Professional Documents
Culture Documents
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN OKTOBER 2013
I.
IDENTITAS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Waktu Materi Hari/tanggal : SMA PGRI 1 Banjarmasin : KIMIA : XI / I : 2 x 45 menit : Kesetimbangan Kimia : Sabtu, 26 Oktober 2013
II.
STANDAR KOMPETENSI Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan seharihari dan industri.
III.
KOMPETENSI DASAR Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
IV.
INDIKATOR A. Kognitif 1. Produk 1) Menjelaskan kesetimbangan dinamis. 2) Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen. 3) Menjelaskan tetapan kesetimbangan. 4) Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan
B. Psikomotor
V.
TUJUAN PEMBELAJARAN A. Kognitif 1. Produk 1) Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dinamis. 2) Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen. 3) Siswa dapat menjelaskan tetapan kesetimbangan. 4) Siswa dapat meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier.
2. Proses Diberikan soal tentang materi kesetimbangan kimia dengan menerapkan model NHT (Numbered Heads Together) untuk mencapai tujuan produk.
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter toleransi, kerja keras dan tanggung jawab.
2. Keterampilan sosial Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku keterampilan sosial komunikatif dan saling menghargai.
VI.
MATERI POKOK
KESETIMBANGAN KIMIA
Persamaan termokimia reaksi pembentukan ammonia dinyatakan sebagai berikut : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) Stoikiometri reaksi menunjukkan bahwa 1 mol nitrogen bereaksi dengan 3 mol hidrogen membentuk 2 mol ammonia. Akan tetapi, dari percobaan diketahui bahwa hasil seperti itu tidak pernah dicapai. Artinya jika direaksikan 1 mol nitrogen dengan 3 mol hidrogen ternyata tidak dapat menghasilkan 2 mol ammonia, tetapi selalu kurang dari 2 mol. Reaksi seperti berhenti. Setelah sebagian nitrogen dan hidrogen bereaksi. Reaksi berakhir dengan suatu campuran yang mengandung NH3, N2, dan H2. Keadaan seperti itulah yang disebut keadaan setimbang. Jadi, keadaan setimbang adalah suatu keadaan di mana zat-zat pereaksi dan hasil reaksi terdapat bersama-sama, tetapi tidak ada lagi perubahan yang dapat diamati. Dengan kata lain, campuran masih mengandung zat-zat pereaksi, tetapi reaksi seolaholah sudah berhenti. Dikatakan seolah-olah berhenti karena ternyata reaksi tetap berlangsung pada tingkat mikroskopis.
A. Konsep Kesetimbangan Dinamis Pada awalnya, hanya terjadi satu reaksi yaitu pembentukan amonia. N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) Amonia dapat pula terurai membentuk nitrogen dan hidrogen. Oleh karena itu, segera setelah terbentuk, sebagian amonia akan terurai kembali membentuk gas nitrogen dan gas hidrogen. 2NH3 (g) N2 (g) + 3H2 (g) Selanjutnya kedua reaksi tersebut akan berlangsung secara bersama-sama dengan diberi tanda () dimaksudkan untuk menyatakan reaksi dapat balik berikut. N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) Melalui percobaan dapat ditunjukkan bahwa dalam keadaan setimbang reaksi tetap berlangsung pada tingkat molekul (tingkat mikroskopis). Artinya reaksi antara nitrogen dengan hidrogen membentuk amonia teteap berlangsung, demikian pula penguraian amonia membentuk nitrogen dan hidrogen. Oleh karena itu, kesetimbangan kimia disebut kesetimbangan dinamis, yaitu dalam reaksi setimbang terjadi reaksi dua arah yang berlawanan dengan laju reaksi yang sama, ini berarti selama dalam kesetimbangan itu terus terjadi reaksi baik ke kanan maupun ke kiri tetapi dengan laju yang sama. Sedang kesetimbangan statis misalnya kesetimbangan yang terjadi dalam neraca pada saat kita menimbang, dalam kesetimbangan ini tidak terjadi perubahan apa pun. Sebelum mencapai kesetimbangan, jumlah zat yang bereaksi makin lama berkurang dan jumlah hasil reaksi bertambah, akhirnya pada saat reaksi maju dan reaksi balik memiliki laju reaksi yang sama akan tercapai kesetimbangan dinamis.
Konsentrasi A; [A] mula-mula besar kemudian waktu bereaksi makin berkurang dan berubah menjadi zat B. Reaksi yang terjadi berlangsung cepat dan makin melambat. Sebaliknya, pada keadaan awal konsentrasi B; [B] = 0, makin lama makin bertambah. Zat B yang terbentuk dapat berubah kembali menjadi zat A yang reaksinya mulamula lambat kemudian makin cepat. Pada saat yang bersamaan [A] terurai sama banyaknya dengan [A] yang terbentuk kembali. Dapat pula dikatakan [B] yang terbentuk sama dengan [B] yang terurai. Pada keadaan ini telah tercapai kesetimbangan. Tercapainya kesetimbangan dapat digambarkan seperti berikut.
a. Reaksi Reversible dan Irreversible Biasanya, jika zat sudah bereaksi sekali, sebagian besar tidak bisa kembali lagi menjadi penyusunnya. Misalnya, pada reaksi pembakaran
kayu atau proses pengkaratan besi. Reaksi seperti ini dikatakan berlangsung satu arah atau reaksi ireversibel (tidak dapat balik). Namun, ada juga reaksi yang dapat bolak-balik menjadi reaktan atau produk. Misalnya, pada pembentukan ammonia. Reaksi seperti ini berlangsung dua arah atau disebut dengan reaksi reversible (dapat balik/kesetimbangan). Reaksi yang berjalan dua arah dinyatakan dengan panah ganda ().
b. Kesetimbangan homogen dan heterogen 1. Kesetimbangan homogen Kesetimbangan yang semua komponennya satu fase kita sebut kesetimbangan homogen.
2. Kesetimbangan heterogen Kesetimbangan yang terdiri dari dua fase atau lebih kita sebut kesetimbangan heterogen.
B. Tetapan Kesetimbangan Fenomena kesetimbangan ditemukan oleh Cato Maximillan dan Peter Waage (1866) yang dikenal dengan Hukum Aksi Massa. Pada suhu tetap, hasil kali konsentrasi produk pangkat koefisien dibandingkan dengan hasil kali pereaksi pangkat koefisien adalah tetap.
Tetapan tersebut kemudian dikenal dengan tetapan kesetimbangan dan dinyatakan dengan lambang Kc (tetapan kesetimbangan konsentrasi). Ungkapan hukum kesetimbangan untuk reaksi
kesetimbangan berikut adalah: CO (g) + 3H2 (g) CH2 (g) + H2O (g)
Kc =
C. Pergeseran Kesetimbangan 1. Asas Le Chatelier Pernahkah kalian bermain jungkat-jungkit? Jika pernah, kalian pasti lebih menyukai bermain dengan seseorang yang memiliki berat badan hampir sama agar seimbang bukan? Kesetimbangan kimia dapat kalian bayangkan seperti papan jungkat-jungkit seimbang dengan reaktan di satu sisi dan produk di sisi lain. Ketika terjadi perubahan di salah satu sisi, maka kesetimbangan tersebut dapat terganggu. Alasan inilah yang mendasari Henri Louis Le Chatelier untuk menganalisa apa yang terjadi jika kesetimbangan kimia terganggu. Jika suatu sistem kesetimbangan menerima suatu aksi maka sistem tersebut akan mengadakan reaksi, sehingga pengaruh aksi menjadi sekecil-kecilnya. Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke kanan. Marilah kita bahas penerapan azas Le Chatelier untuk meramalkan arah pergeseran kesetimbangan.
a. Pengaruh Konsentrasi Jika konsentrasi salah satu komponen diperbesar maka reaksi sistem adalah mengurangi komponen tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi
salah satu komponen diperkecil, maka reaksi sistem adalah menambah komponen itu. Jika konsentrasi preaksi diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke kanan (hasil reaksi). Jika konsentrasi preaksi diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke kiri (hasil reaksi).
Contoh : Ditentukan kesetimbangan : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) Ke arah mana kesetimbangan bergeser, jika konsentrasi N2 diperbesar? Jawab : Jika konsentrasi N2 diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan atau NH3. b. Pengaruh Tekanan Penambahan tekanan dengan cara memperkecil volum akan memperbesar konsentrasi. Sesuai dengan azas Le Chatelier, maka sistem akan bereaksi dengan mengurangi tekanan. Sebagaimana Anda ketahui, tekanan gas bergantung pada jumlah molekul dan tidak bergantung pada jumlah molekul dan tidak bergantung pada jenis gas. Oleh karena itu, untuk mengurangi tekanan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Sebaliknya, jika tekanan dikurangi dengan cara memperbesar volum, maka sistem akan bereaksi dengan menambah tekanan dengan cara menambah jumlah molekul. Reaksi akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih besar. Jika tekanan diperbesar (volum diperkecil), kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya terkecil. Jika tekanan diperkecil (volum diperbesar), kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya terbesar.
Contoh : Ditentukan kesetimbangan : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) Ke arah mana kesetimbangan bergeser, jika tekanan diperbesar? Jawab : Jika tekanan diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya terkecil. Maka, N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) Jumlah koefisien di ruas kiri = 3; sedangkan di ruas kanan = 2 Kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
c. Pengaruh Suhu Jika suhu sistem kesetimbangan dinaikkan, maka reaksi sistem adalah menurunkan suhu, kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor (ke pihak reaksi endoterm). Sebaliknya jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi eksoterm. Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm. Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi eksoterm.
Ke arah mana kesetimbangan bergeser jika suhu dinaikkan? Jawab : Pada kenaikkan suhu, kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi endoterm maka reaksi bergeser ke kiri.
d. Pengaruh Katalis Sesuai dengan fungsinya sebagai zat yang mempercepat reaksi, katalis berfungsi mempercepat tercapainya kesetimbangan, dengan cara mempercepat reaksi maju dan reaksi balik sama besar. Jadi, katalis berfungsi pada awal reaksi (sebelum kesetimbangan tercapai). Jika laju reaksi maju = laju reaksi balik (setelah kesetimbangan tercapai), maka katalis berhenti berfungsi. Katalis hanya mampu mempercepat reaksi, tetapi tidak dapat membuat reaksi. Jadi, katalis tidak dapat menggeser reaksi yang telah setimbang
Contoh: 2 SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (g) Reaksi tersebut dapat berlangsung lebih cepat jika ditambah katalis, yaitu vanadium pentoksida (V2O5).
VII.
STRATEGI PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran : Ceramah / penyampaian informasi dan pemberian tugas Model Pembelajaran : Numbered Heads Together (NHT)
IX.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan awal : 1. Salam pembuka dan berdoa bersama 2. Memeriksa kehadiran siswa 3. Memotivasi siswa dengan menyampaikan apersepsi tentang
kesetimbangan kimia (jika laju perpindahan manusia dari lantai atas ke bawah sama dengan laju perpindahan manusia dari lantai lantai bawah
ke atas, maka jumlah manusia manusia di lantai atas dan di lantai bawah akan konstan (tetap)). 4. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran berupa produk.
Kegiatan Inti :
1. Eksplorasi o Guru menjelaskan tentang model Number Head Together (NHT) yang akan digunakan. o Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (satu kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang). o Guru menyampaikan materi mengenai Kesetimbangan Kimia. o Siswa melakukan demonstrasi untuk mengamati suatu reaksi kimia yang berlangsung bolak-balik (reaksi reversible) sesuai dengan video yang telah ditampilkan oleh guru. Demonstrasi ini bertujuan agar siswa terampil menggunakan alat-alat laboratorium. Selain itu siswa juga diharapkan bisa
bertoleransi dengan saling membantu jika ada anggota kelompoknya yang belum mengerti atau memahami mengenai suatu reaksi kimia yang berlangsung bolak-balik (reaksi reversible).
2. Elaborasi o Guru menjadi pemimpin diskusi kecil yang sudah terbentuk pada model NHT. o Guru meminta siswa mengerjakan LKS secara berkelompok. Dengan ini siswa diharapkan bisa mengembangkan rasa tanggung jawab, kerja keras, saling menghargai, serta komunikatif dalam mendiskusikan jawaban dari LKS yang telah dibagikan oleh guru.
o Guru menyebutkan salah satu nomor yang ada di kepala siswa dan setiap siswa dalam satu kelompok yang memakai nomor kepala seperti yang disebutkan guru cepat-cepatan mengangkat tangan. o Siswa yang paling cepat mengangkat tangan akan
menyampaikan hasil pekerjaan dari kelompok mereka. o Melakukan tanya jawab tentang hasil dari pekerjaan siswa yang menjadi perwakilan kelompoknya dengan kelompok yang lain.
3. Konfirmasi o Siswa dipersilahkan untuk bertanya jika ada permasalahan yang tidak dimengerti atau tidak dapat dipecahkan oleh siswa.
Kegiatan Akhir : 1. Guru mengumumkan siapa kelompok yang menang dalam model NHT. 2. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari. 3. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 4. Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
X.
No 1.
Aspek Penilaian Kognitif a. Produk Teknik Penilaian : LKS (Berupa soal) Rubrik Penilaian : (terlampir) b. Proses Teknik Penilaian : LKS (Berupa soal-soal yang ada di produk)
Rubrik Penilaian : (terlampir) 2. Psikomotor Teknik Penilaian : Demonstrasi Rubrik Penilaian : (terlampir) 3. Afektif Teknik Penilaian : non-tes Rubrik Penilaian : (terlampir)
XI.
ALAT DAN MEDIA 1. Papan tulis 2. Spidol 3. Power Point 4. LKS 5. LCD Proyektor 6. Laptop
XII.
ALAT DAN BAHAN DEMONSTRASI A. 1. 2. 3. Alat Labu Erlenmeyer 100 mL Gelas ukur 50 mL Pipet tetes
B. 1. 2. 3.
Bahan Kalium kromat, K2CrO4 0,1 M Asam asetat, CH3COOH 0,1 M (atau asam klorida) Natrium hidroksida, NaOH 0,1 M
XIII. SUMBER PEMBELAJARAN 1. Buku BSE untuk SMA kelas XI 2. Buku Kimia SMA Erlangga kelas XI 3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Silabus kelas XI
LAMPIRAN
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Lembar Penilaian Kognitif (Produk dan proses)
Soal : 1. Manakah di bawah ini yang termasuk reaksi reversible dan irreversible. o o NaOH(aq)+ HCl(aq) NaCl(aq)+ H2O(l) 2 SO2 (g)+ O2 (g) 2 SO3 (g)
2.
Tentukan apakah kesetimbangan berikut tergolong kesetimbangan homogen atau heterogen. o o 3 Fe (s)+ 4 H2O (g) Fe3O4 (s) + 4H2 (g) CH3COO- (aq) + H2O (l) CH3COOH (aq) + OH- (aq)
3.
Tulislah persamaan tetapan kesetimbangan (Kc) untuk sistem kesetimbangan berikut. 2 H2S (g) + 3O2 (g) 2 H2O (g) + 2 SO2 (g)
4.
Ditentukan reaksi kesetimbangan: 2 H2O (g) H2 (g) + 2O2 (g) Ke arah mana kesetimbangan bergeser jika a. Ditambahkan konsentrasi H2O b. Ditambahkan volum H2O c. Tekanan diperbesar d. Suhu dinaikkan e. Ditambahkan katalis
KUNCI JAWABAN PRODUK DAN PROSES 1. Reaksi irreversible : NaOH(aq)+ HCl(aq) NaCl(aq)+ H2O(l) Reaksi reversible : 2 SO2 (g)+ O2 (g) 2 SO3 (g) 2. 3 Fe (s)+ 4 H2O (g) Fe3O4 (s) + 4H2 (g) dan CH3COO- (aq) + H2O (l) CH3COOH (aq) + OH- (aq) termasuk kesetimbangan heterogen.
3. Kc =
4.
Dari reaksi kesetimbangan: H2O (g) H2 (g) + O2 (g) Jika; a. Ditambahkan konsentrasi H2O maka kesetimbangan bergeser ke arah kanan. b. Ditambahkan volum H2O maka kesetimbangan bergeser ke arah kanan. c. Tekanan diperbesar maka kesetimbangan bergeser ke arah kiri. d. Suhu dinaikkan maka kesetimbangan bergeser ke arah kanan. e. Ditambahkan katalis tidak mengubah komposisi kesetimbangan karena katalis hanya mempercepat pencapaian keadaan setimbang atau H = +242 kJ
RUBRIK PENILAIAN
No. Indikator
1.
2.
Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen. Menjelaskan kesetimbangan. Meramalkan pergeseran kesetimbangan dengan arah tetapan
menggunakan azas Le Chatelier. Catatan : jika jawaban salah atau tidak dijawab maka skor = 0
LP 2: PSIKOMOTOR
dengan video yang sudah ditampilkan. Format Asesmen Kinerja Psikomotor No Aspek yang dinilai Skor Maksimum 1 2 3 4 Memipet larutan Mencampurkan larutan Membaca skala volume larutan Menambahkan bahan tetes demi tetes 10 15 10 15
Nama :
Kelas:
Tanggal :
No 1 2 3 4
Aspek yang dinilai Memipet larutan Mencampurkan larutan Membaca skala volume larutan Menambahkan bahan tetes demi tetes menggunakan pipet tetes. Skor Total
Skor Maksimum
LP 3 : KARAKTER
No. 1.
Kriteria Sangat berusaha memahami materi dan aktif ikut serta dalam menjawab pertanyaan/soal soal yang diberikan serta berani untuk menyampaikan hasil pekerjaan kelompoknya. Berusaha memahami materi dan ikut serta menjawab pertanyaan/soal soal yang diberikan serta hasil bersedia pekerjaan
Skor A
menyampaikan kelompoknya. -
Kurang berusaha memahami materi dan kurang ikut serta pada saat pengerjaan soal-soal, tetapi bersedia juka diminta menyampaikan kelompoknya. hasil pekerjaan dari
Tidak
ikut
serta
dalam
menjawab
pekerjaan dari kelompoknya. 2. Kerja keras Berusaha dengan keras agar bisa A
mengerjakan soal di LKS dan bisa menyampaikan kelompoknya. Berusaha agar bisa mengerjakan soal di LKS dan menyampaikan hasil pekerjaan kelompoknya jika diminta. B hasil pekerjaan dari
Berusaha agar bisa mengerjakan soal di LKS tidak mau menyampaikan hasil pekerjaan dari kelompoknya.
Tidak berusaha agar bisa mengerjakan LKS dan tidak mau menyampaikan hasil pekerjaan dari kelompoknya.
3.
Toleransi
Sangat
memperhatikan
teman
mengerjakan soal ataupun melakukan pengenceran dan bersedia dengan sigap membantunya hingga dapat memahami materi dan mampu mengerjakan soal serta melakukan pengenceran tersebut. Memperhatikan teman sekelompoknya yang tidak memahami materi maupun kesulitan dalam mengerjakan soal dan B
bersedia membantunya hingga dapat memahami mengerjakan materi soal dan serta mampu melakukan
terhadap teman sekelompoknya yang tidak memahami materi dan kesulitan dalam mengerjakan soal.
Siswa:
Kelas:
Tanggal:
Petunjuk: Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut ini: A = sangat baik C = menunjukkan kemajuan B = Memuaskan D = memerlukan perbaikan
No 1. 2. 3.
Keterangan
LP 4: KETERAMPILAN SOSIAL
No. 1.
Skor A
sekelompoknya
mendiskusikan jawaban dari soal yang ada di LKS yang telah dibagikan. Dapat baik berkomunikasi terhadap dengan teman dalam B
sekelompokknya
mendiskusikan jawaban dari soal yang ada di LKS yang telah dibagikan. Kurang berkomunikasi terhadap teman sekelompokknya dalam mendiskusikan jawaban dari soal yang ada di LKS yang telah dibagikan. Tidak sekali berkomunikasi terhadap sama teman dalam D C
sekelompokknya
mendiskusikan jawaban dari soal yang ada di LKS yang telah dibagikan. 2. Saling menghargai Memperhatikan dengan sangat baik ketika temannya dari A
pekerjaan dari kelompoknya dan mencoba tanggapan. Kurang memperhatikan ketika temannya dari kelompok lain menyampaikan hasil pekerjaan dari kelompoknya dan tidak memberikan tanggapan. Tidak memperhatikan ketika D C memberikan
Siswa:
Kelas:
Tanggal:
Petunjuk: Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut ini: A = sangat baik C = menunjukkan kemajuan B = Memuaskan D = memerlukan perbaikan
No 1. 2.
Keterangan