You are on page 1of 4

4.

3 CODE/STANDARD DAN REFERENSI YANG DIGUNAKAN DALAM ANALISIS LOAD OUT

Load out merupakan kegiatan memindahkan struktur bangunan laut berupa platform, jacket, module ataupun struktur lainnya ke atas barge untuk ditransportasikan menuju site di mana struktur tersebut akan dipasang. Berdasarkan metode pemindahannya kegiatan load out dibedakan menjadi tiga jenis (Soegiono, 2004), yaitu : A. Skidding Method Kegiatan load out dengan metode skidding dilakukan dengan memindahkan struktur (dalam hal ini struktur jacket) ke atas barge dengan meletakkan struktur tersebut di atas skid way. Jacket tersebut kemudian diikatkan dengan baja (sling) pada sisi sisi barge.

B. Dolly (Trailer Method) Kegiatan load out dengan metode ini dilakukan dengan memindahkan struktur menggunakan dolly (trailer). Kelebihan dari metode ini yaitu terletak pada kemudahan prosesnya dan kecilnya peluang kegagalannya. C. Lifting Method Kegiatan load out dengan metode lifting dilakukan dengan mengangkat struktur dengan menggunakan beberapa crane yang kemudian dipindahkan ke atas barge.

Dalam kasus ini kegiatan load out yang dilakukan menggunakan metode skidding, yaitu struktur jacket dipindahkan ke atas barge dengan mendorong jacket tersebut dengan pompa hidrolis pada jalur skid way yang telah disiapkan. Dalam merencanakan load out, harus dilakukan analisa untuk mengetahui apakah struktur jacket atau deck cukup kuat saat mengalami kondisi kritis. Apabila tidak cukup kuat, maka dilakukan beberapa tindakan seperti menambah temporary brace pada bagian tertentu. Untuk menghindari kondisi kritis harus diminimalisir sekecil mungkin yaitu menjaga kestabilan (level) barge dengan menggunakan system ballasting (Ferguson, N. et al.,1983). Dalam analisis load out ini perhitungan yang terdapat di dalamnya merupakan perhitungan yang diambil berdasarkan code/standar yang diminta oleh pihak owner. Pada kasus ini hampir sebagian besar perhitungan mengacu pada American Petroleum Institute Recommended

Practice Load and Resistance Factor Design (API RP 2A LRFD), seperti yang terdapat pada perhitungan perancangan desain skid shoe : a. Gaya Tarik (tegangan) Aksial Berdasarkan ketentuan dari API RP 2A LRFD setiap tubular member yang dipengaruhi gaya tarikan aksial harus memenuhi kriteria : fc t Fy .......................................................(D.2.1-1)

dengan : Fy fc c : Tegangan yield nominal : Tegangan aksial sebagai akibat dari faktor pembebanan : Faktor resistan tegangan aksial, 0.95

b. Gaya Tekan (tekanan) Aksial Berdasarkan ketentuan dari API RP 2A LRFD setiap tubular member yang terkena gaya tekan aksial harus memenuhi ketentuan : fc c Fcn .......................................................(D.2.2-1)

dengan : Fcn fc c : Gaya tekan nominal aksial : Gaya tekan aksial sebagai akibat dari faktor pembebanan : Faktor resistan gaya tekan aksial, 0.85

c. Kolom Tekuk Gaya tekan yang mengenai kolom dan mengakibatkan tekukan harus diperhitungkan sesuai ketentuan : Fcn Fcn E K L r = [1.0 0.25 Fy untuk 2(D.2.2-2a) = [1/Fy untuk 2..................(D.2.2-2b) = [KL/r] [Fy/E]0.5.............................(D.2.2-2c)

dengan : = Parameter kekakuan kolom = Modulus Young = Faktor panjang efektif = Panjang member nun percabangan = Jari-jari girasi

d. Tekuk Lokal i. Tekuk Lokal Elastis Tegangan tekuk lokal elastis nominal harus diperhitungkan berdasarkan kriteria : Fxe = 2CxE(t/D)........................... (D.2.2-3)

dengan : Fxe Cx D t x = Tegangan tekuk lokal elastis nominal = Koefisien tekuk elastis kritis = Diameter luar = Ketebalan = Subscipt pada member longitudinal

Secara teori nilai Cx dinyatakan bernilai 0.6, tetapi sebagai akibat dari faktor reduksi nilai Cx = 0.3 direkomendasikan untuk digunakan dalam persamaan (D.2.2-3).

ii.

Tekuk Lokal Inelastis Tegangan tekuk lokal inelastis nominal harus diperhitungkan berdasarkan kriteria : Fxc Fxc = Fy untuk [D/t] 60......... (D.2.2-4a) = [1.64 0.23 (D/t)1/4 ] Fy untuk [D/t] > 60......... (D.2.2-4b) dengan : Fxc = Tegangan tekuk lokal inelastis nominal

e. Gaya Geser pada Balok Berdasarkan ketentuan dari API RP 2A LRFD setiap tubular member yang terkena gaya geser pada balok harus memenuhi ketentuan : fv fv v Fvn .......................................................(D.2.4-1) = [2V/A] .....................................................(D.2.4-2) = Tegangan geser nomina, Fy /3 = Tegangan geser maksimum sebagai akibat dari faktor pembebanan

dengan : Fvn fv

V A v

= Gaya geser balok sebagai akibat dari faktor pembebanan = Luasan = Faktor resistan untuk tegangan geser balok, 0.95

f. Pemilihan Material Pemilihan material yang digunakan dalam perancangan desain skid shoe maupun skid belam mengacu pada AISC 13th Steel Construction Manual sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan berdasarkan perhitungan. Adapun jenis material yang digunakan dalam kegiatan load out ini adalah sebagai berikut : i. ii. iii. Support Can Support Framing Skid Beam Tubular Member Beam (I) Member Beam (I) Member D/t (8/0.5 inch) W14X30 W14X30

Selain itu untuk pemilihan material skid shoe timber mengacu pada kelas dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yaitu material kayu jenis Damar Laut class 1 (LIPI) dengan dimensi panjang x lebar x tebal berturut-turut 30 x 6 x 3 inch.

g. Stabilitas Barge Dalam perhitungan stabilitas barge yang akan digunakan ketika proses pemindahan struktur jacket mengacu pada perhitungan Hidrostatis Bangunan Laut, dengan menguji nilai tinggi Keel to Gravity (KG) dan tinggi Keel to Metacenter (KM), jika KM > KG bangunan laut dikatakan stabil berdasarkan beban hidrostatisnya.

You might also like