You are on page 1of 3

EJAKULASI DINI (PREMATURE EJACULATION) 1.

Definisi Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi sebelum atau 1 menit saat penetrasi penis ke dalam vagina. Ejakulasi dini (ED) adalah gangguan seksual dimana penderita tidak mampu mengontrol/ mengendalikan ejakulasi (pemancaran sperma) ketika melakukan hubungan seksual. Ejakulasi terjadi hanya beberapa detik setelah penetrasi, bahkan dapat terjadi pula sebelum penetrasi dilakukan, maka dikatakan juga sebagai fase ejakulasi pendek. 2. Klasifikasi Berdasarkan waktu atau onset terjadinya, dibedakan mejadi dua jenis EP : Ejakulasi Prematur primer / lifelong Dirasakan sejak pertama kali melakukan hubungan seksual dan akan menetap seumur hidup. Terjadi sangat cepat, yakni <1-2 menit sebelum atau pada saat penetrasi vagina. Ejakulasi Prematur Sekunder Ditandai dengan sebelumnya ejakulasi normal, tetapi secara perlahan-lahan atau mendadak terjadi ejakulasi dini. Waktu untuk ejakulasi memendek, tetapi tidak secepat daripada yang jenis yang primer. 3. Etiologi Masih belum diketahui dengan jelas, tetapi ada dugaan karena factor biologis dan factor psikologis. Faktor psikologis : ansietas, pengalaman seksula yang dini, frekuensi hubungan seksual yang jarang. Faktor biologis : hipersensitifitas penis, disfungsi sensitifitas reseptor 5-hidroksitriptamin ( 5-HT) dan hipereksitabilitas reflex ejakulasi. 4. Patofisiologi 5. Manifestasi Klinis Pada sebagian besar kasus, ejakulasi dini atau ejakulasi terhambat umumnya disebabkan oleh faktor psikologis, misalnya pandangan tentang seks yang kaku, kurangnya daya tarik terhadap pasangan dan pasca traumatik. Ada beberapa penelitian yang mengkaitkan hubungan antara mumculnya nyeri dada dan disfungsi ereksi. Seseorang dengan nyeri dada yang berhubungan dengan gangguan jantung umumnya akan berlanjut dengan disfungsi ereksi. 6. Pemeriksaan Diagnostik

Evaluasi : riwayat lengkap penyakit pada pasien, riwayat seksual pasien dan pemeriksaan fisis. Untuk menentukan berat ringannya Ejakulasi Prematur dilakukan pengukuran : a) Intravaginal ejaculatory latency time (ELT), yakini waktu diantara saat penetrasi vagina hingga ejakulasi.Jika ELT <2menit dapat diduga Ejakulasi Prematur. b) Skor Kepuasan seksual pasangannya.

7. Komplikasi Kehidupan seksual yang kurang memuaskan. Stress dan ansietas. Harga diri rendah dan malu terhadap dirinya sendiri. Terjadi masalah pada hubungan dengan pasangan. Ketidakmampuan mendapatkan keturunan

8. Penatalaksanaan Medis Diskusikan terlebih dahulu harapan dari pasien sebelum melakukan terapi. Jika Disfungsi ereks/seksual yang lain dan infeksi genitor-urinari (prostatitis)obati terlebih dahulu atau bisa bersamaan dengan ejakulasi dini. Pilihan terapi utama, yaitu tehnik behavior walaupun tidak direkomendasikan untuk ejakulasi dini karena butuh waktu dan dukungan pasangan yang sering kali sulit untuk dilakukan. a. Behaviour Manuver stop-start dikembangkan oleh Seman. Menghambat rasa akan ejakulasi dengan menghentikan-memulai lagi rangsangan seksual secara berulang. Dimodifiksasi dengan tehnik memeras (squeeze) pada penis oleh masters & Johnso menghambat rasa mau ejakulasi dengan memeras glans penis b. Farmakologi Obat topical : lidokain-prilokain (5%) bentuk gel, krim ataupun semprot pada penis 20-30 menit sebelum persetubuhan. Agar obat tidak terserap oleh vagina dipasang kondom. Jika diberikan 30-45 menit sebelumnya mengakibatkan hilangnya ereksi akibat dari hilangnya perasaan raba pada penis. Inhibitor selektif reuptake serotonin (5-HT) paroxetine, setraline, fluxetine. Pilihan pertama pada pengobatan digunakan sesuai kebutuhan atau diberikan setiap hari. Efek samping yang ditimbulkan : mulut kering, sedasi (mengantuk), penglihatan kabur dan sulit miksi.

Inhibitor fosfodiesterase-5 (PDE-5) pada Ejakulasi premature tidak bebbeda jauh dengan placebo. PDE-5 mampu menumbuhkan rasa percaya diri, persepsi control ejakulasi dan meningkatkan kepuasan seksual, menuunkan ansietas dan memperpendek waktu refrakter untuk bangkitnya ereksi kedua setelah ejakulasi dini.

You might also like