You are on page 1of 7

REVIEW JURNAL PENENTUAN STABILITAS SEDIAAN KRIM TABIR SURYA DARI BAHAN EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga

L.)

DISUSUN OLEH: Akwila Albert D.P Hepi Purnomo Riri Fauziyya G1F011056 G1F011024 G1F011028

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO 2012

REVIEW ARTIKEL ILMIAH PENENTUAN STABILITAS SEDIAAN KRIM TABIR SURYA DARI BAHAN EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

1. PENDAHULUAN Stabilitas adalah kemampuan suatu produk obat untuk menjaga spesifikasi yang sudah dibuat untuk menjamin identitasnya, kualitas kekuatannya dan kemurnianya. Ada berbagai jenis studi stabilitas yaitu secara fisika, kimia dan mikrobiologi. Stabilitas obat mencakup juga masalah kadar obat yang berkhasiat. Batas kadar obat yang masih bersisa 90% tidak dapat lagi disebut sub standar waktu diperlukan hingga tinggal 90% disebut umur obat (Martin, 1993 ). Stabilitas sediaan dapat terganggu karena adanya hidrolisis. Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya hidrolisi yaitu dengan determinasi pH optimum, mengontrol suhu, mengganti media, dan membatasi kemungkinan obat berhubungan dengan air. Kestabilan suatu sediaan farmasi dapat dievaluasi dengan test stabilitas dipercepat dengan mengamati perubahan kosentrasi pada suhu yang tinggi. (Lachman, 1994) Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah, serta bahan campuran saus rokok pada industri rokok kretek. Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut. Minyak atsiri didalam rimpang kencur mengandung etil sinnamat dan metil p-metoksi sinamat (EPMS) yang banyak digunakan didalam industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur. Etil parametoksi sinamat merupakan kandungan utama kencur. Etil parametoksi sinamat merupakan senyawa turunan fenol (Rostiana et al, 2005)

2. ISI Dalam artikel ini dijelaskan usaha untuk mengetahui stabilitas kimia dari etil para metoksi sinamat(EPMS) yang diformulasikan dalam krim tabir surya dalam sistem minyak dalam air. a) METODE Pertama-tama yang dilakukan dalam percobaan yang dilakukan adalah mengisolasi kandungan yang akan ditentukan stabilitas kimianya,yaitu etil para metoksi sinamat (EPMS) dengan metode maserasi perkolasi selama 24 jam dalam perkolator.Kristal EPMS kotor yang diperoleh dicuci dengan etanol dan direkristalisasi dengan air panas sampai diperoleh kristal EPMS

bersih.penggunaan etanol didasarkan pada sifat fisika kimia dari EPMS yaitu :

Pemerian : Kristal jarum warna putih Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam etanol(95%) p dan metanol panas. Titik didih : 47-48C (anonim,2012)

Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam) : adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air(pelarut nonpolar) atau setengah air,misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturandalam buku resmi kefarmasian(Farmakope Indonesia, 1995) Umumnya perendaman dilakukan 24 jam dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru. Proses kedua yang dilakukan adalah Analisis kuantitatif dengan densitometer untuk mengetahui jumlah EPMS yang dapat diperoleh,dan hasilnya adalah dari 5 kg bahan baku rimpang kencur segar,diperoleh 13,3750 g kristal EPMS. Khusus untuk etil p-metoksi sinamat, kadar etil p-metoksi sinamat dalam kencur cukup tinggi (tergantung spesiesnya) bisa sampai 10%, karena itu bisa diisolasi dari bagian umbinya menggunakan pelarut petroleum eter atau etanol (Rostiana et al, 2005). Pengamatan terhadap kadar EPMS yang selanjutnya telah terformulasi dalam sediaan krim tabir surya dilakukan setiap selang waktu 2 minggu selama 2,5 bulan yang nantinya akan digunakan sebagai data yang menentukan umur sediaan. Proses ketiga adalah pembuatan krim tabir surya dengan kandungan utama EPMS yang di formulasikan dengan sistem minyak dalam air.dengan fungsi masing-masing bahan adalah : asam stearat Setil Alkohol isopropil palmitat : Sebagai pengeras dan penstabil :Coating agent; emulsifying agent; stiffening agent :menambah rasa lembut dan daya lekat.

sorbitan monostearat : emulgator Nipagin Nipasol sorbitol 70% :menahan laju pertumbuhan mikroba : bahan pengawet : pemanis

Proplilen glikol Akuades

:pengawet : bahan tambahan (Lachman,Leon.1994)

Proses keempat adalah Uji karakterisasi sediaan yang menunjukkan bahwa sediaan berwarna putih, bentuk semisolida, tidak berbau, tekstur halus, pH 5,7 yang masih berada pada rentang pH kulit normal (4,56,5) sehingga sediaan tidak menyebabkan iritasi kulit. Pemeriksaan viskositas sediaan didapatkan hasil 150 cps,viskositas sediaan 150 cps merupakan kekentalan normal dermatologis sehingga pada pemakaian menimbulkan rasa sediaan nyaman

(inayatullah,1997).

b) Metode Uji Stabilitas Disebutkan dalam penelitian bahwa bila dilakukan metode kenaikan suhu sediaan krim akan rusak (berubah bentuk) bila terjadi peningkatan suhu sehingga pemeriksaan stabilitas bahan aktif sulit dilakukan.sehingga pengujian stabilitas dilakukan dengan metode real time. Uji stabilitas jangka panjang (Real time) dilakukan sampai dengan waktu kedaluwarsa produk seperti yang tertera pada kemasan. Pengujiannya dilakukan setiap 3 bulan sekali pada tahun pertama dan setiap 6 bulan sekali pada tahun kedua. Pada tahun ketiga dan seterusnya, pengujian dilakukan setahun sekali. Misalkan untuk produk yang memiliki ED hingga 3 tahun pengujian dialkukan pada bulan ke-3, 6, 9, 12, 18, 24 dan 36. Sedangkan produk yang memiliki ED selama 20 bulan akan diuji pada bualn ke-3, 6, 9, 12, 18 dan 20.Untuk uji stabilitas jangka panjang, sampel disimpan pada kondisi: Ruangan dengan suhu 30+-20C dan Rh 75+-5% untuk menyimpan produkprodukdengan klaim penyimpanan pada suhu kamar. Ruangan dengan suhu 25+-20C dan Rh 75+-5% untuk menyimpan produkprodukdengan klaim penyimpanan pada suhu sejuk. (Lachman,Leon.1994) Dalam penelitian disebutkan bahwa uji stabilitas dilakukan pada kondisi suhu kamar 29 1 C,ini sudah sesuai dengan literatur.namun masalah terjadi kerena

uji stabilitas hanya dilakukan setiap 2 minggu selama 2,5 bulan yang tidak memenuhi uji real time. Didalam penelitian dijelaskan bahwa kadar EPMS menurun cukup tajam dalam jangka waktu relatif pendek dan waktu paruh waktu paruh sebesar 157,5 hari. Hal ini kemungkinan karena EPMS dalam sediaan krim tipe minyak dalam air mengalami hidrolisis akibat kandungan air dalam basis krim, sehingga sebagian EPMS terhidrolisis menjadi asam para metoksi sinamat (APMS). Terhadap etil-p-metoksi sinamat yang merupakan komponen utama memiliki pusat-pusat reaktif yang potensial untuk reaksi kimia, antara lain ikatan rangkap terkonjugasi, cincin aromatik yang diaktifkan oleh gugus metoksi dan gugus fungsi ester. Karenanya dapat dilakukan beberapa reaksi antara lain hidrolisa ester, demetilasi, transformasi ester menjadi gugus lain. Khusus untuk hidrolisa etil-p-metoksi sinamat ini menghasilkan asam-p-metoksi sinamat. Struktur p-metoksi sinamat (C12H14O3)dan asam p-metoksi sinamat sebagai berikut:

O C H3CO

O CH2 CH3 + OH-

kalor

O C

O- + CH2CH3OH

H3CO
Etil p-metoksi sinamat Ion p-metoksi sinamat

O C H3CO

O-

H+ H3CO

O C OH

Asam p-metoksi sinamat

Hidrolisa etil-p-metoksi sinamat menghasilkan asam-p-metoksi sinamat. Sedangkan transformasi gugus ester dapat dilakukan melalui halida asam yang jauh lebih reaktif untuk ditransformasikan menjadi gugus yang ditargetkan misalnya : ester aril dapat disintesis melalui halida asam yang direaksikan

dengan fenol mengikuti mekanisme reaksi adisi-eliminasi nukleofilik, membuat fenil sinamat dengan cara mereaksikan sinamoll klorida dengan fenol. Transformasi gugus ester menjadi amida antara lain dapat dilakukan melalui

amolisis, yakni mereaksikan langsung ester dengan amonia atau amina (Fessenden and Fessenden.1992).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2012.Profil Bahan Kimia. http://lets-belajar.blogspot.com.diakses tanggal 15 November 2012 Anonim,1995.Farmakope Indonesia Edisi IV.Depkes RI.Jakarta Fessenden and Fessenden.1992.Kimia Organik Jilid II. Jakarta : Erlangga. Inayatullah, MS, 1997. Standarisasi Rimpang Kencur dengan Parameter Etil Para Metoksi Sinamat dan Asam Para Metoksi Sinamat, Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Lachman,Leon.1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi III, Jakarta: UI Press Martin. A, 1993, Farmasi Fisika, Edisi III, Jilid II, Indonesia University Press. Otih Rostiana, Rosita SMD, Mono Rahardjo dan Taryono, 2005, Budidaya Tanaman Kencur, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika, Yogyakarta

You might also like