You are on page 1of 21

PORTOFOLIO

PREEKLAMPSIA BERAT

oleh: dr. Mutiara Maharani

Pendamping: dr. Risman ti!

RS " KOTA PA"A#$ PA#%A#$


Septem&er' ()*)

PREEKLAMPSIA

"e+inisi

Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa.
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Untuk menegakkan diagnosis pre-eklampsia, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 1 0 mmHg atau lebih. !enaikan tekanan diastolik sebenarnya lebih dapat dipercaya. "pabila tekanan diastolik naik dengan 1# mmHg atau lebih, atau menjadi $0 mmHg atau lebih, maka diagnosis hipertensi dapat dibuat. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal % kali dengan jarak waktu & jam pada keadaan istirahat. 'dema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. 'dema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. !enaikan berat badan ( kg setiap minggu dalam kehamilan masih dapat dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre-eklampsia. Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 g)liter dalam air kencing % jam atau pemeriksaan kualitati* menunjukkan +1 atau +% atau 1 g)liter atau lebih dalam air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil minimal % kali dengan jarak waktu & jam. ,iasanya proteinuria timbul lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan- karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup serius.

Pre-eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda)gejala di bawah ini ditemukan .
1/ 0ekanan sistolik 1&0 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih2

%/ Proteinuria # g atau lebih dalam % jam- +3 atau + pada pemeriksaan kualitati*3/ 1liguria, air kencing 00 ml atau kurang dalam % jam/ !eluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium#/ 'dema paru-paru atau sianosis.

Etiologi
"pa yang menjadi penyebab pre-eklampsia sampai sekarang belum diketahui. 0elah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan penyebab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. 0eori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai penyebab pre-eklampsia ialah iskemia plasenta. "kan tetapi, dengan terori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit ini.

Peru&ahan anatomi,patologi!
Plasenta. Pada pre-eklampsia terdapat spasmus arteriola spiralis desidua dengan akibat menurunnya aliran darah ke plasenta. Perubahan plasenta normal sebagai akibat tuanya kehamilan, seperti menipisnya sinsitium, menebalnya dinding pembuluh darah dalam 2illi karena *ibrosis, dan kon2ersi mesoderm menjadi jaringan *ibrotik, dipercepat prosesnya pada pre-eklampsia dan hipertensi. Pada pre-eklampsia yang jelas ialah atro*i sinsitium, sedangkan pada hipertensi menahun terdapat terutama perubahan pada pembuluh darah dan stroma. "rteria spiralis mengalami konstriksi dan penyempitan, akibat aterosis akut disertai necrotizing anteriopathy. Ginjal. "lat ini besarnya normal atau dapat membengkak. Pada simpai ginjal dan pada pemotongan mungkin ditemukan perdarahan-perdarahan kecil. Penyelidikan biopsi pada ginjal oleh "ltchek dan kawan-kawan 31$&4/ menunjukkan pada pre-eklampsia bahwa kelainan berupa. 1/ kelainan glomerulus- %/ hiperplasia sel-sel jukstaglomeruler- 3/ kelainan pada tubulus-tubulus Henle- / spasmus pembuluh darah ke glomerulus. 5lomerulus tampak sedikit membengkak dengan perubahan-perubahan sebagai berikut. a/ sel-sel diantara kapiler bertambah- b/ tampak dengan mikroskop biasa bahwa membrana basalis dinding kapiler glomerulus seolah-olah terbelah, tetapi ternyata keadaan tersebut dengan mikroskop elektron disebabkan oleh bertambahnya matriks

mesangial- c/ sel-sel kapiler membengkak dan lumen menyempit atau tidak ada- d/ penimbunan 6at protein berupa serabut ditemukan dalam kapsel ,owman. 7el-sel jukstaglomeruler tampak membesar dan bertambah dengan

pembengkakan sitoplasma sel dan ber2akuolisasi. 'pitel tubulus-tubulus Henle berdeskuamasi hebat- tampak jelas *ragmen inti sel terpecah-pecah. Pembengkakan sitoplasma dan 2akuolisasi nyata sekali. Pada tempat lain tampak regenerasi. Perubahan-perubahan tersebutlah tampaknya yang menyebabkan proteinuria dan mungkin sekali ada hubungannya dengan retensi garam dan air. 7esudah persalinan berakhir, sebagian besara perubahan yang digambarkan menghilang, hanya kadangkadang ditemukan sisa-sisa penambahan matriks mesangial. Hati. "lat ini besarnya normal, pada permukaan dan pembelahan tampak tempattempat perdarahan yang tidak teratur. Pada pemeriksaan mikroskopik dapat ditemukan perdarahan dan nekrosis pada tepi lobulus, disertai trombosis pada pembuluh darah kecil, terutama di sekitar 2ena porta. 8alaupun umumnya lokasi ialah periportal, namun perubahan tersebut dapat ditemukan di tempat-tempat lain. 9alam pada itu, rupanya tidak ada hubungan langsung antara berat penyakit dan luas perubahan pada hati. Otak. Pada penyakit yang belum lanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri- pada keadaan lanjut dapat ditemukan perdarahan. Retina. !elainan yanag sering ditemukan pada retina ialah spasmus pada arteriola-arteriola, terutama yang dekat pada diskus optikus. :ena tampak lekuk pada persimpangan dengan arteriola. 9apat terlihat edema pada diskus optikus dan retina. "blasio retina juga dapat terjadi, tetapi komplikasi ini prognosisnya baik, karena retina akan melekat lagi beberapa minggu postpartum. Perdarahan dan eksudat jarang ditemukan pada pre-eklampsia- biasanya kelainan tersebut menunjukkan adanya hipertensi menahun. Paru-paru. Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi. !adang-kadang ditemukan abses paruparu. Jantung. Pada sebagian besar penderita yang mati karena eklampsia jantung biasanya mengalami perubahan degenerati* pada miokardium. 7ering ditemukan 4

degenerasi lemak dan cloudy swelling serta nekrosis dan perdarahan. 7heehan 31$#4/ menggambarkan perdarahan subendokardial di sebelah kiri septum inter2entrikulare pada kira-kira dua pertiga penderita eklampsia yang meninggal dalam % hari pertama setelah timbulnya penyakit. Kelenjar adrenal. !elenjar adrenal dapat menunjukkan kelainan berupa perdarahan dan nekrosis dalam berbagai tingkat.

Peru&ahan +isiologi patologi! Perubahan pokok yang didapatkan pre-eklampsia adalah spasmus pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. 9engan biopsi ginjal, "ltchek dkk. 31$&4/ menemukan spasmus yang hebat pada arteriola glomerulus. Pada beberapa lumen arteriola demikian kecilnya, sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel tubuh, maka mudah dimengerti bahwa tekanan darah yang meningkat tampaknya merupakan usaha mengatasi kenaikan tahanan peri*er, agar oksigenisasi jaringan dapat dicukupi. !enaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial belum diketahui sebabnya. 0elah diketahui bahwa pada pre-eklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi daripada kehamilan normal. "ldosteron penting untuk mempertahankan 2olume plasma dan mengatur retensi air dan natrium. Pada preeklampsia permeabilitas pembuluh darah terhadap protein meningkat.
Peru ahan pada plasenta dan uterus. ;enurunnya aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan *ungsi plasenta. Pada hipertensi yang agak lama pertumbuhan janin terganaggu- pada hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi gawat-janin sampai kematiannya karena kekurangan oksigenisasi. !enaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sering didapatkan pada pre-eklampsia dan eklampsia, sehingga mudah terjadi partus prematurus. Peru ahan pada ginjal. Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun, sehingga menyebabkan *iltrasi glomerulus mengurang. !elainan pada ginjal yang penting ialah dalam hubungan dengan proteinuria dan mungkin sekali juga dengan retensi garam dan air. ;ekanisme retensi garam dan air belum diketahui benar, tetapi disangka akibat perubahan dalam perbandingan antara tingkat *iltrasi 5

glomelurus dan tingkat penyerapan kembali oleh tubulus. Pada kehamilan normal penyerapan ini meningkat sesuai dengan kenaikan *iltrasi glomerulus. Penurunan *iltrasi glomelurus akibat spasmus arteriolus ginjal menyebabkan *iltrasi natrium melalui glomerulus menurun, yang menyebabkan retensi garam dan air. <ungsi ginjal pada pre-eklampsia tampaknya agak menurun bila dilihat dari clearance asam urik. <iltrasi glomerulus dapat turun sampai #0= dari normal, sehingga menyebabkan diuresis turun- pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria atau anuria. Peru ahan pada retina. Pada pre-eklampsia tampak edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri- jarang terlihat perdarahan atau eksudat. >etinopatia arteriosklerotika menunjukkan penyakit 2askuler yang menahun. !eadaan tersebut tak tampak pada pre-eklampsia, kecuali bila terjadi atas dasar hipertensi menahun atau penyakit ginjal. 7pasmus arteri retina yang nyata menunjukkan adanya pre-eklampsia berat. Pelepasan retina disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk pengakhiran kehamilan segera. ,iasanya setelah persalinan berakhir, retina melekat lagi dalam % hari sampai % bulan. 5angguan penglihatan secara tetap jarang ditemukan. 7kotoma, diplopia, dan ambliopia pada penderita pre-eklampsia merupakan gejala yang menunjukkan akan terjadinya eklampsia. !eadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina. Peru ahan pada paru-paru. 'dema paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita pre-eklampsia dan eklampsia. !omplikasi ini biasanya disebabkan oleh dekompensasio kordis kiri. Peru ahan pada otak. ;c?all melaporkan bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak pada hipertensi dalam kehamilan lebih meninggi lagi pada eklampsia. 8alaupun demikian, aliran darah ke otak dan pemakaian oksigen pada pre-eklampsia tetap dalam batas normal. Pemakaian oksigen oleh otak hanya menurun pada eklampsia. !eta aolisme dan elektrolit. Hemokonsentrasi yang menyertai pre-eklampsia dan eklampsia tidak diketahui sebabnya. 0erjadi di sini pergeseran cairan dan ruang intra2askuler ke ruang interstisial. !ejadian ini, yang diikuti oleh kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum, dan sering bertambahnya edema, menyebabkan 2olume darah 6

mengurang, 2iskositas darah meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama. !arena itu, aliran darah ke jaringan diberbagai bagian tubuh mengurang, dengan akibat hipoksia. 9engan perbaikan keadaan, hemokonsentrasi berkurang, sehingga turunnya hematokrit dapat dipakai sebagai ukuran tentang perbaikan keadaan penyakit dan tentang berhasilnya pengobatan. @umlah air dan natrium dalam badan lebih banyak pada penderita pre-eklampsia daripada pada wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi menahun. Penderita pre-eklampsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh *iltrasi glomerulus menurun, sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah. 'lektrolit, kristaloid, dan protein dalam serum tidak menunjukkan perubahan yang nyata pada pre-eklampsia. !onsentrasi kalium, natrium, kalsium dan klorida dalam serum biasanya dalam batas-batas normal.5ula darah, bikarbonas, dan pH pun normal. 1leh beberapa penulis kadar asam urat dalam darah dipakai sebagai parameter untuk menentukan proses pre-eklampsia menjadi baik atau tidak. Pada keadaan normal asam urat melewati glomerulus dengan sempurna untuk diserap kembali dengan sempurna oleh tubulus kontorti proksimalis dan akhirnya dikeluarkan oleh tubulus kontorti distalis. 0ampaknya perubahan pada glomerulus menyebabkan *iltrasi asam urat mengurang, sehingga kadarnya dalam darah meningkat. "kan tetapi, kadar asam urat yang tinggi tidak selalu ditemukan. 7elanjutnya, pemakaian diuretika golongan tia6id menyebabkan kadar asam urat meningkat. !adar kreatinin dan ureum pada pre-eklampsia tidak meningkat, kecuali bila terjadi oliguria atau anuria. Protein serum total, perbandingan albumin globulin dan tekanan osmotik plasma menurun pada pre-eklampsia, kecuali pada penyakit yang berat dengan hemokonsentrasi. Pada kehamilan cukup bulan kadar *ibrinogen meningkat dengan nyata. !adar tersebut meningkat lagi pada pre-eklampsia. 8aktu pembekuan lebih pendek dan kadangkadang ditemukan kurang dari 1 menit pada eklampsia.

Fre!uensi <rekuensi pre-eklampsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak *aktor yang mempengaruhinya- jumlah primigra2ida, keadaan sosial-ekonomi, perbedaan kriteria dalam penentuan diagnosis, dan lain-lain. 9alam kepustakaan *rekuensi dilaporkan berkisar antara 3-10=. Pada primigra2ida *rekuensi pre-eklampsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigra2ida, terutama primagra2ida muda. 9iabetes melitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops *etalis, umur lebih dari 3# tahun, dan obesitas merupakan *aktor predisposisi untuk terjadinya pre-eklampsia.

$am&aran !lini!

,iasanya tanda-tanda pre-eklampsia timbul dalam urutan. pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre-eklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyekti*. Pada preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah *rontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah. 5ejala-gejala ini sering ditemukan pada pre-eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul. 0ekanan darah pun meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih umum, dan proteinuria bertambah banyak.
0abel 1. 5ejala dan tanda pre-eklampsia berat 1. 0ekanan darah 7istolik A 1&0 mmHg %. 0ekanan darah diastolik A 110 mmHg 3. Peningkatan kadar en6im hati atau)dan iketus . 0rombosit B 100.000)mm3 #. 1liguria B 00 ml)% jam &. Proteinuria A 3 g)liter C. Dyeri epigastrium 4. 7kotoma dan gangguan 2isus lain atau nyeri *rontal yang berat $. Perdarahan retina 10. 'dema pulmonum 11. !oma

"iagnosis
Pada umumnya diagnosis pre-eklampsia didasarkan atas adanya % dari trias tanda utama. hipertensi, edema, dan proteinuria. "danya satu tanda harus menimbulkan kewaspadaan, apa lagi oleh karena cepat tidaknya penyakit meningkat tidak dapat diramalkan- dan bila eklampsia terjadi, maka prognosis bagi ibu maupun janin jauh lebih buruk. 9iagnosis di*erensial antara pre-eklampsia dengan hipertensi menahun atau penyakit ginjal tidak jarang menimbulkan kesukaran. Pada hipertensi menahun adanya tekanan darah yang meninggi sebelum hamil, pada kehamilan muda, atau & bulan postpartum akan sangat berguna untuk membuat diagnosis. Pemeriksaan *unduskopi juga berguna karena perdarahan dan eksudat jarang ditemukan pada pre-eklampsia- kelainan tersebut biasanya menunjukkan hipertensi menahun. Untuk diagnosis penyakit ginjal saat timbulnya proteinuria banyak menolong- proteinuria pada pre-eklampsia jarang timbul sebelum triwulan ke-3, sedang pada penyakit ginjal timbul lebih dahulu. 0est *ungsi ginjal juga banyak berguna- pada umumnya *ungsi ginjal normal pada pre-eklampsia ringan.

Pen-egahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre-eklampsia. Penerangan tentang man*aat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Estirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. 9iet tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.

Penanganan
Pengobatan hanya dapat dilakukan secara simtomatis karena etiologi preeklampsia, dan *aktor-*aktor apa dalam kehamilan yang menyebabkannya, belum diketahui. 0ujuan utama penanganan ialah 31/ mencegah terjadinya pre-eklampsia berat dan eklampsia- 3%/ melahirkan janin hidup- 33/ melahirkan janin dengan trauma sekecilkecilnya.

Pada dasarnya penanganan pre-eklampsia terdiri atas pengobatan medik dan penanganan obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup di luar uterus. 7etelah persalinan berakhir, jarang terjadi eklampsia, dan janin yang sudah cukup matur lebih baik hidup di luar kandungan daripada dalam uterus. 8aktu optimal tersebut tidak selalu dapat dicapai pada penanganan pre-eklampsia, terutama bila janin masih sangat prematur. 9alam hal ini diusahakan dengan tindakan medis untuk dapat menunggu selama mungkin, agar janin lebih matur. Pada umumnya indikasi untuk merawat penderita pre-eklampsia di rumah sakit ialah. 31/ tekanan darah sistolik 1 0 mmHg atau lebih dan)atau tekanan darah diastolik $0 mmHg atau lebih- 3%/ proteinuria 1 + atau lebih- 33/ kenaikan berat badan 1,# kg atau lebih dalam seminggu yang berulang- 3 / penambahan edema berlebihan secara tiba-tiba. Perlu diperhatikan bahwa apabila hanya 1 tanda ditemukan, perawatan belum seberapa mendesak, akan tetapi pengawasan ditingkatkan, dan kepada yang bersangkutan dianjurkan untuk segara datang jika ada keluhan. 7ementara itu, ia dinasehatkan untuk banyak beristirahat dan mengurangi pemakaian garam dalam makanan. 0abel %. Penilaian kondisi janin pada pre-eklampsia 1. Penilaian pertumbuhan janin Pemanatauan pertumbuhan tinggi *undus uteri Pemeriksaan ultrasonogra*i %. Penilaian ancaman gawat janin Pemantauan gerakan janin "on-stress tests dan contraction stress tests. Pro*il bio*isik janin . - reaksi denyut jantung janin terhadap gerakan janin- 2olume cairan ketuban- gerakan janin- tonus janin. Pemeriksaan sur*aktan dalam cairan ketuban Pemeriksaan per*usi plasenta 3uterine lood #low$

10

Pengobatan pre-eklampsia yang tepat ialah pengakhiran kehamilan karena tindakan tersebut menghilangkan sebabnya dan mencegah terjadinya eklampsia dengan bayi yang masih prematur penundaan pengakhiran kehamilan mungkin dapat menyebabkan eklampsia atau kematian janin. Pada janin dengan berat badan rendahpun kemungkinan hidup pada pre-eklampsia berat lebih baik di luar daripada di dalam uterus. ?ara pengakhiran dapat dilakukan dengan induksi persalinan atau seksio sesarea menurut keadaan. Pada umumnya indikasi untuk pengakhiran kehamilan ialah 31/ pre-eklampsia ringan dengan kehamilan lebih dari cukup-bulan- 3%/ pre-eklampsia dengan hipertensi dan)atau proteinuria menetap selama 10-1 hari, dan janin sudah cukup matur- 33/ pre-eklampsia berat3 / eklampsia.

Penanganan pre,e!lampsia ringan


Estirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan preeklampsia. Estirahat dengan berbaring pada sisi tubuh menyebabkan pengaliran darah ke plasenta meningkat, aliran darah ke ginjal juga lebih banyak, tekanan 2ena pada ekstrimitas bawah turun dan resorbsi cairan dari daerah tersebut bertambah. 7elain itu, juga mengurangi kebutuhan 2olume darah yang beredar. 1leh sebab itu, dengan istirahat biasanya tekanan darah turun dan edema berkurang. Pemberian *enobarbital 3 F 30 mg sehari akan menengkan penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah. "pakah restriksi garam berpengaruh nyata terhadap pre-eklampsia, masih belum ada persesuaian *aham. "da yang menyatakan bahwa jumlah garam pada makanan sehari-hari tidak berpengaruh banyak terhadap keadaan pre-eklampsia, penulis lain sebaliknya menganjurkan garam dalam diet penderita. Pada umumnya pemberian diuretika dan antihipertensi2 pada pre-eklampsia ringan tidak dianjurkan karena obat-obat tersebut tidak menghentikan proses penyakit dan juga tidak memperbaiki prognosis janin. 7elain itu, pemakaian obat-obat tersebut dapat menutupi tanda dan gejala pre-eklampsia berat. ,iasanya dengan tindakan yang sederhana ini tekanan darah turun, berat badan dan edema turun, proteinuria tidak timbul atau mengurang. 7etelah keadaan menjadi normal kembali, penderita dibolehkan pulang, akan tetapi harus diperiksa lebih sering daripada biasa. !arena biasanya hamil sudah tua, persalinan tidak lama lagi berlangsung. 11

,ila hipertensi menetap biarpun tidak tinggi, penderita tetap tinggal di rumah sakit. 9alam hal ini perlu diamati keadaan janin dengan pemeriksaan kadara estriol dalam air kencing berulangkali, pemeriksaan ultrasonik, amnioskopi, dan lain-lain. Perlu diperhatikan bahwa induksi pesalinan yang dilakukan terlalu dini akan merugikan karena bahaya prematuritas, tetapi sebaliknya induksi yang terlambat dengan adanya insu*isiensi plasenta akan menyebabkan kematian intrauterin janin. ,ila keadaan janin mengi6inkan, ditunggu dengan melakukan induksi persalinan, sampai kehamilan cukup-bulan atau lebih dari 3C minggu. ,eberapa kasus pre-eklampsia ringan tidak membaik dengan penanganan konser2ati*. 0ekanan darah meningkat, retensi cairan dan proteinuria bertambah, walaupun penderita istirahat dengan pengobatan medik. 9alam hal ini pengakhiran kehamilan dilakukan walaupun janin masih prematur.

Penanganan pre,e!lampsia &erat


Pada penderita yang masuk rumah sakit sudah dengan tanda-tanda dan gejalagejala pre-eklampsia berat segera harus diberi sedati2a yang kuat untuk mencegah timbulnya kejang-kejang. "pabila sesudah 1%-% jam bahaya akut dapat diatasi, dapat di*ikirkan cara yang terbaik untuk menghentikan kehamilan. 0indakan ini perlu untuk mencegah seterusnya bahaya eklampsia. 7ebagai pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang-kejang dapat diberikan. 31/ larutan sul*as magnesikus 0= sebanyak 10 ml 3 gram/ disuntikkan intramuskulur bokong kiri dan kanan sebagai dosis permulaan, dan dapat diulang gram tiap & jam menurut keadaan. 0ambahan sul*as magnesikus hanya diberikan bila diuresus baik, re*leks patella positi*, dan kecepatan pernapasan lebih dari 1& per menit. 1bat tersebut, selain menenangkan, juga menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis- 3%/ klorproma6in #0 mg intramuskulus- 33/ dia6epam %0 mg intramuskulus.

Penggunaan obat hipotensi* pada pre-eklampsia berat diperlukan karena dengan menurunkan tekanan darah kemungkinan kejang dan apopleksia serebri menjadi lebih kecil. "pabila terdapat oliguria, sebaiknya penderita diberi glukosa %0= secara intra2ena. 1bat diuretika tidak diberikan secara rutin.
!adang-kadang keadaan penderita dengan pengobatan tersebut di atas menjadi lebih baik. "kan tetapi, umumnya pada pre-eklampsia berat sesudah bahaya akut berakhir 12

sebaiknya dipertimbangkan untuk menghentikan kehamilan oleh karena dalam keadaan demikian harapan bahwa janin hidup terus tidak benar, dan adanya janin dalam uterus menghambat sembuhnya penderita dari penyakitnya.

Penanggulangan pre,e!lampsia dalam persalinan


>angsang untuk menimbulkan kejangan dapat berasal dari luar atau dari penderita sendiri, dan his persalinan merupakan rangsang yang kuat. ;aka dari itu, preeklampsia berat lebih mudah menjadi eklampsia pada waktu persalinan. Untuk penderita pre-eklampsia diperlukan analgetika dan sedati2a lebih banyak dalam persalinan. Pada kala EE, pada penderita dengan hipertensi, bahaya perdarahan dalam otak lebih besar, sehingga apabila syarat-syarat telah dipenuhi, hendaknya persalinan diakhiri dengan cunam atau ekstraktor 2akum dengan memberikan narkosis umum untuk menghindarkan rangsangan pada susunan sara* pusat. "nestesia lokal dapat diberikan bila tekanan darah tidak terlalu tinggi dan penderita masih sommolen karena pengaruh obat. 'rgometrium menyebabkan konstriksi pembuluh darah dan dapat meningkatkan tekanan darah. 1leh karena itu, pemberian ergometrin secara rutin pada kala EEE tidak dianjurkan, kecuali jika ada perdarahan postpartum karena atonia uteri. Pemberian obat penenang diteruskan sampai 4 jam postpartum, karena ada kemungkinan setelah persalinan berakhir, tekanan darah naik dan eklampsia timbul. 7elanjutnya obat tersebut dikurangi secara bertahap dalam 3 G hari. 0elah diketahui bahwa pada pre-eklampsia janin diancam bahaya hipoksia, dan pada persalinan bahaya ini makin besar. Pada gawat-janin, dalam kala E, dilakukan segera seksio-sesarea- pada kala EE dilakukan ekstraksi dengan cunam atau ekstraktor 2akum. Postpartum bayi sering menunjukkan tanda as*iksia neonatorum karena hipoksia intrauterin, pengaruh obat penenang, atau narkosis umum, sehingga diperlukan resusitasi dari itu, semua peralatan untuk keperluan tersebut perlu disediakan.

13

Porto+olio

#ama Peserta #ama .ahana Topi! Tanggal /Kasus0 #ama Pasien #o. MR

: dr. ;utiara ;aharani : >7U9 !ota Padang Panjang : kasus ;edis : 03 "gustus %010 : Dy. 7 : 1001%113

Tanggal Presentasi : 01 1ktober %010 #ama Pendamping : dr. >isman Utik Tempat Presentasi : ruang !on*erensi >7U9 Padang Panjang

O&1e!ti+ Presentasi : keilmuan "es!ripsi : Perempuan, usia 33 tahun, hamil anak keempat datang ke >7U9 Padang Panjang dengan keluhan utama keluar cairan merah dari kemaluan Tu1uan Bahan Bahasan 2ara Mem&ahas : mengetahui tatalaksana kasus medis : kasus : presentasi dan diskusi

14

I"E#TITAS PASIE# Dama Umur "lamat Pekerjaan Pendidikan . ny. 7 . 33 tahun . Paninjauan . E>0 . 0amat 7;"

*. S B%EKTIF Pasien wanita, 33 tahun, masuk ,angsal !ebidanan >umah 7akit Umum 9aerah Padang Panjang tanggal 3 "gustus %010 diantar keluarga, dengan . Keluhan tama . Dyeri kepala sejak jam yang lalu. Ri3a4at Pen4a!it Se!arang : Dyeri kepala sejak % jam yang lalu. Dyeri dirasakan pada kepala bagian depan. Dyeri terasa berat, terus-menerus. Hamil anak keempat. >iwayat hipertensi 3+/ pada kehamilan anak ketiga. Dyeri pinggang menjalar ke ari-ari hilang timbul 3-/ !eluar air-air yang banyak dari kemaluan 3-/ !eluar lendir bercampur darah dari kemaluan 3-/ 0idak haid sejak 4,# bulan yang lalu. HPH0 tidak ingat. 0P sulit ditentukan. 5erak anak dirasakan sejak ,# bulan yang lalu. U75 terakhir dengan dr. spesialis kebidanan tanggal %& @uli %010, umur kehamilan 3# minggu.

15

0idak ada keluhan mual, muntah dan perdarahan pada umur kehamilan muda dan tua.

Prenatal ?are ke bidan dan dokter 7p. 15 teratur. >iwayat menstruasi. menarche umur 13 tahun, siklus teratur tiap %4 hari, lamanya C hari, dengan %-3 kali ganti pembalut perhari, nyeri haid 3-/.

Penglihatan kabur 3-/, nyeri ulu hati 3-/ 9emam 3-/ ,", dan ,"! biasa

Ri3a4at Kehamilan : Hamil anak keempat, >iwayat persalinan spontan pada persalinan anak pertama dan kedua, dan riwayat hipertensi pada hamil anak ketiga, lahir melalui sectio cesarea.

(. OB%EKTIF !eadaan Umum 0ekanan 9arah <rekuensi Da*as <etal Heart >ate . sedang . 1$0)110 mmHg . %1F)menit . 1%-11-1% !esadaran <rekuensi Dadi 7uhu "Filla . ?;? . $4F)menit . 3CH?

Pemeriksaan 7istemik . !epala ;ata 0H0 . bentuk dan ukuran normal, rambut hitam, tidak mudah dicabut . konjungti2a anemis 3-/, sclera ikterik 3-/ . *aring hiperemis 3-/, tonsil 01-01, tanda radang 3-/
16

0idak teraba pembesaran !5,, @:P #-% cm H%1 Paru .E Pa Pe "u @antung .E Pa Pe "u "bdomen 371/. E . tampak membuncit sesuai usia kehamilan Jinea mediana hiperpigmentasi, striae 3+/, tampak bekas 7? p*anensteil Pa . J1 . 0<U teraba setengah pusat G processus Fyphoideus 0eraba masa besar, lunak, noduler J% . teraba tahanan terbesar di kanan, bagian kecil di kiri J3 . teraba massa keras, bulat, *loating J . bagian terbawah janin belum masuk P"P Pe "u . tympani . ,U 3+/ normal His 3-/, ,@" 3+/ 1# F)menit 0<U . 30 cm, 0," . %&3# gram 5enitalia 371/. :)U tenang
17

. simetris statis dan dinamis, massa 3-/, tanda radang 3-/ . *remitus kiriIkanan . sonor kiri dan kanan . suara napas 2esikuler, >onkhi -)-, whee6ing -). iktus tidak tampak . Ektus teraba 1 jari J;?7 >E? : . batas jantung dalam batas normal . bunyi murni, irama teratur, bising 3-/

'kstremitas . akral hangat, per*usi baik, oedem +)+

Pemeriksaan Jaboratorium . Protein Urine ++ 5. ASSESSME#T "iagnosis : 5 P3"0H3 gra2id 3&-3C minggu + susp. P', + bekas 7? @anin hidup tunggal intra uterin

6. PLA# !ontrol !u, :7, His, ,@" 0irah baring, tidur miring kanan 0h) >egimen 7; %0cc dalam >l #00cc, habiskan %#0 cc dalam 30 menit, sisanya habiskan dalam % jam kontrol urine, re*lek patela, *rekuensi napas dan balans cairan. Di*edipin oral 3F1tablet 9opamet 3F1 tablet <urosemid 1F0,# tablet Plan . !onser2ati*

18

<ollow Up . 6 Agustus ()*): hari perawatan ke-% 7) nyeri kepala berkurang 0anda-tanda inpartu 3-/ ,"! ada, biasa 1) !u. sedang, !es. ?;? 09. 1#0)100, <rek Dapas . 14F)mnt "bdomen dan genitalia . 71 'kstremitas . akral hangat, per*usi baik Urin bag . urin #00 cc dalam & jam, kesan . cukup ") 5 P3"0H3 gra2id 3&-3C minggu + maintenance + bekas 7? @anin hidup tunggal intra uterin P) terapi dilanjutkan P', dalam regimen 7; dosis

7 Agustus ()*): hari perawatan ke-3 7) nyeri kepala 3-/ 0anda-tanda inpartu 3-/ ,"! ada, biasa 1) !u. sedang, !es. ?;? 09. 1#0)110, <rek Dapas . %0F)mnt "bdomen dan genitalia . 71

19

'kstremitas . akral hangat, per*usi baik Urin bag . urin cukup ") 5 P3"0H3 gra2id 3&-3C minggu + P', + bekas 7? @anin hidup tunggal intra uterin P) terapi dilanjutkan

*6 Agustus ()*) . hari perawatan ke-1% 9ilakukan sectio caesarea

20

"ISK SI 7eorang pasien perempuan datang dengan keluhan keluar cairan merah dari kemaluan sejak % jam yang lalu. Pasien saat ini sedang hamil anak keempat dengan riwayat hipertensi dan 7? pada kehamilan ketiganya. 9ari U75 saat kontrol ke dokter kandungan 1 minggu yang lalu, didapat umur kehamilan saKat ini 3&-3C minggu. !edaan umum pasien sedang, dengan tekanan darah 1$0)110mmHg. Hasil pemeriksaan urin didapatkan nilai protein +%. 9ari hasil anamnesis dan pemeriksaan *isik serta pemeriksaan penunjang ditegakkan diagnosis 5 P3"0H3 gra2id 3&-3C minggu + P', + bekas 7?. @anin hidup tunggal intrauterine. Pasien segera di tatalaksana dengan pemasangan regimen 7; %0cc dalam #00 cc >J. %#0 cc dihabiskan dalam setengah jam, dan sisanya diberikan %4 tetes)menit. !eadaan umum, 2ital sign, His, ,@", re*lek patela dan urine pasien dikontrol teratur. Pasien diminta untuk tirah baring dan tidur miring kanan. Pasien juga diberikan pengobatan ni*edipin, dopamet dan *urosemid untuk menurunkan tekanan darahnya. Pada pasien ini direncanakan pemberian regimen 7; % jam untuk

mencegah penyakitnya berlanjut ke 'klampsia, dan pemberian terapi anti hipertensi oral untuk mengontrol tekanan darahnya. !ehamilan diusahakan dipertahankan hingga umur 34 minggu.

21

You might also like