You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Etika dapat didefinisikan secara luas sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai. Masing-masing kita memiliki seperangkat nilai, meskipun kita mungkin belum meyakininya secara nyata. Para filsuf, oraganisasi keagamaan, dan kelompk-kelompok lainnya telah mendefinisikan etika dalam bergabai prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai ideal yang akan dapat membedakan perilaku beretika dan tidak beretika dalam kotek pribadi maupun profesi, temasuk etika profesi seorang auditor. Adalah 4 auditor Badan Pengawa Keuangan (BPK): SH SH alias Sjarief (50), lelaki WIK SH alias Yudi (55), lelaki MY SE alias Yasir (56), dan lelaki AS SH alias Ambo (46) perwakilan Sulawesi Utara yang ditahan pada tanggal 14 Mei 2013 karena terbukti melakukan fraud mark-up (penggelembungan) dalam kasus pembebasan lahan Kantor BPK Perwakilan Sulut, Jalan 17 Agustus, Kelurahan Bumi
Beringin, Kecamatan Wenang, Manado sekitar akhir Desember 2013 dengan bekerja

sama dengan perempuan ST alias Siska sebagai pemilik lahan, yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka. Dari total anggaran Rp 14 miliar, negara diduga telah
dirugikan sebesar Rp 6,7 miliar.

Untuk mengantisipasi adanya kasus serupa terjadi lagi, profesi auditor memerlukan penerapan prinsip-prinsip kode etik profesi auditor: integritas, objektivitas, kompetensi professional dan kecermatan, kerahasiaan, dan perilaku professional. (Arens,2011:71) Dalam makalah ini akan dibahas tentang analisis dari kasus di atas berkaitan dengan kode etik profesi auditor/kode etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa identifikasi yang diangkat dalam penulisan makalah ini: 1. Apa saja kode etik profesi auditor? 2. Apa saja pelanggaran atas kode etik profesi auditor dari kasus tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui apa saja kode etik profesi auditor. 2. Mengetahui pelanggaran atas kode etik profesi auditor dari kasus tersebut.

BAB II PEMBAHASAN KASUS

2.1 Kode Etik Profesi Auditor Menurut Arens (2011:71) kelima prinsip kode etik profesi auditor yang harus diterapkan auditor adalah sebagai berikut: a) Integritas Para auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktik secara adil dan sebenar-benarnya dalam hubungan professional mereka. b) Objektivitas Auditor harus tidak berkompromi dalam memberikan pertimbangan professionalnya karena adanya bias, konflik, kepentingan atau adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya. Hal ini mengharuskan auditor untuk menjaga perilaku yang netral ketika menjalankan audit, menginterpretasikan bukti audit dan melaporkan laporan keuangan yang merupakan hasil dari penelaahan yang mereka lakukan. c) Kompetensi professional dan kecermatan Aidotor harus menjaga pengetahuan dan ketrampilan professional mereka dalam tingkat yang cukup tinggi, dan tekun dalam menerapkan pengetahuan dan ketrampilan mereka ketika memberikan jasa professional. Sehingga, para auditor harus menahan diri dari memberikan jasa yang mereka tidak memiliki kompetensi dalam menjalankan tugas tersebut, dan harus menjalankan tugas professional mereka sesuai dengan seluruh standar teknis dan profesi. d) Kerahasiaan Para auditor harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama tugas professional maupun hubungan dengan klien. Para auditor

tidak boleh menggunakan informasi yang sifatnya rahasia dari hubungan professional mereka, baik untuk kepentingan pribadi maupun demi kepentingan pihak lain. Para auditor tidak boleh mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia kepada pihak lain tanpa seizing klien mereka, kecuali jika ada kewajiban hokum yang mengharuskan mereka mengungkapkan informasi tersebut. e) Perilaku profesinal Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan mendiskreditkan profesi mereka termasuk melakukan kelalaian. Mereka tidak boleh menbesar-besarkan kualifikasi ataupun kemampuan mereka, dan tidak boleh membuat perbandingan yang melecehkan atau tidak berdasar terhadap pesaing.

2.2 Pelanggaran Kode Etik Auditor Kasus 4 Auditor Badan Pengawas Keuangan (BPK) Perwakilan Sulawesi Utara yang Ditahan Terdapat beberapa pelanggaran etika profesi auditor yang dilanggar oleh keempat auditor BPK tersebut: a) Integritas Keempat auditor BPK tidak berperilaku jujur dalam praktik penanganan pembebasan lahan kantor yang terletak di Jalan 17 Agustus, Manado. Mereka melakukan mark-up dalam penganggarannya. Keempat auditor BPK tidak dapat mempertahankan integritasnya sehingga terjadi benturan kepentingan (conflict of interest). Kepentingan yang dimaksud adalah kepentingan publik dan kepentingan pribadi. b) Objektivitas Keempat auditor BPK berkompromi dan bekerjasama dengan perempuan ST alias Siska, pemilik lahan dalam menggelembungkan dana pembebasan lahan dan tidak bersifat independensi dalam melakukan tuganya.

c) Perilaku professional Keempat auditor BPK berperilaku tidak baik dengan melakukan manipulasi anggaran dan bekerjasama dengan perempuan ST alias Siska, pemilik lahan dalam hal penggelembungan, sehingga menyebabkan reputasi profesinya buruk dan dapat mendiskreditkan profesinya.

BAB III PENUTUP

1.1 KESIMPULAN Dalam menjalankan tugasnya, keempat auditor BPK: SH SH alias Sjarief (50), lelaki WIK SH alias Yudi (55), lelaki MY SE alias Yasir (56), dan lelaki AS SH alias Ambo (46) perwakilan Sulawesi Utara, Manado tidak menerapkan kode etik seorang auditor dalam menjalankan tugasnya meliputi pelanggaran terhadap kode etik integritas, objektivitas, dan perilaku professional. Dari kasus ini berdampak bagi pihak-pihak yang terkait terutama kerugian Negara yang diduga telah dirugikan sebesar Rp 6,7
miliar.

1.2 SARAN Dalam menjalankan profesinya seorang auditor seharusnya tetap menerapkan kode etik profesinya meskipun banyak menemui dilemadilema di dalam prosesnya. Citra masyarakat yang mungkin bisa saja tidak lagi percaya terhadap kinerja BPK dengan adanya kasus yang semacam ini memelukan penanganan kerjasama yang khusus antara pemerintah dan BPK untuk bersama-sama membangun kepercayaan publik kembali terhadap profesi akuntan terutama BPK RI.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Arens, dkk. 2011. Jasa Audit dan Assurance Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Metro.co.id. 2013. http://harianmetro.co.id/index.php/tindakan-kriminal/4486-

empat-auditor-bpk-ditahan-kejati. diakses pada 05 November 2013

You might also like