You are on page 1of 11

ANODIZING ALUMUNIUM

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Elektrokimia dan Elektroplating

Disusun Oleh : M. Januar Ashari Ekky Febri Famela Ruri. Retno Wisnu W. Indra Hutama Chatarina Avina D. Wahid Hasyim NIM. 21030110141117 NIM. 21030110141026 NIM. 21030110141030 NIM. 21030110141057 NIM. 21030110141125 NIM. 21030110141133 NIM. 21030110141135

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alumunium merupakan material nonferro yang sangat banyak manfaatnya, kelebihan logam alumunium dibandingkan dengan logam nonferro lainnya yaitu ringan, memiliki sifat konduktifitas yang baik, memiki ketahanan karat yang tinggi dan mudah dipadukan dengan unsur-unsur lain. Namun seiring dengan kemajuan teknologi, kebutuhan akan material yang tahan lama dan tahan korosi yang tinggi menjadi suatu prioritas utama dalam merancang dan memproduksi produk, untuk itu walaupun sifat ketahanan korosinya tinggi karena mudah beroksidasi dengan oksigen pada udara terbuka dan membentuk lapisan oksida yang tipis Al O yaitu 0,005 0,01 micron
2 3

pada permukaannya, tetapi lapisan tersebut belum dapat dikatakan sebagai pelindung yang protektif terhadap korosi karena terlalu tipis. Oleh karena itu, logam alumunium dapat dimaksimalkan proteksi terhadap korosinya. Salah satu cara melindungi, yaitu dengan pengerjaan secara kimia atau dengan proses anodic oxidation ( proses anodizing ) untuk mendapatkan lapisan oksida yang lebih tebal dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Anodizing merupakan salah satu cara pelapisan oksidasi pada alumunium yang dilakukan dengan oksidasi anodik pada suhu kamar (room temperature) dengan bantuan arus listrik agar terjadi reaksi kimia sehingga dihasilkan suatu lapisan yang dapat melindungi logam tersebut. Anodizing adalah proses pelapisan secara elektrolisis dengan melapisi suatu permukaan logam dengan suatu oksidasi yang melapisi dan bersifat melindungi logam dari pengaruh korosi. Teknik proteksi korosi ini tidak memerlukan biaya yang cukup tinggi namun amat efektif dalam melindungi permukaan logam dari serangan korosi. Mekanisme elektrolisis yaitu menghasilkan reaksi kimia dengan menggunakan energi listrik. Ditinjau dari pemakaian dan kegunaannya, proses anodizing secara garis besar dapat dibagi menjadi dua macam yaitu untuk keperluan dekoratif dan untuk keperluan protektif. Untuk yang bersifat dekoratif, harus tahan warna ( light fastness ) dan cuaca

(weather fastness) karena sinar matahari, sedangkan untuk yang bersifat protektif antara lain harus tahan korosi dan abrasi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah definisi dan tujuan dari anodizing ? 2. Bagaimana proses anodizing pada alumunium ? 3. Bagaimana penerapan proses anodizing alumunium pada industri ? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui definisi anodizing dan juga prosesproses yang terjadi didalam anodizing pada alumunium. Selain itu juga, untuk mengetahui terapan proses anodizing pada alumunium di industri.

BAB II ISI

2.1 Definisi Umum Anodizing Anodizing adalah sebuah proses elektrokimia yang bertujuan untuk mempertebal atau memperkuat lapisan protektif alami pada logam. Lapisan anodik adalah bagian dari logam yang dilapisi, namun memiliki struktur berpori yang memberikan reaksi sekunder seperti pewarnaan. Proses ini juga dapat mengubah permukaan logam menjadi lebih dekoratif, andal, tahan terhadap korosi. Alasan umum untuk anodizing adalah ketahanan aus, ketahanan korosi, pelumasan permukaan, disipasi panas, dielektrik (non-konduktif) properti, dan estetika. 2.1.1 Kelebihan proses pelapisan logam dengan cara anodizing : Keandalan, artinya produk yang mengalami anodisasi memiliki umur pakai yang lebih lama dan memiliki keandalan yang baik. Stabilitas warna, artinya warna yang diaplikasikan pada lapisan hasil anodisasi tahan terhadap sinar ultraviolet sehingga tidak mudah pudar. Kemudahan perawatan, yaitu goresan dan cacat pada permukaan akibat logam melewati proses produksi, pemindahan, instalasi, dapat segera dihilangkan dengan menggunakan sabun dan air yang dapat mengembalikan permukaan logam seperti semula. Untuk endapan yang lebih sulit, dapat digunakan mild abrasive cleaners. Estetika, anodizing dapat menghasilkan kilap yang sangat baik dan juga pilihan warna yang menarik. Biaya, untuk jangka waktu yang lama, anodizing merupakan pilihan surface treatment yang dapat memberikan nilai awal dan nilai perawatan yang lebih rendah dibandingkan proses lainnya. Kesehatan dan keselamatan, yaitu anodizing merupakan proses yang sangat aman dan tidak membahayakan kesehatan manusia

2.1.2 Tipe Anodizing Terdapat 3 (tiga) tipe anodizing yang paling umum digunakan antara lain : Chromic Acid Anodizing (Tipe I) Tipe ini menggunakan larutan elektrolit chromic acid dan menghasilkan lapisan yang paling tipis, hanya sekitar 0,5 hingga 2,5 mikron. Pada saat proses berlangsung, 50% Al2O3 terintegrasi ke dalam substrat dan 50% pertumbuhan lapisan kearah luar. Dapat meningkatkan ketahanan korosi pada alumunium. Lapisan yang dihasilkan cenderung lebih ulet dibandingkan tipe lainnya. Sulfuric Acid Anodizing (Tipe II) Tipe ini adalah tipe yang paling umum dilakukan yaitu dengan menggunakan larutan sulfuric acid sebagai elektrolit dengan kemampuan menghasilkan lapisan protektif hingga 25 mikron. Selama proses berlangsung, 67% oksida protektif terintegrasi ke dalam substrat dan sisanya tumbuh kea rah luar. Lapisan yang dihasilkan permeable dan porous sehingga dapat dilakukan pewarnaan. Tipe II biasa digunakan untuk aplikasi arsitektur, bagian pesawat terbang, otomotif, maupun komputer. Hard Anodizing (Tipe III) Menggunakan larutan elektrolit yang sama dengan tipe II namun dengan konsentrasi yang lebih tinggi pada temperatur yang lebih rendah. Lapisan yang dihasilkan lebih tangguh, memiliki ketahanan abrasi yang baik, ketahanan korosi, anti pudar, tahan terhadap suhu tinggi, dan memiliki kekerasan yang baik. Lapisan mencapai ketebalan 75 mikron sehingga juga dapat menjadi insulator listrik yang baik. Umumnya digunakan pada peralatan yang membutuhkan ketahanan aus yang sangat tinggi seperti pada piston dan hydraulic gear. 2.1.3 Karakteristik Lapisan Anodizing Anodizing pada logam menghasilkan suatu lapisan tipis yang terintegrasi dengan baik terhadap logam dasarnya. Lapisan tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

Keras, dalam perbandingan dengan kekerasan sapphire Transparan, dengan beberapa variasi warna Terintegrasi dengan baik pada logam dasarnya, tidak dapat mengelupas 2.2 Proses Anodizing pada Alumunium Pada proses anodizing diperlukan perlengkapan yang standar, meliputi : 1. Tangki 2. Cooler 3. Power supply DC 4. Katoda Sedangkan untuk bahan kimia yang dibutuhkan adalah: 1. Larutan cleaning aluminium. 2. Larutan deoxidasi aluminium. 3. Larutan chemical polish aluminium (untuk mengkilapkan aluminium secara kimiawi). 3. Larutan alkaline etching (untuk hasil semi bright). 4. Larutan desmut (untuk hasil semi bright). 5. Larutan anodizing. 6. Larutan pewarna. 7. Larutan sealing. Dalam proses anodizing terdapat 6 langkah dasar. Langkah-langkah tertentu tidak dibutuhkan, bergantung pada tipe paduan logamnya. Semakin lama waktu anodizing, semakin dalam permukaan yang teretsa. Berikut adalah langkah-langkah umumnya : 1. Celupkan bagian logam ke dalam larutan non-etch cleaner pada 55 60C selama 3 5 menit, kemudian bilas dengan air bersih. 2. Lakukan pengetsaan, jika menginginkan hasil yang matte lakukan pada suhu 50C dalam 50 100 g/l NaOH selama satu menit atau lebih lama, kemudian bilas dengan air bersih. 3. Bagian yang telah dietsa, rendam logam dalam larutan desmut 10% HNO3 selama 1 menit, bilas dengan air bersih.

4. Lakukan anodisasi dengan besar arus 1 1.5 A/dm2 selama 30 45 menit pada temperatur kamar (20 - 22C), bilas selama minimal 1 menit dan lakukan dua kali. 5. Celupkan bagian logam ke dalam dye solution pada temperatur 60oC selama 15 detik hingga 15 menit, kemudian bilas. 6. Lakukan sealing dalam nickel acetate sealant selama minimal 20 menit 85 90oC, kemudian bilas.

Gambar 1. Alat dan bahan untuk anodizing Secara singkat, proses anodizing aluminium diawali dengan cara mencelupkan logam aluminium ke dalam larutan elektrolit (asam sulfat lemah) dan dialirkan arus searah yang melewati logam aluminium. Aluminium dihubungkan dengan arus positif (bertindak sebagai anoda). Sedangkan yang bertindak sebagai katoda antara lain : timbal, aluminium, maupun grafit, namun yang paling umum digunakan adalah aluminium. Arus yang melewati bagian aluminium yang akan di anodisasi mengakibatkan permukaan aluminium (anoda) teroksidasi membentuk aluminium oksida. Lapisan oksida berbentuk seperti struktur sarang lebah yang memiliki banyak pori-pori berukuran mikroskopis. Pori-pori berbentuk seperti tabung sehingga dapat menampung zat warna untuk pewarnaan.

2.3 Reaksi-reaksi pada Proses Anodizing

Gambar 2. Reaksi pada tangki anodizing Reaksi keseluruhan dari proses anodisasi aluminium, yaitu : 2Al + 3H2O Reaksi di anoda ; 2Al + 3O22Al3+ + 3H2O 2Al Reaksi di katoda adalah evolusi hydrogen : 6H+ + 6e3H2 Al2O3 + 6eAl2O3 + 6H+ 2Al3+ + 6eAl2O3 + 3H2

Ketika terjadi disolusi aluminium dan membentuk pori-pori, reaksi anodiknya :

Setelah dilakukan pewarnaan, pori-pori di permukaan lapisan oksida diisi oleh dye solution. Dan ketika dilakukan sealing, reaksi yang terjadi adalah : Al2O3 + 3H2O 2AlOOH.H2O

2.4 Penerapan Proses Anodizing Aluminium pada Industri Proses anodizing aluminium diterapkan pada industri pembuat asesoris otomotif, industri pembuat komponen peralatan elektronik, industri pembuat komponen sepeda,

industri konstruksi, industri pembuat peralatan kosmetik seperti tempat alas bedak, botol parfum, industri pembuat alat rumah tangga yaitu wadah bagian dalam di rice cooker yang lapisan dalamnya dianodisasi. Contoh produk-produk hasil dari proses anodizing aluminium diantaranya adalah Tutup botol parfum berwarna silver atau perak. Tutup botol parfum tersebut di stamping atau dicetak dari aluminium kemudian diberikan anodizing dengan warna silver atau perak sehingga terlihat bentuk yang mengkilap, lebih elegan dan lebih tahan lama. Komponen pesawat, assessoris otomotif seperti velg kendaraan bermotor dianodisasi supaya terlihat mengkilap, memiliki warna yang menarik dan tahan terhadap korosi. Komponen sepeda seperti rangka sepeda dianodisasi supaya mengkilap dan tidak mudah aus. Peralatan mendaki gunung yang dianodisasi agar tahan goresan dan tidak mudah aus. Kerangka luar ipod dan casing handphone yang dianodisasi agar tahan oksidasi yang menyebabkan degradasi akibat atmosferik maupun jejak tangan. Komponen elektronik dianodisasi supaya tahan terhadap korosi. Berikut adalah contoh gambar hasil dari anodizing aluminium.

Gambar 3. Produk hasil anodizing aluminium

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Anodizing adalah sebuah proses elektrokimia yang bertujuan untuk mempertebal atau memperkuat lapisan protektif alami pada logam. Alasan umum untuk anodizing adalah ketahanan aus, ketahanan korosi, pelumasan permukaan, disipasi panas, dielektrik (non-konduktif) properti, dan estetika. Kelebihan proses pelapisan logam dengan cara anodizing keandalan, stabilitas warna, kemudahan perawatan, estetika, biaya, kesehatan dan keselamatan. Terdapat 3 (tiga) tipe anodizing yang paling umum digunakan antara lain Chromic Acid Anodizing (Tipe I), Sulfuric Acid Anodizing (Tipe II), Hard Anodizing (Tipe III). Karakteristik lapisan anodizing yaitu keras, transparan, terintegrasi dengan baik pada logam dasarnya, tidak dapat mengelupas. Proses anodizing aluminium terdapat 6 (enam) langkah dasar. Semakin lama waktu anodizing, semakin dalam permukaan yang teretsa. Proses anodizing aluminium diterapkan pada industri pembuat asesoris otomotif, industri pembuat komponen peralatan elektronik, industri pembuat komponen sepeda, industri konstruksi, industri pembuat peralatan kosmetik seperti tempat alas bedak, botol parfum, industri pembuat alat rumah tangga yaitu wadah bagian dalam di rice cooker yang lapisan dalamnya dianodisasi.

3.2 Saran 1. Proses anodizing sebaiknya diperhitungkan waktu proses anodizing untuk menghasilkan ketebalan yang diinginkan. 2. Pada proses anodizing aluminium, sebaiknya aluminium yang bertindak sebagai anoda sebelum dilakukan proses anodizing, dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang menempel, agar anoda dapat teroksidasi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Proses Anodizing dan Coloring Aluminium. http://rekayasaplatingid.blogspot.com/2011/05/proses-anodizing-coloringaluminium.html. Diakses pada 23 Maret 2013 pukul 20.30 WIB Anonim. Apa itu Anodizing. http://www.indoanodize.com/artikel/apa-itu-anodizing. Diakses pada 23 Maret 2013 pukul 20.44 WIB Edvin Mahardika dan Anik Tresnawati. (2010). Anodizing Aluminium Dengan Menggunakan Pewarna Tembaga Nitrat Dan Kalium Permanganat. Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Sujud. 2010. Proses Anodizing Aluminium. http://sujudsatria.blogspot.com/2010/01/proses-anodizing-aluminium.html. Diakses pada 23 Maret 2013 pukul 20.33 WIB Taufiq, Tania. (2011). Anodizing Pada Logam Aluminium dan Paduannya. Institut Teknologi Bandung Widodo, Agus Tri. Anodising Pewarnaan Aluminium. https://sites.google.com/site/duranodising. Diakses pada 24 Maret 2013 pukul 10.00 WIB

You might also like