You are on page 1of 4

SPEKTROMETRI MASSA

Spektrometri massa, tidak seperti metoda spektroskopi yang lainnya karena tidak melibatkan interaksi antara radiasi ektromagnetik dan materi. Spektrometer massa adalah suatu alat atau instrumen yang digunakan untuk menentukan struktur kimia dari molekul organik berdasarkan perhitungan massa dari molekul tersebut serta pola fragmentasinya. Pada awal 1940, Mass Spectrometry pertama dirancang untuk penentuan komponen dalam campuran hidrokarbon kompleks dalam industry minyak., kemudian berkembang untuk penggunaan berbagai senyawa organic yang dihasilkan oleh industry kimia. Pertengahan 1950, dirancang untuk penentuan unsure secara kualitatif dan kuantitatif berdasar mass to charge ratio ion-ion dasar yang dihasilkan oleh electric spark. Hal ini dimanfaatkan baik oleh industry elektronika maupun nuklir. Keduanya berdasar pada material yang sensitive untuk trace kontaminan. Awal 1960, Mass Spect digunakan untuk identifikasi dan analisis struktur molekul yang kompleks. Basisnya adalah pola fragmen ion masing-masing dengan massa berbeda, yang terbentuk saat molekul besar terionisasi. Mass Spect lebih mudah diidentifikasi daripada spectra IR dan NMR, mengingat alat ini menyediakan informasi massa struktur komponen dan MR molekul. Perkembangan terakhir, Spektrometri Massa digunakan secara luas sebagai detector untuk kromatografi gas maupun cair. PRINSIP DASAR Dalam spektrometri massa, molekul sampel dalam fase uap dibombardir dengan elektron berenergi tinggi (70 eV) yang menyebabkan lepasnya satu elektron dari kulit valensi molekul tersebut. Molekul yang kehilangan satu electron akan menjadi suatu kation radikal (M) + e(M+.) + 2eKation radikal tersebut mengandung semua atom-atom dari molekul asal, minus satu elektron, dan disebut ion molekul /molecular ion, dan dinyatakan dengan M+. . Ion molekul, ion fragmen dan ion radikal fragmen dipisahkan menggunakan medan magnet sesuai dengan perbandingan massa /muatannya (m/z), dan menghasilkan arus listrik (arus ion) pada kolektor/detektor yang sebanding dengan kelimpahan relatifnya. Fragmen dengan m/z yang besar akan turun terlebih dahulu diikuti fragmen dengan m/z yang lebih kecil. Partikel netral (yang tak bermuatan) yang dihasilkan dalam fragmentasi tidak terdeteksi secara langsung dalam spektrometer massa.

Apabila ada sebuah benda sedang bergerak lurus dan diberikan gaya luar ke arah samping maka benda itu tidak akan bergerak lurus, melainkan ia akan bergerak membelok ke arah samping karena adanya gaya luar tersebut. Misalkan anda sedang menghadapi sebuah bola meriam yang sedang melewati anda dan anda mau membelokkannya pada saat tepat lewat di depan anda. Dan alat yang anda punya hanyalah sebuah selang penyemprot air yang dihubungkan dengan sebuah pompa jet. Sejujurnya, apa yang anda lakukan .itu tidak akan berpengaruh banyak. Karena bola meriam itu sangat berat dan ia tidak akan membelok dari jalur lurusnya. Tapi coba kita pikir lagi, anda mencoba membelokan sebuah bola tenis yang sedang bergerak dengan kecepatan yang sama dengan bola meriam tersebut dengan menggunakan selang penyemprot air yang sama. Karena bola tenis ini sangat ringan, maka ia akan membelok dengan amat sangat. Berapa besar penyimpangan yang akan terjadi karena gaya luar itu, tergantung pada massa benda tersebut (dalam hal ini bola). Apabila kecepatan bola dan besarnya gaya luar itu diketahuiAanda bisa menghitung massa bola tersebut jika sudah diketahui bagaimana pola pembelokan yang terjadi pada bola tersebut. Semakin kecil pembelokan yang terjadi, berarti semakin berat massa bola tersebut.(Perhitungan yang sebenarnya tidaklah terlalu sulit) Prinsip diatas tersebut dapat juga diterapkan pada benda atau partikel seukuran atom. METODE PRODUKSI ION 1. Ionisasi Elektron (EI) Sebuah sumber electron impact ion diilustrasikan pada Gambar 16-1. Molekul sampel mengalir akibat perbedaan tekanan yang melalui lubang inlet, berkisar 10-2sampai 10-5 torr. Suatu filament A yang dipanasi secara elektrik akan menghasilkan electron yang dapat diakselerasi dengan anoda B, dan membentuk berkas electron yang berintekseksi dengan aliran molekul sampel. Ionion bermuatan positif akan dihasilkan oleh tumbukan electron yang dihasilkan oleh medan listrik yang berada di antara repeller C yang bermuatan positif dan plate akselerator pertama D. Plate intermediate E memfokuskan berkas ion dan akselerator kedua, F memberikan akselerasi akhir terhadap ion-ion. Energi berkas electron diatur dengan potensial pada anode B. Potensial ionisasi dari kebanyakan senyawa organic berkisar pada 10 eV, dan dengan energy minimum maka proses utamanya adalah produksi ion-ion molekuler bermuatan tunggal: M + e- M+ + 2eDan memberikan suatu spectrum massa yang berisi hamper semuanya single peak yang sesuai dengan massa molekul asalnya. Jika energy berkas electron dinaikkan maka akan dihasilkan ion tereksitasi tinggi dan akan terfragmentasi bila kompleks, atau electron kedua mungkin akan

terlempar (seperti atom Argon). Untuk kebanyakan aplikasi, berkas electron diberikan oleh energy 50-70 eV, yang menghasilkan spectra yang lebih reproducible. Ion-ion bermuatan ganda jarang terjadi pada potensial tersebut. Perbedaan potensial antara C dan D (Gambar 16-2) hanya beberapa volt tetapi sangat efisien memindahkan ion positif dari berkas electron. Sehingga ion-ion positif yang mencapai D sangat bervariasi namun memiliki energy kinetic yang relative kecil. Pada voltase percepatan, seluruh ion bermuatan positif tunggal memberikan energy kinetic: E = mv2 = eV Di mana m= massa ion, v = kecepatan, e= muatan elektronik dan V potensial akselerasi. 2. Ionisasi Kimia (CI Biasanya tekanan suatu spektrofotometer dijaga tetap pada tekanan yang sangat rendah, yakni 10-5 10-7 torr. Dengan kondisi ini, molekul metana akan dibombardir dengan aliran electron (EI) dan menyebabkan ionisasi serta fragmentasi (Gambar 16-4) CH4 + e- CH4+ + CH3+ + CH2+ + CH+ +C+ m/e 16 15 14 13 12 Jika tekanan dibuat lebih tinggi disanding kondisi normal spektrofotometer massa (0,5 -1 torr), reaksi-reaksi ion-molekul akan terjadi dengan tumbukan. Resultante dari Mass Spect pada gambar menunjukkan kelimpahan relatif dari berat molekul ion-ion positif yang lebih tinggi. (Gambar 16-5) CH4+ + CH4 CH5+ + CH3 m/e = 17 + CH4 + CH3 C2H5+ + H2 m/e = 29 + CH4 + C2H5 C3H5+ + H2 m/e = 41 Dengan sample-to-methane ratio 10-3, molekul sampel akan terionisasi melalui tumbukan ion-ion molekul. Suatu tumbukan biasanya meliputi sebuah molekul netral dari sampel dengan satu ion positif dari metana (m/e 17; 29; dan 41). Kebanyakan molekul sampel bertumbukan dengan limpahan ion CH5+ (m/e 17) untuk menghasilkan sebuah ion molekul terprotonasi, yakni: M + CH5+ (M+1)+ + CH4 Interaksi dengan spesies ion positif yang lain juga terjadi (m/e 29 dan 41), biasanya menghasilkan proses transfer alkil, dengan produksi ion-ion seperti: M + C2H5+ (M+29)+ M + C3H5+ (M+41)+ Mass Spect dengan metode CI memiliki profil yang biasanya lebih sederhanadaripada yang dihasilkan oleh EI (Gambar 16-6 dan 16-7). Spektrum CI menampilkan ion molekuler terprotonasi yang Nampak jelas (M+1)+. Adanya kuasi ion molekuler sangat membantu

identifikasi BM senyawa yang diteliti, dan kadang-2 teknik EI tidak menunjukkan ion M+. Reaksi lain juga dapat terjadi pada CI menghasilkan proton abstraksi (M-1)+ dan transfer muatan (M+1-18)+ atau loss of water. 3. Ionisasi Medan (FI) Jika molekul memiliki momen dipole yang besar dan polarisabilitas tinggi maka akan dapat memiliki medan listrik yang baik (108 V/cm), sebuah electron akan dilepaskan menghasilkan ion positif. Suatu sumber ion berisi anoda dengan sharp point atau edge, dan katoda yang diletakkan dengan jarak 1 mm. Voltase 5 -20 kV akan menghasilkan medan pada anoda. Desain dan bahan yang dipakai untuk membuat sharp point sangatlah critical, faktanya: commercial razor blades dapat digunakan dengan baik. Kini, multipoint sources dapat meningkatkan efisiensinya. Keuntungan utama FI adalah kemampuannya menghasilkan ion molekuler stabil dengan energy yang kecil/tak berlebihan, sehingga hamper tidak ada fragmentasi. Hal ini kadang-2 berguna dalam analisis natural product dan molekul besar lainnya, di mana parent ion sulit ditemukan jika menggunakan sumber electron impact. Namun, the sharp edge cukup fragile dan mudah rusak karena arcing.

You might also like