lebih kecil. Mesin ini biasa digunakan di dalam perindustrian dan pertambangan. Di dalam perindustrian, mesin stone crusher berfungsi sebagai pemecah plastik, silikon, dan lain-lain. Sedangkan di dunia pertambangan, mesin ini biasanya digunakan untuk memecah batu, bijih besi, alumunium, dan sebagainya menjadi ukuran yang diinginkan. Bagi para pekerja di bidang industri dan tambang, tentu sudah tidak asing lagi dengan keberadaan mesin ini. Mesin stone crusher banyak dipakai di alat berat. Misalnya adalah jaw machine, pasir mesin cuci, cone mesin penghancur batu, bola penggiling, roll penghancur batu, roll penggiling, gyratory penghancur batu, serta masih banyak lagi. Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa fungsi mesin stone crusher adalah sebagai pemecah batu buatan. Mesin ini mampu menggantikan tenaga manusia secara maksimal bahkan lebih cepat, lebih murah, dan lebih baik. Mesin ini juga mampu memecahkan material yang hampir tidak mungkin dilakukan oleh manusia, seperti bijih besi, bijih baja, bijih alumunium, dan lain-lain. Selain itu, daya tampung mesin ini cukup besar sehingga bisa memproses material dalam jumlah banyak. Kapal Keruk atau dalam bahasa Inggris sering disebut dredger merupakan kapal yang memiliki peralatan khusus untuk melakukan pengerukan. Kapal ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan, baik dari suatu pelabuhan, alur pelayaran, ataupun industri lepas pantai, agar dapat bekerja sebagaimana halnya alat-alat levelling yang ada di darat seperti excavator dan Buldoser. Pengerukan (bahasa Inggris: Dredging) berasal dari kata dasar keruk (dredge), menurut kamus berarti proses, cara, perbuatan mengeruk. Sedangkan definisi pengerukan menurut Asosiasi Internasional Perusahaan Pengerukan adalah mengambil tanah atau material dari lokasi di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain

BAB III PEMBAHASAN

2.1 Mesin Pemecah Batu (stone crusher) Agregat yang digunakan dalam campuran aspal dapat diambil dari alam (quarry) yang berupa pasir, kerikil atau batuan. Kadang batuan dari alam (quarry) berukuran besar sehingga perlu dilakukan pemecahan terhadap batuan tersebut agar dapat dimanfaatkan dalam campuran. Guna mendapatkan kerikil atau batuan pecah yang sesuai dengan ukuran yang diharapkan (memenuhi amplop grading) maka diperlukan suatu alat untuk memecah material tersebut. Alat pemecah batuan yang digunakan adalah stone crusher. Stone Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan spesifikasi (persyaratan gradasi) yang dibutuhkan. Pada pekerjaan crushing ini biasanya diperlukan beberapa kali pengerjaan pemecahan, tahap tahap pekerjaan ini beserta jenis crusher yang digunakan antara lain : 1. Pemecahan tahap pertama oleh jenis primary crusher. 2. Pemecahan tahap kedua oleh secondary crusher. 3. Pemecahan pemecahan selanjutnya jika ternyata diperlukan, oleh tertiary crusher. Tahap tahap pekerjaan pemecahan pada crusher dapat dilihat pada diagram alir sebagai berikut :

2.1.1 Tipe Stone Crusher Beberapa macam peralatan pemecah batu (stone crusher) meliputi : 1. Primary Crusher, biasanya menggunakan tipe crusher : a. Jaw crusher (pemecah tipe rahang) Jaw crusher digunakan untuk mengurangi besar butiran pada tingkat pertama, untuk kemudian dipecah lebih lanjut oleh crusher lain. Jenis ini paling efektif digunakan untuk batuan sedimen sampai batuan yang paling keras seperti granit atau basalt. Jaw crusher merupakan mesin penekan (compression) dengan rasio pemecahan 6 : 1. Keuntungan yang diperoleh dari jaw crusher antara lain karena kesederhanaan konstruksinya, ekonomis dan memerlukan tenaga yang relatif kecil. Ukuran material yang dapat dipecah oleh crusher ini tergantung pada feed opening (bukaan) dan kekerasan batu yang akan dipecah. Umumnya untuk material hasil peledakan, material yang berukuran sampai dengan 90% dari feed opening (bukaan) dapat diterima. Untuk batuan yang tidak terlalu keras disarankan berukuran 80% dari feed opening (bukaan). b. Gyratory Crusher (pemecah giratori) Crusher ini beroperasi dengan kisaran. Bagian crusher pemecah berbentuk Conis, karena itu kadang disebut cone crusher. Gyratory crusher hampir sama dengan jaw crusher, perbedaannya terletak pada cara pemberian tekanan dimana untuk gyratory crusher tekanan diberikan dari arah samping. Hasil pemecahan crusher ini rata rata berbentuk kubus dan agak uniform hal ini karena bentuk lengkung dari cone dan bowl yang mempunyai permukaan cekung (concave). c. Impact Crusher (pemecah tipe pukulan) Impact crusher disarankan terutama untuk batu kapur atau untuk penggunaan dengan abrasi lebih rendah. Impact crusher ada 2 jenis yaitu impact breaker dan hammer mill. Kedua jenis ini pada prinsipnya sama, perbedaannya terletak pada jumlah rotor dan ukurannya. Impact breaker mempunyai satu atau dua buah rotor dan ukurannya lebih besar daripada hammer mill. Impact breaker menghasilkan produk yang bentuknya seperti kubus meskipun semula merupakan batu lempengan serta meningkatkan kualitas agregat dan mempertinggi kapasitas plant.

2. Secondary Crusher, biasanya menggunakan tipe crusher : a. Cone Crusher Selain sebagai crusher sekunder, cone crusher juga dapat digunakan untuk pasir dan kerikil serta material yang memiliki butir asal (sebelum dipecah) 20 25 cm dimana tidak memerlukan lagi crusher primer. b. Roll Crusher Roll Crusher diperlukan untuk menghasilkan produk dengan ukuran tertentu. Crusher jenis tekanan ini menghasilkan variasi pemecahan yang lebih besar dibanding jenis crusher lainnya. Kapasitas roll crusher tergantung dari jenis batuan, ukuran crusher primer, ukuran batuan yang diinginkan, lebar roda dan kecepatan roda berputar. Ditinjau dari jumlah rollnya ada beberapa macam tipe roll crusher yaitu : Single Roll (silinder tunggal), biasanya digunakan untuk memecahkan batuan yang lembab dan tidak menguntungkan jika digunakan untuk memecahkan batuan yang abrasif. Crusher tipe ini memiliki rasio pemecahan maksimum 7:1. Double Roll (silinder ganda), memiliki rasio pemecahan 2 2,5 : 1. Triple Roll (silinder tiga), memiliki rasio pemecahan 4 5 : 1. c. Hammer Mill (pemecah tipe pukulan) Hammer Mill digunakan untuk batu kapur berkualitas tinggi, dengan kadar abrasif kurang dari 5%, menghasilkan jumlah besar material halus. Hammer Mill dapat menerima feed material berukuran sampai dengan 20cm dan memiliki rasio pemecahan 20 : 1. 3. Tertiary Crusher, biasanya menggunakan tipe crusher : a. Roll Crusher (pemecah tipe silinder) Selain sebagai crusher sekunder, roll crusher dapat juga digunakan sebagai crusher tersier. b. Rod Mill (pemecah tipe batang), dimaksudkan untuk mendapatkan material yang lebih halus. c. Ball Mill (pemecah tipe bola), dimaksudkan untuk mendapatkan material yang lebih halus. Namun dalam prakteknya di lapangan, pekerjaan crushing dilakukan hanya sampai pada tahap kedua. Tipe crusher yang dipakai umumnya menggunakan tipe jaw to jaw dimana jaw pertama sebagai primary crusher (crusher primer) untuk pemecahan tahap

pertama, sedangkan jaw kedua sebagai secondary crusher (crusher sekunder) untuk pemecahan tahap kedua. Hal ini disebabkan antara lain karena : 1. kesederhanaan konstruksinya. 2. ekonomis dan memerlukan tenaga yang relatif kecil. 3. kapasitas produksi yang besar tergantung lebar bukaan pada jaw dan ukuran butir yang dikehendaki.

2.1.2 Bagian - Bagian Stone Crusher Bagian - bagian ini dimaksudkan untuk mengatur dan menyalurkan material yang masuk atau juga material hasil crusher yang dipisah pisahkan menurut gradasinya. Beberapa bagian dari crusher antara lain : 1. Feeder dan Hopper Fedeer dan hopper adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang berfungsi mengatur aliran dan pemisah bahan bahan serta penerima bahan baku (raw material). Fungsi utama feeder adalah mengatur aliran bahan batuan yang masuk kedalam pemecah batu. Beberapa tipe dari feeder antara lain : a. Appron feeder, umumnya dipakai untuk batuan yang akan dimasukkan ke dalam primary crusher. Feeder ini direncanakan sebagai heavy duty construction untuk menahan beban kejut dari batuan yang ditumpahkan. b. Reciprocating plate feeder (plat pengumpan bolak balik), biasanya dipakai untuk material yang diambil dari gravel pit, material ini umumnya berukuran kecil yang kadang kadang tidak perlu pemecahan sehingga harus dikelurkan dari material yang besar. c. Grizzly feeder (saringan pemisah pertama), hampir sama dengan appron feeder, hanya diberikan penambahan untuk sekedar memilih ukuran batu yang akan dipecahkan. Pada feeder jenis ini, butiran butiran yang ukurannya lebih kecil dari ukuran rongga pada rantai feeder akan berjatuhan keluar. d. Chain feeder, pada chain feeder batu masuk karena berat sendiri melalui suatu penyalur. 2. Scalping Unit (saringan kisi kisi) Scalping unit sering dipakai sebagai lanjutan feeder, scalping unit ini berupa kisi kisi (grid) yang diam (stationery) atau bergetar (vibratiory motion).

3. Grizzly Bar (batang batang pemisah) Grizzly bar juga dipakai pada scalping unit, konstruksinya berupa batang batang (bars) besi paralel yang satu sama lainnya diberi jarak antara, dipasang miring ke arah pit sehingga batu yang ukurannya lebih besar dari jarak antara batang batang tadi hanya akan melewatinya, tidak masuk ke dalam crusher. Jarak antara batang batang besi tadi dapat diatur sesuai dengan ukuran batu (feed) yang diinginkan oleh primary crusher. 4. Conveyor atau Bucket Elevator Adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang berfungsi untuk memindahkan material secara langsung dalam suatu proses dari satu unit ke unit lain. Fungsi conveyor pada peralatan pemecah batu biasanya terdiri dari unit joint conveyor (fungsi penyambung atau perantara), discharge conveyor (mendistribusikan ke stock pile), feed conveyor (fungsi pemasok), return conveyor (fungsi balik untuk dipecah lagi). 5. Bin dan Hopper Bawah Adalah komponen pada peralatan pemecah batu yang berfungsi untuk menampung sementara, atau sebagai container yang besar untuk penyimpanan material permanen dari material dari stock pile.

2.1.3 Agregat Agregat adalah batu pecah, kerikil, pasir atau komposisi material lainnya baik yang merupakan hasil alam maupun hasil pengolahan (penyaringan/pemecahan) yang merupakan bahan utama konstruksi lapis perkerasan jalan dalam mendukung kekuatan. Agregat berpengaruh terhadap kemampuan perkerasan jalan dalam memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Agregat juga berfungsi menahan abrasi dan meneruskan beban roda ke lapisan pondasi. Sifat agregat yang menentukan kualitas sebagai material perkerasan jalan adalah : a. ukuran dan susunan butiran (gradasi), b. kebersihan agregat tehadap material lain yang tidak menguntungkan c. kekerasan agregat d. keawetan dan ketahanan agregat e. bentuk butir, tekstur permukaan dan porositas f. kelekatan terhadap aspal. (Silvia Sukirman, 2003)

2.1.4 Gradasi agregat Gradasi adalah susunan butir agregat sesuai ukurannya. Ukuran butir agregat dapat diperoleh melalui pemeriksaan analisis saringan. Gradasi agregat diperoleh dari hasil analisis pemeriksaan dengan menggunakan satu set saringan yang umumnya terdiri dari saringan berukuran 4, 3 , 3, 2 , 2, 1 , 1, , , 3/8, No.4, No.8, No.16, No.30, No.50, No.100 dan No.200. Gradasi agregat dinyatakan dalam prosentase lolos atau prosentase tertahan, yang dihitung berdasarkan berat agregat. Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga antar butiran yang akan menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses pelaksanaan. Jika agregat campuran terdiri dari agregat berukuran sama akan berongga atau berpori banyak karena tidak terdapat agregat berukuran kecil yang dapat mengisi rongga. Sebaliknya jika campuran agregat terdistribusi dari agregat berukuran besar sampai kecil secara merata, maka rongga atau pori yang terjadi sedikit. Hal ini disebabkan karena rongga yang terbentuk oleh susunan agregat berukuran besar, akan diisi oleh agregat berukuran lebih kecil. Distribusi butiran butiran agregat dengan ukuran tertentu yang dimiliki oleh suatu campuran menentukan jenis gradasi agregat. Gradasi agregat dapat dikelompokkan menjadi : 1. Agregat bergradasi baik Agregat bergradasi baik disebut pula agregat bergradasi rapat. Campuran agregat bergradasi baik mempunyai pori sedikit, mudah dipadatkan dan mempunyai stabilitas yang tinggi. Tingkat stablitas ditentukan dari ukuran butiran agregat terbesar yang ada. Berdasarkan ukuran butiran agregat yang dominan menyusun campuran agregat, maka agregat bergradasi baik dapat dibedakan atas : a. Agregat bergradasi kasar adalah agregat bergradasi baik yang mempunyai susunan ukuran menerus dari kasar sampai dengan halus, tetapi dominan berukuran agregat kasar. b. Agregat bergradasi halus adalah agregat bergradasi baik yang mempunyai susunan ukuran menerus dari kasar sampai dengan halus, tetapi dominan berukuran agregat halus. Agregat bergradasi baik atau buruk dapat diperiksa dengan menggunakan Rumus Fuller, P = 100 ( d / D )0,45 Dengan : P = persen lolos saringan dengan bukaan saringan d mm d = ukuran agregat yang diperiksa, mm D = ukuran maksimum agregat yang terdapat dalam campuran, mm

2. Agregat bergradasi buruk Agregat bergradasi buruk tidak memenuhi persyaratan gradasi baik. Macam macam gradasi agregat yang dapat dikelompokkan kedalam agregat bergradasi buruk adalah : a. Agregat bergradasi seragam, terdiri dari butiran butiran agregat yang berukuran sama. Campuran agregat ini mempunyai pori antar butiran yang cukup besar, sehingga sering dinamakan juga agregat bergradasi terbuka. b. Agregat bergradasi terbuka, adalah agregat yang distribusi ukuran butirnya sedemikian rupa sehingga pori porinya tidak terisi dengan baik. c. Agregat bergradasi senjang adalah agregat yang distribusi ukuran butirnya tidak menerus, atau ada bagian ukuran yang tidak ada, jika ada hanya sedikit sekali. (Silvia Sukirman, 2003) Masing masing fraksi agregat terlebih dahulu harus diperiksa gradasinya yang selanjutnya digabungkan menurut perbandingan sehingga menghasilkan agregat campuran. Agregat campuran adalah agregat hasil pencampuran secara proporsional fraksi agregat A, fraksi agregat B, dan fraksi agregat C. Proporsi dari masing masing fraksi agregat dirancang secara proporsional sehingga diperoleh gradasi agregat yang diinginkan. Perencanaan campuran diperlukan untuk mendapatkan gradasi campuran sesuai spesifikasi campuran. Batasan gradasi agregat disebut juga spesifikasi gradasi agregat campuran, yaitu nilai rentang gradasi agregat campuran yang diperbolehkan terjadi di lapangan. Gradasi tengah adalah gradasi agregat yang merupakan nilai tengah dari rentang gradasi agregat yang diberikan dalam spesifikasi. Gradasi tengah ini yang seringkali disebut sebagai gradasi ideal dari spesifikasi campuran. Untuk mendapatkan gradasi agregat campuran dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain dengan metode trial and error, metode analitis dan metode grafis. Namun pada praktek di lapangan umumnya digunakan metode trial and error.

2.1.5 Daya Tahan Agregat Daya tahan agregat merupakan ketahanan agregat terhadap adanya penurunan mutu akibat proses mekanis dan kimiawi. Agregat dapat mengalami degradasi, yaitu perubahan degradasi akibat pecahnya butiran butiran agregat. Kehancuran agregat dapat disebabkan oleh proses mekanis, seperti gaya gaya yang terjadi selama proses pelaksanaan perkerasan jalan (penimbunan, penghamparan, pemadatan), pelayanan terhadap beban lalu lintas dan proses kimiawi, seperti pengaruh kelembaban, kepanasan dan perubahan suhu sepanjang hari.

Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat degradasi yang terjadi sangat ditentukan oleh jenis agregat, gradasi campuran, ukuran partikel, bentuk agregat dan besarnya energi yang dialami oleh agregat tersebut. Daya tahan agregat terhadap beban mekanis diperiksa dengan melakukan pengujian abrasi menggunakan alat abrasi Los Angeles sesuai dengan AASHTO T96 87 atau SNI0324171991. Gaya mekanis pada pemeriksaan dengan alat abrasi Los Angeles diperoleh dari bola bola baja yang dimasukkan bersama dengan agregat yang hendak diuji. 2.1.6 Bentuk Butiran dan Tekstur Permukaan Bentuk butiran dan tekstur permukaan mempengaruhi stabilitas dari lapisan perkerasan yang dibentuk agregat tersebut. Adapun partikel agregat dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk: a. Bulat (Rounded) Agregat yang dijumpai di sungai pada umumnya telah mengalami pengikisan oleh air sehingga umumnya berbentuk bulat. Parikel agregat bulat saling bersentuhan dengan luas bidang kontak kecil sehingga menghasilkan interlocking yang lebih kecil dan lebih mudah tergelincir. b. Lojong (Elongated) Partikel agregat bentuk lonjong dapat ditemui di sungai sungai atau bekas endapan sungai. Agregat dikatakan lonjong jika ukuran terpanjangnya > 1,8 kali diameter rata rata. Indeks kelonjongan (elongated index) adalah perbandingan dalan persen dari berat agregat lonjong terhadap berat total. Sifat interlockingnya hampir sama dengan yang berbentuk bulat. c. Kubus (Cubical) Partikel berbentuk kubus merupakan bentuk agregat hasil dari mesin pecah batu (crusher) yang mempunyai bidang kontak yang lebih luas, berbentuk bidang rata sehingga memberikan interlocking / saling mengunci yang lebih besar. Dengan demikian kestabilan yang diperoleh lebih besar dan lebih tahan terhadap deformasi yang timbul. Agregat berbentuk kubus ini paling baik digunakan sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan. d. Pipih (Flaky) Partikel agregat berbentuk pipih dapat merupakan hasil dari mesin pemecah batu (crusher) ataupun memang merupakan sifat dari agregat tersebut yang jika dipecahkan cenderung berbentuk pipih. Agregat pipih yaitu agregat yang lebih tipis dari 0.6 kali

diameter rata rata. Indeks kepipihan (flakiness index) adalah berat total agregat yang lolos slot dibagi dengan berat total agregat yang tertahan pada ukuran nominal tertentu. Agregat berbentuk pipih mudah pecah pada waktu pencampuran, pemadatan, ataupun akibat beban lalu lintas, oleh karena itu banyaknya agregat pipih ini dibatasi dengan menggunakan nilai indeks kepipihan yang disyaratkan. e. Tak Beraturan (Irregular) Partikel agregat yang tidak beraturan, tidak mengikuti salah satu yang disebutkan diatas. (Silvia Sukirman, 2003) Pada umumnya sifat sifat dari campuran aspal sebagian besar ditentukan dari jumlah relatif dari komponen komponen agregat sebagai berikut : a. Fraksi agregat kasar, yaitu agregat yang tertahan saringan No.8 (2,36 mm). Agregat kasar berperan dalam membentuk kinerja dari campuran aspal karena stabilitas dari campuran aspal didapat dari interlocking antar agregatnya serta bentuk dan tekstur permukaan agregat kasar. b. Fraksi agregat halus, yaitu agregat yang lolos saringan No.8 dan tertahan saringan No.200 (0,075 mm). Fungsi utama agrgat halus dalam campuran aspal adalah untuk menahan stabilitas dan mengurangi terjadinya deformasi permanen dengan cara saling mengunci dan saling gesek diantara partikel agregat halus. c. Fraksi bahan pengisi (filler), yaitu agregat yang lolos saringan No.200 (0,075 mm). Filler digunakan untuk mengisi rongga diantara butiran halus dan untuk menambah kekuatan serta kekakuan campuran aspal.

2.2. Kapal Keruk Kapal Keruk atau dalam bahasa Inggris sering disebut dredger merupakan kapal yang memiliki peralatan khusus untuk melakukan pengerukan. Kapal ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan, baik dari suatu pelabuhan, alur pelayaran, ataupun industri lepas pantai, agar dapat bekerja sebagaimana halnya alat-alat levelling yang ada di darat seperti excavator dan Buldoser. 2.2.1 Jenis Kapal Keruk a. Trailing suction hopper dredger Sebuah trailing suction hopper dredger atau TSHD menyeret pipa pengisap ketika bekerja, dan mengisi material yang diisap tersebut ke satu atau beberapa penampung (hopper) di dalam kapal. Ketika penampung sudah penuh, TSHD akan

berlayar ke lokasi pembuangan dan membuang material tersebut melalui pintu yang ada di bawah kapal atau dapat pula memompa material tersebut ke luar kapal. TSHD terbesar di dunia adalah milik perusahaan Belgia yaitu Jan De Nul TSHD. Vasco Da Gama (33.000 m3 penampung, 37,060 kW total tenaga yang ada) dan perusahaan Belanda Boskalis TSHD. W.D. Fairway (35.000 m3 penampung). PT Pengerukan Indonesia memiliki pula kapal keruk jenis ini seperti TSHD. Halmahera dan TSHD. Irian Jaya. Digunakan untuk melakukan maintenance dredging di pelabuhan-pelabuhan seluruh Indonesia.

b. Cutter Suction Dredger Di sebuah cutter-suction dredger atau CSD, tabung pengisap memiliki kepala pemotong di pintu masuk pengisap. Pemotong dapat pula digunakan untuk material keras seperti kerikil atau batu. Material yang dikeruk biasanya diisap oleh pompa pengisap sentrifugal dan dikeluarkan melalui pipa atau ke tongkang. CSD dengan pemotong yang lebih kuat telah dibangun beberapa tahun terakhir, digunakan untuk memotong batu tapi peledakan. CSD memiliki dua buah spud can di bagian belakang serta dua jangkar di bagian depan kiri dan kanan. Spud can berguna sebagai poros bergerak CSD, dua jangkar untuk menarik ke kiri dan kanan. Dua CSD terbesar di dunia adalah CSD milik Dredging International

c. Bucket Dredger Bucket dredger adalah jenis tertua dari suatu kapal keruk. Biasanya dilengkapi dengan beberapa alat seperti timba/bucket yang bergerak secara simultan untuk mengangkat sedimen dari dasar air. Varian dari Bucket dredger ini adalah Bucket Wheel Dredger. Beberapa Bucket dredger dan Grab dredger cukup kuat untuk

mengeruk dan mengangkat karang agar dapat membuat alur pelayaran. Bucket dredger masih dipergunakan untuk penambangan bijih timah di Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau yang dioperasikan oleh PT Timah Tbk.

d. Backhoe / dipper dredge Backhoe/dipper dredger memiliki sebuah backhoe seperti excavator. Backhoe dredger dapat pula menggunakan excavator untuk darat, diletakkan di atas tongkang. Biasanya backhoe dredger ini memiliki tiga buah spudcan, yaitu tiang yang berguna sebagai pengganti jangkar agar kapal tidak bergerak, dan pada backhoe dredger yang high-tech, hanya memerlukan satu orang untuk mengoperasikannya. Dua backhoe dredger terbesar di dunia adalah milik dari Bean L.L.C. yaitu TAURACAVOR dan milik dari Great Lakes Dredge & Dock Co. yaitu NEW YORK. Keduanya dilengkapi dengan Excavator Liebherr 996.

e. Water Injection Dredger Water injection dredger menembakkan air di dalam sebuah jet kecil bertekanan rendah (tekanan rendah karena material seharusnya tidak bertebaran ke mana pun, karena harus secara hati-hati agar material dapat dipindah) ke sedimen di dasar air agar air dapat mengikat sedimen sehingga melayang di air, selanjutnya didorong oleh arus dan gaya berat keluar dari lokasi pengerukan. Biasanya digunakan untuk maintenance dredging di pelabuhan. Beberapa pihak menyatakan bahwa WID adalah bukan pengerukan sementara pihak lain menyatakan sebaliknya. Hal ini terjadi karena pengukuran yang seksama harus dibuat untuk mengukur kedalaman air, sedangkan beberapa alat ukur untuk itu (seperti singlebeam echosounder) kesulitan untuk mendapat hasil yang akurat dan harus menggunakan alat ukur yang lebih mahal (multibeam echosounder) untuk mendapat hasil ukuran yang lebih baik.

2.2.2. Pengerukan Pengerukan (bahasa Inggris: Dredging) berasal dari kata dasar keruk (dredge), menurut kamus berarti proses, cara, perbuatan mengeruk. Sedangkan definisi pengerukan menurut Asosiasi Internasional Perusahaan Pengerukan adalah mengambil tanah atau material dari lokasi di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain. Untuk melakukan pengerukan biasanya digunakan kapal keruk yang memiliki alat-alat khusus sesuai dengan kondisi di areal yang akan dikeruk, seperti: a. Kondisi dasar air (berbatu, pasir, dll) b. Areal yang akan dikeruk (sungai, danau, muara, laut dangkal, dll.) c. Peraturan atau hal-hal yang diminta oleh pemerintah lokal ataupun oleh pihak yang meminta dilakukan pengerukan 2.2.3 Tahapan Pengerukan Pengerukan utamanya terdiri dari 3 tahap 1. Memisahkan dan mengambil material dari dasar air dengan menggunakan
o o o o o o

Pengikisan (erosion) Memancarkan air tekanan tinggi (jetting) Memotong (cutting) Menghisap (suction) Memecah (breaking) Mengambil dengan menggunakan bucket (grabbing)

2. Mengangkut material dengan menggunakan


o o

Tongkang (barges) Tongkang atau kapal yang didesain secara khusus memiliki wadah penampung (hoppers)

o o o

pipa terapung / floating pipeline conveyor-belt Truk

3. Pembuangan material tersebut dengan menggunakan:


o

Pembuangan pipa (pipeline discharge)

o o

Alat angkat seperti crane Membuka pintu di bawah pada beberapa kapal atau tongkang yang didesain secara khusus (hopper barges)

2.2.4 Jenis jenis Pengerukan a. Capital dredging Pengerukan ini dilakukan untuk membuat:

Pelabuhan baru, termasuk alur pelayarannya. Melebarkan dan atau mendalami pelabuhan / terusan / sungai yang sudah ada.

Proyek reklamasi. Hal-hal lainnya yang terkait dengan pertambangan.

Pengerukan ini dilakukan untuk hal-hal berikut 1. 2. 3. Navigasi Infrastruktur Rekayasa pantai / Coastal Engineering salah satunya adalah beach nourishment yaitu menambang pasir di lepas-pantai dan ditempatkan di pantai untuk mengganti pasir yang tererosi oleh badai atau ombak. Hal ini dilakukan untuk melindungi fungsi dari pantai dan rekreasi. 4. Industri pertambangan
o o o

Pengerukan mineral Memindahkan permukaan tanah yang digali / overburden Reklamasi bekas tambang

5.

Industri pertambangan lepas-pantai.


o o o o

Pembuatan parit untuk pipa bawah laut Menyiapkan lokasi pengeboran lepas-pantai Menstabilkan platform lepas-pantai Melindungi pipa bawah laut

b. Maintenance dredging Maintenance Dredging oleh Trailing Suction Hopper Dredger. Dilakukan untuk memelihara dan melindungi fungsi-fungsi dari suatu subyek berkenaan dengan:

1. 2. 3.

aspek-aspek pelayaran / nautical aspects perlindungan tanah / pantai nilai-nilai lingkungan

Dalam hal ini aspek-aspek pelayaran menyangkut alur pelayaran, terkait dengan fungsi ekonomi misalnya (bila pelabuhan dangkal maka kapal tidak dapat merapat), serta faktor-faktor alam lainnya seperti sedimentasi dll. Jenis kapal yang sering digunakan adalah trailing suction hopper dredge. c. Environmental dredging Pengerukan dengan alasan untuk memperbaiki lingkungan dari suatu lokasi perairan. Termasuk dalam hal ini adalah memindahkan tanah atau sedimen yang terkena polusi.

BAB IV KESIMPULAN
Mesin pemecah batu (stone crusher machine) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memecahkan batu atau materi lainnya menjadi bentuk yang lebih kecil. Mesin ini biasa digunakan di dalam perindustrian dan pertambangan. Stone Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan spesifikasi (persyaratan gradasi) yang dibutuhkan. Pada pekerjaan crushing ini biasanya diperlukan beberapa kali pengerjaan pemecahan, tahap tahap pekerjaan ini beserta jenis crusher yang digunakan antara lain : 1. Pemecahan tahap pertama oleh jenis primary crusher. 2. Pemecahan tahap kedua oleh secondary crusher. 3. Pemecahan pemecahan selanjutnya jika ternyata diperlukan, oleh tertiary crusher. Namun dalam prakteknya di lapangan, pekerjaan crushing dilakukan hanya sampai pada tahap kedua. Tipe crusher yang dipakai umumnya menggunakan tipe jaw to jaw dimana jaw pertama sebagai primary crusher (crusher primer) untuk pemecahan tahap pertama, sedangkan jaw kedua sebagai secondary crusher (crusher sekunder) untuk pemecahan tahap kedua. Hal ini disebabkan antara lain karena : 1. kesederhanaan konstruksinya. 2. ekonomis dan memerlukan tenaga yang relatif kecil. 3. kapasitas produksi yang besar tergantung lebar bukaan pada jaw dan ukuran butir yang dikehendaki. Kapal Keruk atau dalam bahasa Inggris sering disebut dredger merupakan kapal yang memiliki peralatan khusus untuk melakukan pengerukan. Kapal ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan, baik dari suatu pelabuhan, alur pelayaran, ataupun industri lepas pantai, agar dapat bekerja sebagaimana halnya alat-alat levelling yang ada di darat seperti excavator dan Buldoser. Pengerukan (bahasa Inggris: Dredging) berasal dari kata dasar keruk (dredge), menurut kamus berarti proses, cara, perbuatan mengeruk. Sedangkan definisi pengerukan menurut Asosiasi Internasional Perusahaan Pengerukan adalah mengambil tanah atau material dari lokasi di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain. Untuk melakukan

pengerukan biasanya digunakan kapal keruk yang memiliki alat-alat khusus sesuai dengan kondisi di areal yang akan dikeruk, seperti: a. b. c. Kondisi dasar air (berbatu, pasir, dll) Areal yang akan dikeruk (sungai, danau, muara, laut dangkal, dll.) Peraturan atau hal-hal yang diminta oleh pemerintah lokal ataupun oleh pihak

yang meminta dilakukan pengerukan

You might also like