You are on page 1of 35

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang

Infeksi Traktus Urinarius (UTI) disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius, dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala. Tempat yang sering mengalami infeksi adalah kandung kemih (sistitis), tetapi uretra (urektritis), prostat (prostatitis), dan ginjal (pielonefritis) juga dapat terkena. Normalnya traktus urinarius di atas uretra adalah steril.

Faktor resiko yang umum pada UTI mencakup ketidakmampuan atau kegagalan kandung kemih untuk mengosongkan isinya secara lengkap, penurunan mekanisme pertahanan alamiah dari pejamu, peralatan yang dipasang pada traktus urinarius, seperti kateter dan prosedur sistoskopi. Infeksi pada setiap bagian traktus urinarius dapat terjadi selama beberapa bulan atau bahkan tahun tanpa gejala.

Infeksi Traktus Urinarius adalah satu dari masalah paling umum yangditemui oleh tenaga kesehatan, terhitung !" juta dari kunjungan klinik per tahun. #ayoritas kasus didominasi oleh $anita.

%anita lebih beresiko terkena infeksi kandung kemih karena uretra yang pendek, dan secara anatomi dekat dengan &agina, kelenjar periuretral dan rectum. 'rganisme yang sering menyebabkan UTI pada $anita adalah organisme +treptococcus Faecallis. yang secara normal ditemukan dalam traktus gastrointestinal( ). *olli, +taphylococcus +aprofiticus, dan

Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra, seperti juga pada $anita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak uretra dari rectum pada pria, dan adanya bakterisidal dalm cairan prostatic, melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. ,kibatnya UTI pada pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi, hal ini mengindikasikan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus genitourinarius.

). *olli adalah organisme utama yang menyebabkan adanya UTI pada pria. -anyak bakteri gram negati&e lain, seperti spesies proteus, menyebabkan infeksi yang menetap. +istitis adalah infeksi kandung kemih yang menyebabkan rasa panas saat buang air kecil. Urin dalam kondisi normal, biasanya steril. .asa nyeri, panas atau menyengat saat buang air kecil. +ering kebelet buang air kecil tetapi urin yang keluar hanya sedikit. +istitis pada $anita lebih sering ditemukan daripada sistitis pada pria. /al ini disebabkan karena uretra (saluran kencing bagian ba$ah, yang mengosongkan0menyalurkan air kencing dari kandung kemih) $anita lebih pendek dan lebih luas0lebar sehingga kuman lebih mudah masuk ke kandung kencing. Uretra $anita selalu mengandung kuman (flora normal, yang terdiri antara lain )scheresia coli, streptokokos, stafilokokus, dan -asillus), sementara kandung kemih semestinya steril (bebas dari kuman).

2. Tujuan

1. 2ita dapat mengetahui latar belakang traktus urinarius serta sistitis 3. 2ita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan traktus urinarius serta sistitis.

BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP MEDIS

1. Pengert an

Infeksi +aluran 2emih (I+2) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih, atau Infeksi +aluran 2emih (I+2) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih adalah suatu keadaan terjadinya peradangan oleh mikroorganisme pada system perkemihan. Infeksi traktus urinarius merupakan masalah yang sangat banyak dijumpai dalam praktek klinis. Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi bagian atas (pielonefritis) dan bagian ba$ah (sisititis, uretritis, prostatitis) menurut saluran yang terkena.

+istitis adalah infeksi pada kandung kemih. Infeksi kandung kemih umumnya terjadi pada $anita, terutama pada masa reproduktif. -eberapa $anita menderita infeksi kandung kemih secara berulang.

2. Et !l!g
3

-erkemih yang normal melibatkan relaksasi uretra yang diikuti dengan kontraksi otot!otot detrusor. 4engosongan kandung kemih secara keseluruhan dikontrol di dalam pusat miksi yaitu ditorak dan sacral. Terjadinya gangguan pengosongan kandung kemih akibat dari adanya gangguan fungsi di susunan saraf pusat dan perifer atau di dalam genital dan traktus urinarius bagian ba$ah.

4ada $anita, retensi urin merupakan penyebab terbanyak inkontinensia yang berlebihan. 5alam hal ini terdapat penyebab akut dan kronik dari retensi urin. 4ada penyebab akut lebih banyak terjadi kerusakan yang permanen khususnya gangguan pada otot detrusor, atau ganglion parasimpatis pada dinding kandung kemih. 4ada kasus yang retensi urin kronik, perhatian dikhususkan untuk peningkatan tekanan intra&esical yang menyebabkan reflu6 ureter, penyakit traktus urinarius bagian atas dan penurunan fungsi ginjal.

7enis!jenis mikroorganisme yang menyebabkan I+2, antara lain(


4seudomonas, 4roteus, 2lebsiella ( penyebab I+2 complicated )scherichia *oli( 89 : penyebab I+2 uncomplicated (simple) )nterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan!lain!lain.

4re&alensi penyebab I+2 pada usia lanjut, antara lain(

+isa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif

#obilitas menurun Nutrisi yang sering kurang baik

+istem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral ,danya hambatan pada aliran urin /ilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

S "t t " .adang kandung kencing (sistitis) disebabkan oleh infeksi yang naik (melalui uretra naik ke kandung kencing), atau oleh menurunnya ketahanan tubuh. 2emungkinan kedua ialah menjalarnya radang perkontinuitatum (tersebarnya penyakit karena suatu organ yang sakit menempel pada organ yang sehat) dari alat! alat genital sekitarnya seperti kista o&arium yang berisi nanah, salpingitis (radang pada saluran indung telur) dan sebagainya. 2emungkinan ketiga ialah penyebaran kuman secara hematogen (disebarkan melalui darah) dari suatu fokus (suatu sumber infeksi) di tempat lain. Untuk penyebab kedua dan ketiga biasanya diikuti dengan keluhan lain yang menonjol tergantung penyebabnya. +elain itu dengan pengobatan yang standar, sistitis tidak bisa sembuh.

#. Man $e"ta" Kl n k

#anifestasi klinis gejala yang la;im ditemukan adalah disuria (nyeri saat -,2), polakisuria (inter&al miksi lebih rendah sehingga sering -,2) dan terdesak kencing. .asa nyeri di dapat pada daerah supra pubik0pel&is, seperti rasa terbakar di uretra luar se$aktu kencing0dapat juga di luar $aktu kencing. <ejala lain adalah strunguria pada sistitis akut, teresmus dan nokturia. <ejala lain yang kurang sering di dapat adalah enuresis, nokturnal sekunder, kolik ureter0ginjal yang gejalanya khas dan nyeri prostat dapat menyertai gejala I+2.

S "t t "
5

Infeksi kandung kemih biasanya menyebabkan desakan untuk berkemih dan rasa terbakar atau nyeri selama berkemih. Nyeri biasanya dirasakan diatas tulang kemaluan dan sering juga dirasakan di punggung sebelah ba$ah. <ejala lainnya adalah nokturia (sering berkemih di malam hari). ,ir kemih tampak bera$an dan mengandung darah. 2adang infeksi kandung kemih tidak menimbulkan gejala dan diketahui pada saat pemeriksaan air kemih urinalisis untuk alasan lain.) +istitis tanpa gejala terutama sering terjadi pada usia lanjut, yang bisa menderita inkontinensia uri sebagai akibatnya.

%. Pat!$ " !l!g

4ada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung kemih saja 0 dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. 'rganisme juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah0getah bening, tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran infeksi pada ginjal. 4enyebab umum obstruksi adalah jaringan parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.

2emih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.'bstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibakan penimbunan cairan, bertekanan dalam pel&is ginjal dan ureter. /al ini dapat menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal 0 hidronefrosis. 5isamping itu obstruksi yang terjadi di ba$ah kandung kemih sering disertai refluk &esiko ureter dan infeksi pada ginjal. 4enyebab umum obstruksi adalah jaringan parut ginjal dan uretra,
6

batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.

&. Kla" $ ka"

2lasifikasi infeksi saluran kemih sebagai berikut ( 1. 2andung kemih (sistitis) 3. Uretra (uretritis) =. 4rostat (prostatitis) >. <injal (pielonefritis) Infeksi +aluran 2emih (I+2) pada usia lanjut, dibedakan menjadi( 1. I+2 uncomplicated (simple) I+2 sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional normal. I+2 ini pada usi lanjut terutama mengenai penderita $anita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih. 3. I+2 complicated sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. I+2 ini terjadi bila terdapat keadaan!keadaan sebagi berikut(
o

2elainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, refle6 &esiko uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis.

o o

2elainan faal ginjal( <<, maupun <<2. <angguan daya tahan tubuh

Infeksi yang disebabkan karena organisme &irulen seperti prosteus spp yang memproduksi urease.

'. Pe(er k"aan Penunjang 1. Urinalisis


o

?eukosuria atau piuria( merupakan salah satu petunjuk penting adanya I+2. ?eukosuria positif bila terdapat lebih dari @ leukosit0lapang pandang besar (?4-) sediment air kemih

/ematuria( hematuria positif bila terdapat @!19 eritrosit0?4- sediment air kemih. /ematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.

3. -akteriologis
o o

#ikroskopis -iakan bakteri

=. 2ultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik >. /itung koloni( hitung koloni sekitar 199.999 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi. @. #etode tes
o

Tes dipstick multistrip untuk %-* (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes <riess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif( maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, <riess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.

Tes 4enyakit #enular +eksual (4#+) ( Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
8

Tes! tes tambahan ( Urogram intra&ena (IAU), 4ielografi (IA4), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IA atau e&aluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

). Penatalak"anaan

4enanganan Infeksi +aluran 2emih (I+2) yang ideal adalah agens antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhaap flora fekal dan &agina. Terapi Infeksi +aluran 2emih (I+2) pada usia lanjut dapat dibedakan atas(

Terapi antibiotika dosis tunggal Terapi antibiotika kon&ensional( @!1> hari Terapi antibiotika jangka lama( >! minggu Terapi dosis rendah untuk supresi 4emakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi.

7ika kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di a$al infeksi, factor kausatif (mis( batu, abses), jika muncul salah satu, harus segera ditangani. +etelah penanganan dan sterilisasi urin, terapi pre&entif dosis rendah. 4enggunaan medikasi yang umum mencakup( sulfiso6a;ole (gastrisin), trimethoprim0sulfametho6a;ole (T#40+#B, bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi ). *oli telah resisten terhadap bakteri ini. 4yridium, suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi. 4emakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya( <angguan absorbsi dalam alat pencernaan
9

Interansi obat)fek samping obat <angguan akumulasi obat terutama obat!obat yang ekskresinya melalui ginjal

S "t t "

4ada usia lanjut, infeksi tanpa gejala biasanya tidak memerlukan pengobatan. Untuk sistitis ringan, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah minum banyak cairan. ,ksi pembilasan ini akan membuang banyak bakteri dari tubuh, bakteri yang tersisa akan dilenyapkan oleh pertahanan alami tubuh. 4emberian antibiotik per!oral (tablet, kapsul, sirup) selama = hari atau dosis tunggal biasanya efektif, selama belum timbul komplikasi.

7ika infeksinya kebal, biasanya antibiotik diberikan selama "!19 hari. Untuk meringankan kejang otot bisa diberikan atropin. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan fena;opiridin. <ejalanya seringkali bisa dikurangi dengan membuat suasana air kemih menjadi basa, yaitu dengan meminum baking soda yang dilarutkan dalam air. 4embedahan dilakukan untuk mengatasi penyumbatan pada aliran kemih (uropati obstruktif) atau untuk memperbaiki kelainan struktur yang menyebabkan infeksi lebih mudah terjadi. -iasanya sebelum pembedahan diberikan antibiotik untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi ke seluruh tubuh.

10

B. KONSEP KEPERA*ATAN

1. Pengkaj an Ke+era,atan

a. 2eluhan Utama 2lien datang ke rumah sakit bersama orang tua dengan keluhan rasa nyeri di daerah supra pubik0pel&is.

b. 4engkajian 2esehatan ,kti&itas0Istirahat <ejala Tanda ( 2eletihan, kelemahan, malaise ( 2elemahan otot, kehilangan tonus

)liminasi <ejala ( 4erubahan pola berkemih biasanya peningkatan frek$ensi, 4oliuria, atau penurunan frek$ensi0oliguria 5isuria, ragu!ragu, dan retensi ,bdomen kembung Tanda ( 4erubahan $arna urin (contoh kuning pekat)

#akanan0*airan <ejala ( 4eningkatan berat badan (edema), penurunan berat badan,


11

(dehidrasi) Tanda ( )dema bagian pel&is

Neurosensori <ejala ( +akit kepala 2eram otot0kejang Tanda ( <angguan status mental contoh ketidakmampuan berkonsentrasi

Nyeri02enyamanan <ejala Tanda ( Nyeri, sakit kepala ( <elisah

4ernapasan <ejala Tanda ( Napas pendek ( 5ispnea

2. D agn!"a Ke+era,atan

Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan ujung!unjung syaraf 4erubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan polakisuria /ipertermi berhubungan dengan reaksi peningkatan panas tubuh.

12

#. Inter-en" Ke+era,atan

Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan ujung!unjung syaraf Tujuan ( #enyatakan0 menunjukkan nyeri hilang Inter&ensi ( 2aji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 9!19) .asional ( #embantu e&aluasi derajat ketidaknyamanan atau menyatakan terjadinya komplikasi. 5orong pasien menyatakan masalah, mendengar dengan aktif pada masalah ini dan berikan dukungan dengan menerima, tinggal dengan pasien dan memberikan informasi yang tepat .asional ( 4enurunan ansietas0 takut meningkatkan relaksasi0 kenyamanan

-erikan tindakan kenyamanan .asional ( #enurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping.

4erubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan polakisuria Tujuan ( #enunjukkan aliran urine terus menerus, dengan haluaran urine adekuat untuk situasi indi&idu Inter&ensi ( *atat keluaran urin, selidiki penurunan0 penghentian aliran urine tiba!tiba
13

.asional

( 4enurunan aliran urine tiba!tiba dapat mengindikasikan obstruksi0 disfungsi (contoh hambatan oleh edema atau mucus) atau dehidrasi

5orong peningkatan cairan dan pertahanan pemasukan akurat .asional ( #empertahankan hidrasi dan aliran urine balik

-erikan cairan IA sesuai indikasi .asional ( #embantu mempertahankan hidrasi0 sirkulasi &olume adekuat dan aliran urine

/ipertermi berhubungan dengan reaksi peningkatan panas tubuh. Tujuan ( #eningkatkan $aktu penyembuhan dengan tepat, dan tidak demam Inter&ensi *atat karakteristik urine, dan perhatikan apakah perubahan berhubungan dengan keluhan nyeri .asional ( Urine keruh dan bau menunjukkan infeksi, namun urine secara normal mengandung mucus setelah prosedur pembuatan saluran ?aporkan penghentian aliran urine tiba!tiba .asional ( 5rainase konstan biasanya berlangsung dalam 19 hari. Namun, penghentian tiba!tiba dapat mengindikasikan pembentukan plag dan menimbulkan pembentukan abses
14

Pen. (+angan KDM Tra/tu" Ur nar u"

15

.etensi Urin

#asuknya -akteri (4seudomonas, ).*oli, )nterobacter)

I+2

'bstruksi aliran kemih 4roksimal terhadap kandung kemih

?eukosit meningkat

4engeluaran neutrofil 4enimbunan cairan dalam pel&is

5iba$a ke hypotalamus 4enurunan fungsi ginjal

4olakisuria

4eningkatan sel point

4erubahan pola eliminasi urin

.eaksi

peningkatan

panas tubuh

/ipertermi .etensi urin di pel&is

16

4eningkatan tekanan intra&esikal

4enekanan ujung!ujung syaraf

#erangsang reseptor syaraf nyeri

Neurotransmiter nyeri (epinefrin, norepinefrin dan bradikinin) dilepaskan

Talamus ?ateralis

2orteks serebri

Nyeri dipersepsikan

Nyeri

BAB III ASUHAN KEPERA*ATAN I. PEN0KAJIAN 1. Data U(u( I1ent ta" Kl en Nama Tempat0Tanggal ?ahir Umur 7enis 2elamin +tatus +uku ( Nn. B ( 2endari, @ +eptember 18C ( 3= tahun ( 4erempuan (! ( Tolaki

17

4ekerjaan ,lamat 5iagnosa medis Tanggal masuk .+ .uangan

( #ahasis$i ( 7l. %. #onginsidi No. @> ( Infeksi Traktus Urinarius ( =9 #ei 3998 ( #a$ar III

Penanggung Ja,a2 Nama Umur 4ekerjaan /ubungan dengan klien ,lamat ( Ny. F ( >@ Tahun ( 4N+ ( 'rang Tua ( 7l. %. #onginsidi No. @>

2. R ,a.at Ke"e3atan Saat In 2eluhan Utama ( 2lien datang ke rumah sakit bersama orang tua dengan keluhan rasa nyeri di daerah supra pubik0pel&is. ,lasan #asuk .+ ( 2arena sering terasa nyeri di daerah supra pubik0pel&is sehingga klien merasa lelah saat berakti&itas.

.i$ayat 4enyakit 4ro&ocati&e ( Infeksi pada pel&is


18

Duality .egion +e&erity Timing

( Timbul keluhan terus menerus ( +upra pubik0pel&is ( (+edang)

( +etiap -,2

#. R ,a.at Ke"e3atan Ma"a Lalu 4enyakit yang pernah dialami +aat kecil0anak!anak ( 2lien pernah mengalami penyakit tidak terlalu serius seperti diare dan influen;a. .i$ayat ,lergi .i$ayat Imunisasi .i$ayat 4embedahan ( 2lien tidak mengalami alergi makanan. ( 2lien mengatakan tidak ingat. ( 2lien tidak pernah mengalami operasi.

%. R ,a.at Ke"e3atan Keluarga

<enogram
X 7 5

55

4 5

19

25

2 3

2 0

17

( ?aki!laki ( 4erempuan ( 2lien E !!!!!!!!! F ( Umur tidak diketahui ( tinggal serumah ( #eninggal

2lien berusia 3= tahun, tinggal bersama orang tua, saudara, dan nenek. 'rang tua klien masih hidup, namun kakek dan nenek dari ayah, serta kakek dari ibu telah meninggal dengan sebab yang tidak diketahui.

&. R ,a.at P" k!4S!" !4S+ r tual 4sikososial 1. 4ola 2oping


20

2lien dapat menerima penyakitnya yang di deritanya. 3. /arapan klien tentang penyakitnya 2lien berharap agar penyakitnya cepat sembuh sehingga dapat melakukan akti&itas sebagaimana biasanya. =. 2onsep diri 2lien tidak merasa rendah diri karena penyakitnya. >. 4engetahuan klien tentang penyakitnya 2lien mengetahui sedikit tentang penyakitnya. @. ,daptasi 2lien merasa kurang beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit.

+osial 1. /ubungan dengan anggota keluarga /ubungan dengan keluarga cukup baik, terlihat dari keakraban se$aktu klien di rumah sakit.

3. /ubungan dengan masyarakat /ubungannya cukup baik terlihat dari antusias $arga masyarakat dan rekan! rekan se$aktu menjenguk. =. 4erhatian terhadap orang lain0la$an bicara 2lien cukup berkomunikasi terutama saat keadaannya membaik.
21

>. ,kti&itas sosial 2lien aktif mengikuti kegiatan!kegiatan organisasi. @. -ahasa yang digunakan +ehari!hari klien menggunakan bahasa Indonesia. . 2eadaan lingkungan ?ingkungan tempat tinggal klien cukup bersih dan nyaman.

+piritual 1. 2egiataan keagamaan0pola ibadah 2lien rajin melaksanakan ibadah. 3. 2eyakinan akan kesehatan 2lien merasa yakin akan segera sembuh dari penyakitnya.

'. Ke2utu3an Da"ar5P!la Ke2 a"aan Se3ar 43ar

1. #akan +ebelum #.+ ( #akan = kali sehari. Nasi, ikan, sayur 1 piring0 makan. 2esulitan tidak ada. #inum 3999!3@99 cc0hari, jenis air putih, teh +etelah #.+ ( Frekuensi makan menurun, namun penurunan berat badan tidak signifikan.

22

3. #inum +ebelum #.+ ( #inum 3999!3@99 cc0 hari, jenis air putih, teh +etelah #.+ ( 1@99 cc0hari, air putih

=. Tidur +ebelum #.+ ( 7arang tidur siang. Tidur malam !" jam. 2esulitan tidak ada. +etelah #.+ ( <elisah dan susah tidur nyenyak.

>. )liminasi -,+ebelum #.+ ( Frekuensi 1!3 hari. %arna kuning, konsistensi lunak, kesulitan tidak ada. +etelah #.+ ( -,- 3!= hari, $arna kecoklatan. 2onsistensi liat.

@. )liminasi Urin0-,2 +ebelum #.+ ( Aolume tidak teridentifikasi, $arna kuning jernih !"0 3> jam, kesulitan tidak ada. +etelah #.+ ( Terpasang kateter, mengalir lancer, $arna kuning pekat.

). Pe(er k"aan 6 " k

23

/ari0 Tanggal ( +abtu, =9 #ei 3998

7am 98.99 %IT,

1. 2eadaan Umum 2ehilangan -- ( 4ada saat #.+ -- klien >C 2g namun setelah di ra$at -b klie turun 1 kg menjadi >" kg. 2elemahan ( 2lien Nampak lemah dan dilarang melakukan akti&itas sebelum keadaannya kembali baik. Aital sign ( T5 N + 4 ( 1=@089 mm/g ( 119 60menit ( =8 o* ( 3@ 60menit

Tingkat kesadaran ( <elisah

3. 4engkajian 4ersistem a. +istem .espiratory b. +istem 2ardio&askuler c. +istem integument d. +istem gastrointestinal e. +istem urinaria f. +istem penglihatan ( +esak napas ( *urah jantung menurun ( !!!! ( 4enurunan peristaltic usus ( ,trofi pada parenkim ginjal (hydronefrosis) ( !!!

24

7. Kla" $ ka" Data

5ata +ubjektif 2lien mengatakan tidak dapat menahan nyeri pada daerah supra pubik0 pel&is (abdomen kuadran C). 2lien sering merintih 2lien mengatakan lemah saat melakukan akti&itas 2lien mengatakan suhu tubuhnya tinggi 2lien mengatakan tidak nyaman dengan keadaannya saat suhu badan tinggi 2lien mengatakan tidak nyaman karena adanya kateter yang terpasang. 2lien mengatakan frekuensi miksi meningkat

5ata 'bjektif 2lien tampak menahan rasa nyeri )kspresi $ajah tampak meringis 2lien nampak gelisah Aital sign ( T5 N + 4 ( 1=@089 mm/g ( 119 60menit ( =8 o* ( 3@ 60menit

25

8. Pr !r ta" Data

1. Nyeri pada daerah supra pubik0 pel&is 5+ ( ! 2lien mengatakan tidak dapat menahan nyeri pada daerah supra pubik0 pel&is (abdomen kuadran C) ! 2lien sering merintih

5'

( ! 2lien tampak menahan rasa nyeri ! )kspresi $ajah tampak meringis

3. 4erubahan pola eliminasi urin 5+ ( ! 2lien mengatakan tidak nyaman karena adanya kateter yang terpasang. ! 2lien mengatakan frekuensi miksi meningkat 5' ( ! 2lien nampak gelisah

=. /ipertermi 5+ ( ! 2lien mengatakan suhu tubuhnya tinggi

26

! 2lien mengatakan tidak nyaman dengan keadaannya saat suhu badan tinggi 5' ( ! +uhu =8 o*

19. Anal " " Data

Data 5+ (

Et !l!g .etensi urin di pel&is 4eningkatan tekanan intra&esikal 4enekanan ujung!ujung syaraf #erangsang reseptor

Ma"ala3 Ke+era,atan Nyeri pada daerah supra pubik0 pel&is

! 2lien mengatakan tidak dapat menahan nyeri pada daerah supra pubik0 pel&is (abdomen kuadran C) ! 2lien sering merintih

5' ( ! 2lien tampak menahan rasa nyeri ! )kspresi $ajah tampak meringis

syaraf nyeri Neurotransmiter nyeri (epinefrin, norepinefrin dan bradikinin) dilepaskan Talamus ?ateralis 2orteks serebri Nyeri dipersepsikan Nyeri

5+

.etensi Urin

4erubahan pola eliminasi urin

! 2lien mengatakan tidak nyaman karena adanya kateter yang terpasang. #asuknya -akteri(4seudomonas, ).*oli, )nterobacter)

27

! 2lien frekuensi meningkat 5' (

mengatakan miksi I+2

! 2lien nampak gelisah

'bstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih

4enimbunan cairan dalam pel&is

4enurunan fungsi ginjal

4olaksuria 5+ ( .etensi Urin /ipertermi

! 2lien mengatakan suhu tubuhnya tinggi ! 2lien mengatakan tidak nyaman badan tinggi 5' ( ?eukosit meningkat dengan I+2 keadaannya saat suhu #asuknya -akteri(4seudomonas, ).*oli, )nterobacter)

! +uhu =8 o* 4engeluaran neutrofil

5iba$a ke hypothalamus

4eningkatan sel point

28

.eaksi peningkatan panas tubuh

II.

DIA0NOSA KEPERA*ATAN

Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan ujung!unjung syaraf 4erubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan polakisuria /ipertermi berhubungan dengan reaksi peningkatan panas tubuh.

III. REN:ANA TINDAKAN KEPERA*ATAN Nama klien .uangan Tanggal #.+ NO ( Nn. B ( #a$ar III ( =9 #ei 3998 Ren/ana T n1akan Ke+era,atan

D agn!"a

29

Ke+era,atan 1

Tujuan 1an Kr ter a Ha" l

Inter-en" 2aji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 9! 19).

Ra" !nal #embantu e&aluasi derajat ketidaknyamanan atau menyatakan terjadinya komplikasi

#enyatakan0 Nyeri menunjukkan berhubungan dengan adanya nyeri hilang penekanan ujung!unjung syaraf 5+ ! (

2lien mengatakan tidak dapat menahan nyeri pada daerah supra pubik0 pel&is (abdomen kuadran C) 2lien sering merintih

4enurunan ansietas0 -erikan tindakan takut meningkatkan kenyamanan. relaksasi0 kenyamanan

5' ( ! 2lien tampak menahan rasa nyeri )kspresi $ajah tampak meringis

5orong pasien menyatakan masalah, mendengar dengan aktif pada masalah ini dan berikan dukungan dengan menerima, tinggal dengan pasien dan memberikan informasi yang tepat.

#enurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping.

4erubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan polakisuria 5+ ( ! 2lien mengatakan

#enunjukkan *atat keluaran urin, aliran urine selidiki penurunan0 terus menerus, penghentian aliran dengan haluaran urine tiba!tiba urine adekuat untuk situasi indi&idu 5orong peningkatan

#embantu mempertahankan hidrasi0 sirkulasi &olume adekuat dan aliran urine

#empertahankan hidrasi dan aliran


30

tidak nyaman karena adanya kateter yang terpasang. 5' (

cairan dan pertahanan pemasukan akurat

urine balik

! 2lien nampak gelisah

-erikan cairan IA sesuai indikasi

4enurunan aliran urine tiba!tiba dapat mengindikasikan obstruksi0 disfungsi (contoh hambatan oleh edema atau mucus) atau dehidrasi

/ipertermi berhubungan dengan reaksi peningkatan panas tubuh. 5+ ! (

#eningkatkan *atat karakteristik $aktu urine, dan penyembuhan perhatikan apakah dengan tepat, perubahan dan tidak berhubungan dengan demam keluhan nyeri

Urine keruh dan bau menunjukkan infeksi, namun urine secara normal mengandung mucus setelah prosedur pembuatan saluran

2lien mengatakan suhu tubuhnya tinggi 2lien mengatakan tidak nyaman dengan keadaannya saat suhu badan tinggi ( ! +uhu =8 o* ?aporkan penghentian aliran urine tiba!tiba

5' I;.

5rainase konstan biasanya berlangsung dalam 19 hari. Namun, penghentian tiba!tiba dapat mengindikasikan pembentukan plag dan menimbulkan pembentukan abses

IMPLEMENTASI DAN E;ALUASI TINDAKAN KEPERA*ATAN Nama klien .uangan Tanggal #.+ ( Nn. B ( #a$ar III ( =9 #ei 3998

31

N! 1

Tanggal5Ja( =109@098 98.99

D<

I(+le(enta"

E-alua" 7am 98.@9

1 98.39

#engkaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 9!19). #emberikan kenyamanan. tindakan

+( ! 2lien mengatakan tidak dapat menahan nyeri pada daerah supra pubik0 pel&is (abdomen kuadran C)

98.>@

#endorong pasien ! 2lien sering merintih menyatakan masalah, mendengar dengan aktif pada ' ( masalah ini dan berikan ! 2lien tampak menahan dukungan dengan menerima, rasa nyeri tinggal dengan pasien dan memberikan informasi yang ! )kspresi $ajah tampak tepat. meringis , ( Tujuan tercapai 4 ( 4ertahankan inter&ensi

109 098 98.9@

7am 98.=9 #encatat keluaran urin, + ( selidiki penurunan0 penghentian aliran urine tiba! ! 2lien mengatakan tidak nyaman karena adanya tiba kateter yang terpasang. 3 '( #endorong peningkatan cairan dan pertahanan pemasukan akurat ! 2lien nampak gelisah , ( Tujuan tercapai 4 ( 4ertahankan inter&ensi #emberikan cairan IA sesuai indikasi

98.1@

98.39

309 098 98.9@

7am 98.39 #encatat karakteristik urine, + ( dan perhatikan apakah perubahan berhubungan ! 2lien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dengan keluhan nyeri
32

98.1@

#elaporkan penghentian aliran urine tiba!tiba

! 2lien mengatakan tidak nyaman dengan keadaannya saat suhu badan tinggi '( ! +uhu =8 o* , ( Tujuan tercapai 4 ( 4ertahankan inter&ensi

BAB I; PENUTUP 1. Ke" (+ulan


33

Infeksi tractus urinariusterutama berasal dari mikroorganisme yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. ,gar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitilium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahanan penjamu dan cetusan inflamasi. +ecara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman. Infeksi terjadi bila bakteri atau kuman yang berasal dari saluran cerna jalan ke uretra atau ujung saluran kencing untuk kemudian berkembang biak. #aka dari itu, kuman yang paling sering menyebabkan I+2 adalah ).coli yang umum terdapat dalam saluran pencernaan bagian ba$ah. I+2 ioni adalah radang, bakteri akan menginap di uretra dan berkembang biak. ,kibatnya, uretra akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan nama uretritis. 7ika kemudian bakteri naik ke atas menuju sakuran kemih dan berkembang biak maka saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan istilah sititis.

2. Saran ,dapun yang menjadi saran adalah kita harus menjaga kebersihan, khususnya pada daerah genitalia agar bakteri tidak dapat masuk dan menyababkan infeksi.

DA6TAR PUSTAKA Brunner = Su11art3.2991.Buku Ajar Ke+era,atan Me1 kal Be1a3 E1 " 7.E0:>Jakarta 3tt+>551rl ?a.,!r1+re""./!(
34

3tt+>55 n1!ne" annur" ng./!(5299759)52'5a"u3an4ke+era,ata4traktu"4ur nar u"5

35

You might also like