You are on page 1of 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN HIPERTIROID SKENARIO I Seorang penderita laki-laki Tn G 45 tahun, suku

Gorontalo, agam Islam, bertempat tinggal di Tapa, MRS tanggal 24 April 2010 di ruang Interna 2 dengan keluhan utama panas badan. Panas badan dirasakan sejak 2 minggu sebelum MRS, panas tidak tinggi dan tidak naik turun disertai mual, tidak muntah, nafsu makan menurun, mulut terasa kering, sehingga sering minum dan berat badan turun dari 47 kg menjadi 40 kg saat MRS. Sesak napas disertai dada berdebar-debar sejak 3 bulan dan memberat 2 minggu sebelum MRS, sesak bertambah dengan aktivitas sehari-hari dan berkurang dengan istirahat. Sesak tidak dipengaruhi posisi duduk atau berbaring. Selama 2 minggu ini sering buang air kecil terutama malam hari sampai 5x/hari. Selama 3 bulan ini badan terasa lemas dan cepat lelah terutama jika melakukan aktivitas agak berat, sering pusing, nyeri seluruh badan, mudah gelisah, gugup, sulit tidur dan kadang-kadang disertai dada berdebar-debar. Sebelumnya tidak ada riwayat penyakit kencing manis, hipertensi, penyakit gondok maupun asma. Penderita anak pertama dari 7 bersudara, anak ke-5 menderita hipertiroid dan sudah berobat teratur di Rumah Sakit Tambak Rejo. Kedua orang tua dan semua saudara penderita tidak ada yang menderita kencing manis. Pemeriksaan Fisik Dari pemeriksaan fisik didapatkan data sebagai berikut: kesadaran komposmentis, gizi kurang dan keadaan umum cukup baik. Tinggi badan 160 cm,

berat badan 40 kg, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 120x/menit, suhu badan 36,5C. Pemeriksaan kepala dan leher tidak ditemukan anemia, ikterus, sianosis maupun sesak napas. Pada mata didapatkan eksophtalmus ringan. Pada leher dijumpai sedikit pembesaran kelenjar gondok, difus, padat, kenyal, yang nyata jika penderita menengadah dan ikut bergerak jika menelan. Tidak didapatkan nyeri tekan maupun bising arteri. Paru tampak simetris, suara napas vesikuler, tidak dijumpai ronkhi maupun wheezing. Pemeriksaan abdomen tampak datar, tidak dijumpa adanya massa maupun asites. Pemeriksaan ekstremitas didapatkan adanya tremor halus pada jari-jari tangan, tidak ada jari tabuh, tidak didapatkan edema dan akral hangat. A. PENGKAJIAN 1. Identitas: Nama Umur : Tn. G : 45 tahun

Jenis kelamin : Lak-laki Alamat Agama Suku : Tapa : Islam : Gorontalo

2. Pengkajian persistem: Aktivitas/Istirahat: Badan lemas, cepat lelah, sulit tidur (insomnia). Sirkulasi: Dada berdebar-debar (palpitasi), takikardi (120x/menit),

peningkatan tekanan darah (130/80), anemia, sianosis, Integritas Ego: Mudah gelisah, gugup Eliminasi: Sering buang air kecil terutama malam hari (5x/hari). Makanan/Cairan:

Mual, nafsu makan menurun, sering minum, berat badan menurun, pembesaran kelenjar gondok Neurosensori: Sering pusing, tremor halus pada jari-jari tangan. Nyeri/Kenyamanan: Nyeri seluruh badan Pernafasan: Sesak napas Keamanan: Eksoftalmus ringan 3. Identifikasi data Data Subjektif Klien mengatakan badan panas sejak 2 minggu sebelum MRS, panas tidak tinggi dan tidak naik turun. Klien mengatakan merasa mual. Klien mengatakan nafsu makan menurun. Klien mengatakan mulut terasa kering sehingga sering minum. Klien mengatakan BB menurun (dari 47 kg menjadi 40 kg) saat MRS. Klien mengatakan sesak napas sejak 3 bulan dan memberat 2 Data Objektif Kesadaran klien komposmentis Tinggi badan 160 cm Berat badan 40 kg Tekanan darah 130/80 mmHg Nadi 120x/menit. Suhu badan 36,5C Eksophtalmus ringan Pembesaran kelenjar gondok Tremor halus pada jarijari tangan Akral hangat

minggu sebelum MRS. Klien mengatakan dada berdebar-debar sejak 3 bulan dan memberat 2 minggu sebelum MRS Klien mengatakan selama 2 minggu ini sering buang air kecil, terutama malam hari sampai 5x/hari. Klien mengatakan selama 3 bulan badan terasa lemas dan cepat lelah. Klien mengatakan sering pusing. Klien mengatakan nyeri seluruh badan. Klien mengatakan mudah gelisah dan gugup. Klien mengatakan sulit tidur

4. Analisa data No 1. Ds: - Klien mengeluh mual - Klien megeluh BB menurun - Klien mengeluh nafsu makan menurun Do: - BB = 40 kg Data Eiologi Pembesaran leher Kesulitan menelan Anoreksia Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Masalah Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2.

Ds: - Klien mengatakan selama 3 bulan badan terasa lemas dan cepat lelah. - Klien mengatakan sering pusing saat melakukan aktivitas agak berat. Do: - Tidak ditemukan pada skenario.

Anoreksia Intake inadekuat Metabolisme tubuh meningkat ATP meningkat Kelemahan otot Mudah lelah Kelelahan

Kelelahan

3.

Ds: - Klien mengatakan selama 3 bulan badan terasa lemas dan cepat lelah. - Klien mengatakan sering pusing. Do: -

Rangsangan TSH Merangsang limfosit Jaringan orbital & otot mata membesar Eksoftalmus Bayangan ganda Gangguan penglihatan Resti injury

Resti Injury

4.

Ds: - Klien mengatakan mudah gelisah dan gugup. - Klien mengatakan sulit tidur Do: -

Pembesaran leher Perubahan status kesehatan Kurang terpajan informasi Gelisah Ansietas

Ansietas

PENYIMPANGAN KDM STRUMA

Hipersekresi hormon Tiroid

Defisiensi iodium Modulasi Hipotalamus Pelepasan TRH Rangsangan TSH Hiperplasia kelenjar tiroid Pembesaran leher G3 citra tubuh

kelainan metabolik hiperplasia

Merangsang limfosit Jaringan orbital & Otot membesar Eksoftalmus Resti injury

Perubahan status kes. Kurang terpajan informasi Intake inadekuat Gelisah metabolisme tubuh m Ansietas ATP m Prod. energi m Kelemahan otot Mudah lelah Kelelahan

kesulitan menelan anoreksia Perubahan nutrisi kurang dr keb. tbh

B. RUMUSAN DIAGNOSA 1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. 2) Kelelahan berhubungan dengan kelemahan dan mudah lelah. 3) Resti injury dengan faktor resiko eksofthalmus, sering pusing dan kelemahan. 4) Ansietas berhubungan perubahan status kesehatan.

C. INTERVENSI DAN RASIONAL

No 1.

Diagnosa Keperawatan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. Ds: - Klien mengeluh mual - Klien megeluh BB menurun - Klien mengeluh nafsu makan menurun Do: BB = 40 kg -

Tujuan Nutrisi memenuhi kebutuhan tubuh. Dengan kriteria hasil: Klien mengatakan tidak mual Berat badan stabil Klien mengatakan nafsu makan meningkat.

Intervensi 1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yg disukai. 2) Observasi dan catat masukan makanan pasien. 3) Timbang BB tiap hari.

Rasional 1) Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi. 2) Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan. 3) Mengawasi penurunan BB atau efektifitas intervensi nutrisi.

4) Observasi dan catat mual atau muntah, dan gejala lain yang berhubungan. 5) Lakukan kolaborasi dengan melakukan konsul pada ahli gizi.

4) Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.

5) Membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.

Kelelahan berkurang Kelelahan berhubungan dengan atau terkontrol. kelemahan dan mudah lelah. Ds: - Klien mengatakan selama 3 bulan badan terasa lemas dan cepat lelah. - Klien mengatakan sering pusing saat melakukan aktivitas agak berat. Do: - Tidak ditemukan pada skenario. Dengan kriteria hasil: Klien mengatakan badan tidak lemas. Klien mengatakan tidak cepat lelah. Klien tidak pusing saat beraktivitas.

1) Pantau TTV dan catat nadi baik saat istirahat maupun melakukan aktivitas. 2) Catat berkembangnya takipnea, dispnea, pucat, dan sianosis.

1) Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istirahat.

2) Kebutuhan dan konsumsi oksigen akan ditingkatkan pada keadaan hipermetabolik yang merupakan potensial akan terjadi hipoksia saat melakukan aktivitas.

3) Berikan atau ciptakan lingkungan yang tenang; ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori,

3) Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan agitasi, hiperaktif, dan insomnia.

2.

warna-warna yang sejuk, dan musik

santai (tenang). 4) Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat di tempat tidur sebanyakbanyaknya jika memungkinkan. 5) Berikan tindaka yang membuat pasien nyaman, seperti sentuhan/massase, bedak yang sejuk. 6) Memberikan aktivitas pengganti yang menenangkan dan tenang, seperti 6) Memungkinkan untuk menggunakan energi dengan cara konstruktif dan memungkinkan akan 5) Dapat menurunkan energi dalam syaraf yang selanjutnya meningkatkan relaksasi. 4) Membantu melawa pengaruh dari peningkatan metabolisme.

membaca, mendengarkan radio dan menonton Tv. 7) Memberikan obat sesuai indikasi: Sedatif; mis; fenobarbital (luminal), tranzuilizer; mis; flordiaksepoksida (librium).

menurunkan ansietas.

7) Untuk mengatasi keadaan (gugup), hiperaktif, dan insomnia.

3.

Resti injury dengan faktor resiko eksofthalmus, sering pusing. Ds: - Klien mengatakan selama 3 bulan badan terasa lemas dan cepat lelah.

Tidak terjadi injury. Dengan kriteria hasil: Klien mengatakan badan tidak lemas dan cepat lelah. Klien mengatakan tidak pusing

1) Hindari lantai yang licin. 2) Gunakan bed yang rendah. 3) Orientasikan klien dengan ruangan. 4) Bantu klien dalam

1) Lantai yang licin dapat meningkatkan resiko jatuh. 2) Mengurangi resiko terjadinya cedera. 3) Memudahkan klien untuk melakukan aktivitas. 4) Memudahkan klien dalam

- Klien mengatakan sering pusing. Do: -

melakukan aktivitas sehari-hari. 5) Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi.

beraktivitas.

5) Mengurangi resiko cedera.

4.

Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Ds: - Klien mengatakan mudah gelisah dan gugup. - Klien mengatakan sulit tidur Do: -

Klien dapat memahami proses penyakit, prognosis, dan pengobatan. Dengan kriteria hasil: Klien tampak rileks Klien dapat tidur/istirahat dengan tenang

1) Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas. 2) Jelaskan prosedur, lingkungan sekeliling atau suara yang mungkin didengar oleh pasien. 3) Diskusikan dengan pasien atau orang terdekat penyebab emosional yang

1) Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan insomnia. Ansietas berat. 2) Memberikan informasi akurat yang dapat menurunkan distoris/kesalahan interpretasi yang dapat berperan pada reaksi ansietas atau ketakutan. 3) Memahami bahwa tingkah laku didasarkan atas fisiologis dapat memungkinkan respon/pendekatan yang

labil/reaksi psikotik.

berbeda, penerimaan terhadap situasi.

4) Tekankan harapan bahwa pengendalian emosi itu harus tetap diberikan sesuai dengan perkembangan terapi obat.

4) Memberikan informasi dan meyakinkan pasien bahwa keadaan itu adalah sementara dan akan membaik dengan pengobatan.

5) Melakukan kolaborasi 5) Dapat digunakan bersamaan dengan memberikan obat antiansietas (transquilizer, sedatif) dan pantau efeknya. dengan pengobatan untuk menurunkan pengaruh dari sekresi hormon tiroid yang berlebihan.

You might also like