You are on page 1of 10

LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

GANGGUAN SISTEM SENSORI: GLAUCOMA DI RUANG SERUNI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Oleh: Arif Eko Yuniawan G1D009036

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS PURWOKERTO 2014

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan bola mata. Meningktanya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi cairan dan pembuangan cairan dalam bola mata dan tekanan yang tinggi dalam bola mata bisa merusak jaringan-jaringan syaraf halus yang ada di retina dan dibelakang bola mata. Pasien dengan glaucoma akan mengalami masalah dalam indra penglihatannya sehingga akan berdampak pada kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu penting bagi seorang perawat untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara paripurna kepada klien dengan masalah glaucoma. 2. Tujuan a. Tujuan Umum Mengetahui konsep dasar penyakit glaukoma dan asuhan keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien. b. Tujuan Khusus Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah : 1) Mengetahui pengertian, etiologi, faktor pencetus, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan pasien dengan glaukoma. 2) Melakukan pengkajian pada klien dengan glaukoma 3) Mendeskripsikan diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan glaukoma 4) Membuat rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan dan kriteria hasil, intervensi dan rasional pada klien dengan glaukoma.

B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Glaukoma adalah sejumlah kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan papil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan tajam pengelihatan (Martinelli, 1991). Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati. 2. Etiologi Penyebab dari glaucoma menurut Ilyas (2004) adalah sebagai berikut; a. b. Bertambahnya produksi cairan oleh badan cilliary Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau dicelah pupil 3. Klasifikasi Klasifikasi vaughen untuk glaucoma dibedakan menjadi dua macam yaitu; a. Galukoma sudut terbuka /simplek (kronis) Sudut bilik depan terbuka normal, ada hambatan aliran AgH tidak secepat produksi, bila berlagnsung secara terus menerus, maka menyebabkan degenerasi syaraf optik, sel gangglion, atropi iris dan siliare. Gejala yang timbul adalah: mata terasa berat, pening, pengelihatan kabur, halo di sekitar cahaya, kelainan lapang pandang , membesarnya titik buta. b. Glaukoma sudut tertutup/ sudut sempit (akut) Terjadi penyempitan sudut dan perubahan iris ke anterior, terjadi penekanan kornea dan menutup sudut mata, AqH tidak bisa mengakir keluar, bilik mata depan menjadi dangkal. Gejala yang timbul adalah: nyeri selam beberapa

jam dan hilang kalau tidur sebentar, TIO >75 mmhg, halo disekitar cahaya, headache, mual, muntah, bradikardi, pengelihatan kabur dan berkabut serta odema pada kornea. 4. Manifestasi Klinis a. Glaucoma sudut lebar berkembang dengan pelan dan biasanya asimptomatik sampai onset kehilangan jarak pandang. Kerusakan jarak pandang termasuk konstriksi jarak pandang peripheral general, skotomas terisolasi atau bintik buta, penurunan sensitivitas kontras, penurunan akuitas, peripheral, dan perubahan penglihatan warna. b. Pada glaucoma sudut sempit, pasien biasanya mengalami symptom prodromal intermitten (seperti pandangan kabur dengan halos sekitar cahaya dan biasanya sakit kepala). Tahap akut memiliki gejala berhubungan dengan kornea berawan, edematous, nyeri pada ocular, mual, muntah, nyeri abdominal, dan diaphoresis. 5. Patofisiologi Aqueus humor secara kontinue diproduksi oleh badan silier (sel epitel prosesus ciliary bilik mata belakang untuk memberikan nutrien pada lensa. Aqueua humor mengalir melalui jaring-jaring trabekuler, pupil, bilik mata depan, trabekuler mesh work dan kanal schlem. Tekana intra okuler (TIO) dipertahankan dalam batas 1021 mmHg tergantung keseimbangan antara produksi dan pegeluaran (aliran) AqH di bilik mata depan. Peningaktan TIO akan menekan aliran darah ke syaraf optik dan retina sehingga dapat merusak serabut syaraf optik menjadi iskemik dan mati. Selanjutnya

menyebabkan kesrusakan jaringan yang dimula dari perifir menuju ke fovea sentralis. Hal ini menyebabkan penurunan lapang pandang yang dimulai dari derah nasal atas dan sisa terakhir pada temporal.

6. Pathway Tumor Kongenital Trauma Kelainan Lensa Ruang anterior menyempit

Iris terdorong kedepan menempel ke jaringan trabekuler

Saluran pengeluaran okuler aquos tersumbat

Peningkatan tekanan intra okuler (TIO)

Kerusakan ganglion retina/ sel saraf retina meregang

Nyeri mata dikepala

Gangguan persepsi sensori visual

Penuruna fungsi penglihatan

Gangguan kenyamanan: Nyeri

Kurang informasi

Pembedahan

Ansietas

Luka operasi

Kurang pengetahuan tentang perawatan luka

Risiko Infeksi

7. Penatalaksanaan a. Glaukoma sudut terbuka/ simplek 1) Obat-Obat Miotik Golongan Kolinergik (Pilokarpin 1-4% 5 Kali Sehari) Karbakol 0,75-3%. Golongan Antikolineoterase (Demekarium Bromid, Humorsol 0,25%) Pilokarpin 0,25. 2) Obat-Obta Penghambat Sekresi Aquos Humor (Adrenergik) Timolol (tetes 0,25 dan 0,5 % 2 x sehari) Epineprin 0,5 2 % 1-2 x sehari 3) Carbonican Hidrase Inhibitor Asetazolamid (Diamok 125-250 Mg 4 X Sehari) Diklorfenamid (Metazolamid) 4) Laser Trabeculoplasty dimana su/ laser zat Argon disorotkan langsung ke jaringan trabekular untuk merubah susunan jaringan & membuka aliran dari humor aqueous.dan iridektomi 5) Tindakan bedah trabeculectomy yaitu membuat pembukaan antara ruang anterior dan rongga sub konjungtiva. b. Glaukoma sudut tertutup/ akut 1) Bahan hiperosmotik Gliserin (Gliserol) per oral 1cc / kg BB. Dalam larutan 50 % air jeruk Manitol 20 % IV. 1-2 gram / Kg BB diberikan 60 tetes / menit. 2) Miotikum Pilokarpin 2-4 % 1 tts 3 x 5 menit kemudian 1 tts. 30 menit /2 jam. Selanjutnya 1 tts / jam sampai operasi. 3) Karbonikan Hidrase Inhibitor Asetasolamit langsung 500 mg / oral (2 tablet) lalu tiap 4 jam 250 mg. 4) Operasi filtrasi/ penyaringan yaitu membuat hubungan antara bilik mata depan dengan saluran intrasklera atau sestem vena episklera dan konjungtiva untuk menekan peningkatan tekanan intra ocular

C. Rencana Keperawatan N O 1. DIAGNOSA KEP. Perubahan sensori penglihatan b/d rusaknya serabut syaraf karena peningkatan TIO TUJUAN- KRITERIA HASIL Klien dapat mempertahankan penglihatan yang masih ada. INTERVENSI Tanpa operasi 1. Anjurkan Klien untuk mengistirahatkan mata yang sakit 2. Beritahu jangan membaca, menonton TV.yang terlalu lama, dan mengedan yang terlalu kuat 3. Kolaborasi dalam pemberian pengobatan Pilokarpin 2 % Timolol 0,25, 0,5 % Bahan hiperosmotik : manitol 20 % sebanyak 1-2g/kg BB diberikan 1-2 tts/detiksampai 200cc. 4. Jelaskan pada klien tentang penyakit yang dideritanya dan pengobatan yang dianjurkan , dan komplikasi. 5. Anjurkan pada klien untuk mematuhi rencana pengobatan. 6. Jelaskan pada klien bahwa pengobatan harus terus menerus digunakan. 7. Anjurkan klien untuk kontrol secara teratur dan beri motivasi untuk mentaati rencana pengobatan. Sebelum opersi 1. Perbaiki kesalahan informasi bila ada 2. Jelaskan tentang operasi yang akan Kesiapan fisik/mental sebelum operasi akan Mengistirahatkan mata, dan mengatur beban mata dapat menurunkan TIO Obat-obatan tersebut berfungsi untuk mengecilkan pupil, membuka BMD, sehingga pengaliran Aqh menuju trabecular meshwork berjalan lancar. Pemahaman yang adekuat , akan meningkatkan kepatuhan klien terhadap program pengobatan RASIONAL

Kriteria hasil : 1. Klien dapat meneteskan obat dengan benar dan aseptik. 2. Klien dapat mematuhi aturan terapi yang ditentukan 3. Klien menyadari hilangnya penglihatan pada glaukoma permanen. 4. Visus tidak menurun 5. Tidak mengalami infeksi post operasi

Pengobatan secara teratur untuk mencegah penurunan penglihatan lebih lanjut. Deteksi dini terhadap tingkat penyembuhan atau keparahan.

dilaksanakan 3. Lakukan persiapan operasi Setelah operasi

menurunkan spasme otot dansyaraf.

1. Cegah terjadinya komplikasi, observasi tandatanda vital 2. Rawat luka secara aseptik 3. Beri penyuluhan tentang cara mobilisasi 4. Beri penyuluhan tentang kemungkinan Perubahan tanda vital sebagai indikasi adanya peningkatan TIO. komplikasi yang terjadi 5. Bantu dan beri pertolongan keperluan klien. 6. Anjurkan untuk segera melapor bila ada tanda- Mencegah infeksi melalui luka. tanda infeksi( bengka, merah, panas, nyeri). Mobilisasi yang cepat dapat menyebabkanpeningkatan TIO dan perdarahan. Bantuan yang diberikan penting untuk pemenuhan KDM. Menentukan tindakan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. 2. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuli (TIO) 1. Kaji tipe, intensitas, dan lokasi nyeri 2. Gunakan tingkat skala nyeri untuk menentukan dosis analgetik 3. Pertahankan istirahat di tempat tidur dalam Kriteri hasil : ruangan yang tenangdan gelap dengan kepala 1. Klien mendemontrasikan ditinggikan 30 atau dalam posisi nyaman. pengetahuan akan 4. Hindari mual muntah, berikan anti emetik bila penilaian pengontrolan perlu. nyeri. 5. Berikan gosok punggung, perubahan posisi 2. Klien mengalami dan Klien menunjukan penurunan nyeri Mengenal berat ringannya nyeri dan menentukan terapi.

Mengurangi rangsangan terhadap syaraf sensori dan mengurangi TIO.

mendemontrasikan untuk meningkatkan kenyamanan. periode tidur yang tidak 6. Anjurkan tehnik relaksasi. terganggu. 3. Klien menunjukan penurunan TIO. 3. Ansietas b/d kehilangan penglihatan aktual atau potensial dan dampak penyakit kronis pada gaya hidup 1. Gali persepsi klien tentang kondisi dan efeknya pada gaya hidup dan konsep ddiri klien. 2. Turunkan tingkat kecemasan. 3. Berikan informasi akurat dan perbaiki sikap mispersepsi. Kriteri hasil : 4. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan menggunakan mekanisme koping masa 1. Klien akan menyebutkan laluyang berhasil dan sistem pendukung. bebas dari rasa takutnya. 2. Wajah dan posisi tubuh 5. Diskusikan strategi untuk sosialisasi dan pengembangan peran: rileks a. Lanjutkan ketelibatan pada aktifitas yang menyenangkan sebelumnya. b. Penyelidikan yang memungkinkan peran dan aktifitas baru 6. Rujuk pada pelayanan di luar,sesuai kebutuhan a.Yayasan penelitian glaukoma b.Pelayanan kerusakan penglihatan. Kecemasan hilang/menurun dan klien dapat beradaptasi dengan kondisinya. c.Kelompok pendukung.

Mual dan muntah adalah indikator adanya peningkatan TIO Posisi yang nyaman, mengurangi ketegangan otot dan menurunkan nyeri. Keadaan rileks dapat mengurangi nyeri. Setiap orang menunjukan ansietas / rasa takut dengan cara yang unik Tingkat kecemasan merupakan stresor peningkatan katekolamin TIO. Mispersepsi dapat meningkatkan kecemasan. Koping masa lalu yang berhasil merupakan dapat membantu menyelesaikan masalah.

Peningkatan sosialisasi dapat meningkatkan harga diri.

Memberikan jalan kelaur dalam menyelesaikan masalah dan kecemasan .

Resiko cedera b/d penurunan lapangan pandang

Orietasikan klien terhadap lingkungan ketika Mengurangi kecelakaan atau cidera. tiba. 2. Lakukan modifikasi lingkungan untuk meindahkan semua bahaya: Kriteria hasil : a. Singkirkan rintangan pada tempar lalu Menimalkan tingkat cidera yang berasal dari gangguan ini lalang. 1. Klien mampu b. Sungkirkan gulungan dari kaki mendemontrasikan c. Singkirkan barang-barang yang mungkin tentang kewaspadaan dapat mencederai klien. kecemasan. 3. Serahkan benda-benda termasuk bel 2. Klien meminta bantuan pemanggil, alat bantu ambulasi kepada klien petugas saat memenuhi 4. Bantu klien dan keluarga mengevaluasi kebutuhan. lingkungan rumah terhadap bahaya yang mungkin terjadi. Klien tidak mengalami cedera

1.

Mengurangi resiko terjatuh

Mempertahankan yang aman setelah pulang.

You might also like