You are on page 1of 2

Miopi atau rabun jauh Rabun jauh juga sering dikenal dengan istilah myopia, mata minus, buta

jauh, atau cadok. Mata dikatakan rabun jauh bila hanya memiliki daya penglihatan jarak pendek, sedangkan objek pada jarak jauh tidak bisa dilihat. Mata minus diakibatkan oleh lensa mata yang terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan objek atau benda jatuh didepan retina. Objek pada jarak pendek terlihat dengan jelas. Sementara objek pada jarak jauh terlihat kabur karena mata terlalu panjang dan gambaran terfokus didepan retina bukan tepat pada retina.3 Myopia merupakan kelainan yang bersifat menurun dan seringkali ditemukan pada anak-anak berusia 8-12 tahun. Antara usia 13-19 tahun, ketika tubuh mengalami pertumbuhan yang pesat, myopia semakin memburuk. Sementara antara usia 20-40 tahun, biasanya terjadi sedikit perubahan, seperti myopia semakin berkurang atau kenaikan (penambahan) myopia berjalan lambat. Kelainan penglihatan ini dikoreksi atau diatasi dengan lensa cekung yang dapat menyebarkan cahaya. 3 Apabila kelainannya bersifat ringan, disebut dengan myopia renda; sedangkan bila bersifat berat, disebut myopia tinggi. Myopia tinggi memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya pelepasan retina. 3 Penderita myopia harus memeriksakan matanya secara teratur ke dokter mata guna mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada retina. Apabila retina lepas maka satu-satunya cara untuk memperbaikinya yaitu pembedahan. 3 Manifestasi klinis Pada miopi panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat.4 Dikenal beberapa bentuk myopia seperti : 4 a) Miopi refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. Sama dengan myopia bias atau myopia indeks, myopia yang terjadi akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat. b) Myopia aksial, myopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal. Menurut derajat beratnya myopia dibagi dalam: 4 a) Myopia ringan, dimana myopia kecil daripada 1-3 dioptri b) Myopia sedang, dimana myopia lebih antara 3-6 dioptri c) Myopia berat atau tinggi, dimana myopia lebih besar dari 6 dioptri Menurut perjalanan myopia dikenal bentuk: 4 a) Myopia stasioner, myopia yang menetap setelah dewasa b) Myopia progresif, myopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata

c) Myopia maligna, myopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan atau sama dengan myopia pernisiosa = myopia maligna = myopia degenerative. Myopia degenerative atau myopia maligna biasanya bila myopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi korioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sclera dan kadang-kadang terjadi rupture membrane bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi subretina. Pada myopia dapat terjadi bercak Fuch berupa biperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atrofi lapis sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi papil saraf optic. 4 Pasien dengan myopia akan menyatakan melihat jelas bila dekat malahan melihat terlalu dekat, sedangkan melihat jauh kabur atau disebut pasien adalah rabun jauh. 4 Pasien dengan myopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling dan celah kelopak yang sempit. Seserang myopia mempunyai kebiasaan mengerinyitkan matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil). 4 Pasien myopia mempunyai pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, makan penderita akan terlihat juling ke dalam atau esoptropia. 4 Pada pemeriksaan funduskopi terdapat miopik kresen yaitu gambaran bulan sabit yang terlihat pada polus posterior fundus mata myopia, sclera oleh koroid. Pada mata dengan myopia tinggi akan terdapat pula kelainan pada fundus okuli seperti degenerasi macula dan degenerasi retina bagian perifer. 4 Etiologi dan patofisiologi Refraksi : Penyebab miopia tersering adalah karena mata yang terlalu panjang, penjelasan etiologik harus bisa menjelaskan pemanjangan aksial tersebut. Sampai saat ini, tidak ada teori yang bisa menjelaskan secara baik pemanjangan ini. Pada pertengahan tahun 1900, para ahli mata percaya miopia merupakan penyakit keturunan dan pengaruh bekerja secara dekat terhadap terjadinya miopia tampaknya terjadi secara insedental. 4 Ada dua mekanisme dasar yang menyebabkan miopia : kehilangan bentuk (juga dikenal dengan kehilangan pola) dan defokus optik. Kehilangan bentuk terjadi jika kualitas gambar pada retina menurun, defokus optik terjadi jika sinar difokuskan di depan atau dibelakang retina. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya miopia adalah : 4 1. Kombinasi faktor genetik dan lingkungan : kelemahan genetik terhadap faktor lingkungan dikatakan merupakan salah satu penjelasan berbedanya miopia antara individu atau populasi. Namun jika terjadi perubahan lingkungan adanya televisi dan komputer- dapat mengubah insiden dari miopia. Sehingga dapat disimpulkan beberapa orang-dipengaruhi oleh genetik-memiliki resiko tinggi menjadi miopia jika dipengaruhi kondisi lingkungan modern dengan banyak bekerja secara dekat. 2. Faktor genetik : banyaknya variasi miopia pada etnik tertentu merupakan bukti tambahan yang mendukung pengaruh genetik pada terjadinya miopia. Peneliti juga menemukan adanya kerusakan pada gen PAX6 berhubungan dengan terjadi miopia pada penelitian menggunakan orang kembar. Faktor genetik dapat bekerja melalui berbagai cara biokimia untuk menyebabkan miopia, lemahnya atau hancurnya jaringan ikat merupakan salah satu yang penting. Faktor genetik termasuk keturunan, peningkatan kelemahan terhadap pengaruh lingkungan dan fakta bahwa seseorang tidak menderita miopia pada situasi tertentu merupakan indikasi faktor keturunan berpengaruh pada setiap kasus. 3. Faktor lingkungan : teori lain menduga mata menjadi tegang diakibatkan kerja tambahan secara terusmenerus secara dekat dan menetap pada posisi dekat dan latihan mata dapat melonggarkan otot siliar dan memperbaiki kemampuan untuk melihat jauh. 3.Djing gin oei. Terapi mata dengan pijat dan ramuan. Jakarta: Penebar Plus;2006.h.19-20. 4.Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Edisi 3. Jakarta: FKUI; 2010.h.54-145.

You might also like