You are on page 1of 14

A. Konsep Manajemen Keperawatan 1.

Pengertian Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama dengan orang lain (Hersey dan Blanchard). Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain (G.R. Terry). Manajemen keperawatan adalah suatu proses perubahan atau tranformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan dwifungsi perencanaan, pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengarahan, evaluasi dan pengendalian mutu keperwatan (Depkes RI, 2001). Sedangkan definisi dari beberapa ahli dapat disimpulkan manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,

mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya maupun sumber dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat (Gillies, 1996; Robbins dan Coulter, 1998; Hersey, Blanchard dan Johnson 1996, la Monica, 1998; Stoner dan Wankel, 1998; Huber, 2000). 2. Filosofi dan Misi Filosofi keperawatan adalah pernyataan keyakinan tentang

keperawatan dan manifestasi dari nilai-nilai dalam keperawatan yang digunkan untuk berfikir dan bertindak (Chitty, 1997). Filosofi

keperawatan dibangun diatas kepercayaan tentang manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan sebagaimana terdapat dalam paradigma keperawat. Misi diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi keperawatan dalam melaksanakan visi yang telah ditetapkan, yaitu menjaga dan mengawasi suatu proses profesionalisasi keperawatan agar berkesinambungan.

Page 1 of 14

3. Lingkup Manajemen Keperawatan Lingkup manajemen keperawatan terdiri dari: a. Manajemen Pelayanan Keperawatan Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari 3 tingkatan manajerial, yaitu: 1) Manajemen puncak (Kepala bidang keperawatan) 2) Manajemen menengah (Kepala unit pelayanan atau Supervisor) 3) Manajemen bawah (Kepala ruang perawatan) b. Manajemen Asuhan Keperawatan Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan dengan

menggunakan proses keperawatan pada prinsipnya menggunakan konsep-konsep manajemen seperti, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi. Jadi manajemen asuhan keperawatan dipraktekkan dalam bentuk proses keperawatan, berisi proses pemecahan masalah sehingga dapat diambil keputusan tindakan keperawatan sesuai kebutuhan pasien. 4. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan a. Dasar Perencanaan: pemikiran atau konsep tindakan tertulis yang merupakan fungsi untuk menurunkan resiko dalam pengambilan keputusan atau pemecahan masalah dan efek perubahannya. Adapun kegiatan yang bisa dilakukan adalah analisa dan mengkaji sistem, mengatur strategi, menentukan tujuan jangka panjang dan jangka pendek, mengkaji sumber-sumber organisasi dan kemampuan yang bisa dimanfaatkan, serta membuat aktivitas berdasarkan prioritas kegiatan. b. Memanfaatkan waktu yang efektif. c. Melibatkan staf dalam membuat keputusan. d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan yang efektif. e. Mengorganisir: misalnya struktur organisasi sesuai blok/level manajemen mulai dari unit, departemen, eksekutip dan tingkat operasional.

Page 2 of 14

f. Melakukan

langsung kegiatan pengarahan, misalnya dengan

melaksanakan pendelegasian, supervisi, koordinasi secara intern dan ekstern serta pengendalian. g. Memberikan motivasi agar tetap tinggi: menaikkan gaji secara periodic, memberikan pelatihan/pendidikan tambahan dan promosi. h. Menerapkan komunikasi yang efektif baik terhadap sejawat perawat atau tenaga kesehatan lainnya. i. Melakukan kegiatan pengendalian meliputi: membuat penilaian pelaksanaan rencana, memberikan instruksi, menetapkan standar kerja yang dilaksanakan dan membandingkan penampilan kinerja dengan standar awal yang telah ditetapkan. 5. Fungsi-Fungsi Manajemen Keperawatan Ada empat fungsi manajemen keperawatan: a. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah kegiatan menentukan tujuan jangka panjang

atau pendek yang berhubungan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan (Hersey, Blanchard dan Johnson, 1996). 1) Ruang Lingkup Perencanaan a) Struktur, yang terdiri dari perangkat lunak /software yaitu filosofi, visi, misi, tujuan standar kerja dan kebijakan pimpinan institusi b) Ketenagaan, yaitu dimulai dari proses penentuan jumlah kebutuhan sampai pemberdayaan serta masa pelepasan kerja atau pensiun c) Fasilitas/logistik, yang disediakan organisasi guna

mendukung proses kerja agar lancar dan bersinergi dengan tujuan organisasi d) Budget/anggaran, yang disesuaikan dengan kesediaan keuangann organisasi dan cara meneglolanya

Page 3 of 14

2) Syarat Perencanaan yang Baik a) Sederhana Hal ini berarti perencanaan berdasarkan kenyataan

dilapangan sehingga mudah dikenali dan diidentifikasi antara permasalahan dan jalan penyelesaian masalahnya, tidak ada tambahan atau rekayasa. b) Jelas tujuan yang akan dicapai Membuat perencanaan berdasarkan kenyataan dengan jalur yang jelas sehingga mudah dieksekusi oleh siapapun termasuk oleh pembatu perawat. c) Ada skala prioritas Mengingat perencanaan selalu berhubungan dengan

budgeting/anggaran maka manajer yang baik harus pintar dalam membuat prioritas sesuai kedaruratan dan

ketersediaan dananya. d) Ada pelibatan aktif staf Manajer yang baik harus mengikutsertakan masukan dari staf yang ada agar dapat meningkatkan motifasi kerja karena semua perencanaan merupakan hasil pemikiran dan ide e) Ada urutan kegiatan Disamping dibuat prioritas, dalam pelaksanaannya juga dibuat urutan kegiatan yang disusun mulai dari yang mudah dilaksanakan sampai yang paling yang sulit dikerjakan. f) Praktis Berarti mudah dilaksanakan oleh semua staf sesuai dengan tugas dan wewenangnya sehingga semua bekerja saling membantu sesuai fungsinya dan tidak saling lempar tanggung jawab.

Page 4 of 14

g) Fleksible Berarti setiap perencanaan akan mudah mengikuti

perkembangan situasi sehingga bisa diubah baik dikurangi atau dimodifikasi maupun dihilangkan bila tidak sesuai dengan kebijakan institusi 3) Sifat Perencanaan a) Faktual, maksudnya berdasarkan fakta fakta yang memang muncul dan dapat diperkirakan bukan disesuaikan dengan pendapat atau opini manajer. Tidak boleh ditambahi atau dikurangi. b) Rasional, maksudnya berusaha membuat perencanaan yang bisa diterima oleh akal sehat. c) Fleksible, maksudnya perencanaan sebagus apapun bisa berubah bilamana situasi atau kondisi harus berubah, bahkan karena dirubah kadang kadang hasilnya tidak efesien. d) Berkesinambungan maksudnya, diharapkan setiap

perencanaan yang baik bisa diteruskan ahkan menjadi landasan bagi emajuan organisasi. b. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah pengelompokan/pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, yang meliputi supervisi, koordinasi dengan unit kerja lain secara vertikal ataupun horisontal (Depkes RI, 2001). Hasil akhir pengorganisasian adalah menetapkan siapa, melakukan apa dan dengan siapa bekerja. 1) Prinsip Pengorganisasian a) Pembagian Kerja Agar jelas dalam pembagian kerjanya maka yang

diperlukan adalah (1) Job Description yaitu kerangka kerja karyawan sesuai dengan posisi masing-masing, (2)

Pengembangan Prosedur yaitu kegiatan pengarahan untuk

Page 5 of 14

melakukan pekerjaan agar sesuai dengan tujuan dan (3) Description yaitu pembuatan hasul kerja berupa standar kerja agar mudah dilaporkan kepada atasan. b) Pendelegasian Tugas Pendelegasian tugas merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk melakukan tindakan dengan batas kewenangan tertentu. c) Koordinasi, adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi dan hubungan dengan pihak yang terlibat dalam

melancarkan kegiatan agar terjadi keselarasan tindakan, sikap di tempat kerja. d) Manajemen Waktu e) Metode penugasan pelayanan masyarakat f) Teori perubahan c. Pengarahan (Directing) Yaitu proses penerapan pelayanan keperawatan untuk mencapai tujuan pelayanan yang optimal meliputi kegiatan motivasi, komunikasi dan kepemimpinan (Depkes RI, 2001). Kepala ruangan dalam hal ini akan melakukan kegiatan membimbing, mengarahkan pekerjaan perawat pelaksana, memberikan motivasi, memberikan reward, meneruskan informasi kebijakan dari kepala rumah sakit serta melakukan supervisi internal ruangan. d. Pengendalian (Controlling) Yaitu kegiatan membandingakan hasil kerja dengan standar penampilan kerja yang diinginkan dan mengambil kegiatan perbaikan bila ada kekurangan.

Page 6 of 14

B. Konsep Kepemimpinan dalam Keperawatan 1. Konsep kepemimpinan Menurut Sulvian dan Decker (1989), kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan seseorang dalma mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dnegan kemampuannya. Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan

kemampuan dan keterampilan seorang pimpinan perawat dalam mempengaruhi perawat lain bidawah pengawasannya untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memebrikan pelayanan dan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. 2. Fungsi dan Tugas Pimpinan a. Orientasi tugas 1) Merencnakan dan mengorganisir kegitaan 2) Menyediakan informasi yang diperlukan oleh atasan ataupun staff 3) Membuat pengawasan, memberi pengarahan dan bimbingan 4) Bertanggung jawab atas pekerjaannya dan orang lain 5) Mendukung kerjasama dan partisipasi staf 6) Mengevaluasi hasil dan menganalisa kekuatan dan kelemahan staff b. Orientasi hubungan antar manusia 1) Memberikan dorongan dengan sikap bershabat 2) Mengungkapakan perasaan yang dialami 3) Mendamaikan / memprtemukan pendapat yang berbeda, menyelesaikan konflik 4) Memperlancar urusan dengan sebaik-baiknya 5) Menentukan aturan main orientasi fungsi dan tugas pemimpin 3. Aktifitas Kepemimpinan a. Memberikan pengarahan b. Melakukan supervisi

Page 7 of 14

c. Melakukan koordinasi d. Memberikan motivasi 4. Keterampilan dalam kepemimpinan Seorang pemimpin dituntut unbtuk memiliki keterampilan khusus yang bersifat manajerial sesuai tingkat dan kedudukan, antara lain: a. Keterampilan yang bersifat tekhnis Kesanggupan untuk mengerti dan mengerjakan aktivitas teknik b. Keterampilan hubungan antara manusia Kesanggupan untuk bekerjasama dengan orang lain. c. Ketereampilan yang bersifat konseptual Kesanggupan untuk menggunakan konsep yang ada. 5. Kualitas dan perilaku pemimpin Beberapa ahli meneliti bahwa tidak ada teori bagaimana menjadi seorang pemimpin yang paling baik dan jenis pemimpin apa yang paling (Tappen, Weis & Whitehead, 1999). Tapi seorang pemimpin perawat akan terlihat berbeda dari sisi kualitas dan perilakunya (Dunham-Taylor, 1995; Manske, 1989; Montebello, 1994; Tappen, 1995) Kualitas dan perilaku pemimpin dari segi latar belakang antara lain: a. Trait approach Paham teori bakat kepemimpinan. Pemimpin yang dilahirkan telah mempunyai bakat-bakat intelegensi , kepekaan social, peran serta social. b. Situational theory Kepemimpinan berhubungan dengan situasi sosial c. Contingency model 3 dimensi kepemimpinan , pemimpin bawahan struktur tugas dan kekuasaan d. Transformational leadership Kepemimpinan tradisional atau transaksional dan dan kepemimpinan tranformaksional.

Page 8 of 14

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan a. Karakteristik pribadi Karakteristik kepemimpinan keperawatan yang efektif : 1) Jujur 2) Terbuka 3) Terus belajar 4) Wirausa 5) Disiplin 6) Intelegent b. Kelopompok yang dipimpin Semakin besar kelompok yang dipimpin semakin sulit menjalankan kepemimpinan. Untukl memudahkannya maka perlu dilakukan pembagian tugas kepada unit-unti atau tim . Selain besarnya kelompok, maka jumlah perawat yang menjadi anggota kelompok juga akan mempengaruhi proses kepemimpinan yang dijalankan. Rentang kendali pada staf sangat luas sehingga penggunaan berbagai metode penugasan dalam pemberian asuhan keperawatabn

diterapkan agar memudahkan seorang kepala ruang perawatan dalam mengendalikan staaf ruang keperawatan c. Situasi yang dihadapi Beberapa situsi ruang perawatan memepengaruhi proses

kepemimpinan dalam pelayanan asuhan keperawatan antara lain : 1) Kemampuan dan pengalaman anggota 2) Peraturan dan kebijakan rumah sakit 7. Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang ditampilkan sebagai pimpinan ketika mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Oleh karena perilaku yang diperlihatkan oleh bawahan pada dasarnya adalah respon bawahan terhadap gaya kepemimpinan yang dilakukan pada mereka.

Page 9 of 14

Gaya kepemimpinan cenderung sangat bervariasi dan berbeda-beda yang dapat dikkualifikasikan berdasarkan beberapa aspek, yaitu : a. Aspek perilaku 1) Kepemimpinan positif Mempunyai pandangan bahwa pada hakikatnya orang bersedia melakukan pekerjaan dengan baik bila diberi kesempatan dan dorongan yang cukup 2) Kepemimpinan negative Mempunyai pandangan bahwa seseorang harus dipaksa untuk bekerja, sehingga pimpinan memotivasi dengan menciptakan rasa takut, sering memberikan hukuman dengan sangsi b. Aspek. Kekuasaan dan wewenang 1) Otoriter Pimpinan berorientasi pada tugas yang harus segera

diselesaikan, menggunakan posisi dan power dalam memimpin. Pemimpin keputusan 2) Demokratis Pimpinan menghargai sifat dan kemampuan tiap staf. menentukan semua tujuan dan pengambilan

Menggunakan pribadi dan posisi untuk mendorong munculnya ide dari staf serta memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri 3) Partisipatif Merupakan gabungan antara otokratik dan demokratik, yaitu pemimpin menyampaikan hasil analisa dari masalah dan mengusulkan tindakan kepada bawahan. Untuk itu staf diminta saran dan krtik yang selanjutnya keputusanb akhir dilakukan bersama-sama 4) Bebas tindakan Pimpinan hanya sebagai, staff yang menentukan sendiri kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan tanpa pengarahan,

Page 10 of 14

supervise dan koordinasi. Sehingga kendali yang dilakuakn pimpinan sangat minimal dan hanya bersifat laporan. 8. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan Menurut Colquitt, Lepine dan Wesson ada 3 faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yaitu : a. Decision making b. Day to day behavior c. Behavior that fall of a leaders typical duties Contingency Leadership Model Teori Fiddler menyatakan bahwa kinerja kelompok tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan seseorang dan situasi yang mendukung. Faktor situasional mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorng. Saat situasi menyenangkan m,aka akan dipilih task oriented. Saat situasi tengah-tengah antara senang dan tidak senang maka dipilih relationship orientation leader. Sedangkan dalam kondisi yang tidak senang maka akan dipilih task oriented. Faktor situasional yang bisa mempengaruhi gaya kepemimpinan sesorang yaitu a. Hubungan atasan-bawahan (leader-member relation) Faktor dalam teori Fiedler contingency model yang menunjukkan adanya derajat keyakinan, derajat kepercayaan, dan derajat tanggung jawab sehingga pemimpin mampu mempengaruhi bawahannya. b. Jenis tugas (task structure) Ciri-ciri jenis tugas antara lain : 1) menjelaskan bagaiman tingkatan pekerjaan dapat dibuat dengan jelas dan dimengerti dengan jelas semua orang yang melaksanakannya 2) menjelaskan bagaimana masalah yang ada bias diseleseikan dengan berbagai macam prosedur (SOP) yang dibuat

Page 11 of 14

3) menjelaskan bagaiman ada perbaikan terhadap pemecahan masalah atau keputusan yang telah diambil yang dilakukan oleh orang yang memiliki wewenang secara logis, SOP atau umpan balik. 4) Menjelaskan bagaimana adanya penjelasan yang dapat diterima secara umum daripada sekedar pemecahan maslah yang tujuannya mengoreksi bawahannya. c. Posisi jabatan (position power) Posisi jabatan adalah salah satu faktor dalam teori Fiedler contingency model yang menunjukkan pentingnya

kekuasaan/jabatan yang melekat pada jabatan seorang pemimpin.

Page 12 of 14

DAFTAR PERTANYAAN 1. Bagaimana mengaplikasikan konsep kepemimpinan yang efektif di lapangan? 2. Bagaimana sikap pemimpin kepada bawahannya ketika apa yang dilaporkan tidak sesuai dengan apa yang dilakukan? Misalnya saja ketika melaporkan asuhan keperawatan di rumah sakit terkadang apa yang ditulis perawat di asuhan keperawatan tidak sesuai dengan implementasinya? 3. Fungsi manajemen keperawatan salah satunya adalah sebagai contolling, dalam pelaksanaannya adakah jangka waktu yang ditentukan dalam pelaksanaan fungsi tersebut? Karena ketika dilapangan banyak ditemui misalnya peralatan-peralatan medis yang sebenarnya sudah tidak layak pakai tetapi masih saja disimpan/digunakan. 4. Bagaimana ketagasan fungsi controlling dari Manajemen Keperawatan tentang ketenagakerjaan ketika banyak sekali perawat yang menukar shift tanpa sepengetahuan kepala ruang? 5. Apa sajakah faktor-faktor yang dapat menentukan baik atau tidaknya manajemen keperawatan dalam suatu Rumah Sakit? 6. Bagaimanakah praktik penerapan konsep manajemen di lapangan? 7. Kebijakan apa yang seharusnya dilakukan oleh pemimpin apabila menemui staf yang tidak patuh terhadap peraturan yang ada? 8. Tindakan seperti apakah yang seharusnya seorang pemimpin lakukan agar semua staffnya dapat mematuhi menejemen yang telah ada? 9. Adakah kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin? 10. Gaya kepemimpiman yang seperti apakah yang sangat cocok diterapkan di rumah sakit di Indonesia?

Page 13 of 14

DAFTAR PUSTAKA

Kurniadi, Anwar. 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya: Teori, Konsep, Aplikasi. Jakarta : FKUI Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika Safaria, Triantoro. 2004. Kepemimpinan. Ed I. Yogyakarta: Graha Ilmu Suarli, S dan Bahtiar, Nyanyan. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga Suyanto, 2009. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit. Jogjakarta: Mitra Cendikia Pres

Page 14 of 14

You might also like