You are on page 1of 56

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DII WILAYAH RW II KELURAHAN WIYUNG KECAMATAN WIYUNG KOTAMADYA SURABAYA 01 JULI 2002-23 AGUSTUS 2002

Praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II mulai 01 Juli 2002 23 Agustus 2002 sebagai salah satu perogram profesi dalam menempuh pendidikan Strata 1 Keperawatan. Praktik tersebut dilakukan untuk mengejawantahkan konsep kepeerawatan dan kesehatan komunitas serta keluarga di tataran nyata kepada masyarakat sehingga upaya mencetak tenaga perawat profesional sesuai dengan kompetensinya dapat tercapai. Kegiatan tersebut menggunakan proses keperawatan sebagai model

pendekatan yang bersifat ilmiah, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berikut kami uraikan ikhtisar asuhan keperawatan komunitas yang telah kami lakukan.

3.1 Tahap Pengkajian 3.1.1 Pengumpulan Data 1) Data Demografi Wilayah RW II Kelurahan Wiyung terbagi menjadi 4 RT yang masing-masing RT terdiri dari 100-150 KK dengan data yang terkumpul sejumlah 356 KK (quesioner) dari 500 KK yang diperkirakan, berdasarkan data hasil observasi dan wawancara dengan aparat RW, maka didapatkan bahwa 100% penduduk merupakan warga asli Wiyung dengan jumlah 1478 penduduk. Berdasarkan metode pengkajian Winshield Survey, data demografi masyarakat akan disajikan sebagai berikut:

Batas wilayah sebelah barat Batas wilayah sebelah timur Batas wilayah sebelah selatan Batas wilayah sebelah utara

: RW III Kelurahan Wiyung : Kelurahan Babadan : RW I Kelurahan Wiyung : RW III dan IV Kelurahan Wiyung

Fasilitas yang tersedia di RW II Kelurahan Wiyung adalah sebagai berikut: balai RW II (1 buah), musholla di RT 02 (1 buah), masjid di RT 04 dan 01 (2 buah), Posyandu. Hasil data yang diperoleh melalui angket/quesioner, wawancara dan observasi yang dilakukan oleh mahasiswa dapat disajikan sebagai berikut:
a.

Distribusi Warga Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Warga RW II Wiyung


Dari gambar diatas didapatkan bahwa sebagian besar warga berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 748 orang (50,6%) dan 730 orang berjenis kelamin laki-laki (49,4%). Perbandingan tersebut seimbang.

b. Distribusi Warga Berdasarkan Agama/Kepercayaan

Gambar 4.2 Distribusi Agama/Kepercayaan Warga RW I Wiyung Sebagian besar (93%) warga beragama Islam dengan kegiatan keagamaan yang aktif yaitu majlis dzibaiyah ibu-ibu setiap Selasa malam, majlis tahlil ibu-ibu setiap Rabu malam, majlis tahlil bapak-bapak tiap Kamis malam.

c.

Distribusi Warga Berdasarkan Umur

Gambar 4.3 Distribusi Umur Warga RW II Kelurahan Wiyung


Dari gambar diatas, diadapatkan bahwa sebagian besar wrga berada pada usia produktif yaitu 22-55 tahun dengan jumlah 757 orang (51,2%). Selain itu, terdapat data yang mencolok yaitu jumlah usia lanjut yang menduduki peringkat ke-4, yaitu sejumlah 142 orang (9,61%), hal ini memberikan dampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memerlukan tinakan yang lebih terhadap kelompok khusus ini.

d.

Distribusi Warga Berdasarkan Pendidikan Gambar 4.4 Distribusi Pendidikan Warga RW II Kelurahan Wiyung

Berdasarkan gambar diatas, didapatkan data bahwa sebagian besar warga RW II Kelurahan Wiyung berpendidikan SD atau sederajat dengan jumlah 587 orang (39,7%).
Dari gambar tersebut, didapatkan pula warga yang tidak sekolah sejumlah 269 orang (18,2%), data tersebut meliputi warga dewasa yang tidak pernah mengenyam pendidikan/bangku sekolah dan balita.

e. Distribusi Warga Berdasarkan Pekerjaan Gambar 4.5 Distribusi Pekerjaan Warga RW II Kelurahan Wiyung Gambar 4.5 diatas menunjukkan sebagian warga tidak bekerja sejumlah 846 orang (57,2%). Warga yang tidak bekerja meliputi ibu rumah tangga, balita, anak dan remaja sekolah serta usia lanjut. Kebanyakan dari warga yang bekerja adalah

mempunyai pekerjaan swasta 289 orang (19,6%) yaitu dagang, pekerja bangunan dan karyawan swasta 264 orang (17,9%).

2) Data Kesehatan Lingkungan Dari 356 KK yang didata, didapatkan data kesehatan lingkungan sebagai berikut: a. Status kepemilikan rumah: : 3,3% : 81,8% : 15,5%

K Sewa/kontrak K Rumah sendiri K Orang tua/keluarga

b. Ratio jumlah kamar tidur dengan anggota keluarga: K 1:1 K 1:2 K 1 : 3 atau lebih : 21% : 49,1% : 29,9%

c.

Lantai rumah: : 34.6% : 13,29% : 42,52% : 9,6%

K Keramik K Tegel K Semen K Tanah

d. Keberadaan ventilasi: K Terdapat ventilasi di masing-masing kamar K Tidak terdapat ventilasi di masing-masing kamar : 48,1% : 51,9%

e.

Kebiasaan membuka ventilasi:

K Sering K Jarang

: 51,4% : 48,6%

f.

Pencahayaan oleh cahaya matahari: : 19,2% : 77,2% : 3,6%

K Baik K Cukup K Kurang

g. Sumber air bersih: K PDAM K Sumur gali K Lain-lain h. Air minum: K Air kemasan K PDAM dimasak K PDAM tidak dimasak K Sumur : 2,9% : 89,3% : 1,9% : 5,8% : 93,7% : 6,3% : 0%

i.

Jamban/WC: : 97%

K Ada

K Tidak ada : 3%

j.

Resapan septik tank: : 44,7%

K Ada

K Tidak ada : 55,3%

k. Kebiasaan menguras bak penampungan air: K Setiap 3 hari : 14,3%

K Seminggu sekali K Lebih seminggu

: 50,5% : 35,2%

l.

Keberadaan jentik nyamuk: : 49,2%

K Ada

K Tidak ada : 50,8%

m. Pembuangan sampah: K Bak sampah & diangkut petugas : 4,6% K Ditimbun K Dibakar K Lain-lain : 2,6% : 91,4% : 1,3%

n. Pembuangan air limbah rumah tangga: K Peresapan : 5,6% K Parit/got : 91,7%

K Tergenang : 2,6%

3) Data Kesehatan Usia Lanjut

a.
K Ada

Keberadaan lansia di KK: : 39,4%

K Tidak ada : 60,6%

b. c.
K Sehat

Jumlah lansia di RW II Kelurahan Wiyung: 129 orang Status kesehatan: : 77,5%

K Sakit

: 22,5%, dengan keluhan pegal linu, sesak, darah tinggi, kembung, diare

dan lain-lain.

d.
K Puskesmas K Dukun K Dokter K Rumah Sakit K Lain-lain

Tindakan yang dilakukan bila lansia sakit: : 83,7% : 0% : 14,7% : 0,8% : 0,8%, yaitu klinik dan bidan

e.
K Organisasi

Aktifitas lansia sehari-hari: : 16,7% : 16,7% : 3,3% : 63,3%

K Usaha produktif K Senam/OR K Tanpa kegiatan

4) Data Kesehatan Ibu Hamil

a.
K Ada

Keberadaan ibu hamil dalam KK: : 6,3%

K Tidak ada : 93,7%

b. c.
K 1 K 2 K 3 : 52,9% : 35,3% : 11,8%

Jumlah ibu hamil: 17 orang Kehamilan ke-:

K >4 : 0%

d.

Usia kehamilan:

K 1-3 bulan : 41,7% K 4-6 bulan : 16,7% K 7-9 bulan : 33,3%

e.

Pemeriksaan kehamilan: : 100% : 0%

K Memeriksakan K Tidak memeriksakan

f.
K Rutin K Tidak rutin

Kerutinan pemeriksaan kehamilan: : 100% : 0%

g.
K Puskesmas K Posyandu K RS/Klinik K Dokter/bidan

Tempat pemeriksaan kehamilan: : 17,6% : 0% : 23,5% : 58,8%

h.
K Ada

Keluhan selama kehamilan: : 20% yaitu mual, pusing terutama yang usia kehamilan muda

K Tidak ada : 80%

i.
K Sudah K Belum

Imunisasi TT selama hamil: : 76,5% : 23,5%

5) Data Keluarga Berencana

a.

b.
Akseptor KB

Gambar 4.6 Keikutsertaan Keluarga dari RW II Kelurahan Wiyung menjadi Peserta KB


Dari gambar 4.6 diatas, didapatkan data bahwa dari 356 KK, terdapat 76% dari isteri menjadi akseptor KB.

b.

Metode KB yang digunakan:

Gambar 4.7 Metode KB yang digunakan Akseptor KB warga RW II Kelurahan Wiyung

Gambar 4.7 diatas menunjukkan sebagian besar akseptor KB menggunakan metode suntik (63%) dan pil (31%).

6) Data Kesehatan Balita

a.
K Polio: 4 kali 3 kali 2 kali 1 kali

Imunisasi Balita:

: 38% : 22,8% : 15,2% : 9,8% : 14,1%

Tidak imunisasi K Hepatitis B: 3 kali 2 kali 1 kali Tidak imunisasi K DPT: 3 kali 2 kali 1 kali Tidak imunisasi K BCG: 1 kali Tidak imunisasi K Campak: 1 kali Tidak imunisasi

: 47,7% : 13,6% :16% : 22,7%

: 48,9% : 9,1% : 18,2% :23,9%

: 75,3% : 24,7%

: 60,2% : 39,8%

b.
K < 6 bulan K 6-12 bulan

Umur diberi ASI : 18,1% : 20,2%

K 12-18 bulan K sampai 24 bulan

: 8,5% : 53,2%

c.

Pemberian makanan tanbahan: : 3,1% :6,3% :14,6% :46,9% : 29,2%

K Segera setelah lahir K Umur 1 bulan K Umur 2 3 bulan K Setelah umur 4 bulan K Umur > 6 bulan

d.

Status gizi (KMS): : 68,9% : 30% : 1,1%

K Berada di garis hijau K Berada di garis kuning K Berada di garis merah

e.
K Posyandu K Puskesmas K Lain-lain

Tempat penimbangan : 56,2% : 25% : 18,8%

f.

Waktu penimbangan : 78,7% : 21,3%

K Rutin setiap bulan K Tidak rutin setiap bulan ( > 1 bulan)

Distribusi rutinitas penimbangan tidak normasl, sebab peserta posyandu sebagian besar berasal dari RT 01 dan 02.

K Alasan tidak rutin adalah letak posyandu yang jauh dari RT 03 dan 04, malas, tidak ada teman untuk berangkat bersama dan langsungdibawa ke Puskesmas atau bidan.

g.

Tindakan bila anak sakit : 10,6% : 6,4% : 83% : 0%

K Dokter praktik K Perawat/bidan K Puskesmas/RS K Lain-lain

7) Data Status Kesehatan Keluarga

a.
K Ada

Anggota keluarga yang sakit 6 bulan terakhir : 36,4%

K Tidak ada : 63,6%

b.
K DHF K Campak K TBC K Thypoid K Lain-lain

Penyakit yang diderita : 0% : 0% : 0% : 2,4% : 97,6%, yaitu batuk, pilek, pegal linu, darah tinggi, sesak, darah

tinggi/hypertensi, dan lain-lain.

c.
K Ada

Anggota keluarga yang meninggal 1 tahun terakhir : 9,1%

K Tidak ada : 90,9%

8) Data Kesehatan Remaja

a.
K Ada

Remaja di keluarga (KK) : 74,7%

K Tidak ada : 25,3%

b.
K K K K

Jumlah remaja: 251 orang (16,9%) dari 1478 penduduk : 83 orang (15,6%) : 80 orang (20,6%) : 59 orang (17,5%) : 29 orang (13%)

RT 01 RT 02 RT 03 RT 04

c.
K Musik

Kegiatan waktu luang : 14,8%

K Olah raga : 34,7% K Santai K Lain-lain : 36,4% : 14,2%

d.
K Merokok K Begadang

Kebiasaan remaja : 10% : 10% : 0,4% : 22,7%

K Minum minuman keras K Lain-lain

e.
K Arisan K Pengajian

Kegiatan sosial remaja : 2,4% : 10,4% : 52,2% : 10%

K Karang taruna K Lain-lain

f.
K Badminton K Sepak bola K Bola volley K Lain-lain

Olah raga : 6% : 42,2% : 8,4% : 13,4%

3.1.2 Analisa Data DATA 49,16% bak mandi atau tandon air warga terdapat jentik 50,5% KK dengan kebiasaan menguras bak mandi seminggu sekali, 35,5% dengan kebiasaan lebih dari seminggu 48,1% KK tidak mempunyai ventilasi di setiap kamar rumahnya 48,6% KK jarang membuka ventilasi kamar Mobilisasi penduduk tinggi. 3,6% KK dengan pencahayaan oleh matahari kurang Informasi kepala puskesmas wiyung bahwa pembinaan lansia di RW2 belum berjalan Dari survey yang dilaksanakan terhadap 356 KK, diketahui jumlah lansia 129 orang. 74,4% lansia tidak ada kegiatan yang terorganisir 22,48 lansia mengeluh-kan sakit (hipertensi 5 orang, DM 4 orang, pusing-pusing 4 orang dan sesak 3 orang) Keterangan kepala puskesmas bahwa dari 25 kader yang ada, 8 diantaranya kader aktif. Dari hasil survey diketahui 27,5% masyarakat tidak rutin ke posyandu setiap bulannya. Distribusi rutinitas penimbangan tidak normal, sebab peserta posyandu sebagian besar berasal dari RT 01 dan 02. Alasan tidak rutin adalah letak posyandu yang jauh dari RT 03 dan 04, malas, tidak ada teman untuk berangkat bersama dan langsungdibawa ke Puskesmas atau bidan.

ANALISA MASALAH

Rendahnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang diwilayah RW 2.

Dari hasil survey diketahui 226 KK menjadi akseptor KB Dari jumlah tersebut 39,3% mempergunakan metode suntik, 19,7% menggunakan metode PIL, dan hanya 3,1% dengan IUD.
Resiko kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung

jumlah remaja 251 orang 25,5% tidak memi-liki kegiatan, 10% memiliki kebiasaan merokok, 10% me-miliki kebiasaan begadang 0,4% re-maja memiliki ke-biasaan minum-minuman keras. RW2 termasuk wilayah perkotaan, yang mana peredaran narkobamarak.

3.1.3 Prioritas Masalah KRITERIA PENAPISAN Sesu ai MASA deng LAH an N KESE pera O HATA n N pera wat komu nitas Resiko terjangk it penyaki t demam berdara 1. h (DHF) 5 diwilay ah RW II Kelurah an Wiyung Resiko penurun an status kesehat an 2. lansia di RW II Kelurah an Wiyung Kurang efektifn 3. ya pemanf aatan Poten Rele Ters si Inter van edia untuk Kemun es den sum pendi gkinan komu gan ber dikan diatasi nitas prog tem keseh ram pat atan

Res iko terj adi

Res iko par ah

Ters edia sum ber wakt u

Ters edia sum ber dan a

Ters edia sum ber fasil itas

Ters edia JUM sum LAH ber SD M

51

53

48

posyand u di RW II Kelurah an Wiyung Rendah nya penggu naan metode kontrase psi jangka 4. panjang diwilay ah RW II Kelurah ann Wiyung Resiko tinggi terjadin ya kenakal an remaja 5. di RW II Kelurah an Wiyung

43

52

DIAGNOSA KEPERAWATAN dan RENCANA STRATEGIS

3.1.4 Diagnosa Keperawatan Komunitas

Berdasarkan analisa data dan penapisan untuk menentukan prioritas masalah, maka didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sebagai berikut:
1) Resiko penurunan status kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan belum adanya pembinaan kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung, ditandai dengan: Informasi Kepala Puskesmas Wiyung bahwa pembinaan lansia di RW II Kelurahan Wiyung belum berjalan Dari survey yang dilaksanakan terhadap 356 KK, diketahui jumlah lansia 129 orang. 74,4% lansia tidak ada kegiatan yang terorganisir 22,48 lansia mengeluhkan sakit (hipertensi 5 orang, DM 4 orang, pusing-pusing 4 orang dan sesak 3 orang)

2) Resiko terjadinya kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan kurangnya pemanfaatan waktu luang remaja di RW II Kelurahan Wiyung, ditandai dengan: Dari hasil survey diketahui jumlah remaja 251 orang Dari jumlah tersebut 25,5% tidak memiliki kegiatan/santai, 10% memiliki kebiasaan merokok, 10% memiliki kebiasaan bergadang 0,4% remaja memiliki kebiasaan minumminuman keras dan lain-lain yang belum teridentifikasi 22,7% remaja. RW2 termasuk wilayah perkotaan, yang mana peredaran narkoba marak. Tersedianya fasilitas dan organisasi kepemudaan yang harus dimanfaatkan.

3) Resiko terjangkit penyakit demam berdarah (DHF) diwilayah RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan tingginya kepadatan vector, ditandai dengan: 49,2% bak mandi atau tandon air warga terdapat jentik

50,5% KK dengan kebiasaan menguras bak mandi seminggu sekali, 35,2% dengan kebiasaan lebih dari seminggu 3,6% KK dengan pencahayaan oleh matahari kurang 48,6% KK jarang membuka ventilasi rumah 48,1% KK tidak mempunyai ventilasi di setiap kamar rumahnya Mobilisasi penduduk tinggi.

4) Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan sistem pendukung yang kurang memadai, ditandai dengan: Keterangan kepala puskesmas bahwa dari 25 kader yang ada, 8 diantaranya kader aktif.

Dari hasil survey diketahui 20,1% masyarakat tidak rutin ke posyandu setiap bulannya.
Distribusi rutinitas penimbangan tidak normasl, sebab peserta posyandu sebagian besar berasal dari RT 01 dan 02. Alasan tidak rutin adalah letak posyandu yang jauh dari RT 03 dan 04, malas, tidak ada teman untuk berangkat bersama dan langsungdibawa ke Puskesmas atau bidan.

5) Rendahnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang diwilayah RW II kelurahan Wiyung, ditandai dengan:
Dari hasil survey diketahui 226 KK menjadi akseptor KB Dari jumlah tersebut 39,3% mempergunakan metode suntik, 19,7% menggunakan metode PIL, dan hanya 3,1% dengan IUD

3.2 Tahap Perencanaan Diagn N osa Keper Tujuan o awata n

Sas ara n

Str ate gi

Evaluasi Renca na Wa Tempa Eval Krit Standar uator Kegia ktu t t eria tan

1 .

Resiko Jangka panjang: Meningkatkan penuruna derajat kesehatan dan mutu hidup n lansia dalam status menjalani masa keseha tua yang bahagia tan dan berdaya guna lan-sia dalam kehidupan di RW keluarga dan II masyarakat seKelura suai dengan keberadaannya dalam han strata masyarakat. WiJangka pendek: yung Terbentuknya berhubungan sarana pembinaan kesehat-an lansia dengan di RW2 belum Adanya pembinaan adanya kesehatan lansia pembi secara berkala. naan Masyarakat kemampu sehata mengidentifikasi masalah, n merencana-kan, lansia di RW melaksanakan dan II Ke- mengevaluasi tind akan luraha n Wiyung

Selu KIE Fasilita -ruh MS si lans terben ia di tukRW nya II sarana Kepembi lura na-an h-an keseha Witan yun lansia g di RW2 (kelo mpok kerja lansia) Bina keseha tan lansia, antara lain: Screeni ng kesehata n lansia Posyan du lansia Pemeri ksaan dan pengo batan lansia Pemeri ksaan keseha tan berkal a Fasilita

1219 Ag ustus 200 2

Balai RW II Kelura h-an Wiyung, Rumah kediam -an Ketua Pokjak es dan Ke-tua tiap RT

Verb Masyar Mah al akat asisw Psiko mampu a moto me Petur dan ngenal gas sikap masalah Puskesehata kesn lansia mas Dilakuk LKM annya D KIEMS Pokj pada akes kelompo Ketu k lansia a RW dan dan sistem Staf penduku ngnya. Adanya sarana pembina an kesehata n lansia Adanya pembina an lansia Adanya kerjasa ma yang baik antara mahasis wa, Pokjake s dan instansi terkait dengan lansia, misalny a keluraha n, LKMD, Puskesm

2 .

si penyu sun-an rencan a kegiat an pembi naan keseha t-an lansia Fasilita si pelaks ana-an kegiat an pembi -naan keseha tan lansia. Resiko Tujuan jangka Selu KIE Koordi 22 Rumah terpanjang: -ruh MS nasi Juli ketua jadinya Tidak terjadi ke- rem denga 200 karang kenakalan remaja a-ja n 2 Taruna nakala dan war pengu RT n penyalahgunaan ga rus Rumah remaja obat pada remaja RW Karan 22 toma & di RW di-wilayah RW2 II g Juli toga II KeKel Tarun 200 tiap RT luraha Tujuan jangka ua di 2 Balai n Wipendek: raha masin RW II yung Remaja RW 2 n gberme-miliki Wimasin Balai hubun kegiatan yang yun g RT RW II gan de- positif untuk g 02 Kelungan mengisi waktu Cari Ag rahan kurang luang dukun us- Wi-nya Remaja RW2 gan tus yung peman aktif dalam dari 200 -faatan kegiatan tokoh 2 Balai waktu organisasi masya RW II luang Karang Taruna. rakat Kelu-

as, lembaga keagama an dan kesejaht eraan sosial. Anggot a Pokjake s mampu memberi kan pembina an secara berkala

Verb Kesedia Mhs al an & Psiko karang Pokja moto taruna kes r dan tiap RT Mhs, sikap untuk Pokja bekerja- kes, sama kadengan rang Pokjake tarus dan na mahasis Pokj wa akes, ka Perijina rang n dan tarudukunga na n dari Mhs, tokoh Pokja masyara kes, kat dan kaagama rang

remaja di RW II Keluraha n Wiyung

dan rahan agama Wiseyung tempat terhad 09 ap ke- Ag giatan ust karang 200 ta2 runa. Fasilita si adany a kegiatan kreasi remaja dan kegiat an lain dalam rangka mencegah kenak alan remaja, penyal ahgun a-an obat dan upaya menin gkatka n hubunga n silatur ahmi antar remaja .

terhadap kegiatan karang taruna dan Pokjakes Adanya kegiatan anti narkoba, misal propaga n-da anti NAPZA

taruna

Dilaksa nakanny a ceramah Narkoba , AIDS dan SE

Ceram ah Narko ba, AIDS dan SE 3 . Resiko terjang -kit penyak it demam berdarah (DHF) diwila yah RW II Kelura han Wiyun g berhubun gan dengan tinggin ya kepada tan vec-tor Jangka Panjang: Tidak terjangkitnya/terjadinya pe-nyakit demam berdarah di RW II Kel. Wiyung Jangka Pendek: Terbentuknya Pok-jakes Menekan kepadat-an vektor di RW II Kel. Wiyung Selu KIE Penyul 24 Rumah ruh MS uhan Juli warga warkeseha 200 RW II ga t-an 2 saat RW tentan pengaji II g an ibu Kel. penye tiap Wibab, 11 RT yun siklus Ag g hidup usnyamu tus k dan 200 upaya 2 tiap pemut RT usan 11siklus 16 tiap hidup Ag RT nyamu usk. tus 200 Canang 2 kan Gera k-an Mingg u Bersih denga n melak ukan PSN Pantau/ survey jentik berkal Verb Dilakuk al annya Maha Psiko penyulu siswa moto han r dan kepada sikap warga RW II Kelurah Ketu an a RT, Wiyung maha sesuai siswa waktu Pokj yang akes direncan & akan mhs maha siswa Dilaksa nakanny a Minggu Bersih oleh seluruh warga bersama dengan mahasiswa Dilakuk an survey jentik oleh Pokjake s dan tim

a. Lomba kebers ihan lingku ngan

4 .

Kuran Tujuan jangka g efek- panjang: tifnya Termonitornya peman sta-tus kesehatan -faatan balita di RW 2 posyan dan pe-du di manfaatan RW II Posyandu Kelura menjadi efektif han WiTujuan jangka yung pendek: berSelama praktik hubun kli-nik gan de- keprawatan kongan munitas, sistem terdapat: penduk 15) T ung erbentuknya sisyang tem pencatatan kurang dan memad pelaporan kegiat ai an posyandu yang baik 16) Cakupan kegiatan posyandu menca-pai lebih dari 90 % 17) Berfungsinya sis-tem posyandu secara optimal

Selu KIE Koordi 23 Puskes ruh MS nasi Juli mas ibulintas 200 Wiibu sektor 2 yung yan al dan g lintas me progra PKM, mpu m 22- rumah terkait 23 kader nyai denga Juli balin 200 Balai ta pembi 2 RW2 warnaan Wiga posya 23 yung RW ndu. Juli Balai II 200 RW2 Kel Tata 2 Wyg urakemba han li 2 Wisistem & Tiap yun yang 6 RT g terkait Ag denga ust n 200 posya 2 ndu. Lakuk 23 Balai an Ag RW II kaderi us- Wisasi tus yung kader 200 posya 2 ndu

penilai dari mahasis wa Terlaks ana lomba kebersih an lingkung an Verb Kesedia Maha al an siswa Psiko Puskesm moto as r dan bekerjas Maha sikap ama siswa untuk pembi- Mhs naan & Posyand kader u Pokj akes & maha Berubah siswa nya Kdr sistem di Kese Posyand hatan u, yaitu , adanya pokja pengefe -kes ktifnya & sistem 5 apara meja t RT Adanya Maha kader siswa baru

Kader mendap at materi tentang

18) T ersampaikannya informasi peman-faatan Posyandu seefektif mungkin

Lakuk an 24 penye Ag garan uskader tus posya 200 ndu 2 melalu i pelatih an kader Sebar inform asi tentang posya ndu melalui sarana peribadat an, kegiat an sosial masya rakat, tokoh agama dan tokoh masya rakat. Penyul uhan imunisasi dan peman -

Posyand u, imunisas i dan kesehata n Balita Terseba rnya informas i melalui masjid, musholl a, kelompo k pengajia n dan rumah ke rumah

Terlaks ananya penyulu han saat Posyand u

faatan Posya ndu Selu KIE Identi 25- Rumah ruh MS fikasi 26 ibu ibu penye- Juli hamil habab 200 tiap RT mil rendah 2 di nya RW pengII gunaa Kel n 29 urah metod Juli -an e KB 200 Wijangka 2 Balai yun panjan RW II g g / dan kontap Ag rumah us- Bumil Koord tus inasi 200 lintas 2 progra m dan lintas sektor al yang terkait denga n perma salahan terseb ut Desi minasi dan penyulu han metod e Verb Terident Mhs, al ifikasi Pokja Psiko penyeba kes moto b dan r dan rendahn kader sikap ya penggun Maha aan siswa metode kontap Maha siswa

5 .

Renda Tujuan jangka hnya panjang: penggu Meningkatkan naan ca-kupan metode penggunaan alat kontra- kontrasepsi sepsi jangka panjang jangka (IUD / Kontap) panjan Tujuan jangka g dipendek: wilaya Masyarakat meh RW ngetahui II keuntung-an kelura penggunaan han kontrasepsi Wijangka panjang yung Masyarakat dapat menerima IUD sebagai pilihan utama KB.

Adanya koordina si dan kerjasa ma untuk menunja ng penggun aan kontap Terlaks ana penyulu han dan desimin asi secara individu al pada bumil

kontap /KB jangka panjan g

3.3 Tahap Pelaksanaan

Setelah dilakukan pengkajian, perumusan masalah dan prioritas masalah, serta pada tahap perencanaan oleh mahasiswa, Pokjakes dan warga RW II Wiyung, maka mulailah dilaksanakan seluruh kegiatan yang direncanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan rencana tindakan, yaitu pendekatan komunitas, pendekatan keluarga binaan, pendekatan kelompok khusus dan pendekatan kepada instansi terkait. Berikut ini tabel pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas: Tabel 3.1 Tabel Pelaksanaan Rencana Tindakan dan Evaluasi Formatif
DP Resiko penurunan status kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan belum adanya pembinaan kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung EVALUASI FORMATIF 13 Agus- Memfasilitasi terbentuk-nya Terbentuknya pokja tus 2002 sarana pembinaan kesehatan lansia tiap RT dibawah lansia di RW2 (kelompok tanggungjawab Pokja 1-19 / 8 / kerja lansia) kes dan ketua RT 02 Melakukan pembinaan Terdata status demo-grafi 16/8/02 kesehatan lansia, antara lain: lansia sejumlah 129 Pendataan status de-mografi lansia 19/8/02 lansia Terscreening kesehatan Screening kesehatan lansia 85 lansia 19/8/02 Posyandu lansia Terlaksana Posyandu, 19/8/02 Pemeriksaan dan pengpemeriksaan dan pengobatan lansia obatan lansia pukul 15.00-18.00 WIB 13 Agus- Memfasilitasi penyusunan tus 2002 rencana kegiatan pembinaan kesehatan lansia dengan Tersusun proposal menyusunkan pro-posal dan kegiatan pembinaan perencanaan pembinaan lansia pada 13/8/02 lansia untuk Pokjakes dan 12Pokja Lansia 19/8/02 TGL IMPLEMENTASI

Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan lansia. Terlaksananya koordinasi intensif dengan Pokjakes Resiko ter- 22 Juli Koordinasi dengan pengurus Terkoordinasi dengan jadinya keKarang Taruna di masing- karang taruna tiap RT 2002 nakalan remasing RT maja di RW II Kelurahan 22 Juli Mencari dukungan dari Ada dukungan dari toma Wiyung ber- 2002 tokoh masyarakat dan & agama dengan hubungan agama setempat terhadap menyediakan kesemdengan kukegiatan karang taruna. patan dan fasilitas rangnya pemanfaatan 02 Memfasilitasi adanya ke- Terbuatnya spanduk anti waktu luang Agus-tus giatan kreasi remaja dan narkoba remaja di kegiatan lain dalam rang-ka Terencananya ceramah 2002 RW II Kemencegah kenakalan Narkoba, AIDS dan SE lurahan Wiremaja, penyalahgunaan Adanya fasilitas untuk yung obat dan upaya mening- bekerjasama dengan katkan hubungan silatu- LSM Sebaya Surabaya rahmi antar remaja. 09 Agust Ceramah Narkoba, AIDS Terlaksana pada 09/8/02 2002 dan SE dengan peserta 30-40 orang pukul 20.00-22.00 WIB di Balai RW II Wiyung Resiko ter- 24 Juli Penyuluhan kesehatan Terlaksana pada 24/7/02 jangkit pe- 2002 tentang penyebab, siklus pukul 09.00-12.00 WB di nyakit dehidup nyamuk dan upaya Balai RW II saat mam berpemutusan siklus hidup Posyandu Balita dg darah (DHF) nyamuk. peserta 33 orang, materi diwilayah imunisasi dan Posyandu RW II Keoleh Sudaryani dan lurahan WiEndang Purwaningsih. yung berhubungan Terlaksana Minggu dengan Pencanangan Gerakan bersih tgl 11/8/02 pukul 11 tingginya Minggu Bersih dengan 06.00-10.00 WIB tiap Agus-tus kepadatan melakukan PSN RT dan kebersihan 2002 vector terjaga. 11-16 Terpantau jentik di

Agus-tus Pemantauan/survey 2002 berkala.

jentik beberapa rumah yang diambil secara random oleh mahasiswa. Se-telah penilaian, jumlah berkurang menjadi 10% dari rumah yang bak airnya terdapat jentik Ternilai pada 19 Agustus 2002

1116/8/02

Lomba lingkungan

kebersihan

Kurang efek- 23 Juli Koordinasi lintas sektoral Terlaksana kerjasama tifnya dan lintas program terkait dengan Puskesmas 2002 peman-faatan dengan pembinaan Wiyung posyan-du di posyandu. RW II Kelurahan 22-23 Menyarankan penataan Tersampaikannya saran Wi-yung ber- Juli 2002 kembali sistem yang terkait pengefektifan 5 meja di hubungan dengan posyandu dengan Posyandu kepada de-ngan mengefektifkan 5 meja di Puskesmas sistem 23 Juli Posyandu.. pendukung Kaderisasi kader posyandu Dilakukan urun rem-bug 2002 yang kurang kepada kader ke-sehatan memadai untuk mencari kader baru. 2 & 6 Penyegaran kader pos-yandu Pelatihan kader terAgust melalui pelatihan kader laksanan bersamaan 2002 dengan pelatihan anggota Pokjakes Penyebaran informasi 23 tentang posyandu melalui Tersebarnya informasi Agus-tus sarana peribadatan, ke- oleh mahasiswa me-lalui 2002 giatan sosial masyarakat, kader dan RT untuk tokoh agama dan tokoh diinformasikan di masjid masyarakat. dan musholla 24 Agus-tus Penyuluhan imunisasi dan pemanfaatan Posyandu Terlasana penyuluhan 2002 tanggal 24/8/02 saat Posyandu Balita pukul 09.00-12.00 WIB di Balai RW II Wiyung dengan peserta 33

orang/ibu dari balita. Rendahnya 25-26 Identifikasi penyebab Teridentifikasi penggunaan Juli 2002 rendahnya penggunaan penyebab, yaitu tidk tahu metode metode KB jangka panjang / manfaat KB kontap dan kontrasepsi kontap kebiasaan mengikuti jangka metode KB yang panjang didigunakan oleh sesama wilayah RW wanita usia subur (ikutII kelurahan ikutan), serta sudah Wiyung merasa cocok dengan metode yang saat ini digunakan. 29 Juli Tidak terevaluasi 2002 Koordinasi lintas program dan lintas sektoral yang terkait dengan permasalahan Agus-tus tersebut 2002 Terlaksana secara Desiminasi dan penyuluhan individual, sehingga metode kontap/KB jangka evaluasi tidak terlaksana panjang secara optimal.

3.4 Tahap Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu:


1) Formative Evaluation (Evaluasi Formatif/Proses) Evaluasi ini dilakukan pada saat dilaksanakannya suatu kegiatan sampai selesai. Evaluasi ini dapat dilihat pada tabel 3.1.

2) Sumative Evaluation (Evaluasi Sumatif/Akhir) Tahap ini dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat yaitu pada tanggal 25 Agustus 002 pukul 20.00-22.00 WIB di Balai RW II Kelurahan Wiyung pada saat terminasi praktik klinik keperawatan komunitas, yaitu:

a. Terbentuknya Kelompok Kerja Kesehatan SENTOSA dengan pengurus, struktur dan kegiatan yang akan dilaksanakan. b. Terbinanya kesehatan lansia dengan kegiatan lanjutan dari proposal yang telah disusun. c. Adanya prioritas masalah yang telah diselesaikan dan diteruskan oleh Pokjakes. d. Partisipasi aktif dan interes masyarakat terhadap kesehatan 90%. e. Untuk diagnosa keperawatan nomor 4 dan 5 akan diteruskan oleh Pokjakes. f. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan 90%.

BAB 4
PEMBAHASAN

Praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II mulai 01 Juli 2002 23 Agustus 2002 sebagai salah satu perogram profesi dalam menempuh pendidikan Strata 1 Keperawatan. Praktik tersebut dilakukan untuk mengaplikasikan konsep keperawatan dan kesehatan komunitas serta keluarga di tataran nyata kepada masyarakat sehingga upaya mencetak tenaga perawat profesional sesuai dengan kompetensinya dapat tercapai. Kegiatan tersebut menggunakan proses keperawatan sebagai model

pendekatan yang bersifat ilmiah, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berikut kami uraikan pembahasan dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada bab 3.

4.1 Praktik Klinik Keperawatan Komunitas 4.1.1 Tahap Pengkajian 1) Pengumpulan Data (1) Data Demografi Wilayah RW II Kelurahan Wiyung terbagi menjadi 4 RT yang masing-masing RT terdiri dari 100-150 KK dengan data yang terkumpul sejumlah 356 KK (quesioner) dari 500 KK yang diperkirakan, berdasarkan data hasil observasi dan wawancara dengan aparat RW, maka didapatkan bahwa 100% penduduk merupakan warga asli Wiyung dengan jumlah 1478 penduduk. Hal ini memberikan kemudahan bagi mahasiswa dalam melakukan analisa kondisi lingkungan dan penyesuaian strategi komunikasi dan interaksi dengan masyarakat. Selain itu, akan memberikan efektifitas dalam pelaksanaan kegiatan, sebab keikutsertaan; kepemilikan dan rasa tanggung jawab atas

masalah kesehatan lingkungannya akan tinggi sebab Wiyung merupakan daerah sendiri. Berdasarkan metode pengkajian Winshield Survey, data demografi masyarakat akan disajikan sebagai berikut: Batas wilayah sebelah barat Batas wilayah sebelah timur Batas wilayah sebelah selatan Batas wilayah sebelah utara : RW III Kelurahan Wiyung : Kelurahan Babadan : RW I Kelurahan Wiyung : RW III dan IV Kelurahan Wiyung

Fasilitas yang tersedia di RW II Kelurahan Wiyung adalah sebagai berikut: balai RW II (1 buah), musholla di RT 02 (1 buah), masjid di RT 04 dan 01 (2 buah), Posyandu. Fasilitas tersebut dianggap warga sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan beribadah dan mengadakan kegiatan-kegiatan desa. Hasil data yang diperoleh melalui angket/quesioner, wawancara dan observasi yang dilakukan oleh mahasiswa dapat disajikan sebagai berikut:
a. Distribusi Warga Berdasarkan Jenis Kelamin Dari gambar 4.1 didapatkan bahwa sebagian besar warga berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 748 orang (50,6%) dan 730 orang berjenis kelamin laki-laki (49,4%). Perbandingan tersebut seimbang.

b. Distribusi Warga Berdasarkan Agama/Kepercayaan Dari gambar 4.2 didapatkan sebagian besar (93%) warga beragama Islam dengan kegiatan keagamaan yang aktif yaitu majlis dzibaiyah ibu-ibu setiap Selasa malam, majlis tahlil ibu-ibu setiap Rabu malam, majlis tahlil bapak-bapak tiap Kamis malam. Kerukunan antar ummat beragama terjalin dengan baik tanpa ada gangguan, mereka saling menghargai kepercayaan masing-masing. Dengan agama yang

mayoritas Islam, Wiyung terkesan sangat agamis dengan kegiatan-kegiatan seperti yang telah dijelaskan diatas. Forum-forum tersebut selain digunakan untuk menggali ilmu agama dan beribadah, juga sebagai sarana penyampai informasi kegiatan desa atau kegiatan warga apabila mengadakan suatu hajatan. Hal ini memberikan kemudahan transfer informasi untuk warga dari pihak manapun termasuk kegiatan-kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dan keluarga.

c.

Distribusi Warga Berdasarkan Umur Dari gambar 4.3, diadapatkan bahwa sebagian besar wrga berada pada usia produktif yaitu 22-55 tahun dengan jumlah 757 orang (51,2%), hal ini memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk menggerakkan masyarakat. Selain kemudahan yang diperoleh, data tersebut memberikan masalah tersendiri bagaimana

mendayagunakan masa produktif tersebut menjadi masa yang benar-benar manfaat untuk menunjang status kesehatan mereka. Selain itu, terdapat data yang mencolok yaitu jumlah usia lanjut yang menduduki peringkat ke-4, yaitu sejumlah 142 orang (9,61%), hal ini memberikan dampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memerlukan tinakan yang lebih terhadap kelompok khusus ini.

d. Distribusi Warga Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan gambar 4.4, didapatkan data bahwa sebagian besar warga RW II Kelurahan Wiyung berpendidikan SD atau sederajat dengan jumlah 587 orang (39,7%), hal ini memberikan dampak pada strategi pendekatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas. Untuk mensosialisasikan kegiatan-kegiatan baik komunitas maupun keluarga, mahasiswa menggunakan pendekatan dengan menyesuaikan tingkat pendidikan warga yang memberikan pengaruh juga terhadap tingkat pengetahuan mayarakat.

Dari gambar 4,4 juga didapatkan warga yang tidak sekolah sejumlah 269 orang (18,2%), data tersebut meliputi warga dewasa yang tidak pernah mengenyam pendidikan/bangku sekolah dan balita. Jumlah tersebut memberikan pengaruh terhadap program yang ditentukan harus dapat diterima oleh kalangan tersebut, sehingga tujuan berhasil dicapai.

e.

Distribusi Warga Berdasarkan Pekerjaan Gambar 4.5 menunjukkan sebagian warga tidak bekerja sejumlah 846 orang (57,2%). Warga yang tidak bekerja meliputi ibu rumah tangga, balita, anak dan remaja sekolah serta usia lanjut. Kebanyakan dari warga yang bekerja adalah mempunyai pekerjaan swasta 289 orang (19,6%) yaitu dagang, pekerja bangunan dan karyawan swasta 264 orang (17,9%). Dengan data yang ditemukan apabila disesuaikan dengan usia produktif warga RW II Wiyung, maka terdapat ketidakseimbangan yaitu masih banyak warga usia produktif tetapi tanpa mempunyai usaha produktif dan menghasilkan sesuatu, khususnya ibu rumah tangga dan remaja post SMA. Menghadapi fenomena tersebut, perlu dilakukan inovasi untuk memberikan alternatif kegiatan agar tetap produktif, misalnya dengan mengaktifkan kegiatankegiatan PKK bagi ibu-ibu, memberikan keterampilan bagi remaja melalui karang taruna. Hal ini sudah dilakukan oleh mahasiswa bersama Pokjakes dengan berbagai kegiatan sehingga mereka tetap produktif, khususnya produktif dari segi intelektual dan keterampilan.

(2) Data Kesehatan Lingkungan Dari 356 KK yang didata, maka didapatkan data kesehatan lingkungan sebagai berikut:

a.

Status kepemilikan rumah:

Sewa/kontrak (3,3%), rumah sendiri (81,8%) dan orang tua/keluarga (15,5%). Data tersebut memberikan indikasi tingginya rasa kepemilikan dan tanggung jawab warga terhadap kondisi rumahnya.
b. Ratio jumlah kamar tidur dengan anggota keluarga: Satu banding satu/1:1 (21%), 1 : 2 (49,1%) dan 1 : 3 atau lebih (29,9%). Data tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapatover load dalam perbandingan kamar dengan anggota keluarga, sehingga kebutuhan akan oksigen dan perkembangan anggota keluarga tercukupi.

c.

Lantai rumah: Dari seluruh rumah KK, didapatkan lantai rumah berupa keramik (34.6%), tegel (13,29%), semen (42,52%) dan tanah (9,6%). Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar rumah warga sudah memenuhi persyaratan rumah sehat, walaupun masihh terdapat 9,6% rumah warga yang berlantai tanah.

d. Keberadaan ventilasi: Terdapat ventilasi di masing-masing kamar keluarga sekitar 51,9%, namun masih ada yang tidak berventilasi sebanyak 48,1%. Hal ini memberikan dampak pada tidak adanya sirkulasi udara yang masuk ke kamar, sehingga pasokan udara bersih berkurang dan mengakibatkan ruangan menjadi pengap, lembab dan kurang oksigen. Kondisi semacam ini menjadi faktor predisposisi munculnya permasalahan kesehatan lingkungan, seperti penyakit saluran pernafasan, resiko demam berdarah dengan memberikan media bagi nyamuk untuk bersarang.

e.

Kebiasaan membuka ventilasi:

Dari data yang diperoleh, warga telah mempunyai kebiasaan membuka ventilasi setiap hari/sering sebanyak 51,4%, akan tetapi masih terdapat sekitar 48,6% yang masih jarang membuka ventilasi kamar atau rumah. Hal ini disebabkan karena adanya rumah yang berhimpitan sehingga mereka beranggapan percuma membuka cendela kamar dan ada yang tidak beralasan. Hal ini merupakan faktor pendukung insidensi penyakit saluran nafas dan DHF sebagaimana dampak yang dipaparkan pada data kepemilikan ventilasi dikamar rumah warga.

f.

Pencahayaan oleh cahaya matahari: Menurut pendataan didapatkan pencahayaan rumah oleh matahari sebagian besar cukup (77,2%) dan baik (19,2%). Kategori baik, cukup dan kurang masih sangat obyektif sesuai dengan persepsi warga, akan tetapi mahasiswa telah membuat patokan tersendiri, yaitu sekitar 0-35% = kurang, 36-50% cukup dan 51-75% baik dengan dilakukan penilaian secara observasi dari rumah ke rumah.

g. Sumber air bersih:

Sebagian besar warga mendapatkan air bersih dari PDAM yang merupakan pemasok utama kebutuhan air warga sejumlah 93,7%. Namun yang menjadi masalah adalah fasilitas kebutuhan air khususnya RT 03 dan 04. Selama ini, pasokan air didapatkan dari PDAM seminggu 23 kali, hal ini masih dianggap kurang dari cukup untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Warga sangat tergantung dengan pasokan air dari PDAM, sebab daerah Wiyung merupakan daerah pegunungan dan menanjak, khususnya RT 03 dan 04. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama lintas sektoral untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
h. Air minum:

Sebagian besar warga (89,3%) telah mengkonsumsi air minum dari PDAM yang sudah dimasak, air kemasan (2,9%). Namun masih terdapat 1,9% warga menggunakan air PDAM yang tidak dimasak dan sumur (5,8%) yang tidak teridentifikasi cara pengolahannya. Hal ini perlu diwaspadai untuk terjadinya diare, khususnya pada anak, balita dan usia lanjut.

i.

Jamban/WC: Masih terdapat 3% warga yang tidak mempunyai jamban, ini menunjukkan masih adanya rumah yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Alasan tidak adanya jamban adalah tidak ada biaya untuk membangunnya dan dari beberapa KK berada dalam satu naungan dengan tetangga lain, jadi penggunaan sarana jamban digunakan bersama-sama.

j.

Resapan septik tank: Resapan septink tank yang diharapkan adalah berbagai macam bahan yang digunakan untuk menampung dan meresap limbah dari jamban. Menurut jawaban warga, terdapat 44,7% KK yang mempunyai resapan di septik tank-nya, namun sebagian dari jamban warga 55,3% belum mempunyai redapan. Alasan tidak adanya resapan adalah ketidaktahuan pengisi quesioner terhadap kondisi septik tank-nya. Selain itu, setelah dianalisa, ternyata model pertanyaan yang diajukan masih belum mewakili tujuan yang dimaksud.

k. Kebiasaan menguras bak penampungan air: Kebiasaan warga untuk menguras bak penampungan air sebagian besar setiap seminggu sekali (50,5%) bersamaan dengan didapatkannya air dari PDAM. Namun masih terdapat 35,2% KK yang menguras bak penampungan air lebih dari seminggu, hal ini merupakan faktor penunjang untuk berkembangnya jentik-jentik nyamuk Aides

Aigepti. Untuk itu, perlu dilakukan upaya KIE untuk mengeliminasi kebiasaan tersebut sehingga warga RW II Wiyung tidak terjangkit penyakit demam berdarah.

l.

Keberadaan jentik nyamuk: Seiring dengan masih banyaknya KK yang mempunyai kebiasaan menguras bak mandi lebih dari seminggu, maka terdapat 49,2% KK yang kamar mandi atau bak penampungan airnya menjadi sarang jentik nyamuk Aides Aigepti. Ini menimbulkan permasalahan lingkungan hidup khususnya resiko terjangkitnya oenyakit demam berdarah di wilayah RW II, oleh karena itu dibutuhkan strategi KIEMS untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

m. Pembuangan sampah: Sebagian besar warga membuang dan mengolah sampah melalui pembakaran (91,4%). Hal ini akan berdampak pada kesehatan lingkungan dan menjadi faktor predisposisi terjadinya penyakit saluran pernafasan. Namun, selagi sirkulasi udara tempat pembakaran tersebut memadai, maka tidak dihawatirkan terjadi hal tersebut.

n. Pembuangan air limbah rumah tangga: Masih terdapat 2,6% rumah warga yang tidak mempunyai sistem pembuangan air limbah rumah tangga, hanya tergenang saja di lingkungan rumahnya, walaupun sudah sebagian besar sistem pembuangannya menggunakan parit/got (91,7%). Yang menjadi pertanyaan adalah apakah parit/got tersebut secara keseluruhan telah tertutup atau tidak. Menurut informasi dari warga, bahwa terdapat paralon yang digunakan untuk menyalurkan buangan air menuju parit besar. Untuk itu, perlu pemantauan lebih lanjut tentang keberadaan parit tersebut dan ini membutuhkan kerja sama dengan aparat desa dengan tetap memperhatikan kondisi finansial desa dan sebagainya.

(3) Data Kesehatan Usia Lanjut

a.

Keberadaan lansia di KK:

Sekitar 39,4% KK mempunyai anggota keluarga yang berusia > 55 tahun (usila). Data ini memberikan gambaran bahwa terdapat tanggungjawab yang lebih bagi keluarga untuk meerawat dan membina lansia agar tetap sejahtera, bahagian dan berdaya guna baik bagi keluarga maupun masyarakat.

b.

Jumlah lansia di RW II Kelurahan Wiyung: 129 orang (8,73%) dari 1478

penduduk. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa terdapat kelompok khusus di RW II yang membutuhkan pembinaan lebih lanjut.

c.

Status kesehatan:

Sebagian besar lansia dalam keadaan sehat (77,5%), keluhan sakit hanyalah pegal linu, sesak, darah tinggi, kembung, diare dan lain-lain dengan jumlah 22,5% dari seluruh lansia.

d.

Tindakan yang dilakukan bila lansia sakit:

Delapan puluh tiga koma tujuh persen (83,7%) KK membawa lansia ke Puskesmas untuk berobat, disusul dengan 14,7% ke dokter dan lainnya yaitu 0,8% ke klinik dan bidan. Ini menunjukkan bahwa keluarga telah mampu untuk mengambil keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarganya yang sakit dan dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

e.

Aktifitas lansia sehari-hari:

Masih terdapat 63,3% lansia yang tidak mempunyai kegiatan. Data tersebut memberikan dampak pada status kesehatan lansia sehingga membutuhkan pembinaan kesehatan lansia secara komperhensif dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada dan bekerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.

(4) Data Kesehatan Ibu Hamil

a.

Keberadaan ibu hamil dalam KK:

Terdapat 6,3% KK yang anggota keluarganya sedang mengandung. Ini merupakan data penunjang program kesehatan ibu hamil yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Puskesmas dan diaplikasikan mahasiswa dalam rangka mencegah terjadinya kasus yang lebih serius.

b. c.

Jumlah ibu hamil: 17 orang Kehamilan ke-:

Sebagian besar dari ibu hamil baru mengandung yang pertama kali yaitu sebanyak 52,9% dari 17 bumil. Dengan kehamilan yang pertama ini, maka upaya untuk memberikan KIE pada ibu hamil merupakan hal yang sangat penting demi memberikan bekal pada ibu hamil menghadapi kehamilan dan persalinannya kelak.

d.

Usia kehamilan:

Usia kehamilan ibu hamil warga RW II 41,7% berusia 1-3 bulan, hal ini mengharuskan kewaspadaan terhadap kondisi bumil, karena trimester III merupakan masa rawan.

e.

Tempat pemeriksaan kehamilan:

Sebagian besar ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke dokter/bidan 58,8% dengan intensitas teratur sesuai jadual yang telah ditentukannya.

f.

Keluhan selama kehamilan:

Dari 17 ibuh amil, hanya 20% saja yang mengeluh adanya mual, pusing terutama yang usia kehamilan muda.

g.

Imunisasi TT selama hamil:

Sebagian besar (76,5%) ibu hamil telah mendapatkan imunisasi TT selama hamil dengan intensitas 1 sampai 2 kali.

(5) Data Keluarga Berencana

a.

Akseptor KB

Dari gambar 4.6, didapatkan data bahwa dari 356 KK, terdapat 76% dari isteri menjadi akseptor KB. Walau data ini telah menunjukkan keberhasilan program KB, tetapi pelaku/yang menjadi akseptor barulah kaum wanita, sedangkan untuk menuju NKKBS dan kesehatan reproduksi, diharapkan suami turut serta aktif menjadi akseptor KB.

b.

Metode KB yang digunakan:

Gambar 4.7 menunjukkan sebagian besar akseptor KB menggunakan metode suntik (63%) dan pil (31%). Hal ini menunjukkan bahwa masih digunakannya kontrasepsi jangka pendek dan yang melaksanakan KB baru dari pihak isteri. Maka perlu dilakukan berbagai upaya agar suami juga menjadi akseptor KB dan mengikuti kontrasepsi mantap atau jangka panjang.

(6) Data Kesehatan Balita

a.

Imunisasi Balita:

Pemahaman warga tentang kebutuhan kekebalan balitanya semakin meningkat dengan status imunisasi bayi untuk polio 4 kali (38%), hepatitis B 3 kali (47,7%), DPT 3 kali (48,9%), BCG 1 kali (75,3%) dan campak 1 kali (60,2%). Namun, masih terdapat bayi yang tidak dimunisasi Polio (14,1%), hepatitis B (22,7%), DPT (23,9%), BCG (4,7%) dan campak (39,8%). Hal ini muncul dengan alasan para ibu malas mengimunisasikan lagi, doktrin orang tua tentang ketidakmanfaatannya

dilakukan imunisasi dan ketidaktahuan ibu terhadap akibat dari imunisasi dan penanggulangannya. Hal ini juga dimungkinkan kurang adanya informasi yang diberikan oleh petugas secara lebih intensif dan menyesuaikan dengan budaya, adat istiadat warga.

b.

Umur diberi ASI

Pemberian ASI eksklusif sebagian besar telah diberikan, bahkan sampai balita berumur 24 bulan (53,2%). Data tersebut dapat dinterpretasikan bahwa kebutuhan ASI bayi terpenuhi.

c.

Pemberian makanan tanbahan:

Masih terdapat 46,9% memberikan makanan tambahan pada bayi setelah 4 bulan, 14,6% pada umur 2-3 bulan dan bahkan segera setelah lahir (3,1%). Hal ini menunjukkan masih kurangnya pengetahuan pemberian makanan tambahan

khususnya pada ketepatan waktu. Selain itu, budaya orang Jawa masih lekat pada warga.

d.

Status gizi (KMS):

Terdapat 30% balita yang berada di garis kuning. Ini membutuhkan kewaspadaan terhadap kondisi dan status gizi balita.

e.

Tempat penimbangan

Sebagian besar warga menimbangkan anaknya ke Posyandu (56,2%), sedangkan tempat lain yang didatangi untuk menimbangkan balita adalah klinik dan bidan praktik (18,8%).

f.

Waktu penimbangan

Rutin setiap bulan (78,7%), tidak rutin setiap bulan ( > 1 bulan) yaatu 21,3%. Namun distribusi rutinitas penimbangan tidak normal, sebab peserta posyandu sebagian besar berasal dari RT 01 dan 02. Alasan tidak rutin adalah letak posyandu yang jauh dari RT 03 dan 04, malas, tidak ada teman untuk berangkat bersama, tidak adanya kegiatan di Posyandu selain penimbangan dan pemberian makanan tambahan, dan langsung dibawa ke Puskesmas atau bidan.

g.

Tindakan bila anak sakit

Keluarga telah mampu memutuskan tindakan kesehatan untuk anggota keluarganya yang sakit dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan di masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan dibawanya balita yang sakit ke sarana kesehatan sebagai baerikut: dokter praktik (10,6%), perawat/bidan (6,4%) dan Puskesmas/RS (83%).

(7) Data Status Kesehatan Keluarga

a.

Anggota keluarga yang sakit 6 bulan terakhir

Adanya anggota keluarga yang dakit sebanyak 36,4%, data ini kebanyakan adanya keluhan dari lansia.

b.

Penyakit yang diderita

Lain-lain (97,6%) yaitu batuk, pilek, pegal linu, darah tinggi, sesak, darah tinggi/hypertensi, dan lain-lain.

c.

Anggota keluarga yang meninggal 1 tahun terakhir ada sejumlah 9,1%

disebabkan karena usia lanjut.

(8) Data Kesehatan Remaja

a.

Remaja di keluarga

Di keluarga terdapat remaja sejumlah 74,7% dari 356 KK yang di data.

b. c.

Jumlah remaja: 251 orang (17%) dari 1478 penduduk. Kegiatan waktu luang

Sebagian besar remaja memanfaatkan waktu luangnya dengan santai tanpa kegiatan (36,4%). Ini dapat memberikan dampak kemungkinan terjadinya kenakalan remaja dengan adanya pengaruh narkoba dan seks bebas.

d.

Kebiasaan remaja

Terdapat 52,3% kebiasaan remaja yang tidak terdeteksi (lain-lain), diantaranya melihat TV dan bermain ke teman-teman. Namun, masih ada 1 orang (0,4%) remaja yang minum-minuman keras.

e.

Kegiatan sosial remaja

Kegiatan sosial remaja sebagian besar di karang taruna (69,7%) ini memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk memobilisasi remaja dalam melaksanakan kegiatankegiatan.

f.

Olah raga

Olah raga yang digemari remaja adalah sepak bola (65,4%), bagi remaja putri lebih ke badminton dan volley di sekolahan. Olah raga lain-lain yang tidak tertulis adalah lari dll.

2) Analisa Data

Dilakukan analisa data dengan menggunakan analisa SWOT dan pengelompokan data dengan masalah dan penyebabnya menggunakan akar masalah sebagaimana tertulis pada tabel analisa masalah bab 3.

3) Perumusan Masalah dan Prioritas Masalah

Setelah dilakukan analisa data, dirumuskanlah masalah keperawatan dan dilakukan prioritas masalah menggunakan format penapisan masalah. Setelah dilakukan penapisan, akhirnya didapatkannya masalah sesuai dengan prioritas dan tingkat urgensinya sesuai dengan kesepakatan mahasiswa dan warga/Pokjakes pada desiminasi dan lokakarya kesehatan hari Minggu, 1 Juli 2002 pukul 15.00-18.00 WIB di Balai RW II Kelurahan Wiyung. Masalah tersebut antara lain:
(1) Resiko penurunan status kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung (2) Resiko tinggi terjadinya kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung (3) Resiko terjangkit penyakit demam berdarah (DHF) diwilayah RW II Kelurahan Wiyung (4) Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu di RW II Kelurahan Wiyung (5) Rendahnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang diwilayah RW II Kelurahan Wiyung.

Kegiatan penentuan prioritas masalah dapat berlangsung dengan lancar, yaitu pada saat desiminasi dan penentuan oleh Pokjakes SENTOSA karena masyarakat sudah mulai memiliki konsep mengenai model keperawatan komunitas. Dari prioritas masalah tersebut berhasil disusun rencana kegiatan bersama antara mahasiswa, Pokjakes dan warga.
3.1.2 Tahap Perencanaan

Perencanaan disusun oleh mahasiswa, Pokjakes SENTOSA dan warga secara berkala, yaitu saat desiminasi dan lokakarya kesehatan, pertemuan intensif antara mahasiswa dan Pokjakes. Secara umum, perencanaan dapat dilaksanakan dengan lancar sesuai rincian pad tabel perencanaan Bab 3.

4.1.3 Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan khususnya 3 masalah utama dapat dilaksanakan dengan tingkat keberhasilan 90%, sedangkan untuk 2 masalah terakhir telah dilakukan tindakan/kegiatan yang akan ditindak lanjuti oleh Pokjakes. Uraian pelaksanaan dapat dilihat pada tabel pelaksanaan Bab 3.
4.1.4 Tahap Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu evaluasi proses pada saat kegiatan dilaksanakan sampai usai, dan evaluasi akhir yang dilakukan bersama dengan warga pada saat kegiatan terminasi 25 Agustus 2002. Secara umum, kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dapat dikatakan berhasil dari sudut pandang respon positif dan peran serta aktif warga dimotori oleh Pokjakes dan aparat RW dan RT. Namun perlu dilakukan perbaikan pada pre klinik, model praktik klinik komunitas dan model evaluasi dan tindak lanjut praktik klinik didaerah binaan dimaksud. 4.2 Praktik Klinik Keperawatan Keluarga Dari laporan yang masuk seluruh mahasiswa, keseluruhan mahasiswa tidak mengalami masalah dalam melakukan pendekatan denga keluarga yang dibina. Karena kecenderungan mahasiswa menggunakan model pendekatan Problem Solving Approach (pendekatan menggunakan model pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga langsung terjadi begitu mahasiswa masuk dalam keluarga binaan masing-masing.

Rata-rata dalam waktu singkat, mahasiswa sudah dapat diterima oleh keluarga sehingga antara keluarga dan mahasiswa terdapat hubungan terapeutik yang baik. Secara keseluruhan, proses penerapan asuhan keperawatan keluarga mempunyai tingkat keberhasilan 90% karena keterampilan mahasiswa dalam menerapkan strategi pendekatan yang terbaik untuk menumbuhkan antusiasme keluarga dalam upaya menyelesaikan permasalahan kesehatan keluaga secara mandiri, sehingga keluarga mampu melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga.

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan 01 Juli 200223 Agustus 2002 oleh mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3 Gerbong merupakan salah satu program profesi untuk menghasilkan tenaga perawat yang profesional sesuai dengan kompetensi yang ditentukan. Sebagai aplikasi nyata dari konsep keperawatan komunitas, maka diberikan asuhan keperawatan komunitas kepada warga RW II Kelurahan Wiyung untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Pendekatan dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas adalah pendekatan proses keperawatan yang meliputi 4 tahap, yaitu pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi yang dilaksanakan secara integral dan komperhensif dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal masalah kesehatannya dan mampu menciptakan berbagai alternatif dalam upaya meningkatkat derajat kesehatannya. Dari keempat tahapan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa bersama dengan Pokjakes, aparat, kader, karang taruna dan warga RW II Kelurahan Wiyung. Dalam pelaksanaannya tidak pernah lepas dari aral dan rintangan, akan tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan baik tanpa mengganggu aktifitas praktik klinikk. Secara umum tingkat keberhasilan pelaksanaan praktik klinik keperawtan komunitas adalah 90% dengan tingkat antusiasme warga, peran serta aktif dan bantuan dari brbagai pihak. 5.2 Saran-Saran

1) Pihak Puskesmas Wiyung a. Agar lebih meningkatkan pembinaan terhadap kelompok-kelompok yang terdapat di masyarakat khususnya di bidang kesehatan, sehingga apa yang menjadi upaya Puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dapat tercapai dengan baik. b. Terbukanya kerjasama lebih lanjut dengan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga khususnya untuk program keperawatan komunitas dan keluarga. 2) Pihak Pendidikan a. Dalam proses persiapan memasuki program praktik klinik keperawatan komunitas yang dibekalkan kepada mahasiswa hendaknya memiliki suatu konsep yang terstruktur dan mengintegrasikan keseluruhan konsep keperawatan klinik dengan kondisi lapangan, sehingga didapatkan kesamaan ide, pendapat, kesepakatan dan persepsi menuju peningkatan efektifitas pelaksanaan praktik klinik di lapangan. b. Untuk meningkatkan, memperluas dan mempermudah hubungan instansi yang terkait praktik klinik keperawatan komunitas dengan mahasiswa, diharapkan adanya kerjasama antara pendidikan dengan instansi terkait, baik berupa kontrak waktu atau dalam bentuk yang lain. c. Berdasarkan atas saran pembimbing praktik klinik keperawatan komunitas untuk dilakukannya evaluasi dan tindak lanjut terhadap wilayah yang telah dibina khususnya oleh kelompok selanjunya, hendaknya disusun kembali/reorganisasi kembali rencana program praktik klinik keperawatan komunitas khususnya konsep evaluasi keberhasilan dari masyarakat sebagai suatu tindak lanjut.

3) Pihak LKMD Dengan terbentuknya Kelompok Kerja Kesehatan SENTOSA di RW II Kelurahan Wiyung, hendaknya diberikan bantuan, bimbingan, konseling dan supervisi berkala sebagai salah satu program LKMD seksi 5 kesehatan. 4) Kelompok Kerja Kesehatan SENTOSA a. Agar selalu meningkatkan pengetahuan dan k eterampilan yang telah diperolleh sehingga dapat menjadi ujung tombak kelompok pikir dan sebagai motor pembinaan kesehatan yang terdapat di masyarakat, sehingga dapat membantu peningkatan derajat kesehatan masyarakat RW II Kelurahan Wiyung. b. Agar tetap menjalin kerjasama dengan LKMD, bidang kesejahteraan, bidang rohani dan Puskesmas serta institusi terkait dengan Pokjakes demi kelangsungan dan keberhasilan program kerja. c. Agar tetap bergerak aktif untuk menjalankan program kerja yang telah di rencanakan.

5) Mahasiswa PSIK Gerbong selanjutnya a. Bekali diri dengan konsep perawatan komunitas dan keluarga, proses pengorganisasian masyarakat, tekhnik komunikasi dan interaksi sosial. b. Pertahankan kebersamaan dan kerjasama yang baik antar anggota kelompok sebagaimana yang telah kami lakukan, sebab itu modal utama keberhasilan kita. c. Lakkukan analisa situasi dan lingkungan dari praktik sebelumnya sebagai wacana dan modal perencanaan selanjutnya. d. Tunjukkan profesionalisme kita sebagai perawat sehingga memberikan kesan yang membekas bagi masyarakat

You might also like