You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar belakang Bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 194 . Dokter muda adalah sarjana lulusan perguruan tinggi pendidikan dokter yang menjalankan pro!esi disarana kesehatan yang telah ditetapkan. "umah sakit menjadi sarana pasien untuk men#ari kesembuhan, namun rumah sakit juga merupakan depot bagi berbagai ma#am penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus karier. $uman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti udara, air, lantai, makanan dan benda%benda medis maupun non medis. &n!eksi merupakan interaksi antara mikroorganisme dengan pejamu rentan yang terjadi melalui kode transmisi kuman yang tertentu. Di "umah 'akit dan sarana kesehatan lainnya, in!eksi dapat terjadi antar pasien, dari pasien ke petugas, dari petugas ke petugas, dari petugas ke pasien dan antar petugas. &n!eksi yang mun#ul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut in!eksi nosokomial. (erjadinya in!eksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian bagi penderita seperti semakin lamanya perawatan penyakit, semakin menderita pasien oleh sakit dan meningkatnya biaya pengobatan. &n!eksi nosokomial menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak dewasa ini dan telah banyak perkembangan yang dibuatguna men#ari penyabab meningkatnya angka kejadian in!eksi nosokomial. Data )*+ pada tahun ,--, menyebutkan angka terjadinya in!eksi nosokomial diseluruh dunia sebesar .,/ prosen atau sejumlah 1,4 juta jiwa pasien mendapat in!eksi nosokomial ketika dirawat di rumah sakit. 1., "umusan 0asalah Bagaimana peran dokter muda dalam men#egah in!eksi nosokomial1

BAB II ISI ,.1 De!inisi dan batasan in!eksi nosokomial Dokter muda adalah sarjana lulusan perguruan tinggi pendidikan dokter yang menjalankan pro!esi disarana kesehatan yang telah ditunjuk sebelum memperoleh hak untuk mendapatkan surat ijin praktek yang ditetapkan konsul kedokteran indonesia. &n!eksi 2osokomial adalah in!eksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di "umah 'akit. &n!eksi nosokomial sukar diatasi karena sebagai penyebabnya adalah mikro organisme atau bakteri yang sudah resisten terhadap anti biotika. 'uatu in!eksi dapat disebut in!eksi nosokomial bila memenuhi kriteria sebagai berikut3 1. 4pabila pada waktu dirawat di "', tidak dijumpai tanda%tanda klinik in!eksi tersebut. ,. Pada waktu penderita mulai dirawat tidak dalam masa inkubasi dari in!eksi tersebut. 5. (anda%tanda in!eksi tersebut baru timbul sekurang%kurangnya 5 6 ,4 jam sejak mulai dirawat. 4. &n!eksi tersebut bukan merupakan sisa 7residual8 dari in!eksi sebelumnya. . Bila pada saat mulai dirawat di "' sudah ada tanda%tanda in!eksi, tetapi terbukti bahwa in!eksi didapat penderita pada waktu ,., 9pidemiologi &n!eksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di negara miskin dan negara yang sedang berkembang karena penyakit%penyakit in!eksi masih menjadi penyebab utama. 'uatu penelitian yang yang dilakukan oleh )*+ menunjukkan bahwa sekitar .,/: dari rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari 9ropa, (imur (engah, 4sia (enggara dan Pasi!ik tetap menunjukkan adanya in!eksi nosokomial dengan 4sia (enggara sebanyak 1-,-:. Perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian tentang mikrobiologi sedikit demi sedikit menurunkan resiko in!eksi nosokomial. 2amun semakin meningkatnya pasien%pasien dengan penyakit immuno#ompromised, bakteri yang resisten antibiotik, super in!eksi ;irus dan jamur, dan prosedur in;asi!, masih menyebabkan in!eksi nosokomial menimbulkan kematian sebanyak ...--- kasus setiap tahunnya ,.5 <aktor Penyebab Perkembangan &n!eksi 2osokomial

'esara umum !aktor yang mempengaruhi terjadinya nosokomial terdiri dari , bagian besar yaitu !akktor endogen 7umur, seks, penyakit penyerta, daya tahan tubuh dan kondisi%kondisi lokal8 dan !aktor eksogen 7lama penderita dirawat, kelompok yang merawat, alat medis, serta lingkungan8. 0ekanisme pasien terkena in!eksi nosokomial adalah pasien mendapat in!eksi nosokomial melalui dirinya sendiri 7auto in!eksi8, melalui petugas yang merawat di "', melalui pasien yang dirawat ditempat atau diruangan yang sama, melalui keluarga pasien yang bekunjung, melalui peralatan yang dipakai.

=ambar ,.1 4lur penularan in!eksi nosokomial ,.5.1 4gen &n!eksi Pasien akan terpapar berbagai ma#am mikroorganisme selama ia rawat di rumah sakit. $ontak antara pasien dan berbagai ma#am mikroorganisme ini tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena banyaknya !aktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya in!eksi nosokomial. $emungkinan terjadinya in!eksi tergantung pada karakteristik mikroorganisme, resistensi terhadap >at%>at antibiotika, tingkat ;irulensi, dan banyaknya materi in!eksius. 9tiologi in!eksi nosokomial se#ara umum dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Pada tahun 19.1 penyebab &n!eksi 2osokomial bentuk koken gram positi! mengalami peningkatan yang men#olok. Pada tahun 19/9%19.- hanya ,%5 epidemi yang disebabkan oleh gram positi! koken. 9nglish 0edi#al Literatur melaporkan pada tahun 19.5 sampai akhir tahun 1991 mikroba penyebab in!eksi nosokomial dikelompokkan sebagai berikut3 1. =ram positi!.

Penyebab terbanyak dari in!eksi =ram positi! adalah 0"'4 70ethisilin "esisten 'taphylokokus 4ureus8 diikuti dengan 'treptokokus spesies, 'taphylokokus aureus, 9nterokokus spesies dan koagulan negati! dari 'taphylokokus spesies. ,. =ram negati! &n!eksi 2osokomial yang disebabkan oleh gram negati! juga mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 19.-. 0ikroba yang berperan dalam &n!eksi 2osokomial disebabkan oleh 'almonella spesies, 'erratia spesies, Pseudomonas spesies atau $lebsiela spesies. 5. ?irus &n!eksi 2osokomial yang disebabkan oleh ;irus adalah 4deno;irus, "ota;irus, &n!luen>a 4, 0easles, *epatitis 4. 4. +rganisme lain +rganisme lain penyebab &n!eksi 2osokomial adalah '#abies, @andida, 0y#oba#terium, @. di!!i#ile, Legionella. 'emua mikroorganisme termasuk bakteri, ;irus, jamur dan parasit dapat menyebabkan in!eksi nosokomial. &n!eksi ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat dari orang lain 7#ross in!e#tion8 atau disebabkan oleh !lora normal dari pasien itu sendiri 7endogenous in!e#tion8. $ebanyakan in!eksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih disebabkan karena !aktor eksternal, yaitu penyakit yang penyebarannya melalui makanan dan udara dan benda atau bahan%bahan yang tidak steril. Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini kebanyakan disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada manusia yang sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang normal atau sering disebut !lora normal. Bakteri dapat ditemukan sebagai !lora normal dalam tubuh manusia yang sehat. $eberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya bakteri patogen. (etapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan in!eksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang rendah terhadap mikroorganisme seperti 9s#heri#hia @oli yang paling sering menjadi penyebab in!eksi saluran kemih. Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan in!eksi baik se#ara sporadik maupun endemik. 'eperti anaerobik =ram%positi!, @lostridium yang dapat menyebabkan gangren, bakteri gram%positi! 'taphylo#o##us 4ureus yang menjadi parasit di kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru, pulang, jantung dan in!eksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika. Pseudomonas sering sekali ditemukan di air dan penampungan air yang menyebabkan in!eksi di saluran pen#ernaan dan pasien yang dirawat. Bakteri gram negati! ini bertanggung jawab sekitar setengah

dari semua in!eksi di rumah sakit. 'erratia mar#es#ens, dapat menyebabkan in!eksi serius pada luka bekas jahitan, paru, dan peritoneum. Banyak pula kemungkinan in!eksi nosokomial disebabkan oleh berbagai ma#am ;irus, termasuk ;irus hepatitis B dan @ dengan media penularan dari trans!usi, dialisis, suntikan dan endoskopi. "espiratory syn#ytial ;irus 7"'?8, rota;irus, dan entero;iruses yang ditularkan dari kontak tangan ke mulut atau melalui rute !ae#al%oral. *epatitis dan *&? ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan trans!usi darah. "ute penularan untuk ;irus sama seperti mikroorganisme lainnya. &n!eksi gastrointestinal, in!eksi traktus respiratorius, penyakit kulit dan dari darah. ?irus lain yang sering menyebabkan in!eksi nosokomial adalah #ytomegalo;irus, 9bola, in!luen>a ;irus, herpes simple6 ;irus, dan ;ari#ella%>oster ;irus, juga dapat ditularkan. Beberapa parasit seperti =iardia lamblia dapat menular dengan mudah ke orang dewasa maupun anak%anak. Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan obat immunosupresan, #ontohnya in!eksi dari @andida albi#ans, 4spergillus spp, @rypto#o##us neo!ormans, @ryptosporidium. ,.5., "espon dan toleransi tubuh pasien <aktor terpenting yang mempengaruhi tingkat toleransi dan respon tubuh pasien dalam hal ini adalah umur, status imunitas penderita, penyakit yang diderita, obesitas dan malnutrisi, penggunaan obat%obatan immunosupresan dan steroid dan inter;ensi yang dilakukan pada tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi. Usia muda dan usia tua berhubungan dengan penurunan resistensi tubuh terhadap in!eksi kondisi ini lebih diperberat bila penderita menderita penyakit kronis seperti tumor, anemia, leukemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, 'L9 dan 4&D'. $eadaan%keadaan ini akan meningkatkan toleransi tubuh terhadap in!eksi dari kuman yang semula bersi!at opportunistik. +bat%obatan yang bersi!at immunosupresi! dapat menurunkan pertahanan tubuh terhadap in!eksi. Banyaknya prosedur pemeriksaan penunjang dan terapi seperti biopsi, endoskopi, kateterisasi, intubasi dan tindakan pembedahan juga meningkatkan resiko in!eksi. ,.5.5 "esistensi terhadap antibiotika 'eiring dengan penemuan dan penggunaan antibiotika peni#illin antara tahun 19 -%19/-, banyak penyakit yang serius dan !atal ketika itu dapat diterapi dan disembuhkan. Bagaimana pun juga, keberhasilan ini menyebabkan penggunaan berlebihan dan pengunsalahan dari antibiotika. Banyak mikroorganisme yang kini menjadi lebih resisten. 0eningkatnya resistensi bakteri dapat meningkatkan angka mortalitas terutama terhadap pasien yang immuno#ompromised. "esitensi dari bakteri di

transmisikan antar pasien dan !aktor resistensinya di pindahkan antara bakteri. Penggunaan antibiotika yang terus%menerus ini justru meningkatkan multipikasi dan penyebaran strain yang resistan. Penggunaan yang irasional tersebut meliputi penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dan tidak terkontrol, dosis antibiotika yang tidak optimal, terapi dan pengobatan menggunakan antibiotika yang terlalu singkat yang disebabkan oleh kesalahan diagnosa Banyaknya pasien yang mendapat obat antibiotika dan perubahan dari gen yang resisten terhadap antibiotika, mengakibatkan timbulnya multiresistensi kuman terhadap obat%obatan tersebut. Penggunaan antibiotika se#ara besar%besaran untuk terapi dan pro!ilaksis adalah !aktor utama terjadinya resistensi. Banyak strains dari pneumo#o##i, staphylo#o##i, entero#o##i, dan tuber#ulosis telah resisten terhadap banyak antibiotikaa, begitu juga klebsiella dan pseudomonas aeruginosa juga telah bersi!at multiresisten. $eadaan ini sangat nyata terjadi terutama di negara%negara berkembang dimana antibiotika lini kedua belum ada atau tidak tersedia. ,.5.4 <aktor 4lat 0edis Dari suatu penelitian klinis, in!eksi nosokomial tertama disebabkan in!eksi dari kateter urin, in!eksi jarum in!us, in!eksi saluran na!as, in!eksi kulit, in!eksi dari luka operasi dan septikemia. Pemakaian in!us dan kateter urin lama yang tidak diganti%ganti. Diruang penyakit dalam, diperkirakan ,-%, : pasien memerlukan terapi in!us. $omplikasi kanulasi intra;ena ini dapat berupa gangguan mekanis, !isis dan kimiawi. $omplikasi tersebut berupa ekstra;asasi in!iltrat 7#airan in!us masuk ke jaringan sekitar insersi kanula, !lebitis 7terdapat pembengkakan kemerahan dan nyeri sepanjang ;ena8, septikemia 7kuman menyebar hematogen8 dan supurasi 7bila telah terjadi bentukan pus di sekitar insersi kanul8. Beberapa !aktor dibawah ini berperan dalam meningkatkan komplikasi kanula intra;ena yaitu3 jenis kateter, ukuran kateter, pemasangan melalui ;enaseksi, kateter yang terpasang lebih dari /, jam, kateter yang dipasang pada tungkai bawah, tidak mengindahkan pronsip anti sepsis, #airan in!us yang hipertonik dan darah trans!usi karena merupakan media pertumbuhan mikroorganisme, peralatan tambahan pada tempat in!us untuk pengaturan tetes obat, manipulasi terlalu sering pada kanula. $olonisasi kuman pada ujung kateter merupakan awal in!eksi tempat in!us dan bakteremia. ,.4 Berbagai penyakit yang ditimbulkan in!eksi nosokomial ,.4.1 &n!eksi saluran kemih &n!eksi ini merupakan kejadian tersering, sekitar 4-: dari in!eksi nosokomial, .-: in!eksinya dihubungkan dengan penggunaan kateter urin. )alaupun tidak terlalu

berbahaya, tetapi dapat menyebabkan terjadinya bakteremia dan mengakibatkan kematian. +rganisme yang biaa mengin!eksi biasanya 9.@oli, $lebsiella, Proteus, Pseudomonas, atau 9ntero#o##us. &n!eksi yang terjadi lebih awal lebih disebabkan karena mikroorganisme endogen, sedangkan in!eksi yang terjadi setelah beberapa waktu yang lama biasanya karena mikroorganisme eksogen. 'angat sulit untuk dapat men#egah penyebaran mikroorganisme sepanjang uretra yang melekat dengan permukaan dari kateter. $ebanyakan pasien akan terin!eksi setelah 1%, minggu pemasangan kateter. Penyebab paling utama adalah kontaminasi tangan atau sarung tangan ketika pemasangan kateter, atau air yang digunakan untuk membesarkan balon kateter. Dapat juga karena sterilisasi yang gagal dan teknik septik dan aseptik. ,.4., Pneumonia 2osokomial Pneumonia nosokomial dapat mun#ul, terutama pasien yang menggunakan ;entilator, tindakan trakeostomi, intubasi, pemasangan 2=(, dan terapi inhalasi. $uman penyebab in!eksi ini tersering berasal dari gram negati! seperti $lebsiella,dan Pseudomonas. +rganisme ini sering berada di mulut, hidung, kerongkongan, dan perut. $eberadaan organisme ini dapat menyebabkan in!eksi karena adanya aspirasi oleh organisme ke traktus respiratorius bagian bawah. Dari kelompok ;irus dapat disebabkan oleh#ytomegalo;irus, in!luen>a ;irus, adeno ;irus, para in!luen>a ;irus, entero;irus dan #orona ;irus. <aktor resiko terjadinya in!eksi pneumonia ini adalah tipe dan jenis pernapasan, riwayat merokok, tidak sterilnya alat%alat bantu, obesitas, beratnya kondisi pasien dan kegagalan organ, tingkat penggunaan antibiotika, penggunaan ;entilator dan intubasi dan penurunan kesadaran pasien. ,.4.5 Bakteremi 2osokomial &n!eksi ini hanya mewakili sekitar : dari total in!eksi nosokomial, tetapi dengan resiko kematian yang sangat tinggi, terutama disebabkan oleh bakteri yang resistan antibiotika seperti 'taphylo#o##us dan @andida. &n!eksi dapat mun#ul di tempat masuknya alat%alat seperti jarum suntik, kateter urin dan in!us. ,.4.4 (uberkulosis Penyebab utama adalah adanya strain bakteri yang multi%drugs resisten. $ontrol terpenting untuk penyakit ini adalah identi!ikasi yang baik, isolasi, dan pengobatan serta tekanan negati! dalam ruangan. ,.4. Diarrhea dan =astroenteritis 0ikroorganisme tersering berasal dari 9.#oli, 'almonella, ?ibrio @holerae dan @lostridium. 'elain itu, dari gologan ;irus lebih banyak disebabkan oleh golongan

entero;irus, adeno;irus, rota;irus, dan hepatitis 4. Bedakan antara diarrhea dan gastroenteritis. <aktor resiko dari gastroenteritis nosokomial dapat dibagi menjadi !aktor intrinsik dan !aktor ekstrinsik. <aktor intrinsik meliuti abnormalitas dari pertahanan mukosa, seperti a#hlorhydria, lemahnya motilitas intestinal, dan perubahan pada !lora normal. 'edangkan !aktor ekstrinsik meliputi tindakan medis yang diberikan seperti pemasangan nasogastri# tube dan obat%obatan saluran #erna. ,.4.A &n!eksi pembuluh darah &n!eksi ini sangat berkaitan erat dengan penggunaan in!us, kateter jantung dan suntikan. ?irus yang dapat menular dari #ara ini adalah ;irus hepatitis B, ;irus hepatitis @, dan *&?. &n!eksi ini dibagi menjadi dua kategori utama3 B &n!eksi pembuluh darah primer, mun#ul tanpa adanya tanda in!eksi sebelumnya, dan berbeda dengan organisme yang ditemukan dibagian tubuhnya yang lain B &n!eksi sekunder, mun#ul sebagai akibat dari in!eksi dari organisme yang sama dari sisi tubuh yang lain. ,.4./ Dipteri, (etanus dan Pertusis @oryneba#terium diptheriae, gram negati! pleomor!ik, memproduksi endotoksin yang menyebabkan timbulnya penyakit, penularan terutama melalui sistem perna!asan. Bordetella Pertusis, yang menyebabkan batuk rejan. 'iklus tiap 5% tahun dan in!eksi mun#ul sebanyak - dalam 1--: indi;idu yang tidak imun. @lostridium tetani, gram positi! anaerobik yang menyebabkan trismus dan kejang otot. ,.4.. &n!eksi $ulit dan Caringan Lunak. Luka terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan luka bekas operasi memperbesar kemungkinan terin!eksi bakteri dan berakibat terjadinya in!eksi sistemik. Dari golongan ;irus yaitu herpes simplek, ;ari#ella >ooster, dan rubella. +rganisme yang mengin!eksi akan berbeda pada tiap populasi karena perbedaan pelayanan kesehatan yang diberikan, perbedaan !asilitas yang dimiliki dan perbedaan negara yang didiami. ,.4.9 &n!eks lainnya (ulang dan 'endi +steomielitis, in!eksi tulang atau sendi dan dis#us ;ertebralis &n!eksi sistem $ardio;askuler &n!eksi arteri atau ;ena, endokarditis, miokarditis, perikarditis dan mediastinitis &n!eksi sistem sara! pusat 0eningitis atau ;entrikulitis, absess spinal dan in!eksi intra kranial

&n!eksi mata, telinga, hidung, dan mulut $onjun#ti;itis, in!eksi mata, otitis eksterna, otitis media, otitis interna, mastoiditis, sinusitis, dan in!eksi saluran na!as atas.

&n!eksi pada saluran pen#ernaan =astroenteritis, hepatitis, ne#roti>ing entero#olitis, in!eksi intra abdominal &n!eksi sistem perna!asan bawah Bronkhitis, trakeobronkhitis, trakeitis, dan in!eksi lainnya &n!eksi pada sistem reproduksi 9ndometriosis dan luka bekas episiotomi

,. Pen#egahan &n!eksi 2osokomial ,. .1 pen#egahan se#ara luas Upaya terpadu pen#egahan &n!eksi 2osokomial yang dilakukan saat ini adalah dengan menggunakan 0etode 'ur;eillan#e yaitu pengumpulan data se#ara rutin, pemeriksaan mikrobiologik untuk kuman penyebab in!eksi pada "umah 'akit tersebut dan pemberian obat%obatan antibiotika se#ara rasional. 4pabila &n!eksi 2osokomial tersebut dapat dikendalikan maka se#ara tidak langsung dapat meningkatkan mutu pelayanan "umah 'akit tersebut. 'etiap langkah yang mungkin dikerjakan adalah upaya untuk menekan resiko terjadiinya &n!eksi 2osokomial, sedangkan langkah yang paling penting adalah kembali ke kaidah sepsis, anti sepsis dan perbaikan sikap 7beha;iour8 personil "umah 'akit terutama dokter dan perawat. Langkah%langkah pokoknya adalah3 1. 0enetapkan kebijaksanaan $ebijaksanaan dasar yang menempatkan pengendalian &n!eksi 2osokomial sebagai program prioritas perlu ditetapkan, dari kebijakan itu baru akan dapat dipastikan bahwa akan ada dukungan sumber daya. ,. 0enetapkan struktur organisasi Pimpinan "umah 'akit yang mempunyai tugas pokok menyusun kebijakan dasar, dibantu oleh 'ekertariat dan Panitia 0edik Pengendalian &n!eksi yang bertugas menyusun prosedur pendidikkan dan pemantauan, yang semua tugas itu dilaksanakan oleh pelaksana prosedur DUP<E yang di pantau oleh (im Dalin sbagai kepanjangan tangan dari Panitia 0edik Pengendalian &n!eksi. 5. Penyusunan ren#ana kerja, prosedur kerja Dalam satu ren#ana kerja yang perlu ditetapkan adalah menetapkan prioritas masalah in!eksi nosokomial yang akan dikerjakan seperti in!eksi luka operasi, pneunomia, in!eksi saluran kemih, sepsis, dll. 4. Pen#atatan, pelaporan, dan tindakan

$oreksi terhadap semua tindakan medis

perlu dilaksanakan dengan tertib,

terarah, tepat, dan berkesinambungan pelaksanaan pengumpulan data, penyusunan data, analisis data, penyimpulan data, dan pelaporanFumpan balik yang diberikan, yang berman!aat untuk peme#ahaan masalah dan peren#anaan. Cika terjadi kejadian luar biasa perlu ditetapkan tata #ara untuk melakukan identi!ikasi masalah, penerapan penyebab, dan #ara peme#ahan masalah. . Pendidikan Personil Pendidikan personil sangat penting, karena pen#egahan &n!eksi 2osokomial hanya dapat dilakukan apabila terjadi perubahan perilaku, sedangkan untuk terjadi perubahan perilaku memerlukan moti;asi dan pengetahuan, dan kedua hal ini didapatkan melalui pendidikan. Pen#egahan dari in!eksi nosokomial ini diperlukan suatu ren#ana yang terintegrasi, monitoring dan program yang dapat dilakukan adalah3 1. 0embatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan #ara men#u#i tangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disin!ektan. ,. 0engontrol resiko penularan dari lingkungan. 5. 0elindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang #ukup, dan ;aksinasi. 4. 0embatasi resiko in!eksi endogen dengan meminimalkan prosedur in;asi!. . Pengawasan in!eksi, identi!ikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya. ,. ., Peran dokter muda

peran dokter dalam pengendalian in!eksi nosokomial. 0enurut Das#hner, dokter yang menjadi anggota organisasi pengendalian in!eksi nosokomial, harus berkualitas pro!esional dan merupakan kombinasi antara3 ahli penyakit in!eksi, ahli mikrobiologi, ahli epidemiologi, social worker, psikolog, guru, ahli riset, ahli terapi antibiotika, polisi/investigator, arsitek dan partner baik dari perawatan. 'e#ara umum dokter tersebut hams memiliki kuali!ikasi umum 3 punya interest, wakil kelompok besar, punya wibawa, komunikati!, ahli dalam bidangnya, dan tekunG dan se#ara khusus mempunyai pengetahuan yang #ukup dalam bidang 3 epidemiologi, bakteriologi % penyakit in!eksi, antibiotika, antiseptik % desin!ektan, disposal, hospital architecture, psikologi, dan #ukup mengenal masalah UP<G sehingga se#ara umum dapat disimpulkan kualitas mereka adalah mempunyai

10

lima unsur 3 good manager, good doctor, good scholar, good teacher, good researcher. 'e#ara !ungsional, dokter mempunyai peran sebagai berikut3 &. Dalam komite : 0emimpin untuk 3 pembuatan kebijakan, rapat rutin 71 bulan sekali8, penentuan keputusan penting dalam keadaan $LB, dan menghimpun laporan penting. &&. Dalam tingkat team 3 0emimpin untuk 3 Penjabaran kebijakan, pelatihan dan pengajaran sta!, 'ur;eilan, Pelaporan $LB, dan "apat rutin 71 minggu sekali8. &&&. Dalam pelaksanaan harian 7tingkat UP<8 punya peran sebagai berikut 3 B @atatan 0edisFLPD $husus B Pelaksanaan '+P. Dokter muda berinteraksi langsung dengan pasien, oleh karena itu peran dokter muda dalam men#egah in!eksi nosokomial sangat ;ital. Upaya%upaya yang bisa dilakukan dokter muda dalam men#egah in!eksi nosokomial adalah sebagai berikut3 1. 0enerapkan universal precaution dalam semua tindakan. ,. &munisasi guna meningkatkan kekebalan tubuh. 5. 4lat perlindungan diri dalam bekerja. 4. Pro!esionalisme dalam bekerja, menerapkan tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disin!ektan dengan benar. . 0anagemen setelah terpapar sumber in!eksi. Universal precaution penting perannya dalam men#egah terjadinya in!eksi nosokomial. Dengan waspada terhadap semua pasien membawa suatu penyakit dalam tubuhnya yang bisa ditularkan melewati berbagai #ara akan membuat dokter muda bertindak dengan waspada terhadap segala sesuatu dari tubuh pasien baik berupa darah, urin, air liur, !ases dan muntahan. (indakan% tindakan dalam universal precaution meliputi 3 a. 0en#u#i tangan setelah kontak langsung dengan pasien. b. 0enutup jarum dengan #ara yang benar 7tidak menggunakan dua tangan8

11

#. 0engumpulkan dan membuang jarum, alat tajam pada tempat yang telah disediakan. d. 0enggunakan sarung tangan ketika kontak dengan #airan tubuh, kulit yang luka dan membran mukosa. e. 0enggunakan menyembur. !. 0enutup semua luka atau irisan dengan bahan kedap air 7linen8. g. 'egera dan berhati%hati dalam membersihkan tumpahan darah atau #airan tubuh yang lain. Upaya universal precaution diatas diharapkan dokter muda tidak terin!eksi penyakit dari pasien dan tidak akan menularkan penyakit kepada pasien lainnya dengan demikian in!eksi nosokomial dapat di#egah. &munisasi berperan dalam memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit. Pro!esi dokter muda yang selalu berkontak langsung dengan pasien sangat rentan terhadap penularan penyakit dari pasien. &munisasi yang dapat diberikan kepada dokter muda salah satumya hepatitis B. *B? adalah agen yang sangat menular diseluruh dunia yang menimbulkan sirosis dan #ar#inoma hepar. Pemberian ;aksinasi pada dokter muda dapat men#egah penyebaran in!eksi *B? khususnya dan in!eksi nosokomial umumnya. 4lat perlindungan diri seperti masker sangat penting dalam men#egah tertular penyakit perna!asan seperti (B. 4lat perlindungan diri harus dipakai oleh dokter muda guna men#egah terin!eksi dan menularkan penyakit. Pro!esionalisme dalam bekerja, tidak melakukan kesalahan dan e!ektik dalam segala tindakan medis akan menurunkan resiko tertularnya in!eksi dari penderita. 'emisal dalam manajemen luka, tindakan aseptis harus benar dan skill operator harus sesuai protap agar luka sembuh optimal dan tidak menjadi tempat masuknya in!eksi lainnya. Perlunya pematangan pengetahuan dan skill dokter muda dalam segala tindakan medis besar perannya dalam men#egah in!eksi nosokomial. 0anagemen setelah terpapar sumber in!eksi meliputi darah dan #airan dari pasien atau sumber lainnya besar man!aatnya guna men#egah terin!eksi penyakit. masker, pelindung mata dan gaun ketika kemunkinan berhadapan dengan derah atau #airan tubah yang

12

Darah yang menempel harus di#u#i bersih dan antiseptik dipakai guna membunuh kuman penyakit. 4lat H alat setelah selesai dipakai ditempatkan pada #airan disin!ektan dan dilakukan metide disin!eksi yang sesuai guna menghindari adanya penularan penyakit pada pemakaian selanjutnya.

13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 $9'&0PUL42 &n!eksi nosokomial adalah in!eksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di "umah 'akit. (erjadinya in!eksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian bagi penderita seperti semakin lamanya perawatan penyakit, semakin menderita pasien oleh sakit dan meningkatnya biaya pengobatan. Peran dokter muda dalam men#egah in!eksi nosokomial sangat penting mengingat dokter muda berinteraksi langsung dengan pasien dalam melaksanakan tindakan medis. Upaya yang dapat dilakukan dokter muda dalam men#egah in!eksi nosokomial adalah menerapkan universal precaution dalam semua tindakan, imunisasi guna meningkatkan kekebalan tubuh, alat perlindungan diri dalam bekerja, pro!esionalisme dalam bekerja, menerapkan tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disin!ektan dengan benar serta managemen setelah terpapar sumber in!eksi. Dengan upaya%upaya tersebut diharapkan in!eksi nosokomial dapat di#egah dan peningkatan pelayanan kesehatan dapat ter#apai sesuai tujuan men#apai kesehatan yang optimal. 5., '4"42 1. Perlunya pembelajaran lebih lanjut kepada dokter muda sebelum mulai bertugas di rumah sakit mengenai in!eksi nosokomial. ,. Perlunya pelatihan tindakan septik,aseptik, sterlisasi dan disin!ektan. 5. Perlunya ;aksinasi kepada dokter muda sebelum mulai bertugas di rumah sakit.

14

DAFTAR PUSTAKA

1. dr. * 'antoso 'oeroso, 'p4 7$8, 04"', ,-1-, $ewaspadaan Uni;ersal Pen#egahan &n!eksi 2osokomial, http3FFwww.in!eksi.#omFarti#les.php1 lngIinJpgI1A, diakses tanggal , januari ,-1-. ,. Du#el, =. et al. Pre;ention o! hospital%a#Kuired in!e#tions, 4 pra#ti#al guide. ,nd edition. )orld *ealth +rgani>ation. Department o! @ommuni#able disease, 'ur;eillan#e and "esponseG ,--, 5. *arry )ahyudi, ,--A, &n!eksi 2osokomial, http3FFwww.ossmed.#omF diakses tanggal , Canuari ,-1-. 4. Light "). &n!e#tious disease, nos#omial in!e#tion. *arrisonLs Prin#iple o! &nternal 0edi#ine 1 9dition.%@D "oomG ,--1 5. Parhusip, ,-- , <aktor%!aktor Mang 0empengaruhi (erjadinya &n!eksi 2osokomial 'erta Pengendaliannya Di B*=. UP<. Paru "'. Dr. PirngadiFLab. Penyakit Paru <$%U'U 0edan. A. 'oeparman, dkk. &lmu Penyakit Dalam Cilid &&. Balai Penerbit <$U&, CakartaG ,--1 7. (hamrin *isbullah,1995, Pengendalian &n!eksi 2osokomial di "' Persahabatan Cakarta, @ermin Dunia $edokteran, .. )en>el. &n!e#tion #ontrol in the hospital,in &nternational so#iety !or in!e#tious diseases, se#ond ed, BostonG ,--, 9. )*+, ,--5, *ealth @are )orker 'a!ety, http3FFwww.who.intFinje#tionNsa!etyFtoolbo6Fdo#sFenF40N*@)N'a!ety.pd!, diakses tanggal , Canuari ,-1-. 1-. )*+, Pre;ention o! *ospital 4#Kuired &n!e#tion, http3FFwww.who.intF#srFresour#esFpubli#ationsFwho#ds#sreph,--,1,.pd!, diakses tanggal , Canuari ,-1-.

15

You might also like