You are on page 1of 22

LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN ASPEK LINGKUNGAN KERJA / HIGIENE PERUSAHAAN

PT. BINTANG TOEDJOE PULO MAS JAKARTA

Disusun Oleh: Robiah Al Adawiyah S. 030.06.343 Endrico Xavierees 030.06.080 Tegoeh Winandar 030.06.255 Kartika Permatasari 030.05.129 Rahajeng Arianggarini 030.06.205 Oqtie Rodia 030.06.190 Satitra Dwima A. 030.06.235 Rainy Anjani 030.06.208 Qorie Fujiatma 030.06.200 Nathasha Adjani 030.06.176

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA PERIODE 2 JULI 2012 6 JULI 2012 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI JAKARTA

2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah, mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya akibat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Salah satu caranya adalah menciptakan perusahaan yang higienis agar lingkungan kerja menjadi aman, nyaman dan sehat. Menurut Sumakmur (1999), higiene perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta bila diperlukan berupa tindakan pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta diharapkan dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Untuk itu setiap perusahaan diharapkan untuk mampu menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam perusahaannya masingmasing. Sistem manajemen tersebut diharapkan menjadi siklus yang tidak terputus dan berkesinambungan. Dimulai dengan penerapan K3, evaluasi dan peninjauan ulang dan pada akhirnya peningkatan berkelanjutan. Salah satu tahapan yang paling penting dari siklus tersebut adalah penentuan hazard (potensi bahaya) yang terdapat pada perusahaan dan dapat menjadi faktor risiko bagi tenaga kerja, baik itu dari faktor fisik, kimia dan biologi. Faktor yang juga tidak kalah pentingnya adalah penilaian upaya-upaya pencegahan kecelakaan kerja yang telah dilakukan salah satunya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

B. Tujuan Kunjungan Pada hari Kamis, 5 Juli 2012 telah dilakukan kunjungan ke pabrik yang terletak di daerah Jakarta Timur yaitu PT. Bintang Toedjoe. Dari kunjungan tersebut ditemukan beberapa masalah dalam industri hygiene. Dari data-data yang ditemukan, akan dilakukan analisis masalah dan selanjutnya akan diupayakan alternatif pemecahan masalah yang dapat diterapkan oleh pihak terkait. Diharapkan alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan dalam proses tersebut dapat diterapkan kepada seluruh karyawan yang terlibat sehingga dapat mengurangi potensi adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja guna memaksimalkan kinerja para karyawan. C. Profil Perusahaan: Nama Perusahaan Alamat Jumlah Karyawan Asuransi Jenis Usaha : PT. Bintang Toedjoe : Jl. Jendral Ahmad Yani nomor 2, Pulo Mas, Jakarta Timur : 809 orang : Jamsostek : Manufacturing

BAB II TINJAUAN TEORI A. DEFINISI Yang dimaksud dengan hygiene perusahaan adalah merupakan spesialisasi kesehatan lingkungan yang meliputi tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap faktor-faktor pengganggu kesehatan karyawan yang bersifat medis. Higiene perusahaan ini lebih mengarah pada : a. Ditujukan terhadap masyarakat tenaga kerja yang lebih mudah didekati dan diperiksa kesehatannya secara periodic dari pada masyarakat umum. b. Khusus memperhatikan lingkungan kerja. c. Bersasaran meningkatkan produktifitas. d. Didukung oleh undang-undang dalam ruang lingkup ketenaga kerjaan. Penerapan hygiene perusahaan ini hanya dapat dilaksanakan secara tepat jika semua keaktifan dalam suatu perusahaan dikenal dengan jelas, termasuk pemakaian macam-macam mesin dan alat-alat, perkakas dan sebagainya. Atas dasar ini dapat dibuat dugaan tentang bahaya-bahaya yang mungkin terjadi pada pekerja dan masyarakat luas. Dugaan sekedarnya ini harus dibuktikan ketepatannya dengan pengukuran-pengukuran yang sesuai. Dengan demikian diperoleh penilaian lingkungan kerja yang obyektif. B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KERJA 1. FAKTOR FISIK a. Bising Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. Tipe-tipe Kebisingan: Kebisingan spesifik : Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang dapat dengan jelas dibedakan untuk alasanalasan akustik. Seringkali sumber kebisingan dapat diidentifikasikan Kebisingan residual: Kebisingan yang tertinggal sesudahpenghapusan seluruh kebisingan spesifik dari jumlah
5

kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu waktu tertentu Kebisingan latar belakang: Semua kebisingan lainnya ketika memusatkan perhatian pada suatu kebisingan tertentu. Penting untuk membedakan antara kebisingan residual dengan kebisingan latar belakang Akibat Kebisingan Tipe Akibat lahiriah Kehilangan pendengaran Akibat fisiologis Akibat psikologis Gangguan emosional Gangguan gaya hidup Gangguan pendengaran Uraian Perubahan ambang batas sementara akibat

kebisingan, perubahan ambang batas permanen akibat kebisingan Rasa tidak nyaman atau stress meningkat, tekanan darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering Kejengkelan, kebingungan Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja, membaca dan sebagainya. Merintangi kemampuan mendengarkan TV, radio, percakapan, telpon dan sebagainya.

Kebisingan yang dapat diterima oleh tanaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu yaitu 85 dB(A) (KepMenNaker No.51 Tahun 1999, KepMenKes No.1405 Tahun 2002). Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan perlu diambil tindakan seperti penggunaan peredam pada sumber bising, penyekatan, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, pembuatan bukit buatan ataupun pengaturan tata letak ruang dan penggunaan alat pelindung diri sehingga kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan.

b. Getaran Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolakbalik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi

saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Jenis Getaran: Getaran karena gerakan udara, pengaruhnya terutama pada akustik . Getaran udara juga disebabkan oleh benda bergetar dan diteruskan melalui udara sehingga akan mencapai telinga. Getaran karena getaran mekanis, mengakibatkan resonansi atau turut bergetarnya alat-alat tubuh. Terdapat dua bentuk yaitu getaran seluruh badan dan getaran pada lengan dan tangan. Getaran Seluruh Tubuh Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya yang menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20 Hz. Getaran Tangan Lengan Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya biasnya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan seperti :1.Operator gergaji rantai 2. Tukang semprot, potong rumput 3. Gerinda, 4. Penempa palu c. Iklim dan Suhu Seorang tenaga kerja akan mampu bekerja secara efisien dan produktif bila lingkungan tempat kerjanya nyaman. Suhu nyaman bagi orang indonesia adalah 24C 26C. Bila iklim kerja panas dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja dan gangguan kesehatan.

Intervensi yang dapat dilakukan terhadap lingkungan kerja antara lain: 1. Mereduksi panas konveksi 2. Memperbaiki sistem ventilasi 3. Mereduksi panas radiasi
7

4. Mengatur warna yang cerah pada ruangan Intervensi yang dapat dilakukan terhadap lingkungan kerja antara lain: 1. Menyediakan minuman dekat tempat kerja 2. Pakaian dengan bahan mudah menyerap keringat dan berwarna cerah 3. Seleksi pekerja yang bekerja di lingkungan kerja panas : tidak terlalu gemuk dan tidak mempunyai penyakit kardiovaskuler d. Pencahayaan Sifat-sifat pencahayaan yang baik : 1. Pembagian iluminasi pada lapangan penglihatan 2. Pencegahan kesilauan 3. Arah sinar 4. Warna 5. Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan Pengaruh pencahayaan yang kurang terhadap penglihatan : 1. Iritasi, mata berair dan mata merah 2. Penglihatan rangkap 3. Sakit kepala 4. Ketajaman penglihatan menurun, begitu juga sensitifitas terhadap kontras warna juga kecepatan pandangan 5. Akomodasi dan konvergensi menurun

Intensitas cahaya di ruang kerja adalah sebagai berikut : Jenis Kegiatan Pekerjaan kasar & Tingkat pencahayaan minimal (Lux) tidak 100 Keterangan Ruang penimpanan dan ruang peralatan/instalasi
8

terus-menerus

yang

memerlukan Pekerjaan kasar dan terusmenerus

pekerjaan

yang

200

kontinyu Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar Pekerjaan kantor/administrasi, ruang kontrol dan pekerjaan mesin dan perakitan atau penyusun Pembuatan gambar atau bekerja

Pekerjaan rutin

300

Pekerjaan agak halus

500

dengan mesin kantor pekerja pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin Pemilihan warna, pemrosesan,

Pekerjaan halus

1000 1500

tekstil, pekerjaan mesin halus dan perakitan halus Mengukir dengan yang sangat halus menimbulkan Pemeriksaan perakitan sangat halus pekerjaan, tangan,

Pekerjaan amat halus

(tidak bayangan) 3000

menimbulkan pekerjaan mesin dan perakitan

Pekerjaan detail

(tidak bayangan)

Beberapa hal yang dapat menurunkan intensitas penerangan : 1. Adanya debu atau kotoran pada bola lampu 2. Bola lampu yang sudah lama 3. Kotornya kaca jendela, untuk penerangan alami 4. Perubahan letak barang-barang 2. FAKTOR BIOLOGIS Dasar hukum faktor biologis yang mempengaruhi lingkungan kerja adalah Kepres No. 22/1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja (point) penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminan khusus. Biological hazard adalah semua bentuk kehidupan atau mahkluk hidup dan produknya yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Faktor biologis dapat dikategorikan menjadi:
9

Mikroorganisme dan toksinnya (virus, bakteri, fungi, dan produknya) Arthopoda (crustacea, arachmid, insect) Alergen dan toksin tumbuhan tingkat tinggi (dermatitis kontak, rhinitis, asma) Protein alergen dari tumbuhan tingkat rendah (lichen, liverwort, fern) dan hewan invertebrata (protozoa, ascaris)

Faktor biologis dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara: Inhalasi/ pernafasan (udara terhirup) Ingesti/ saluran pencernaan Kontak dengan kulit Kontak dengan mata, hidung, mulut

3. FAKTOR KIMIA a. Klasifikasi: Berdasarkan Bentuknya: Partikulat: yaitu setiap sistem titik-titik cairan atau debu yang mendispersi diudara yang mempunyai ukuran demikian lembutnya sehingga kecepatan jatuhnya mempunyai stabilitas cukup sebagi suspensi diudara. Perlu diingat bahwa partikel-partikel debu selalu berupa suspensi. Partikel dapat diklasifikasikan: Debu diudara (airbon dust) adalah suspensi partikel benda padat diudara . Butiran debu ini dihasilkan oleh pekerjaan yang berkaitan dengan gerinda, pemboran dan penghancuran pada proses pemecahan bahan-bahan padat. Kabut (mist) adalah sebaran butir-butir cairan diudara. Kabut biasanya dihasilkan oleh proses penyemprotan dimana cairanh tersebar, terpercik atau menjadi busa partikel buih yang sangat kecil. Asap (fume) adalah butiran-butiran benda padat hasil kondensasi bahan-bahan dari bentuk uap. Asap juga ditemui pada sisa pembakaran tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon, karbon ini mempunyai ukuran lebih kecil dari 0,5 m (micron)
10

Non Partikulat Gas adalah Bahan seperti oksigen, nitrogen, atau karbon dioksida dalam bentuk gas pada suhu dan tekanan normal, dapat dirubah bentuknya hanya dengan kombinasi penurunan suhu dan penambahan tekanan. Uap Air (Vavor) adalah bentuk gas dari cairan pada suhu dan tekanan ruangan cairan mengeluarkan uap, jumlahnya tergantung dari kemampuan penguapannya. Bahan-bahan yang memiliki titik didih yang rendah lebih mudah menguap dari pada yang memiliki titik didih yang tinggi.

b. Pengaruh Bahan Kimia Iritasi adalah diartikan suatu keadaan yang dapat menimbulkan bahaya apabila tubuh kontak dengan bahan kimia. Bagian tubuh yang terkena biasanya kulit, mata dan saluran pernapasan. Iritasi melalui kulit, apabila terjadi kontak antara bahan kimia tertentu dengan klulit, bahan itu akan merusak lapisan yang berfungsi sebagai pelindung. Keadaan ini disebut dermatitis (peradangan kulit). Iritasi melalui mata kontak yang terjadi antara bahan-bahan kimia dengan mata bisa menyebabkan rusaknya mulai yang ringan sampai kerusakan permanen. Iritasi saluran pernapasan oleh karena bahan-bahan kimia berupa bercak-bercak cair, gas atau uap akan menimbulkan rasa terbakar apabila terkena pada daerah saluran pernapasan bagian atas (hidung dan Kerongkongan). Asfiksia Adalah istilah sesak napas dihubungkan dengan gangguan proses oksigensi dalam jaringan tubuh yaitu ada dua jenis: Simple asphyxiantion dan chemical asphyxiantion Simple asphyxiation (sesak napas yang sederhana) karena ini berhubungan dengan kadar oksigen di udara yang digantikan dan didominasi oleh gas seperti nitrogen, karbon dioksida, ethane,
11

hydrogen

atau helium yang kadar tertentu mempengaruhi

kelangsungan hidup. Chemical asphyxiation (sesak napas karena bahan-bahan kimia). Pada situasi ini, bahan-bahan kimia langsung dapat mempengaruhi dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengangkut dan menggunakan zat asam, sebagai contoh adalah karbon monoksida. Kehilangan kesadaran dan mati rasa. Paparan terhadap konsentrasi yang relatif tinggi dari bahan kimia tertentu seperti ethyl dan prophyl alcohol (alipaphatic alcohol), dan methylethyl keton (aliphatic keton), acetylene hydrocarbon ethyl dan isoprophyl ether, dapat menekan susunan syaraf pusat. Keracunan Tubuh Manusia memiliki sistem yang komplek. Keracunan sistemika dihubungkan dengan reaksi dari salah satu sistem atau lebih dari tubuh terhadap bahan-bahan kimia yang mana reaksi ini merugikan dan dapat menyebar keseluruh tubuh. Kanker Paparan bakan-bahan kimia tertentu bisa menyebabkan pertumbuhan selsel yang tidak terkendali, menimbulkan tumor (benjolan-benjolan) yang bersifat karsinogen. Tumor tersebut mungkin baru muncul setelah beberapa tahun bevariasi antara 4 tahun sampai 40 tahun. Bahan kimia seperti arsenic, asbestos, chromium, nikel dapat menyebabkan kanker paru-paru. Paru-paru kotor (pneumoconiosis) adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh mengendapnya partikel-partikel debu halus daerah pertukaran gas dalam paru-paru dan adanya reaksi dari jaringan paru.. Contoh bahanbahan yang menyebabkan pneumoconiosis adalah crystalline silica, asbestos, talc, batubara dan beryllium. 4. ALAT PELINDUNG DIRI Alat pelindung diri wajib diisediakan bagi tenaga kerja dan bagi setiap orang yang memasuki tempat kerja disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan

12

sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970. Undang-Undang No.1 tahun 1970 memiliki tujuan dan sasaran : Agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja dalam keadaan selamat dan sehat. Agar sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan apapun.

Hal yang berkaitan dengan alat pelindung diri juga tertuang di Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86 dimana dikatakan bahwa pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Macam-macam alat pelindung diri antara lain: a. Pelindung Mata dan Muka Pelindung mata dan muka berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari percikan bahan-bahan korosif, debu-debu yang melayang di udara. Lemparan benda-benda kecil, panas, pemajanan gas-gas atau uap-uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun tak mengion, pancaran cahaya, serta benturan/pukulan benda-benda keras atau tajam. Jenis-jenisnya ialah kacamata (spectacles), goggles, dan tameng muka (face shield).

b. Pelindung Pendengaran Pelindung pendengaran berfungsi melindungi telinga dari kebisingan dan percikan api/logam-logam yang panas. Jenis pelindung pendengaran antara lain sumbat telinga (ear plug) dan ear muff (tutup telinga). Ear plug dimasukkan pada telinga sedangkan ear muff ditutupkan pada seluruh daun telinga. Ear plug terbuat dari karet, plastik, lilin, atau kapas. Ear plug bisa mereduksi suara frekuensi tinggi (4000 dBA) masuk lubang telinga. Dengan earplug intensitas kebisingan diterima di tempat kerja dapat berkurang 85 Dba. Ear muff berbentuk cup berisi cairan/busa berfungsi menyerap suara
13

yang frekuensinya tinggi. Ear muff dapat mereduksi suara frekuensi 28004000 Hz sebesar 35-45 Dba. c. Pelindung Pernapasan Pelindung pernapasan (respirator) berfungsi melindungi organ pernapasan akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap, gas, fume, dan asap. Jenisnya antara lain respirator yang memurnikan udara (air purifying respirator) dan respirator yang memasok udara (air supplying respirator). d. Pelindung Kepala Pelindung kepala berfungsi melindungi kepala dari kejatuhan benda, terbentur/terpukul, benda keras/tajam, radiasi panas, api, dan percikan kimia. Jenis-jenis pelindung kepala antara lain topi pengaman (safety helmet), tudung kepala (hood), penutup rambut (hair cup). Kegunaan topi pengaman di lapangan ialah untuk melindungi kepala dari bahaya sengatan arus listrik tegangan rendah dan tinggi serta terdapat pula topi pengaman untuk pemadam kebakaran. Tudung kepala ( hood) gunanya melindungi kepala dari kontak dengan bahan-bahan kimia, api, panas, radiasi. Penutup rambut (hair cup) berguna untuk melindungi kepala dan rambut dari kotoran serta melindungi rambut dari bahaya terjerat mesin-mesin yang berputar. e. Pelindung kaki Pelindung kaki berfungsi melindungi kaki dari tertimpa benda-benda berat, objek tajam yang melukai kaki, pemaparan logam yang meleleh, permukaan basah atau licin. Berdasarkan jenisnya masing-masing terbagi menjadi sepatu keselamatan untuk pekerjaan peleburan logam, bahaya peledakan, potensi bahaya listrik, konstruksi bangunan, tempat kerja basah licin, dan kontak dengan benda-benda kimia. f. Pelindung Tangan Pelindung tangan berfungsi melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, listrik, dan bahan kimia. Jenisnya antara lain sarung tangan biasa(gloves), darung tangan dengan ibu jari terpisah sedangkan empat jari lainnya menjadi satu (mitten), Pelindung tangan yang hanya telapak tangan (handa pad), dan pelindung pergelangan tangan sampai lengan (sleeve) biasanya digabung dengan sarung tangan. Pelindung tangan harus sesuai antara potensi bahaya dengan bahan sarung tangan yang dikenakan oleh tenaga kerja.
14

Untuk potensi bahaya listrik digunakan jenis bahan sarung tangan karet. Untuk radiasi mengion digunakan karet dan kulit yang dilapisi timbal. Untuk potensi bahaya benda-benda tajam dan kasar dapat digunakan sarung tangan berbahan kulit atau PVC ataupun kulit yang dilapisi logam kromium. Untuk potensi bahaya asam dan alkai yang korosif dapat digunakan jenis bahan sarung tangan karet. g. Pelindung Jatuh Pelindung jatuh (tali dan sabuk pengaman) berfungsi untuk mengurangi risiko bahaya fisik apabila si pemakai jatuh. Jenis-jenisnya antara lain jenis penggantung dan jenis pelana/harness. Jenis penggantung terdiri atas penggantung unifilar, penggantung berbentuk u, dan penggantung unifilar berbentuk u. Jenis pelana terdiri atas penunjang dada (chest harness), penunjang dada dan punggung (chest waist harness), dan penunjang seluruh tubuh (full body harness). h. Pakaian Pelindung Pakaian pelindung atau pakaian keselamatan berfungsi melindungi sebagian atau seluruh tubuh dari bahaya percikan bahan-bahan kimia, radiasi, panas bunga api maupun api. Pakaian pelindung terbagi atas pakaian pelindung yang menutup sebagian tubuh (mulai dari dada sampai lutut)/apron dan pakaian pelindung yang menutupi seluruh tubuh. A. SANITASI INDUSTRI Prinsip Dasar Sanitasi terdiri dari: Sanitasi adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menjaga kebersihan. Sanitasi ini merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh industri dalam menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP). Sanitasi dilakukan sebagai usaha mencegah penyakit pada tenaga kerja dan lingkungan sekitar perusahaan. Manfaat yang diperoleh bagi konsumen bila industri pangan adalah,konsumen terhindar dari penyakit atau kecelakaan karena keracunan makanan. Manfaat yang diperoleh bagi produsen adalah produsen dapat meningkatkan mutu dan umur simpan produk, mengurangi komplain dari konsumen.
15

Untuk potensi bahaya benda-benda panas

digunakan sarung tangan kulit atau asbes.

mengurangi biaya recall. Praktik sanitasi meliputi pembersihan, pengelolaan limbah, dan higiene pekerja yang terlibat. Sanitasi industri meliputi: Water supply Suplai air dibagi menjadi 2 berdasarkan penggunaannya yaitu: Domestik untuk karyawan, makan, minum, dll Proses produksi

Pembuangan kotoran dan sampah Sampah dibagi menjadi dua yaitu: Domestik berasal dari karyawan, bukan dari proses produksi Sampah industri padat, cair

Sampah ini memerlukan manajemen khusus dalam pengelolaannya. Sampah dapat diolah kembali untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ataupun sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi dan dikembalikan ke alam sebagai bahan yang tidak berbahaya dan mudah terurai. Sanitasi makanan Sanitasi makanan memegang peranan penting dalam proses produksi. Sanitasi makanan berhubungan langsung kepada tenaga kerja ataupun proses produksi dalam industri pangan. Sanitasi makanan merupakan usaha pencegahan penyakit, dapat menjadi pertimbangan ekonomi dalam penyediaan makanan dan merupakan pencegahan penyakit yang efektif. Hal hal yang diperhatikan dalam sanitasi makanan adalah: Kebersihan makanan penyediaan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan bahan makanan dan penyajian makanan Kebersihan peralatan Kebersihan fasilitas Kantin dan ruang makan Kercunan makanan

Pencegahan dan pembasmian vektor dan roden Vektor adalah binatang yang berperan dalam pemindahan penyakit dari sumbernya ke manusia. Contoh contoh vektor seperti tikus, lalat, nyamuk,

16

kecoa, kutu dan lain lain. Masing masing vektor membawa penyakit tertentu dan dapat mengenai tenaga kerja, sehingga dapat menurunkan produktivitas. Pengendalian vektor dapat dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri ataupun memakai jasa pengendalian vektor profesional Perlengkapan fasilitas sanitasi Fasilitas kebersihan merupakan hal yang mutlak harus tersedia dalam industri. Memgang peranan penting dalam proses produksi. Fasilitas kebersihan menjamin tenaga kerja untuk menjalankan fungsi fungsi biologis seperti buang air kecil, buang air besar, makan, tempat ganti pakaian, dan lain lain. Hal hal yang termasuk fasilitas kebersihan yaitu: WC (kakus) memenuhi syarat syarat wc sehat, jumlah wc sebanding dengan jumlah pekerja Tempat cuci Tempat mandi membersihkan badan sebelum pulang Tempat baju kerja (locker) tempat ganti pakaian sebelum dan sesudah kerja Ruang makan dan kantin memenuhi syarat syarat rumah makan sehat atau kantin sehat.

Ketata rumah tanggaan Ruang lingkup kerumah tanggaan meliputi: Perencanaan yang baiki Pelaksanaan yang teratur dan terus menerus Pengecekan dan evaluasi

Pada prinsipnya ketata rumah tanggaan adalah usaha yang terus menerus dan konsisten dalam menjalankan fungsi fungsi sanitasi.

17

18

BAB III HASIL PENGAMATAN I. Faktor Fisik 1.1 Bising Secara umum keadaan bising di lokasi pabrik PT. Bintang Toedjoe kami anggap dalam batas normal karena proses pengerjaan yang kami lihat adalah tahap penerimaan bahan baku dasar di gudang yang tidak menggunakan peralatan yang mengeluarkan bising. Sehingga para pekerja tidak memerlukan alat perlindungan diri dari bising. Namun, penilaian ini tidak terlalu valid karena kami tidak masuk ke lokasi produksi secara langsung. 1.2 Penerangan Pada siang hari sumber penerangan berasal dari matahari yang masuk lewat jendela di bagian atas gudang dan ditambah dengan lampu-lampu neon yang terpasang di langit-langit gudang secara merata. Sumber listrik yang digunakan berasal dari PLN, sehingga apabila asupan listrik PLN mati mendadak proses kerja dapat berhenti dan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. 1.3 Getaran Selama melakukan kunjungan ke lokasi pabrik, kami tidak menemukan adanya getaran yang dirasakan. Hal ini karena tidak adanya penggunaan alat alat yang menghasilkan getaran pada gudang yang kami kunjungi. 1.4 Radiasi Berdasarkan pengamatan kami tidak menemukan adanya radiasi. Pengamatan yang dilakukan berdasarkan lokasi pabrik, penggunaan bahan material dan proses pengerjaan yang dilakukan tenaga kerja. 1.5 Suhu Pada saat di lokasi pabrik, kami tidak memasuki secara langsung lokasi bagian produksi pabrik tersebut dikarenakan lokasi proyek yang membutuhkan alat pelindung diri, sedangkan alat pelindung diri tersebut tidak tersedia untuk kami. Dari penilaian bagian depan gudang, kami mendapati bahwa suhu udara pada saat kunjungan ke dalam bagian depan gudang cukup
19

sejuk, namun untuk bagian dalam gudang tidak diketahui karena kami tidak masuk hingga ke bagian dalam. PT. Bintang Toedjoe telah melakukan pengukuran suhu menggunakan ISBB (Indeks Suhu Bola Basal) beberapa saat yang lalu namun hasilnya belum diketahui. II. Faktor Kimia Di lokasi proyek ditemukan adanya potensi para pekerja untuk terpapar bahan bahan kimia maupun debu melalui udara. Bahan-bahan kimianya merupakan bahanbahan dasar pembuatan obat dan minuman berenergi. Kami menemukan tidak adanya pemakaian alat pelindung diri berupa masker untuk menghalangi masuknya debu maupun bahan-bahan kimia di dalam gudang pada para pekerja di lapangan. Kondisi ini dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja yaitu pneumokoniosis. III. Faktor Biologis III.1 Penyediaan Air (Water Supply) Sebagaimana disampaikan pihak perusahaan bahwa perusahaan menyediakan sumber air minum bagi para pekerjanya di lokasi pabrik sehingga para pekerja dapat minum air dari sumber air yang bersih. III.2 Pengadaan makanan atau gizi tenaga kerja Pihak perusahaan memiliki 3 catering yang melakukan rolling 2 minggu sekali dan bertanggung jawab menyediakan makanan bagi para pekerja baik pekerja pabrik maupun office. Yang disediakan di 2 kantin yang berbeda untuk pekerja pabrik dan office. Jadwal makan untuk para pekerja pabrik dibagi 3 sesuai dengan pembagian shiftnya. Untuk shift pagi makan siang pada pukul 11.30 12.30. Untuk shift sore pada pukul 17.30 18.30. Dan untuk shift malam pada pukul 00.00 01.00. Misalkan ada pekerja shift pagi yang bekerja lembur atau overtime, pekerja tersebut mendapat tambahan makan bersamaan dengan pekerja shift sore. Setiap porsi makanan sesuai dengan kebutuhan kalori selama 8 jam. Dan bagi pekerja shift malam diberikan tambahan berupa susu dan salah satu tambahan menu seperti telur. III.3 Toilet
20

Dari data yang diperoleh dari pihak perusahaan, jumlah Toilet yang disediakan di dalam lingkungan proyek berjumlah 50 buah. Jumlah ini sesuai dengan jumlah pekerja yang berjumlah 809 orang. Dengan jumlah masing-masing 10 WC di setiap lantai. IV. APD Sebagaimana disampaikan pihak perusahaan, para pekerja sudah disediakan APD sesuai dengan masing-masing lokasi sesuai kebutuhannya. APD yang disediakan antara lain adalah pelindung kaki/sepatu boot, pelindung kepala/safety helmet, sarung tangan/glove, serta masker. Tanda-tanda atau peringatan penggunaan APD di lokasi proyek sudah ada. Kenyataan yang ditemukan di lokasi adalah bahwa seluruh pekerja sudah menggunakan APD pada masing-masing lokasi sesuai dengan kebutuhannya. Namun untuk bagian gudang tidak menggunakan masker untuk menghalangi terhirupnya debu atau bahan-bahan kimia ke dalam paru-paru. Dikatakan bahwa perusahaan akan memberikan peringatan berupa pengurangan poin reward tiap departemen yang bertujuan untuk memenangkan PT. Bintang Toedjoe Award kepada pekerja yang tidak mematuhi peraturan termasuk penggunaan APD.

21

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN a. Penilaian higiene pada faktor kimia ditemukan masalah berupa debu dan bahanbahan kimia. b. Penggunaan APD sudah cukup diterapkan oleh tenaga kerja. Rata- rata tenaga kerja telah menggunakan APD sehingga diharapakan dapat meminimalisir risiko kecelakaan kerja. c. Kelengkapan sanitasi untuk para pekerja di perusahaan ini sudah cukup dimana terdapat 50 toilet yang disediakan untuk 809 orang tenaga kerja. d. Kami menilai bahwa perusahaan ini sudah cukup baik menerakan prinsip-prinsip hiperkes dan keselamatan kerja bagi tenaga kerjanya. SARAN a. Sebaiknya dilakukan pelatihan Hiperkes dan keselamatan kerja bagi para tenaga kerja guna meningkatkan pengetahuan tenaga kerja terhadap keselamatan kerja. b. Penggunaan APD dalam kegiatan ini hendaknya dilengkapi guna meminimalisir penyakit akibat kerja dan sebaiknya diberikan sanksi kepada tenaga kerja yang lalai dalam penggunaan APD.

22

You might also like