You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN Akne vulgaris adalah penyakit radang menahun folikel pilosebasea dengan gejala klinis: komedo, papul,

pustul, kista, dan nodus dengan tempat predileksi di muka, bahu, leher, dada, punggung bagian atas, dan lengan atas. Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui etiologi, pathogenesis, dan terapi akne vulgaris. Akne vulgaris menjadi masalah pada hampir 85% para remaja sehingga gangguan ini sering dapat dianggap sebagai proses fisiologis. Biasanya akne vulgaris mulai timbul pada masa pubertas. Pada anita, insidens terbanyak terdapat pada usia !"#!$ tahun, sedangkan pada laki# aktu pubertas terdapat kenaikan dari hormon androgen yang beredar laki !%#!& tahun. Pada

dalam darah yang dapat menyebabkan hiperplasia dan hipertrofi dari glandula sebasea yang merupakan salah satu faktor penyebab akne vulgaris. Beberapa peneliti mengajukan klasifikasi akne vulgaris dan gradasi yang berbeda, oleh karenanya hasil terapi satu peneliti dengan peneliti lainnya tidak dapat dibandingkan. 'erapi akne vulgaris meliputi segi preventif dan kausatif.!,(,),"

BAB II AKNE VULGARIS II.1. DEFINISI Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya. *ama lainnya adalah jera at.1 II.2. EPIDEMIOLOGI +ampir setiap orang menderita penyakit ini, maka sering dianggap sebagai kelainan kulit yang fisiologis. ,ligman mengatakan bah a tidak ada seorang pun -!..%/ yang sama sekali tidak pernah menderita penyakit ini. 0mumnya insidens terjadi pada sekitar umur !"#!$ tahun pada anita, !%#!& tahun pada pria dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komedo dan papul dan jarang terlihat lesi beradang. 1ari sebuah penelitian diketahui bah a mereka yang bergenotip 233 mendapat akne vulgaris yang lebih berat. 4as oriental -5epang, 6ina, ,orea/ lebih jarang menderita akne vulgaris dibanding dengan ras ,aukasia -7ropa, Amerika/, dan lebih sering terjadi nodulo#kistik pada kulit putih daripada negro. 8ebuah studi menyatakan bah a 85% penduduk usia !8#(" tahun di Amerika 8erikat mengalami akne vulgaris. 8tudi lain memaparkan angka prevalensi akne vulgaris $!,()% di Peru, &),)% di Australia, dan !"% di 9nggris. Angka kejadian akne vulgaris di 9ndonesia :ukup tinggi, namun belum ada penelitian mengenai prevalensinya karena data yang kurang lengkap. 8alah satu penelitian mengenai prevalensi akne vulgaris di 9ndonesia menyatakan bah a prevalensi akne vulgaris di Palembang men:apai %8,(% pada penduduk usia !5#!% tahun.5 II.3. ETIOLOGI 7tiologi pasti penyakit ini belum diketahui. ;aktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit!: !. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel ,eratinisasi dalam folikel yang biasanya berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel tersebut.

(. Produksi sebum yang meningkat <enyebabkan peningkatan unsur komedogenik dan inflamatogenik penyebab terjadinya lesi akne. ). 'erbentuknya fraksi asam lemak bebas Asam lemak bebas merupakan penyebab terjadinya proses inflamasi folikel dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting dalam patogenesis penyakit. ". Peningkatan jumlah flora folikel -Propionibacterium acnes/ ;lora ini berperan pada proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan en=im lipolitik pengubah fraksi lipid sebum. 5. 'erjadinya respons hospes 4espon berupa pembentukan circulating antibodies yang memperberat akne. %. Peningkatan kadar hormon androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin serta A6'+ +ormon ini mungkin menjadi faktor penting pada kegiatan kelenjar sebasea. $. 'erjadi stres psikik 8tres psikik dapat memi:u kegiatan kelenjar sebasea, baik se:ara langsung maupun tidak langsung atau melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofisis. 8. ;aktor lain : usia, ras, familial, makanan, :ua:a > musim ;aktor#faktor ini se:ara tidak langsung dapat mema:u peningkatan proses patogenesis tersebut.

II.4. PATOGENESIS Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan patogenesis panyakit tersebut. )

'erdapat empat mekanisme utama terjadinya akne, yaitu: !. +ipertrofi kelenjar sebasea dengan peningkatan penghasilan sebum -akibat rangsangan hormon androgen/ Akne biasanya mulai timbul pada masa pubertas pada aktu kelenjar sebasea membesar dan mengeluarkan sebum lebih banyak. <eningkatnya produksi sebum pada penderita akne disebabkan oleh respon organ akhir yang berlebihan (end-organ hyperresponse) pada kelenjar sebasea terhadap kadar normal androgen dalam darah. Produksi sebum ini lebih banyak dihasilkan pada seseorang yang menderita akne dibanding dengan yang tidak menderita akne. (. +iperkeratosis epitelium folikular -pertumbuhan sel#sel yang :epat dan mengisi ruang folikel polisebasea dan membentuk plug/ Akibat dari meningkatnya sebum pada penderita akne, terjadi penurunan konsentrasi asam linoleik. +al ini dapat menyebabkan defisiensi asam linoleik setempat pada epitel folikel, yang akan menimbulkan hiperkeratosis folikuler dan penurunan fungsi barier dari epitel. 1inding komedo lebih mudah ditembus bahan#bahan yang dapat menimbulkan peradangan. ). Pertumbuhan kuman, Propionibacterium acnes yang :epat -folikel polisebasea yang tersumbat akan memerangkap sebum serta meningkatkan pertumbuhan kuman/ Bakteri ini memproduksi porfirin yang bila dilepaskan dalam folikel akan menjadi katalisator untuk terjadinya oksidasi skualen, sehingga oksigen dalam folikel tambah berkurang lagi. Penurunan tekanan oksigen dan tingginya jumlah bakteri ini dapat menyebabkan peradangan folikel. ". 9nflamasi akibat hasil sampingan kuman Propionibacterium acnes, karena kuman ini memproduksi lipase, hialuronidase, protease, lesitinase dan neuramidase yang diduga memegang peranan penting dalam proses terjadinya peradangan.(,),",%,$,8,&

0sia 4as ;amilial 6ua:a

+ormonal 8tress

,elenjar palit 'rigliserida

?ipase

Asam lemak bebas

,ental

8umbatan komedo

"

;lora

,emotaktik Papul, pustul, nodus, kista 4espon hospes 5aringan parut +iperpigmentasi

II.5. KLASIFIKASI 1omonkos dalam buku Andrews diseases of the skin -!&$!/ menulis bah a akne terdiri atas akne vulgaris, akne keloidalis, perifolikulitis, akne tropikalis, akne neonatorum, rinofima, akne rosasea, perioral dermatitis. 6unliffe dalam buku Acne -!&8&/ menyatakan akne terdiri atas: !. Akne vulgaris yang meliputi akne konglobata, akne fulminans, folikulitis negatif#gram, pioderma fasial, akne vaskulitis, (. @arian akne yang meliputi akne induksi obat, acne excoriee, akne infantil dan akne juvenil, akne klor, oil acne, other chemical acne, Fiddlers neck, akne nevoid, akne fisika -frictional acne dan immobility acne/, akne kosmetika, akne deterjen, senile (solar) comedones, familial comedones, dan akne tropikalis. Ple ig dan ,ligman dalam buku Acne: !. Akne vulgaris dan varietasnya : a. Akne tropikalis b. Akne fulminan :. Pioderma fasiale d. Akne mekanika e. 1an lainnya (. Akne venenata akibat kontaktan eksternal dan varietasnya : 5 orphogenesis and !reatment -!&$5/ yang dianut oleh ;akultas ,edokteran 0niversitas 9ndonesia adalah:

a. Akne kosmetika b. Pomade acne :. Akne klor d. Akne akibat kerja e. Akne deterjen ). Akne komedonal akibat agen fisik dan varietasnya : a. "olar comedones b. Akne radiasi -sinar 2, kobal/ Pada akne vulgaris terjadi perubahan jumlah dan konsistensi lemak kelenjar akibat pengaruh berbagai faktor penyebab. Pada akne venenata terjadi penutupan oleh massa eksternal. Pada akne fisis, saluran keluar menyempit akibat radiasi sinar ultraviolet, sinar matahari, atau sinar radioaktif.! II.6. GAMBARAN KLINIS

7rupsi kulit polimorfi, dengan gejala predominan salah satunya, komedo, papul yang tidak beradang dan pustul, nodus dan kista yang beradang. 1apat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetis. ,omedo adalah gejala patognomonik bagi akne berupa papul miliar yang di tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila ber arna hitam

akibat mengandung unsur melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka -black comedo# %

open comedo/ sedang bila ber arna putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsur melanin disebut sebagai komedo putih atau komedo tutup - white comedo, close comedo/. Predileksi akne vulgaris adalah muka, bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas. ?okasi lain misalnya leher, lengan atas, dan glutea kadang terkena.

II.7. GRADASI Aradasi yang menunjukkan berat ringannya penyakit diperlukan bagi pilihan pengobatan. Penulis -!&8(/ di Bagian 9lmu Penyakit ,ulit dan ,elamin ;,09>480P* 1r.6ipto <angunkusumo membuat gradasi akne vulgaris sebagai berikut!: !. 4ingan, bila : a. Beberapa lesi tak beradang pada ! predileksi b. 8edikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi :. 8edikit lesi tak beradang pada ! predileksi (. 8edang, bila : a. Banyak lesi tak beradang pada ! predileksi b. Beberapa lesi tak beradang pada lebih dari ! predileksi :. Beberapa lesi beradang pada ! predileksi d. 8edikit lesi beradang pada lebih dari ! predileksi ). Berat, bila : a. Banyak lesi tak beradang pada lebih dari ! predileksi b. Banyak lebih beradang pada ! atau lebih predileksi 6atatan : sedikit B 5, beberapa 5 C !., banyak D !. lesi tak beradang : komedo putih, komedo hitam, papul beradang : pustul, nodus, kista $

II.8. DIAGNOSIS II.8.1 Ana n!"#" 1ari anamnesis dapat ditemukan keluhan yang bersifat subjektif, biasanya pasien mengeluh timbul bintik#bintik merah, rasa sakit, dan sangat menggangu dalam hal estetika. II.8.2 P! !$#%"aan F#"#% Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan lesi yang khas berupa komedo, dan bila terjadi peradangan akan terbentuk ruam berupa papul, pustul, nodul dan kista di tempat predileksinya. II.8.3 P! !$#%"aan H#"&'(a&')'*# <emperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa sebukan sel radang kronis di sekitar folikel pilosebasea dengan massa sebum dalam folikel. Pada kista, radang telah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas massa :air sebum yang ber:ampur dengan darah, jaringan mati dan keratin yang lepas. II.8.4 P! !$#%"aan La#n Pemeriksaan ekskohleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan ekstraktor komedo -sendok 0nna/. 8ebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang ber arna hitam. Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan di laboratorium mikrobiologi yang lengkap untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak memuaskan. Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipids) dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas (free fatty acid) meningkat dan karena itu pada pen:egahan dan pengobatan digunakan :ara untuk menurunkannya.!,",% II.+. DIAGNOSIS BANDING !. 7rupsi akneiformis 3ang disebabkan oleh induksi obat, misal kortikosteroid, 9*+, barbiturat, bromida, iodida, difenil hidantoin, trimetadion, A6'+, dan lainnya. ,linis berupa erupsi papulo 8

pustul mendadak tanpa adanya komedo di hampir seluruh bagian tubuh. 1apat disertai demam dan dapat terjadi di semua usia. (. Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis 0mumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi di tempat kontak =at kimia atau rangsang fisisnya. ). 4osasea <erupakan penyakit peradangan kronik di daerah muka dengan gejala eritema, pustul, teleangiektasis, dan kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea. 'idak terdapat komedo ke:uali bila kombinasi dengan akne. ". 1ermatitis perioral 'erjadi terutama pada anita dengan gejala klinis polimorfi eritema, papul, pustul, di

sekitar mulut yang terasa gatal.

II.1, PENATALAKSANAAN <eliputi usaha untuk men:egah terjadinya erupsi -preventif/ dan usaha untuk menghilangkan jera at yang terjadi -kuratif/. ,edua usaha tersebut dilakukan bersamaan. Pen:egahan a. <enghindari terjadinya jumlah lipid sebum dan perubahan isi sebum dengan : i. 1iet rendah lemak dan karbohidrat ii. Pera atan kulit berupa membersihkan kulit dari kotoran dan jasad renik yang mempunyai peranan etiopatogenesis pada akne vulgaris b. +indari faktor pemi:u : i. +idup teratur dan sehat, :ukup istirahat, olahraga sesuai kondisi tubuh, hindari stress. ii. Penggunaan kosmetika se:ukupnya, baik banyaknya maupun lamanya &

iii. <enjauhi terpa:unya kelenjar minyak, misal minuman keras, pedas, rokok, lingkungan tidak sehat, dsb. iv. <enghindari polusi debu, pemen:etan lesi yang tidak lege artis, yang dapat memperberat erupsi yang telah terjadi. :. <emberikan informasi yang :ukup pada penderita mengenai penyebab penyakit, pen:egahan dan :ara maupun lama pengobatannya, serta prognosisnya. Penting agar penderita tidak underestimate atau o$erestimate terhadap usaha penatalaksanaan yang dilakukan.

II.11 PENGOBATAN Pengobatan akne vulgaris disesuaikan dengan gradasi penyakit yang diderita pasien. Berikut pembagian terapi akne vulgaris menurut %anadian 1erajat 4ingan OBAT 4etinoid 'opikal Adapalene 'a=arotin Antibiotik 'opikal Fksi tetrasiklin 7ritromisin ,lindamisin fosfat SEDIAAN ,rim .,.5%, .,!% Ael .,.!% 8olusio .,.5% ,rim !% DOSIS (E! pagi dan sore setelah mandi edical Association &ournal!.:

1erajat 8edang OBAT 4etinoid 'opikal Adapalene 'a=arotin Bahan iritan -peeling/ Peroksida ben=oil Asam salisilat 8ulfur 4esorsinol SEDIAAN ,rim .,.5%, .,!% Ael .,.!% 8olusio .,.5% ,rim (,5 C !.% ( C 5% " C 8% ! C 5% DOSIS (E! pagi dan sore setelah mandi (E! pagi dan sore setelah mandi

!.

Antibiotik Fral 'etrasiklin 1oksisiklin 7ritromisin A=itromisin 1erajat Berat OBAT 9soretinoid Fral ,ortikosteroid Fral Prednison 1eksametason

(5. mg 5. mg 5.. mg (5. mg

)E! (E! (E! ) E ! minggu

SEDIAAN 5 mg 5 mg

DOSIS .,5 C ! mg>kgBB>hari !E! !E!

A. Pengobatan 'opikal 1ilakukan untuk men:egah pembentukan komedo, menekan peradangan, dan memper:epat penyembuhan lesi. 'erdiri atas : !. Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit - peeling/, misal : sulfur -"#8%/, resorsinol -!# 5%/, asam salisilat -(#5%/, peroksida ben=oil -(,5#!.%/, asam vitamin A -.,.(5#.,!%/, dan asam a=eleat -!5#(.%/. 7fek samping dapat dikurangi dengan pemakaian konsentrasi rendah. (. Antibiotika topikal, misal: oksi tetrasiklin -!%/, eritromisin -!%/, klindamisin fosfat -!%/ ). Anti radang topikal, misal: salep atau krim kortikosteroid kekuatan ringan atau sedang -hidrokortison !#(,5%/ atau suntikan intralesi kortikosteroid kuat -triamsinolon asetonid !. mg>::/ pada lesi nodulo kistik ". ?ainnya, misal: etil laktat !.% untuk menghambat pertumbuhan jasad renik.

B. Pengobatan sistemik 'erutama untuk menekan aktivitas jasad renik disamping juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum, dan mempengaruhi keseimbangan hormonal. 'erdiri dari :

!!

!. Anti bakteri sistemik, misal: tetrasiklin -(5. mg C !g>hari/, eritromisin -"E(5. mg>hari/, doksisiklin -5. mg>hari/, trimetoprim -)E!.. mg>hari/. (. Fbat hormonal. 0ntuk menekan produksi androgen se:ara kompetitif menduduki reseptor organ target di kelenjar sebasea, misal: estrogen -5. mg>hari selama (! hari dalam sebulan/ atau antiandrogen siproteron asetat -( mg>hari/. ,ortikosteroid misal prednison -$,5 mg>hari/ atau deEametason -.,(5#.,5 mg>hari/, untuk menekan peradangan dan menekan sekresi kelenjar adrenal. ). @itamin A dan retinoid oral. 0ntuk antikeratinisasi -5.....#!5..... ui>hari/. 8udah jarang digunakan karena efek sampingnya. 9sotretinoin -.,5#! mg>kg BB>hari/ merupakan derivat retinoid yang menghambat produksi sebum sebagai pilihan pada akne nodulokistik atau konglobata yang tidak sembuh dengan pengobatan lain. ". Fbat lainnya, misal: A9*8 -anti inflamasi non steroid/, misal: ibuprofen -%.. mg>hari/, dapson -(E!.. mg>hari/, seng sulfat -(E(.. mg>hari/.

6. Bedah ,ulit 0ntuk memperbaiki jaringan parut baik yang hipertrofik maupun yang hipotrofik. 'indakan dilakukan setelah akne vulgaris sembuh. !. Bedah skalpel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang menonjol atau melakukan eksisi elips pada jaringan parut hipotrofik yang dalam. (. Bedah listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah pengeluaran sebum atau pada nodulo kistik untuk drainase :airan isi yang dapat memper:epat penyembuhan. ). Bedah kimia dengan asam triklor asetat atau fenol untuk meratakan jaringan parut yang berbenjol. ". Bedah beku dengan bubur 6F( beku atau *( :air untuk memper:epat penyembuhan radang. 5. 1ermabrasi untuk meratakan jaringan parut hipo dan hipertrofi pas:a akne yang luas. !(

II.12 PROGNOSIS 0mumnya prognosis penyakit baik. Akne vulgaris umumnya sembuh sebelum men:apai usia ).#".an. 5arang terjadi akne vulgaris yang menetap sampai tua atau men:apai gradasi sangat berat hingga perlu dira at di rumah sakit.!

!)

BAB III KESIMPULAN Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya. +ampir setiap orang menderita penyakit ini, maka sering dianggap sebagai kelainan kulit yang fisiologis. ,ligman mengatakan bah a tidak ada seorang pun -!..%/ yang sama sekali tidak pernah menderita penyakit ini. 0mumnya insidens terjadi pada sekitar umur !"#!$ tahun pada anita, !%#!& tahun pada pria dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komedo dan papul dan jarang terlihat lesi beradang. 7tiologi pasti akne vulgaris belum diketahui, namun beberapa faktor yang diyakini berkaitan dengan pathogenesis penyakit antara lain perubahan pola keratinisasi dalam folikel, produksi sebum yang meningkat, terbentuknya fraksi asam lemak bebas, peningkatan jumlah flora folikel, peningkatan kadar hormon, stress psikik, dan faktor lain seperti usia, genetik, makanan, :ua:a. Aambaran klinis berupa erupsi kulit polimorfi, dengan gejala predominan salah satunya, komedo, papul yang tidak beradang dan pustul, nodus dan kista yang beradang. 1apat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetis. Predileksi akne vulgaris adalah muka, bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas. 1iagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum. Bagian 9lmu Penyakit ,ulit dan ,elamin ;,09 membagi akne berdasarkan gradasi ringan, sedang, dan berat yang berguna untuk terapi akne. 'erapi ini men:akup pen:egahan dan pengobatan farmakologi. Prognosis umumnya baik, sembuh sebelum men:apai usia ).#".an.

!"

DAFTAR PUSTAKA

!. Gasitaatmadja 8<. Akne, 7rupsi Akneiformis, 4osasea, 4inofima. 1alam: 1juanda A, +am=ah <, Aisah 8. 9lmu Penyakit ,ulit dan ,elamin. 7disi %. 5akarta: ;,09H (.!). +.(5)#&. (. ?ando 4. ,enneth. ,apita 8elekta 'erapi 1ermatologik. 5akarta: 7A6H !&&". +.!#8. ). +arahap <. 9lmu Penyakit ,ulit. 5akarta: +ipokratesH (.... +.)5#"5. ". Baumann ?. 6osmeti: 1ermatology -Prin:iples and Pra:ti:e/. *e (..&. +.55#%!. 5. 'jekyan 4<8. ,ejadian dan ;aktor 4esiko Akne @ulgaris. (..8. @ol "). %. Gasitaatmadja 8<, 8ugito '?. 1ermatologi ,osmetik. 5akarta: P1 Perdoski. +.85#!.). $. Gasitaatmadja 8. Pengobatan <utakhir 1ermatologi Pada Anak dan 4emaja. 5akarta: ;,09. +.$.#8.. 8. Baran 4, <aiba:h +9, 1unit= <. 6osmeti: 1ermatology. +."))#"". &. Good <5. A:ne. 9n: ;arar G7, Good <5, 9nnes 5A, +ugh '. 9nfe:tious 1isease. 'imes <irror 9nternational Publisher ?td. 6opyrightI !&&5. Fn 61#4F<. !.. ,raft 5, ;reiman A. <anagement of A:ne. % A&. (.!!. @ol ". !8)-$/. edia edika 'ndonesiana. 3ork: <:Ara #+illH

!5

You might also like