You are on page 1of 10

TUGAS MK.

ENTOMOLOGI PERTANIAN

FISIOLOGI ARTHROPODA

OLEH : Catur Koesuma Wardhiany 0805105010

Konsentrasi Perlindungan Tanaman Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana 2011

Arthropoda terdiri dari lima kelas : crustacea (udan-udangan), hexapoda/insecta (serangga), chilopoda (kelabang), diplopoda (kaki seribu), arachnida (laba-laba). Arthropoda mempunyai cuticula yang mengandung chitine yang keras yang berfungsi untuk pelindung organ dalam yang lunak, tempat melekat otot, penerus rangsang dari luar dan mengatur penguapan cairan tubuh.. Tubuhnya beruas-ruas terdiri dari kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala ditemukan sepasang antena sebagai indra peraba, mandibula yang berfungsi untuk menggigit dan sepasang mata. Bagian dada (thorax) ditemukan kaki dan sayap, sedangkan bagian perutnya beruas-ruas. Dalam proses pertumbuhannya menjadi dewasa, arthropoda selalu melepaskan kulit atau kutikulanya dan diganti dengan kulit baru. Proses tersebut dinamakan moulting atau ecdysis, dimana secara fisiologis proses tersebut dikontrol oleh hormon. Fisiologi adalah merupakan proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang menyebabkan hewan tersebut dapat melangsungkan hidupnya. Hama yang mengganggu tanaman pertanian sebagian besar adalah berasal dari kelas insecta. Untuk itu, perlu kiranya kita mempelajari fisiologi serangga agar kita dapat mengendalikan hama tersebut. Berikut akan dijelaskan beberapa sistem pada tubuh yang mempengaruhi fisiologi arthropoda khususnya kelas insecta (serangga). Sistem pencernaan

Bentuk saluran pencernaan makanan serangga berbeda-beda sesuai dengan tipe alat mulut yang dimilikinya serta cara makanannya. Serangga memakan berbagai macam bagian tanaman dan binatang yang masih hidup atau yang sudah mati. Sebagian besar serangga dari stadia nimfa maupun imago makan melalui mulut. Saluran makan serangga terbagi atas 3 bagian utama : A. Saluran pencernaan bagian depan (stomodeum) B. Saluran encernaan bagian tengah (mesentron) C. Saluran pencernaan bagian belakang (proctodeum)

A. Saluran pencernaan bagian depan (stomodeum/foregut) Saluran pencernaan depan dimulai dari pharynx sampai proventiculus. Dengan fungsi utama mengambil makanan dan mencerna makanan yang perdana. Urutannya antara lain : a. Pharynx, merupakan bagian untuk masuknya makanan yang belum diolah secara sempurna. Alat ini juga disebut teggorokan. b. Esophagus, disebut juga kerongkongan. Merupakan penyempitan dari pipa pharynx sebelum masuk ke daerah crop (tembolok). c. Crop (tembolok), Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan makanan serta pelunakan lebih lanjut dari makanan sebelum masuk ke saluran pencernaan bagian tengah. d. Proventiculus (gizzard), pada serangga bertipe mulut menggigit dan mengunyah, proventiculusnya berkembang dengan baik dan dilapisi dengan kitin. Sedangkan pada serangga bertipe mulut menusuk menghisap alat ini tidak dijumpai. Fungsi utamanya adalah untuk mengatur masuknya makanan ke dalam mesentron.

B. Saluran pencernaan bagian tengah (mesentron/midgut) Saluran ini dimulai dari gastric cacea sampai ventriculus (perut). Funsinya sebaga penyerap makanan. Gastric cacea merupakan tabung-tabung yang bentuknya agak memanjang terdapat di bagian muka ventriculus yang mengeluarkan enzim pencerna dan melancarkan penyerapan makanan. mesentron ini dilapisi membran peritropik yang melindungi lapisan lunak di bagian bawahnya serta dapat menyerap makanan.

C. Saluran pencernaan bagian belakang (proctodeum/hindgut) Bagian ini dimulai dari tabung malphigi sampai anus. Fungsi utamanya adalah sebagai saluran ekskresi. Lapisan dalamnya berkutikula. Urutannya adalah sebaga berikut :

a. Tabung malphigi, terdiri dari sejumlah tabung-tabung buntu yang sangat kecil. Fungsinya adalah untuk mengeluarkan hasil metabolit yang sudah tidak terpakai lagi oleh tubuh dan mengatur keseimbangan air dan beberapa macam garam dalam cairan tubuh. b. Ileum dan colon, merupakan saluran bagian muka dari proktodeum. c. Rectum, Rektum biasanya memiliki system perototan yang kuat dan dinding yang cukup tebal terdiri dari lipatan-lipatan yang dinamai rectal popilae dan struktur penyerapan khusus yang disebut putting rectum atau bantalan rectum dan merupakan akhir untuk penyerapan kembali air, garam, mineral dan asam amino dari tinja dan air seni. d. Anus, merupakan saluran akhir yang berfunsi sebagai saluran pembuangan sisa metabolit. zat yang sudah tidak terpakai dibuang keluar tubuh melalui anus.

Sistem pernafasan

Pada umumnya serangga bernafas dengan sistem prnafasan terbuka. Pada sistem ini cabang-cabang trakea menjalar ke seluruh tubuh, sehingga udara yang diambil dapat langsung berhubungan dengan jaringan sel. Trakea merupakan pelipatan dari dinding tubuh, terdiri dari lapisan kutikula yang membentuk tabung. Sistem pernafasan terbuka di dalam tubuh serangga bervariasi sesuai dengan spesies dan ordonya, akan tetapi biasanya terdapat sepasang atau lebih yang membujur membentuk semacam jaringan yang dihubungkan satu sama lain dengan cabangcabang trakea yang menyilang. Selain itu ada pula sistem pernafasan tertutup yang dilakukan oleh Sistem pernafasan terbuka, pada sistem ini trakea berkembang sangat baik yang mana dinding trakea terdiri dari 3 lapisan : lapisan tacnidia (lapisan paling dsalam dan berkitin), lapisan ephitelium (lapisan sel tengah), lapisan basement membrane (lapisan paling luar) yang memperkuat dinding trakea. Terdapat penebalan pada kutikula berbentuk spiral yang memungkinkan trakea untuk lentur,sehingga akan dapat bertahan bila mendapat gangguan mendadak.

a. Stigma Udara yang masuk ke dalam trakea melewati lubang pernafasan yang disebut stigma atau spiracle. Stigma terdapat di bagian samping, kiri kanan tubuh serangga. Biasanya berjumlah dua pasang pada thorax dan delapan pasang pada abdomen. Pada belalang (ordo orthoptera), bila ada udara yang mengandung O2 diisap melalui empat pasang stigma pertama yang hanya terbuka pada saap menarik nafas, dan udara yang mengandung karbondioksida dikeluarkan melalui enam pasang stigma sisanya yang terdapat pada abdomen dan hanya terbuka saat menghembuskan nafas. b. Trakeol Trakeol adalah cabang trakea yang berbentuk tabung-tabung kecil. Ujung-ujung trakeol berisi cairan yang disebut tracheole fluid, yang berhubungan langsung dengan sel-sel hidup. Pemindahan oksigen dari trakeol ke dalam jaringan sel berlangsung dengan proses difusi. c. kantung udara Pada beberapa serangga trakeanya melebar membentuk kantung (air sacs). Kantung udara tidak memiliki penebalan kutikula yang berbentuk spiral, dengan bentuk seperti ini kantung udara dapat menampung lebih banyak oksigen dan dapat meningkatkan kapasitas bernafas bagi serangga. Fungsi kantung udara adalah sebagai tempat cadangan udara serta dapat memperingan tubuh pada waktu terbang atau saat sedang berenang. Sistem pernapasan tertutup, Pada sistem pernapasan ini stigma (spirakel) tidak berfungsi atau tidak ada sama sekali, namun batang trakea dan cabang - cabangnya masih ada. Peran spirakel digantikan oleh sistem jaringan trakeol yang terdapat dibawah kulit atau di dalam kulit atau di dalam organ khusus insang. Nimfa dan larva dari serangga air memiliki alat khusus untuk memperoleh oksigen dari dalam air yang disebut insang trakea. Pada insang trakea terdapat trakea dan trakeol, oksigen dari dalam air diperoleh melalui proses difusi. Serangga semi akuatik memiliki trakea dengan bentuk disesuaikan dengan keadaan habitatnya yaitu air. Serangga semiakuatik tidak memiliki kemampuan mengambil oksigen dari dalam air, oleh karena itu trakeanya dihubungkan dengan permukaan air. Poses respirasi meliputi pengambilan, transportasi dan penggunaan oksigen oleh jaringan dan pelepasan serta pembuangan limbah,

terutama karbondioksida disebut respirasi luar, sedangkan pertukaran gas didalam sel disebut respirasi dalam. Respirasi pada serangga diartikan dengan dua istilah : Proses transport udara antara lingkungan dari jaringan tubuh, dan Proses metabolisme untuk menghasilkan energi yang terjadi pada tingkat seluler.

Sistem peredaran hemolimpa

Darah serangga atau cairan serangga disebut hemolimpa. Hemolimpa tidak mengandung hemoglobin. Hemolimpa serangga adalah cairan bening berwarna kekuning-kuningan atau kehijauan sesuai dengan bahan makanannya. Peran utama hemolimpa adalah mengangkut bahan makanan yang sudah dicerna tubuh untuk disebarkan ke seluruh bagian tubuh. Dan mengangkut hasil metabolit yang sudah tidak terpakai ke tabung malphigi untuk dibuang melalui rectum kemudian anus. Fungsi lain adalah untuk mengatur keseimbangan air dan garam dalam tubuh, berperan dalam proses pergantian kulit, sebagai tempat cadangan lemak, protei dan juga sebagai tempat cadangan air, sehingga sewaktu-waktu dapat mencegah kekeringan tubuh. Akibat gerakan atau denyutan jantung, hemolimpa yang mengalir dari rongga tubuh akan masuk ke dalam jantung bagian belakang melewati ostia yang dapat menutup dan membuka, kemudian dengan denyutan jantung selanjutnya hemolimpa akan mengalir ke arah depan yaitu aorta. Dari lubang ujung aorta, hemolimpa keluar menuju rongga kepala. Dari rongga kepala hemolimpa mengalir ke rongga tubuh dan beredar ke seluruh bagian tubuh termasuk ke daerah tungkai dan sayap. Dari rongga tubuh, hemolimpa kembali lagi ke rongga perikardin, kemudian masuk lagi ke dalam jantung melewati lubang ostia, untuk selanjutnya melakukan peredaran berikutnya. Sistem saraf

Sistem susunan saraf pusat serangga terdiri dari suatu rangkaian ganglia yang dihubungkan oleh sepasang saraf netral, yang terdapat di sepanjang tubuhnya. Ganglion

merupakan suatu massa jaringan saraf yang terdapat secara berpasangan pada setiap segmen. Tiga pasang ganglion yang terdapat di bagian kepala disebut otak (protocerebrum) yang terdapat pada segmen mata meliputi daerah inervasi yaitu daerah yang memiliki pengaruh saraf terhadap suatu alat mata majemuk dan ocelli, deutrocerebrum yang terdapat pada segmen antenna meliputi daerah inervasi antenna dan tritocererum yang terdapat pada segmen labrum meliputi daerah inervasi labium dan stemodeum. Pada prinsipnya otak merupakan pusat perpaduan dari semua jaringan saraf yang berasal dari semua jaringan tubuh, dan sebagai pengatur dari segala perilaku akibat adanya rangsangan yang datang dari luar dan rangsangan dari dalam tubuh lewat pancaindera. Sel saraf yang membentuk jaringan saraf, memiliki kemampuan meneruskan rangsangan yang berasal dari berbagai organ tubuh ke otak, serta menyampaikan pesan dari otak ke otot atau ke kelenjar tubuh.

Sistem otot

Serangga memiliki sistem otot lurik. Otot tersebut sangat lunak dan lembut namun cukup kuat. Sistem otot serangga berhubungan dengan saraf yang dapat menyebabkan kontraksi otot sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Di daerah perut, otot tersebut bersegmensegmen, sedangkan di daerah kepala dan dada tidak. Otot serangga ada 2 yaitu : Otot skelet adalah otot yang melekat pada dinding tubuh (integumen). Bagian-bagian tubuh lain tersusun oleh saraf halus yang disebut tonofibrilae. Otot visceral adalah otot yang berada di sekitar jantung dan saluran pencernaan makanan serta saluran sistem reproduksi. Otot ini dapat menghasilkan gerakan bergelombang.

Sifat fisiologik

Ciri-ciri fisiologik yang mempengaruhi serangga biasanya berupa zat-zat kimia yang dihasilkan oleh metabolisme tanaman baik metabolisme primer maupun sekunder. Hasil metabolisme primer seperti karbohidrat, lipid, protein, hormon, enzim, senyawa-senyawa anorganik, dll. Oleh tanaman digunakan untuk pertumbuhan dan pembiakan tanaman. Beberapa hasil metabolisme primer tersebut juga dapat menjadi perangsang makan, bagian dari nutrisi serangga, dan mungkin juga sebagai racun. Senyawa-senyawa kimia yang dihasilkan ole proses metabolisme sekunder atau metabolit sekunder karena fungsinya yang tidak menentukan metabolisme primer dianggap memiliki fungsi untuk pertahanan tanaman terhadap serangan herbivore. Metabolit ini disimpan dalam jaringan tanaman tertentu dan sering dieksudasikan melalui permukaan bagian tanaman tertentu. Kita ketahui bahwa ada banyak senyawa kimia yang khas dan berfungsi dalam komunikasi antar organisme dan klompok senyawa kimiawi ini disebut semiokhemik. Senyawasenyawa kimia yang termasuk dalam semiokhemik dapat dibedakan antara feromon (hormon yang berungsi dalam berkomunikasi antar individu dalam satu spesies) dan allelokhemik (ormon yang mendorong komunikasi antar spesies yang berbeda). Metabolit yang merangsang respon serangga herbivore termasuk dalam allelokhemik. Allelokhemik dibagi dua lagi menjadi allomon dan kairomon. Allomon merupakan zat kimia yang menguntungkan bagi produsen (tanaman) dan merugikan bagi penerima (serangga). Yang termasuk dalam allomon yaitu : 1.Zat repellent atau penolak yang mengusir serangga dan menjauhi tanaman. 2. zat penggairah gerakan yang memulai dan mempercepat gerakan. 3. Zat penean atau suppressant yang menghalangi kegiatan makan atau penghisapan oleh serangga. 4. Zat penghalang (deterrent) yang menghalangi kelanjutan proses makan dan peletakan telur.

5. Zat antibiotic yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan normal larva, mengurangi umur dan fekunditas imago. 6. Zat antixenotik yang mengganggu perilaku normal pemilihan inang. Kairomon lebih menguntungkan bagi yang menerima zat tersebut (serangga) dan merugikan bagi produsen (tanaman). Yang termasuk kairomon adalah : 1. Zat penarik atau atracktan yang menarik arah gerakan serangga ke tanaman inang. 2. Za penahan atau arrestant yang menahan dan memperlambat gerakan sehingga serangga tetap di tanaman. 3. Zat penggerak makan dan oviposisi. Dari kedua zat allelokhemik tersebut yang berperan penting dalam penentuan sifat ketahanan tanaman terhadap serangga adalah allomon.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim_1. 2010. Fisiologi Arthropoda. http://www.scribd.com/doc/29398601/Arthropod-A. diunduh tanggal 15 Maret 2011 Natawigena, Hidayat. Entomologi Pertanian. (ORBA SHAKTI bandung : 1990). Bandung Untung, Kasumbogo. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gajah Mada University Press : 2001) . Yogyakarta

You might also like