Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kita semua tentu sudah tahu bahwa saat ini Negara super power Amerika sedang
dalam masalah/krisis keuangan. Menurut kompas penyebab dari krisis ekonomi AS
adalah penumpukan hutang nasional yang mencapai 8,98 triliun USD, pengurangan pajak
korporasi, pembengkakan biaya perang Irak dan Afghanistan, dan yang paling krusial
adalah Subprime Mortgage: Kerugian surat berharga property sehingga membangkrutkan
Lehman Brothers, Merryl Lynch, Goldman Sacins, Northern Rock, USB, Mitsubishi UF.
Krisis yang terjadi di Amerika ternyata juga bahwa pengaruh tidak langsung
terhadap Negara – Negara lain di Asia (khususnya kita bahas pengaruhnya terhadap
Indonesia). Hal tersebut terjadi karena beberapa hal, diantaranya semakin banyak
investor asal Amerika yang menarik dana investasi dari Indonesia dan lesunya pasar
Amerika mengakibatkan eksppor Indonesia menurun.
Bulan November dan Desember selalu mempunyai keasyikan tersendiri bagi
manajemen perusahaan. Karena energi berfikir akan cepat bergerak untuk melakukan
evaluasi terhadap realisasi tahun berjalan dan mempersiapkan proyeksi tahun mendatang.
Untuk perusahaan yang capaian realisasi hanya beda tipis dengan proyeksi, jadi
kebahagiaan tersendiri bagi pengelola usaha. Karena tanpa kesulitan akan dapat
merealisasikan target tahunan. Sebaliknya capain yang masih rendah menjadikan
pengusaha nelangsa, karena dalam “in jury time” harus meningkatkan kemampuan ekstra
agar target tercapainya sesuai dengan yang diharapkan.
Akankah November dan Desember tahun ini membuat gaya kerja punggawa
perusahaan masih seperti tahun sebelumnya? Pasti ada yang berubah. Banyak sekali
faktor yang menyebabkan bahwa saat ini pengusaha harus lebih kitis untuk menelistik
lubang-lubang peluang dan mengamati riak ancaman. Karena periode yang sama, tahun
ini, berbeda banyak dengan tahun sebelumnya.
Penyebabnya bisa beberapa hal, di antaranya terjadinya krisis karena ambruknya
sektor perbankan di Amerika Serikat, membuat pemerintahnya harus mensubsidi
perbankan, ala BLBI di Indonesia, tahap awal jumlahnya US $ 700 milyar. Hal ini
menyebabkan goncangnya pasar modal diberbagai Negara, termasuk pasar modal
Indonesia. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) merosot tajam lebih dari 20%. Begitu
kagetnya suasana, sehingga pasar modal sempat ditutup beberapa hari pada akhir
September dan awal Oktober 2008.
Melihat dari kenyataan tersebut diatas maka kami mencoba untuk membahas
tentang krisis keuangan global dan pengaruhnya terhadap pasar modal di Indonesia.
Seberapa parah dampak dari krisis global yang melanda beberapa Negara Eropa ini
terhadap ekonomi Indonesia? Haruskah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada
tahun 1998 lalu kembali menguncang ekonomi Indonesia? Upaya apa yang dipersiapkan
pemerintah Indonesia dalam menghadapi krisis keuangan global? Pernyataan-pernyataan
itulah yang akan kami bahas dalam makalah yang akan kami sajikan ini.
BAB II
KRISIS KEUANGAN GLOBAL
Dari beberapa faktor penyebab terjadinya krisis keuangan global tersebut diatas,
penyebab point lima-lah yang dianggap paling berperan. Terjadinya Subprime
Mortgage (over-supply akan perumahan, Mark-up harga perumahan,dan gaya hidup
orang Amerika), karena dari tahun 1997-an di Amerika sedang ramai-ramainya
bidang property. Karena sedang ramai-ramainya bisnis property, banyak lembaga
keuangan ataupun lembaga pembiayaan yang berinvestasi dibidang property sehingga
lambat laun terjadi over-supply dan menurunnya harga perumahan. Setelah harga
perumahan menurun, kredit perumahan banyakmelanda masyarakat kelas bawah
dengan melalui kredit pada lembaga pembiayaan ataupun melalui free money. Disisi
lain, para broker atau agent perumahan menaikkan harga perumahan dari harga yang
sebenarnya dengan kata lain kegiatan mark-up ini mengakibatkan perumahan dibayar
dengan harga tinggi dari harga yang sebenarnya dan jumlah utang yang dimiliki
masyarakat semakin banyak jumlahnya. Karena jumlah utang masyarakat banyak,
pembayaran angsuran dilakukan dengan kartu kredit sehingga besarnya utang
semakin bertambah dan akhirnya masyarakat tidak mampu membayar utangnya.
Keadaan diperparah lagi dengan dijual-belikannya surat utang KPR tersebut di
Financial Market, sehingga banyak pihak yang mengalami kerugian.
Ketika kredit macet dengan jumlah yang sangat besar, lembaga kredit bangkrut
dan mengalami kesulitan likuiditas. Hal ini memicu penurunan tingkat kepercayaan di
pasar financial, yang mengakibatkan jatuhnya nilai saham dan surat-surat berharga
lainnya. Pasar financial merupakan sektor penting dalam sistem kapitalisme. System
ini menggunakan ideologi neoliberalisme,dimana ekonomi menekankan pada
kebebasan pasar, efisiensi ekonomi dan mengurangi intervensi pemerintah. sektor
fnanial yang seharusnya hanyalah supporting bagi sektor riil, justru mendominasi.
Proses akumulasi modal telah bergeser dari modal produktif menjadi perjudian
spekulatif di pasar uang dan pasar modal. Tiga puluh tahun yang lalu traansaksi valuta
asing 90% terkait dengan sektor riil (perdagangan dan investai jangka panjang),
sekarang lebih dari 90% transaksi adalah aliran modal financial jangka pendek
(bahkan >80% krang dari seminggu) yang hanya diarahkan untuk spekulasi
keuntungan (dikenal dengan hot money). Hal ini menyebabkan sistem kapitalisme
global rentan krisis. Bila kepercayaan hilang (seperti kasus subprime mortgage) hot
money akan ditarik dan pasar saham berjatuhan . krisispun terjadi.
Krisis keuangan yang berawal dari krisis subprime mortgage itu merontokan
sejumlah lembaga keuangan AS. Pemain-pemain utama Wall Street berguguran,
termasuk Lehman Brothers dan Washington mutual, dua bank terbesar di AS.para
investor mulai kehilangan keprcayaan, sehingga harga-harga saham di bursa-bursa
utama duniapun rontok. Kelesuan ekonomi AS tersebut diperparah melambungnya
harga minyak dunia hinga menyentuh harga 105 dolar AS perbarel yang memberi
kontribusi terhadap tekanan terhadap perekonomian negeri paman sam tersebut.
Sederet bank di Eropa juga telah menjadi korban, sehingga pemerintah di Eropa
harus turun tangan menolong dan mengatasi masalah perbankan mereka. Pemerintah
Belgia, Luksemburg, dan Belanda menstabilkan Fortis Group dengan menyediakan
modal 11,2 miliar euro atau sekitar Rp155,8 triliun untuk meningkatkan solvabilitas
dan likuiditasnya. Fortis, bank terbesar kedua di Belandadan perusahaan swasta
terbesar di Belgia, memiliki 85,000 pegawai di seluruh dunia dan beroprasi di 31
negara, termasuk Indonesia. Ketiga pemeritah itu memiliki 49 % saham Fortis. Fortis
akan menjual kepemilikannya di ABN AMRO yang di belinya tahun lalu kepada
pesaingnya, ING.
Ingris juga tak kalah sibuk. Kementrian keuangan Inggris, menasionalisasi bank
penyedia KPR, Bradford dan Bingley, dengan menyuntikan 50 miliar poundsterling
atau Rp.864 triliun. Pemerintah juga harus membayar 18 miliar poundsterling untuk
memfasilitasi penjualan jaringan cabang Bradford & Bingley kepada santender, bank
spanyol yang merupakan bank terbesar kedua di Eropa.
Bradford dan Bingley merupakan bank Inggris ketiga yang terkena dampak
krisis financial AS setelah Northern Rock dinasionalisasi februari lalu dan HBOS
yang dilego pemiliknya kepada Lloyds TSB group.
Fasilitas pinjaman antar-bank didunia kering. Suku bunga libor (The London
Interbank offered Rate) pada 3 Oktober 2008 mencapai 5,33 % untuk pinjaman uang
antarbank dengan jangka waktu 3 bulan. Ini tingkat libor tertinggi sepanjang sejarah,
sebagaimana diutarakan Asosiasi perbankan Inggris.
Upaya pengguyuran dana kepasar oleh sejumlah bank sentral tak mampu
meredakan kegelisahan pasar. Kejatuhan juga terjadi setelah bank sentral AS
menjanjikan akan membeli surat berharga berjangka pendek senilai 900 miliar dolar
AS dari pasar. Indeks saham di berbagai bursa malah terus berjatuhan.
Dari Wall Street, Frankfurt, Paris, Hpng Kong, Tokyo, hingga Singapura, para
investor mencampakan saham-sahamnya. Panurunan suku bunga oleh beberapa bank
sentral secara terkoordinasi, hanya berhasil meredakan kepanikan di bursa saham
sesaat. Investor khawatir otoritas taklagi berdaya menghentikan krisis terbesar global
sejak depresi besar 1929 di AS.
Kepanikan investor duniapun makin parah. Bursa saham terjun bebas. Sejak
awal 2008, bursa saham China anjlok 57%, Indonesia 41%, (sebelum kegiatannya
dihentikan sementara), dan zona Eropa 37%. Sementara pasar surat utang terpuruk,
mata uang Negara berkembang melemah dan harga komoditas anjlok, apalagi setelah
para speculator komoditas minyak menilai bahwa resesi ekonomi akan mengurangi
konsumsi energi dunia.
Kecemasan mengenai resesi global membuat harga saham di Eropa dan Asia
anjlok hari jumat lalu (10/10/08). Indeks saham di London, Paris dan Frankfurt semua
turun 10% pada pembukaan pasar. Harga saham di pasar juga turun semua, dengan
indeks Nikkei di Jepang turun hampir 10 %, yang terbesar sejak tahun 1987.
Lehman Brothers, Bear Stearns, Merrill Lynch, Freddie Mac, dan Fannie Mae,
sebagai lembaga financial raksasa AS, selamat menghadapi resesi ekonomi AS paska
serangan teroris tahun 2001. mereka selamat menghadapi resesi ekonomi dunia akibat
embargo minyak OPEC tahun 1973 dan selamat menghadapi dua perang dunia.
Mereka juga selamat menghadapi resesi ekonomi dunia tahun 1930-an yang sering
disebut “the great depression”, akibat krisis keuangan AS pada 1929.Namun, mereka
tidak selamat menghadapi krisis kredit penbelian rumah (KPR) subprime di AS pada
2007/2008. Artinya, terpuruknya beberapa lembaga keuangan terbesar dunia tersebut
adalah indikasi bahwa permasalahan ekonomi AS dan dunia sekarang memang jauh
lebih parah dari perkiraan kita sebelumnya.
BAB III
Di dalam undang-undang pasar modal No.8 tahun 1995, pengertian pasar modal
dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran Umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan degan efek yang diterbitkannya,
derta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu Negara karena
pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan
fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki
kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).
Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana
segar masyarakat melaui penjualan efek saham melaluui prosedur IPO atau efek utang
(obligasi).
Pegertian saham
Saham merupakan salah satu produk yang diperjualbelikan di pasar modal. Saham
dapat di definisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas.
Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. Akan
tetapi, sekarang ini system tanpa warkat sudah mulai dilakukan di pasar modal Jakarta
dimana bentuk kepemilikan tidak lagi berupa lembaran saham yang diberi nama
pemiliknya tapi sudah berupa account atas nama pemilik atau saham tanpa warkat. Jadi
penyelesaian transaksi akan semakin cepat dan mudah.
Saham atau ekuitas merupakan surat berharga yang sudah banyak dikenal
masyarakat. Uumnya jenis saham yang dikenal adalah saham biasa (common stock).
Saham sendiri dibagi menjadi dua jenis saham, yaitu saham biasa (common stock) dan
saham preferen (preferred stock).
Saham biasa, merupakan saham yang menempatkan pemiliknya palig yunior atau
akhir pada pembagian dividend an hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak mamiliki hak-hak istimewa). Karakteristik lain dari
saham biasa adalah dividen dibayar selama perusahaan memperoleh laba. Setiap pemilik
saham mamiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote).
Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain
sebesar proporsi sahamnya danmemiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya
kepada orang lain.