You are on page 1of 13

KONSEP PERSEPSI

PENGERTIAN PERSEPSI

Menurut Leavie persepsi(perception)dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau penglihatan, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu(Sobur, 2009 ). Dalam bahasa Inggris, persepsi adalah perception,yaitu cara pandang tehadap sesuatu atau mengutarakan pemahaman hasil olahan daya pikir, artinya persepsi berkaitan dengan faktor-faktor eksternalyang direspons melalui pancaindra, daya ingat, daya jiwa (Marliani, 2010). Menurut Atkinson, persepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus dalam lingkungan (Sobur,2009 ). Persepsi adalah persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya (Yusuf, 2007) Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, memberi, serta meraba (Kerja indra) disekitar kita (Widayatun, 2009) Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada perhatian dan diteruskan ke otak, selanjutnya individu menyadari tentang adanya sesuatu. ,elalui persepsi individu menyadari dan dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang hal-hal yang ada dalam diri individu yang bersangkutan (Sunaryo, 2004).

MACAM-MACAM PERSEPSI 1. External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar diri individu. 2. Self-perception,yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dari dalam individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri ( Sunaryo, 2004 ).

CIRI-CIRI PERSEPSI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Proses pengorganisasian berbagai pengalaman. Proses menghubung-hubungkan antara pengalaman masa lalu dengan yang baru. Proses pemilihan informasi. Proses teorisasi dan rasionalisasi. Proses penafsiran atau pemaknaan pesan verbal dan nonverbal. Proses interaksi dan komunikasi berbagai pengalaman internal dan eksternal. Melakukan penyimpulan atau keputusan-keputusan, pengertian-pengertian dan yang membentuk wujud persepsi individu. (Marliani, 2010)

PROSES PERSEPSI

Persepsi merupakan bagaian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapakan kepada manusia. Persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan kehidupan (Sobur, 2009). Rasa dan nalar bukan merupakan bagaian yang perlu dari situasi rangsangan tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan individu yang sadar dan bebas terhadap satu rangsangan atau terhadap satu bidang rangsangan sampai tingkat tertentu dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi atau kedua-duanya (Sobur, 2009). Dalam proses persepsi terdapat 3 komponen utama yaitu :

1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2. Interpretasi ( penafsiran ), yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai factor seperti pengalaman masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang di terimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang komplek menjadi sederhana. 3. Interpretasi dan persepsi kemudian deterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi yaitu bertindak sehubungan dengan apa yang telah di serap yang terdiri dari reaksi tersembunyi sebagai pendapat/sikap dan reaksi terbuka sebagai tindakan yang nyata sehubungan dengan tindakan yang tersembunyi ( pembentukan kesan ) ( Sobur, 2009 ).

PROSES MENYELEKSI RANGSANGAN

Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi. Dua faktor menentukan seleksi rangsangan itu, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Sobur, 2009).

1). Faktor internal a). Kebutuhan psikologis

Kebutuhan psikologis seseorang mempengaruhi persepsinya.

b). Latar belakang

Latar belakang mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsinya.

c). Pengalaman

Pengalaman mempersiapkan seseorang untuk mencari orang-orang, hal-hal, dan gejala yang mungkin serupa dengan pengalaman pribadinya.

d). Kepribadian

Kepribadian mempengaruhi persepsi, seseorang yang intovert mungkin akan tertarik kepada orang-orang yang sama sekali berbeda.

e). Sikap dan kepercayaan umum

Sikap dan kepercayaan umum juga mempengaruhi persepsi.

f). Penerimaan diri

Penerimaan diri merupakan sifat penting yang mempengaruhi persepsi. Beberapa telah menunjukkan bahwa mereka yang lebih ikhlas menerima kenyataan diri akan lebih tepat menyerap sesuatu daripada mereka yang kurang ikhlas menerima realitas dirinya.

2). Faktor eksternal

Beberapa faktor yang dianggap penting pengaruhnya terhadap seleksi rangsangan ialah:

a). Intesitas

Pada umumnya rangsangan yang lebih intensif mendapatkan lebih banyak tanggapan daripada rangsangan yang kurang intens.

b). Ukuran

Pada umumnya benda-benda yang lebih besar lebih menarik perhatiannya.

c). Kontras

Hal lain yang biasa kita lihat akan cepat menarik perhatian.

d). Gerakan

Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian dari pada hal-hal yang diam.

e). Ulangan

Hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian. Ulangan mempunyai nilai yang menarik perhatian selama digunakan dengan hati-hati.

f). Keakraban

Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Hal ini terutama jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka tertentu.

g). Sesuatu yang baru bertentangan dengan faktor keakraban, akan tetapi hal-hal baru juga menarik perhatian Faktor ini. Jika orang sudah biasa dengan kerangka yang sudah dikenal, sesuatu yang baru menarik perhatian.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI 1). Faktor fungsional

Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan(suasana hati), pelayanan, dan pengalaman masa lalu seorang individu.

2). Faktor struktural

Faktor struktural berarti faktor yang timbul atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efekefek netral yang ditimbulkan dari sistem saraf individu.

3). Faktor situasional

Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, dan petunjuk paralinguistik.

4). Faktor personal

Faktor personal terdiri atas pengalaman, motivasi, dan kepribadian. (Sobur, 2009)

PENGUKURAN PERSEPSI

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. (Sugiono, 2009 ) Menurut Azwar (2010), pengukuran persepsi dapat dilakukan dengan menggunakan Skala Likert, dengan kategori sebagai berikut: Pernyataan Positif/ Pernyataan Negatif Sangat Setuju: SS Setuju: S Ragu-ragu: R Tidak Setuju:TS Sangat Tidak Setuju:STS

1. 2. 3. 4. 5.

Kriteria pengukuran persepsi yakni :

1. Persepsi positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner > T mean. 2. Persepsi negatif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner < T mean.

Ada sejumlah kesalahan persepsi yang sering terjadi dalam mempersepsikan suatu stimulus/objek tertentu. Kesalahan persepsi tersebut antara lain :

a). Stereotyping

Adalah mengkategorikan atau menilai seseorang hany atas dasar satu atau beberapa sifat dari kelompoknya. Stereotip seringkali didasarkan atas jenis kelamin, keturunan, umur, agama, kebangsaan, kedudukan atau jabatan.

b). Hallo effect

Adalah kecenderungan menilai seseorang hanya atas dasar salah satu sifatnya. Misalnya anak yang lincah/banyak bermain dianggap lebih mudah terkena penyakit daripada anak yang lebih banyak diam atau santai. Padahal tidak ada hubungannya antara kelincahan dengan suatu penyakit.

c). Projection

Merupakan kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atas dasar perasaan atau sifatnya. Oleh karenanya projection berfungsi sebagai suatu mekanisme pertahanan dari konsep diri seseorang sehingga lebih mampu menghadapi yang dilihatnya tidak wajar ( Azzahy, 2008 ).

DAFTAR PUSTAKA

1. Azzahy, GH. (2008). Tentang Persepsi. From http://Syakira-blog.Blogspot.com. 2. Azwar, Saifudin. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta Pustaka Pelajar 3. Budi. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta:Huha Medika. 4. Choirunisa. 2009. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta : Moncer Publisher 5. Dinkes Jatim. 2007. Buku Pegangan Kader Posyandu. Dinas Kesehatan Jawa Timur. 6. Depkes RI.2006.Fungsi pemerintah dalam kegiatan posyandu. http://digilib.unimus.ac.id 7. Dinkoinfo Jatim, 2009. Angka Kematian Ibu Dan Bayi Di Jatim Menurun . Http://Www.Jatimprov.Go.Id 8. Effendy. 2004. Dasar-dasar Kepewatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC 9. Fatmawati, Yeni. 2010. Angka Kematian Bayi di Indonesia Masih Tinggi 10. Sobur Alex. (2009). Psikologi Umum. CV Pustaka Setia : Bandung. 11. Ismawati. 2010. Posyandu dan Desa Siaga Panduan Untuk Bidan dan Kader. Yogyakarta. Nuha Medika. 12. Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta Rineka Cipta 13. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta 14. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung :Alfabeta. 15. Soetjiningsih. 2001. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC 16. Supartini Y.2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC 17. Wikipedia. 2009. Ciri Khas Perkembangan Balita. Http://id.wikipedia.org/wiki/ Balita

KONSEP MOTIVASI
Pengertian Motivasi

Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon instrinsik yang menampakkan perilaku-perilaku manusia (Swanburg, 2006). Motivasi merupakan keadaan internal organisme, baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu (Mohibbin, 2008).

Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di kehendaki (Poerwodarminto, 2006).

Jadi motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan suatu energi yang ada pada diri manusia. Sehingga akan berhubungan dengan persoalaan gejala kejiwaan. Perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak dan melakukan sesuatu. Semua dorongan itu karena adanya tujuan kebutuhan, keinginan.

Sumber Motivasi 1. Motivasi instrinsik

Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Termasuk motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas ketika dia berada di rumah bersalin.

2. Motivasi ekstrinsik

Yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, misalnya saja dukungan verbal dan non verbal yang diberikan oleh teman dekat atau keakraban sosial.

3. Motivasi terdesak

Yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali (Widayatun, 2008).

Klasifikasi Motivasi 1. Motivasi Kuat

Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa lansia akan mudah dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi.

2. Motivasi Sedang

Motivasi dilakukan sedang apabila dalam diri manusia memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

3. Motivasi Lemah

Motivasi dikatakan lemah apabila di dalam diri manusia memiliki harapan dan keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi seseorang dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru merupakan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu luangnya agar lebih produktif dan berguna (Irwanto, 2008).

Komponen Motivasi

Vroom (2005) mengembangkan suatu teori motivasi berdasarkan jenis-jenis pilihan yang di buat orang untuk mencapai suatu tujuan, alih-alih berdasarkan kebutuhan internal. Teori harapan (expectancy) memiliki 3 asumsi pokok, yaitu :

1.Valence

Beberapa jauh yang orang inginkan terhadap hal-hal yang ditawarkan terhadap dirinya. Misalnya dalam suatu organisasi berkaitan dengan penghargaan, waktu kerja dan sebagainya. Valence mengacu pada keinginan atau kemampuan untuk menarik atau menolak dan memiliki sesuatu tertentu pada lingkungan (Asnawi, 2007).

2. Instrumentality

Bagaimana kemungkinan suatu hal yang potensial akan berimplikasi terhadap sesuatu yang bernilai lain, misalnya kinerja yang baik yang berimplikasi pada promosi. Instrumentality (Sarana) didasarkan pada hubungan yang dirasakan atau dua hasil (Asnawi, 2007).

3.Expectancy

Bagaimana kemungkinan seseorang menyakini bahwa apa yang telah diusahakan itu akan membawa kepada kinerja yang baik (Asnawi, 2007).

Pace dan Faules (1998) dalam Sobur (2005) menyatakan berdasarkan teori harapan ini, motivasi dapat dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga elemen dasar tersebut. Orang akan termotifitasi bila ia percaya bahwa : 1) perilaku tertentu, 2) hasil tersebut mempunyai nilai positif baginya, dan 3) hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang. Jadi seseorang akan memilih, ketika ia melihat alternatif alternatif, tingkat kinerja yang memiliki kekuatan motivasional tertinggi yang berkaitan dengannya.

Teori motivasi 1. Teori hedonisme

Hedone dalam bahasa Yunani adalah kesukaan, kekuatan atau kenikmatan, menurut pandangan hedonisme. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan atau mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan suatu yang mendatangkan kesenangan baginya.

2. Teori naluri

Bahwa pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri, dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, nafsu (naluri) mengembangkan atau mempertahankan jenis.

3. Teori reaksi yang dipelajari

Teori berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik hendaknya mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.

4. Teori pendorong

Teori ini merupakan panduan antar teori naluri dengan "teori reaksi yang dipelajari", daya dorong adalah semacam naluri tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Oleh karena itu, menurut teori ini bila seseorang memimpin atau mendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia harus berdasarkan atas daya pendorong yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan yang dimilikinya.

5. Teori kebutuhan

Teori motivasi sekarang banyak orang adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karena itu menurut teori ini apabila seseorang, ia harus mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang dimotivasinya.

Sebagai pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok manusia yang dimaksud adalah :

1). Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan yaitu: Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas: Merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ atau sel. Kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan makanan: Bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh hampir 90% dari total berat badan tubuh. Kebutuhan eliminasi urine dan alvi: Merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis dan bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa Kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan aktivitas: Untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh dan kebutuhan seksual: Merupakan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan untuk memperbanyak keturunan (Hidayat, 2006).

2). Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safely and Security) adalah aman dari berbagai aspek baik fisiologis maupun psikologis, kebutuhan meliputi :

Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi Bebas dari rasa takut dan kecemasan Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru dan asing.

3). Kebutuhan sosial, yang meliputi antara lain :


Memberi dan menerima kasih sayang Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain Kehangatan dan penuh persahabatan Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok serta lingkungan sosial.

4). Kebutuhan harga diri


Perasaan tidak bergantung pada orang lain Kompeten

Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.

5). Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization) Kebutuhan seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi potensi dan ekspresi diri meliputi:

Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri) Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri Tidak emosional Mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan sebagainya (Mubarak, 2007).

Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2008).

Proses

Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus segera beraktivitas segera. Untuk mencapai tujuan motivasi sebagai motor penggerak maka bahan bakarnya adalah kebutuhan (need) dan proses terjadinya motivasi digambarkan dalam bentuk lingkaran (Rusmi, 2008).

Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Motivasi 1.Faktor fisik

Motivasi yang ada didalam diri individu yang mendorong untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan jasmani, raga, materi, benda atau berkaitan dengan alam. Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan dan kondisi seseorang, meliputi : kondisi fisik lingkungan, keadaan atau kondisi kesehatan, umur dan sebagainya.

2.Faktor hereditrer (lingkungan dan kematangan atau usia)

Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia seseorang.

3.Faktor instrinsik seseorang

Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan.

4.Fasilitas (sarana dan prasarana)

Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang memudahkan dengan tersedianya sarana-sarana yang dibutuhkan untuk hal yang diinginkan.

5.Situasi dan kondisi

Motivasi yang timbul berdasarkan keadaan yang terjadi sehingga mendorong memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu.

6.Program dan aktifitas

Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak lain yang didasari dengan adanya kegiatan (program) rutin dengan tujuan tertentu.

7.Audio visual (media)

Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang di dapat dari perantara sehingga mendorong atau menggugah hati seseorang untuk melakukan sesuatu.

8.Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang berfikir logis dan bekerja sehingga motivasi seseorang kuat dalam melakukan sesuatu hal (Rusmi, 2008).

Cara Meningkatkan Motivasi 1. Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force,yaitu cara memotivasi dengan ancaman hukuman atau kekerasan dasar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan. 2. Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement,yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu harapan yang memberikan motivasi. 3. Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification on egoinvoiremen), yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran. (Sunaryo, 2006).

Pengukuran Motivasi Kriteria motivasi dikategorikan menjadi : 1. Motivasi Kuat : 67 100% 2. Motivasi Sedang : 34 66% 3. Motivasi lemah : 0 33% (Hidayat, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

1. Asnawi. 2007. Teori Motivasi. Jakarta: Rineka Cipta 2. Azwar. 2008. Perilaku Manusia. Jakarta: EGC 3. Depkes.2008. Kanker Payudara di Indonesia. http://www.depkes.com. diakses tanggal 26 Maret 2010 4. Irwanto. 2008. Klasifikasi Motivasi. http://www.media.com. diakses tanggal 26 Maret 2010 5. Mohibbin. 2008. Psikologi Perkembangan Remaja.Jakarta: EGC 6. Mubarok. 2007. Teori Kebutuhan. Jakarta: Rineka Cipta 7. Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta 8. Purwanto. 2008. Unsur Motivasi. Jakarta : Balai Pustaka 9. Rusmi. 2008. Teori Movasi .Jakarta: Bintang Pustaka 10. Saifudin. 2002. Sikap dan Skala Pengukurannya. Jakarta:PT.Rineka Cipta 11. Swanburg. 2006. Motivasi. Jakarta: Bintang pustaka 12. Sunaryo. 2006. Psikologi untuk Kesehatan. Jakarta : EGC 13. Sunaryo. 2005. Psikologi Kesehatan untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

You might also like