You are on page 1of 26

1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perlakuan panas (heat treatment) didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari pengendalian pemanasan dan pendinginan pada temperatur dan waktu tertentu untuk menghasilkan logam dengan sifat mekanik yang diinginkan. Perlakuan panas dilakukan untuk mendapatkan mikro struktur logam yang seragam, meningkatkan kekuatan, kekerasan, keuletan, ketangguhan (untuk finishing product), serta sifat mampu las, sifat mampu mesin, sifat mampu bentuk dan dapat mengurangi tegangan sisa (untuk produk setengah jadi), yang muncul dari hasil pengerjaan logam tersebut sebelumnya. Beberapa jenis perlakuan panas antara lain normalizing, annealing, spheroidizing, homogenizing, full annealing, stress relieving dan recristallization, dapat meningkatkan keuletan dan ketangguhan logam, sedangkan quenching atau hardening dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan logam. Sifat sifat mekanik yang dihasilkan ini didukung oleh mikro struktur yang terbentuk setelah perlakuan panas, struktur mikro tersebut antara lain distribusi fasa ferit, perlit, martensit dan fasa hasil transformasi lainnya. !ntuk mempelajari perlakuan panas maka terlebih dahulu harus mempelajari karakteristik baja selama proses transformasi selama pemanasan maupun pendinginan, karena hal ini dapat dilakukan untuk memprediksi struktur mikro apa yang terbentuk. "ekanisme transformasi struktur dalam baja akan dipengaruhi pengaturan temperatur pemanasan, waktu penahanan (holding time) dan unsur paduan yang terkandung dalam baja. #ujuan perlakuan panas yaitu untuk menghasilkan logam dengan sifat mekanik yang diinginkan. 1

1.2

Tujuan Penelitian "emahami tujuan perlakuan panas dan pengaruhnya terhadap perubahan sifat

kekerasan logam. Perlakuan panas yang dilakukan adalah quenching dan normalizing. 1.3 Batasan Masalah %alam percobaan perlakuan panas kali ini dibatasi hanya dengan cara &uenching, dan normali'ing serta (ariable sifat mekanik yang ditinjau adalah sifat kekerasan. 1.4 iste!atika Penulisan Penulisan laporan ini terdiri dari enam bab. Bab 1, yaitu pendahuluan yang berisi ) latar belakang masalah, tujuan percobaan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. Bab **, yaitu tinjauan pustaka yang terdiri dari definisi perlakuan panas, transformasi fasa pada saat pemanasan, transfor,asi pada saat pendinginan, Pembentukan Perlit. Bab ***, yaitu metode percobaan yang terdiri dari diagram alir percobaan, alat dan bahan yang digunakan, serta prosedur percobaan. Pada bab *+, data percobaan terdiri dari tabel hasil percobaan dan grafik hasil percobaan. Bab + merupakan pembahasan. Pada bab +* terdiri dari kesimpulan hasil percobaan yang telah dilakukan.

BAB II TIN"AUAN PU TA#A

2.1

Dasar Pengujian L$ga! Perlakuan panas (heat treatment) didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari

pengendalian pemanasan dan pendinginan pada temperatur dan waktu tertentu untuk menghasilkan logam dengan sifat mekanik yang diinginkan. Perlakuan panas dilakukan untuk mendapatkan struktur mikro logam yang seragam, meningkatkan kekuatan, kekerasan, keuletan, ketangguhan serta sifat mampu las, sifat mampu mesin, sifat mampu bentuk, dan dapat mengurangi tegangan sisa (untuk produk setengah jadi), yang muncul dari hasil pengerjaan logam sebelumnya. Proses ini sangat dipengaruhi oleh kondisi awal material seperti komposisi kimia serta struktur mikro, karena suatu baja atau paduan meski memiliki komposisi yang sama, namun struktur mikronya berbeda, maka sifat mekaniknya pun berbeda yang semua ini dipengaruhi oleh proses perlakuan panas yang dialami oleh material tersebut. Proses pemanasan biasanya dilakukan sampai suhu austenit yang akan bertransformasi selama proses pendinginan, pemberian waktu tahan (holding time) bertujuan untuk memberikan kesempatan atom atom untuk berdifusi menghomogenkan austenit. Pendinginan akan menyebabkan austenit bertransformasi dan struktur mikro yang terbentuk akan sangat tergantung dari laju pendinginan. Besi dikenal sebagai satu logam yang memiliki sifat allotropi, memiliki bentuk lattice yang berbeda, besi memiliki tiga macam modifikasi allotropi.pada gambar 1. menunjukan kur(a pendinginan besi murni cair yang didinginkan akan

mulai membeku pada 1.,. /0 menjadi besi delta (1) dengan struktur B00. Pada 1-22 /0 akan mengalami transformasi menjadi besi gamma (3) struktur 400. Besi gamma ini tetap stabil sampai temperatur 512 20, dimana terjadi transformasi lagi menjadi besi alpha non magnetik (6) yang berstuktur B00. Pada pendinginan selanjutnya sudah tidak ada lagi perubahan transformasi fasa. Pada 789 20 terjadi perubahan menjadi besi alpha non magnetik menjadi alpha magnetik, tetapi tidak terjadi perubahan pada struktur kristal. Setiap proses transformasi selalu mengalami penghentian penurunan temperatur yang ditandai oleh garis mendatar, yang menunjukan proses berlangsung secara isothermal. #iap bentuk allotropi besi mempunyai kemampuan melarutkan karbon yang berbeda beda. 1. $. ,. Besi delta mampu melarutkan karbon sampai maksimum 2.12 : pada 1.22 0 Besi gamma mampu melarutkan karbon sampai maksimum $.2 : pada 11,2 ;0 Besi alpha mampu melarutkan karbon sampai maksimum 2.2$. : pada 7$, ;0

%a!&ar 1. <ur(a pendinginan pada besi murni

!ntuk mempelajari laku panas maka terlebih dahulu harus mempelajari karakteristik baja selama proses transformasi selama pemanasan maupun pendinginan, seperti pada =ambar $, karena hal ini dapat dilakukan untuk memprediksi struktur mikro apa yang terbentuk.

%a!&ar 2. %iagram fasa besi 2.2

karbon untuk baja

Trans'$r!asi (asa Pa)a aat Pe!anasan #ransformasi fasa pada saat pemanasan dipengaruhi oleh pngaturan

temperatur pemanasan dan unsur paduan yang terkandung dalam baja. Pada temperature kamar, baja hipoeutektoid terdiri dari butir kristal ferit dan perlit, bila pemanasan mencapai garis >1 maka perlit akan mengalami reaksi eutektoid secara isothermal, reaksinya yaitu)

4erit ? 4e,0

>ustenit

%imana lamel lamel ferrit dan sementit dari perlit akan bereaksi membentuk austenit. #emperatur tidak akan mengalami kenaikan bila perlit belum habis, setelah habis kenaikan temperatur akan terjadi dan ferrit proeutektoid akan mengalami transformasi allotropi ferit yang B00 akan menjadi austenit yang 400. Bila pemanasan mencapai temperatur >1 maka akan terjadi reaksi eutektoid seperti baja hipoeutektoid yaitu ferit dan sementit pada perlit akan bereaksi membentuk austenit. Pada temperatur >1 austenit mengandung 2.9: 0, sisanya berada pada sementit, jika temperatur dinaikan diatas > 1, maka kemampuan austenit melarutkan karbon juga akan naik, sehingga karbon yang tadinya berada pada sementit sedikit demi sedikit mulai larut kedalam austenit, jaringan austenit lama kelamaan akan menipis dan akhirnya akan habis, struktur seluruhnya sudah menjadi austenit. >ustenit yang terbentuk belum homogen, dimana pada baja hipoeutektoid austenit dari perlit mengandung 2,9:0 sedang yang berasal dari ferit kadar karbon jauh lebih sedikit. Pada baja hipereutektoid austenit awalnya mengandung 2,9:0 dari perlit, namun akan bertambah dari karbon yang larut dari jaringan sementit yang berada disekitar austenit. 2.3 Trans'$r!asi (asa Pa)a aat Pen)inginan %alam suatu proses laku panas, setelah mencapai temperatur austenit dan ditahan pada temperatur tersebut secukupnya maka selanjutnya dilakukan pendinginan dengan laju pendinginan tertentu. Struktur mikro yang terjadi setelah pendinginan akan tergantung pada laju pendinginan. Sehingga akan dapat diprediksi sifat mekanik apa yang diharapkan. #ransformasi fasa pada saat pendinginan memegang peranan penting terhadap sifat baja yang dikenal suatu proses laku panas. >ustenit dari baja hipoeutektoid bila didinginkan dengan lambat, pada temperatur kritis >, mulai membentuk inti kristal ferit yang tumbuh pada batas butir kristal austenit. #ransformasi ini terjadi karena

austenit mengalami perubahan allotropi dari besi gamma menjadi besi alpha. <arena ferit hanya dapat melarutkan karbon dalam jumlah sedikit maka kandungan karbon dalam austenit akan semakin besar bila ferit yang tumbuh makin banyak (ditandai dengan turunnya temperatur), besarnya kandungan karbon dalam austenit dengan menurunnya temperatur mengikuti garis >,, sehingga pada temperatur mencapai titik >1 komposisi sisa austenit sama dengan komposisi eutektoid dan selanjutnya austenit akan bertransformasi menjadi perlit. 2.4 Mekanis!e Pe!&entukan Perlit Pembentukan perlit dimulai dengan tumbuhnya inti sementit pada batas butir austenit. !ntuk tumbuhnya sementit yang memiliki kadar karbon 8,87: diperlukan sejumlah karbon yang diperoleh dari austenit disekitarnya, yang mengeluarkan karbon untuk dapat menjadi ferit. <arbon ini selanjutnya akan keluar kekanan dan kekiri dan sebagian kagi mengumpul pada sementit untuk bertumbuhnya sementit yang sudah ada, dan yang keluar ke sisi lain akan membentuk sementit baru. Proses ini berlangsung terus menerus sehingga akan diperoleh struktur yang berlapis lapis ( lamellar) yang terdiri dari ferit dan sementit yang disebut perlit. =ambar , menunjukaan skematis pembentukan perlit.

%a!&ar 3. Skematis pembentukan perlit Proses laku panas dapat dapat berlangsung pada kondisi e&uilibrium dan non e&uilibrium.Beberapa jenis perlakuan panas yang terjadi pada kondisi e&uilibrium

antara lain full anneling, normalizing, speheroidizing, homogenizing, stress relieving, dan recristalization dan pada kondisi non e&uilibrium antara lain yaitu thermal hardening, tempering, austempering, martempering. 2.* Perlakuan Panas Pa)a #$n)isi E+uili&riu! Perlakuan panas yang terjadi pada kondisi e&uilibrium akan menghasilkan struktur mikro yang mendekati diagram fasanya. Annealing adalah suatu proses laku panas yang dilakukan pada logam atau paduan dalam pembuatan produk. Prinsip annealing ialah memanaskan baja sampai suhu tertentu, kemudian menahannya selama waktu tertentu kemudian didinginkan dengan lambat. #ujuan utama proses annealing ialah melunakan, menghaluskan butir kristal, menghilangkan internal stress, memperbaiki machinability dan memperbaiki sifat kelistrikan@kemagnetan. Bentuk bentuk perlakuan panas annealing ) 1. Full annealing 2. ormalizing !. "pherodizing #. "tress relief annealing $. %omogenizing 2.*.1 Full annealing #ujuan dari proses full annealing adalah untuk membuat baja lebih lunak, menghaluskan butir kristal, serta dapat memperbaiki sifat machinability. Berbagai macam proses annealing dilakukan dengan memanaskan baja sampai temperatur diatas >, untuk baja hipoeutektoid dan diatas garis >1 untuk hipereutektoid. <emudian didinginkan dalam dapur atau ruang yang memiliki penyengat panas yang baik sehingga memberikan efek pendinginan yang sangat lambat.

Baja dalam proses mengalami pemanasan yang cukup tinggi biasanya butiran kristalnya terlalu besar atau kasar sehingga sifat mekaniknya kurang baik sehingga perlu dihaluskan dengan proses annealing. Selama pemanasan di bawah garis >1 belum nampak ada perubahan, perubahan mulai terjadi setelah mencapai temperatur kritis >1 butir kristal perlit bertransformasi menjadi kristal austenit yang halus. Pada baja hipoeutektoid bila pemanasan lebih tinggi maka ferit akan bertransformasi menjadi austenit yang berbutir halus sedang austenit yang berasal dari perlit hampir tadak berubah. Perubahan akan selesai pada garis >,, pada saat ini austenit masih halus namun belum homogen. %engan menaikan temperatur sedikit diatas > , dan memberi holding time seperlunya akan diperoleh austenit yang halus dan homogen, sehingga bila didinginkan lambat akan diperoleh kristal ferit dan perlit yang halus, begitu juga sebaliknya. %eformasi dingin atau pemanasan yang tinggi dan pendinginan yang cepat akan meningkatkan kekerasan suatu baja, bila diinginkan sifat lunak tertentu baja tersebut harus dilakukan full annealing, sehingga akan terbentuk ferit dan perlit serta perlit dan sementit net&or' (baja hipoeutektoid) yang lebih lunak sebelumnya. 2.5.2 Normalizing Pemanasan untuk normalizing lebih tinggi dari pada pemenasan untuk full anneling sampai sekitar diatas temperatur >, untuk baja hipoeutektoid, pendinginan dilakukan di udara, sehingga lebih cepat menyebabkan kecepatan pembentukan ferit proeutektoid dan perlit akan lebih banyak. Pendinginan yang lebih cepat akan menyebabkan lamel sementit pada perlit menjadi lebih tipis juga sementit net&or' pada baja hipereutektoid menjadi lebih tipis atau terputus putus. Aadi normalizing pada umumnya menghasilkan struktur yang halus, sehingga baja dengan komposisi kimia yang sama akan memiliki yield strength, kekerasan dan impa' strength akan lebih tinggi dari pada hasil full annealing.

12

Bormali'ing dapat juga dilakukan pada benda uji tempa untuk menghilangkan tegangan dalam dan menghaluskan butiran kristalnya sehingga sifat mekanisnya menjadi lebih baik. ormalizing dapat juga menghomogenkan struktur mikro sehingga dapat memberi hasil yang begus dalam proses hardening sehingga umumnya sebelum dihardening baja harus dinormalizing terlebih dahulu. Pada normalizing pemanasan sebaiknya tidak terlalu tinggi karena butir kristal austenit yang terjadi akan terlalu besar sehingga akan tumbuh didalam butir kristal austenit kasar yang akan menurunkan keuletan atau ketangguhan suatu baja. 2.*.3 Sphereodizing Baja hipoeutektoid yang dikenal memiliki struktur yang terdiri dari perlit yang terbungkus oleh sementit net&or'. >danya jaringan sementit ini menjadikan baja memiliki machinability yang rendah. !ntuk memperbaikinya maka sementit net&or' tersebut harus dihancurkan dengan proses sphereodising. "phereodising dilaksanakan dengan memanaskan sampai disekitar temperatur kritis bawah atau sedikit dibawahnya dan dibiarkan pada temperatur tersebut dalam waktu yang lama baru kemudian didinginkan. #ingginya temperatur dan dalam jangka waktu yang lama, maka sementit yang sebelumnya berbentuk plat akan hancur menjadi bola bola kecil (sphere) yang disebut sphereodite yang tersebar dalam bentuk ferit. Pada baja hiper eutectoid strukturnya terdiri dari perlit yang terbungkus oleh jaringan sementt. Sphereodite akan tersebar apabila holding time semakin panjang. "phereodising maupun annealing serta normalizing dapat digunakan untuk memperbaiki machinability suatu baja. !ntuk menentukan proses mana yang akan digunakan utnuk machineability suatu baja, sangat tergantung pada karbon dalam baja. Sphereodising sering kali dilakukan pada baja medium atau tinggi, seperti tabel di bawah ini.

11

Ta&el 1. Penggunaan proses sphereodizing pada berbagai baja karbon , #ar&$n (,()*(,2( (,2(*(,!( (,!(*(,#( (,#(*(,)( (,)(*1,(( 2.*.4 Stress Relief Annealing Prinsip dasar annealing adalah sama yaitu memanaskan baja sedikit dibawah temperatur >1 yaitu antara ..2 C 8.2 /0. "tress relief annealing biasanya bertujuan untuk menghilangkan tegangan dalan yang timbul sebagai akibat dari proses pengerjaan dingin atau machining yang dialami sebelumnya, dimana adanya internal stress akan menyebabkan material menjadi keras dan getas. 2.*.* Homogenizing Baja hasil tuangan berstruktur dendritik sehingga terjadi coring akibat pendinginan yang tidak seimbang atau merata. <ondisi ini akan menurunkan sifat mekanik dari benda coran tersebut. Sehingga perlu dilakukan homogenizing. 0ara melakukan homogenising dilakukan dengan memanaskan baja sampai temperatur yang cukup tingi didaerah austenit dan membiarkannya dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadi difusi dan struktur mikronya menjadi lebih homogen, kemudian didinginkan dengan lambat. Pemanasan yang tinggi biasanya akan mengkibatkan struktur mikro yang kasar pada saat pendinginan sehingga biasanya dilakukan tahapan lagi berupa annealing. 2.Perlakuan Panas Pa)a #$n)isi N$n.E+uili&riu! Optimum Microstructure As +old ,olled -nder ./ dia, normalized 0ver ./ dia, as cold rolled Annealed to give coarse perlit Annealed to give coarse perlit or sphereodite. 122: sphereodite, coarse to fine

1$

2.-.1

Thermal Hardening 1hermal hardening merupakan proses laku panas dengan kondisi non

e&uilibrium dengan pendinginan berlangsung pada kondisi non e&uilibrium sehingga struktur mikro yang diperoleh juga adalah struktur mikro yang tidak e&uilibrium. Proses thermal hardening antara lain yaitu 1. 2. !. #. 2.-.1 %ardening 1empering Austempering 2artempering

Hardening #ujuan dari hardening adalah memperoleh struktur martensit yang keras.

%ardening dilakukan dengan memanaskan baja, tahap pertama yaitu preheating pada ..2 8.2 20 dan tahap pemanasan akhir adalah 522 12.2 atau pada $. .2 20 diatas pemperatur kritis atas >, untuk baja hipoeutektoid dan temperatur $. .2 20 diatas temperatur kritis bawah >1 untuk baja hipereutektoid. Dal yang perlu diperhatikan selama pemanasan termperatur preheating untuk mengurangi efek distorsi serta kontrol terhadap kecepatan pemanasan sehingga tidak terjadi gradien temperatur yang sangat tajam. #emperatur pemanasan yang hanya dibawah temperatur eutectoid tidak akan menaikkan kekerasan yang berarti karena pada pemanasan tersebut tidak akan terjadi austenit, sehingga pada pendinginan nantinya tidak akan diperoleh martensit. Pemanasan yang hanya sampai antara temperatur >1 dan >, memang sudah menghasilkan austenit, tetapi masih ada ferrit, yang bila didinginkan kembali, ferrit tersebut masih berupa ferrit lunak. Bila pemanasan diteruskan ke temperatur yang lebih tinggi lagi, maka akan diperoleh austenit dengan butiran yang terlalu kasar, sehingga bila didinginkan kembali akan ada kemungkinan terjadi struktur yang terlalu getas dan juga tegangan yang terlalu besar yang timbul sebagai akibat perbedaan temperatur antara bagian permukaan dan bagian dalam benda kerja yang dapat menimbulkan distorsi bahkan

1,

juga retak.!ntuk baja hipereutektoid, bila temperatur pemanasan terlalu tinggi, maka kadar karbon didalam austenitnya akan terlalu besar, sehingga pada pendinginan kembali mungkin akan banyak tersisa austenit yang tidak bertransformasi, yang juga akan mengakibatkan tidak tercapainya kekerasan maksimum, disamping itu juga kemungkinan terjadinya distorsi@ retak akan lebih besar 2. .2 Tempering Baja yang dikeraskan dengan martensit pada kondisi setelah kuens (as&uench) memiliki sifat yang getas, serta menimbulkan tegangan sisa yang sangat tinggi dan ini tidak memberikan manfaat bagi suatu design mesin. Sehingga diperlujan tempering yang bertujuan untuk mengilangkan tewgangan sisa akibat pembentukan martensit serta mengembalikan sebagian lagi keuletan dan ketangguhan dan sedikit mengurangi kekerasan. Proses tempering dilakukan dengan memanaskan baja hasil kuens pada temperature kritis bawah dan menahannya beberapa saat E 1 jam, baru didinginkan kembali. "ekanisme yang terjadi selama pemanasan martensit sebagai struktur metastabil ( yang akan berubah menjadi stabil) dengan struktur B0# ayng merupakan lautan padat supersaturated dengan karbon yang terperangkap dalam karbon yang terperangkap dalam struktur B0# akan mengeluarkan karbon dan akan berpresipitasi keluar membentuk karbida besi, sihingga tegangan sisa berkurang sedang B0# berangsur menjadi B00 semakin tinggi pemanasan dan penahanan maka kekerasannyapun akan senakin berkurang, hal ini dapat dilihat dari hasil uji tarik, namun akan berbeda jika dilakukan uji impak dimana baja yang distemper pada suhu $22 -$. 20 akan mengalami penurunan ketangguhan dan kekerasan, sehingga apabila diinginkan suatu baja dengan kekerasan tinggi maka temperature tempernya di bawah $22 20, sebaliknya apabila diinginkan ketangguhan yang tinggi, naka tempering dilakukan pada temperature diatas -$. 20. >pabila benda kerja tidak terdapat stess raiser atau takikan tempering pada temperature $22 -$. 20 tidak berakibat buruk. 2. .! Austempering

1-

>ustempering adalah proses laku panas yang dikembangkan langsung dari *# diagram untuk memperoleh struktur ang seluruhnya bainit. #emperature pemanasannya sama dengan proses annealing atau hardening, pendinginannya dilakukan dengan kuens pada garam cair (salt bath $22 -$.20) sampai temperature diatas "s dan dibarkan sampai transformasi menjafi bainit selesai. Sehingga memperoleh kekuatan dan kekuatan Fc -. .. debngan ketangguhan atau keuletannya tinggi. <ekurangan dari austempering adalah apabila benda kerjanya memiliki ukuran cukup besar, karena pendinginannya bias lebih lambat sehingga strukturnya tidak lagi bainit. !ntuk itu baja austempering harus memilki hardenability yang cukup dan tebal benda kerja tidak lebih dari 2,. inchi. Pada austempering bahaya terjadinya distorsi atau retak dapat dihindari tidak seperti pada proses kuens dan temper yang timbul akibat degaradasi temperature antara permukaan dan bagian dalam. 2. ." Martempering !ntuk menghilangkan distorsi dapat dilakukan dengan tempering atau ma&uenching, caranya pemanasan sampai suhu austeniting dilanjutkan dengan pendinginan cepat sampai sedikit diatas temperature "s dengan media garam cair dan menahannya sesaat agar temperature merata atau homogen, kemudian sebelum terjadi transformasi ke bainit segera didinginkan lagi di udara. Pendinginan di udara dengan temperature sedikit diatas "s sehingga gradient temperatunya hanya sedikit, maka pembentukan martensit terjadi pada seluruh benda kerja secara bersamaan sehingga tegangan yang terjadi hanya sedkit dengan kata lain disorsi dapat dihindari. Setelah terbentuk martensit harus dilakuakan tempering untuk mengembalikan sebagian keuletan atau ketangguhan pada tingkat kekerasan dan kekuatan yang diinginkan, struktur akhir yang terbentuk adalah martensit temper.

BAB III

1.

MET/DE PE01/BAAAN
3.1 Diagra! Alir Per2$&aan Benda !ji , buah, >ir, ;li, !dara "enghidupkan muffle furnace dan memanaskan sampai 522 20

"emasukan , buah benda uji (sample) dan membiarkannya selama 1. menit

"engeluarkan masingCmasing benda uji dan didinginkan dengan cepat dalam media air, udara bebas dan tidak di heat treatment

"elakukan !ji kekerasan Fockwell

%ata Percobaan

literatur

Pembahasan

<esimpulan

%a!&ar 4. %iagram alir percobaan 1. 3.2 Alat )an Bahan

18

1. 2uffle Furnace $. #hermocouple ,. Benda !ji - "edia Pendingin .. #ang penjepit 8. Sarung tangan kulit 7."esin uji ,oc'&ell 9. Stopwatch

3.3

Pr$se)ur Per2$&aan 1. "enyiapkan benda uji sebanyak , buah $. "enghidupkan 2uffle furnace sampai temperatur 522 2 0. ,. Setelah tercapai temperatur 522 2 0. memasukkan benda uji ke dalam dapur bersamaan dengan ditutup kembali -. "elakukan penahanan temperatur pemansan selama ,2 menit .. mengeluarkan benda uji, benda yang pertama didinginkan dengan cepat dalam media pendinginan (air). Sedangkan benda uji kedua didinginkan di udara bebas, dan yang benda uji ketiga didinginkan pada oli. 8. "elakukan pengujian kekerasan untuk mengetahui nilai kekerasan ketiga benda uji. meletakkan termocouple pada benda uji dan dapur

BAB I3

17

HA IL PE01/BAAN
%ari hasil percobaan perlakuan panas dengan metode quenching dan normalizing diperoleh data data sebagai berikut ) Ta&el 2. %ata hasil percobaan N$. Bahan Te!4eratur H$l)ing Perlakuan Har)ness 5 H016 .$ .7 .7 ., -9 $. >*S* 12-. 522 2 0 12G H oli -5 -9 -7 ,9 ,. >*S* 12-. 522 2 0 12G Bormal -1 -$ ,9 1-. >*S* 12-. B;B C #FI>#"IB# 18 18 1. 1..$. ,5.7. -9 A7erage Har)iness

1.

>*S* 12-.

522 2 0

12G

H air

.8

17 BAB 3 PEMBAHA AN

19

Pada pengujian kekerasan dengan mesin uji rockwell. Pengujian kekerasan pertama, yaitu benda uji tanpa perlakuan panas dan skala yang digunakan pada mesin uji rockwell adalah DFB dengan beban yang di gunakan adalah 122 kgf dan menggunakan indentor bola baja dan pengujian yang dilakukan sebanyak tiga kali pada masing masing benda uji menghasilkan kekerasan rata rata 5$,. DFB. Sedangkan pada benda uji yang di perlakukan panas secara normalizing memiliki kekerasan rata rata 5.,. DFB. Pada baja atau benda uji yang mengalami proses quenching dengan media air pengujian kekerasan pada mesin uji Fockwell menggunakan indentor intan dengan pembebanan sebesar 1.2 kgf dan kekerasan rata ratanya adalah .5,9, DF0. %ari hasil percobaan menunjukkan bahwa kekerasan benda uji yang dilakukan perlakuan panas secara quenching dengan media air lebih besar dari pada baja yang dilakukan panas secara normalizing dan baja yang tidak dilakukan perlakuan panas, hal ini sesuai dengan teori bahwa quenching adalah salah satu cara yang digunakan untuk menambah kekerasan pada suatu logam. Dasil 3uenching yang ideal adalah terbentuknya fasa martensit dengan struktur B0# karena tidak terjadi difusi atom 0 terhadap besi akibat dari pendinginan yang sangat cepat sehingga menghalangi ataom 0 ntuk berdifusi ke dalam besi secara lebih dalam lagi. %ari data percobaan juga diperoleh suatu fenomena bahwa apabila suatu logam baja mengalami perlakuan normalizing, maka dapat dipastikan kekerasannya menurun. %alam percobaan ini (ariable pengujian hnya menggunakan pengujian kekerasan, namun secara teori dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode quenching, maka suatu logam akan mengalami peningkatan kekerasannya, namun menurunkan sifat keuletan dan ketangguhannya.

BAB 3I #E IMPULAN

15

%ari percobaan perlakuan panas dan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan ) 1. Perlakuan panas yang diberikan kepada suatu material (baja) dapat mengubah sifat mekanik dari material tersebut, dalam hal ini sifat mekanis yang ditunjukkan yaitu kekerasan. $. <ekerasan baja benda uji yang dilakukan perlakuan panas secara quenching dalam media air lebih besar dari pada ba4a yang dila'u'an panas secara quenching dengan media oli, normalizing , dan benda uji yang tidak mendapatkan perlakuan panas. ,. Sifat mekanik suatu baja seperti kekerasan yang dihasilkan dari perlakuan panas sangat dipengaruhi oleh kondisi awal material seperti komposisi kimia serta struktur mikro, karena suatu baja atau paduan meski memiliki komposisi yang sama, namun struktur mikronya berbeda, maka sifat mekaniknya pun berbeda yang semua ini dipengaruhi oleh proses perlakuan panas yang dialami oleh material tersebut. 8. !ntuk menghasilkan sifat mekanik baja yang maksimal, maka yang perlu diperhatikan dalam perlakuan panas adalah temperatur austenizing, homogenitas dari austenit yaitu pemberian waktu tahan (holding time) yang sesuai, laju pendinginan yang tepat dan hardenability dari baja tersebut.

15

DA(TA0 PU TA#A

$2

1. $. ,.

>.>lhamidi,>li,St,"#. $228. 5anduan 5ra'ti'um 2etalurgi. !B#*F#>. 0ilegon >.>lhamidi,>li,St,"#. $228. 6i'tat 5erla'uan 5anas 5ada 7ogam. !B#*F#>. 0ilegon B.D. >mstead. 155,. 1e'nologi 2e'ani'. I

LAMPI0AN A. "a8a&an Pertan9aan

$1

1. Sebutkan dan jelaskan teknik teknik perlakuan panas dan fasa fasa mikro struktur yang terbentuk dari hasil perlakuan panas tersebutJ Aawaban) 1. Annealing adalah suatu proses laku panas yang dilakukan pada logam atau paduan dalam pembuatan produk, dengan memanaskan baja sampai suhu tertentu, kemudian menahannya selama waktu tertentu kemudian didinginkan dengan lambat. Pada baja hipoeutektoid bila pemanasan lebih tinggi maka ferit akan bertransformasi menjadi austenit yang berbutir halus sedang austenit yang berasal dari perlit hampir tadak berubah. $. ormalising adalah pemanasan yang dilakukan diatas temperatur >, untuk baja hipoeutektoid, pendinginan dilakukan di udara, sehingga lebih cepat menyebabkan kecepatan pembentukan ferit preutektoid dan perlit akan banyak ,. "phereodising adalah perlakuan panas yang dilakukan dengan cara memanaskan sampai sekitar temperatur kritis bawah atau sedikit dibawahnya dan dibiarkan pada temperatur tersebut dalam waktu yang lama baru kemudian didnginkan. Struktur mikro yang terbentuk dari proses perlakuan panas sphereodising adalah perlit yang terbungkus oleh jaringan sementit. -. %omogenisng adalah proses perlakuan panas dengan memanaskan baja sampai temperatur yang cukup tinggi di daerah austenit dan membiarkannya dalam waktu yang cukup lama sehingga terjadi difusi dan struktur mikro yang terbentuk adalah menjadi lebih homogen, kemudian didinginkan dengan lambat. .. 3uenching adalah proses perlakuan panas pada temperatur dan waktu tertentu kemudian didinginkan secara cepat dengan media biasanya air. Struktur mikro yang terbentuk adalah martensit. $. Aelaskan "engapa perlakuan panas &uenching dapat menghasilkan kekerasan yang lebih tinggi dari perlakuan normalising pada material bajaJ

$$

Aawaban ) <arena &uenching dilakukan pendinginan secara cepat langsung dibawah temperatur kritis, sehingga pada material akan menghasilkan kekerasan bahan yang cukup tinggi, tetapi getas, sedangkan normalising melakukan pendinginan secara lambat dan struktur mikro yang terbentuk adalah austenit halus dengan kekerasan dan keuletan yang cukup tinggi. ,. Aika sifat kekerasan baja berubah, bagaimana pengaruh terhadap ) a. Sifat kekuatan tarik dan kekuatan luluh b. Sifat ketangguhan Aawaban ) a. Pada sifat kekuatan tarik dan kekatan luluh tidak akan berubah, karena kekuatan luluh tidak berpengaruh pada kekerasan baja, yang berpengaruh adalah keuletan suatu logam (paling dominan). b. Sedangkan pada sifat ketangguhan akan berubah karena kekerasan dan ketangguhan adalah kemampuan suatu logam untuk menyerap energi pada deformasi plastis. -. Sebutkan dan jelaskan media media apa saja selain air ( minimal , ) yang dapat digunakan sebagai media pendingin pada &uenching Aawaban ) "inyak, salt bath, brine, oli, alkohol dan udara.

.. Aelaskan apa pengaruhnya terhadap nilai kekerasan hasil percobaan, jika) a. #emperatur Huenching dan Bormalising K 522 /0

$,

Pada baja, butir struktur kristal austenit yang terjadi akan terlalu besar, sehingga pada pendinginan cepat yang tumbuh didalam butir kristal austenit kasar@besar akan membentuk struktur martensit dan sifatnya pun benar benar keras namun getas. Pada normalising akan terbentuk struktur austenit yang halus dan sifat mekanisnya pun sesuai yang diharapkan. b. #emperatur Huenching dan Bormalising L 522 /0 Pada baja SS -22, tidak akan memperoleh kekerasan yang tinggi dan struktur mertensitnya pun rendah. Sedangkan pada normalizing terbentuk struktur austenit kasar atau tidak halus, sehingga hasilnya pun kerang begitu baik. c. Maktu penahanan pemanasan untuk Huenching dan Bormalising K ,2 menit Pada quenching akan memperoleh struktur kristal ferit dan perlit yang halus, sehingga kekerasannya pun kurang keras, tetapi ulet. Pada normalising kristal austenit yang terjadi akan terlalu kasar, sehingga pada pendinginan akan diperoleh ferit dan perlit yang kasar juga, sehingga akan membentuk struktur martensit. d. Maktu penahanan pemanasan untuk Huenching dan Bormalising L ,2 menit Pada quenching akan memperoleh kristal austenit yang terjadi akan terlalu kasar, sehingga akan membentuk struktur martensit. Sedangkan pada normalising kristal austenit yang berbutir halus dan homogen sehingga bila didinginkan lambat akan diperoleh kristal ferit dan perlit yang halus.

8. !nsur unsur yang mempengaruhi peningkatan kekerasan dan kekuatan hasil perlakuan panas dan jelaskan pengaruhnya Aawabam ) a. Silikon N menegangkan perlit dan cenderung menguatakan perlit selalu untuk mengembang karena unsur ini digunakan sebagai oksida magnesit, b. 0hromium N meningkatakan tegangan dan kekerasan, membentuk kekerasan dan menstabilkan karbit,

$-

c. "agnesit N meningkatakan tegangan dan kekerasan, membentuk karbit, meningkatkan hardenability, range perpindahan panas d. #ungsten N membentuk kekerasan dan menstabilkan karbit, menaikan range dari temperatur dan temperatur tempering e. Phospor N meningkatakan tegangan dan hardenability, mengurangi ductility dan ketangguhan. f. +anadium N menguatkan karbit, membentuk element. #idak digunakan sebagai unsur yang berdiri sendiri, tapi untuk menggabungkan karbit ke austenit pada stainless steel. g. "olybdenum N menguatkan karbit dan membentuk element, dan juga meningkatkan temperatur tinggi pada gaya creep. 7. Aelaskan tentang +ase %ardening ("urface %ardening) dan jenisnya serta mekanismenya Aawaban ) 0ase Dardening adalah proses perlakuan panas untuk mendapatkan kekerasan pada bagian permukaannya saja, sedangkan pada bagian dalam tetap berada pada sifat semula yaitu keuletan maupun ketangguhan yang tetap tinggi. %engan adanya perlakuan pengerasan permukaan maka menyebabkan lapisan permukaan menjadi lebih keras, tahan aus, dan tegangan sisa yang berupa tegangan tekan, sehingga disamping menaukan ketahanan lelah, aus dapat juga menaikan fati&ue limit (batas kelelahan). Aenisnya ) 1. <arburusing $. Bitriding ,. 0yaniding atau 0arbonitriding -. Pengerasan nyala api .. Pengerasan induksi 9. Aelaskan mengapa perlu dilakukan teknik perlakuan panas dalam industri metalurgi

$.

Aawaban ) #eknik perlakuan panas sangat diperlukan dalam industri matalurgi karena produk setengah jadi dalam proses metalurgi sifat mekaniknya masih rendah dan dapat ditingkatkan yaitu dengan perlakuan panas sehingga menghasilkan produk metalurgi yang memiliki sifat mekanik yang tinggi.

LAMPI0AN B. %a!&ar alat )an &ahan

$8

=ambar .. "esin ui kekerasan

8ambar ). 2uffle furnace

You might also like