You are on page 1of 32

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang

Pada tahun 1860, seorang dokter bedah kebangsaan Inggris bernama William Little pertama kali mendeskripsikan satu penyakit yang pada saat itu membingungkan yang menyerang anak-anak pada usia tahun pertama, yang menyebabkan kekakuan otot tungkai dan lengan. Anak-anak tersebut mengalami kesulitan memegang obyek, merangkak dan ber alan. Penderita tersebut tidak bertambah membaik dengan bertambahnya usia tetapi uga tidak bertambah memburuk. !ondisi tersebut disebut little"s disease selama beberapa tahun, yang saat ini dikenal sebagai spasti# diplegia. Penyakit ini merupakan salah satu dari penyakit yang mengenai pengendalian $ungsi pergerakan dan digolongkan dalam terminologi #erebral palsy atau umunya disingkat %P1. &ebagian besar penderita tersebut lahir prematur atau mengalami komplikasi saat persalinan dan Little menyatakan kondisi tersebut merupakan hasil dari kekurangan oksigen selama kelahiran. !ekurangan oksigen tersebut merusak aringan otak yang sensiti$ yang mengendalikan $ungsi pergerakan. 'etapi pada tahun 18(), psikiatri terkenal &igmund *reud tidak sependapat. +alam penelitiannya, banyak di umpai pada anak-anak %P mempunyai masalah lain misalnya retardasi mental, gangguan ,isual dan ke ang, *reud menyatakan bah-a penyakit tersebut mungkin sudah ter adi pada a-al kehidupan, selama perkembangan otak anin. !esulitan persalinan hanya merupakan satu keadaan yang menimbulkan e$ek yang lebih buruk dimana sangat mempengaruhi perkembangan $etus1. +isamping pengamatan oleh *reud, keyakinan yang menyatakan bah-a komplikasi persalinan menyebabkan banyak kasus %P tersebar luas diantara dokter, keluarga dan tenaga riset medis. +itahun 1(80, dianalisis data penelitian pemerintah pada ./0.000 persalinan dan hasilnya sangat menge utkan dengan ditemukan kasus komplikasi hanya 1102. &ebagian besar kasus %P sering di umpai kasus tanpa $aktor resiko. Penemuan dari 3I3+& tersebut dapat

mengubah teori medis mengenai %P dan sangat memoti,asi peneliti masa kini untuk men#ari lebih lan ut penyebab lain dari %P1. Pada saat yang sama, penelitian biomedis uga telah memulai penelitian untuk lebih memahami perubahan pemahaman se#ara bermakna dalam diagnosis dan penanganan penderita %P. *aktor resiko yang sebelumnya tidak diketahui mulai dapat diidenti$ikasi, khususnya paparan intrauterine terhadap in$eksi dan penyakit koagulasi, dll. Identi$ikasi dini %P pada bayi akan memberikan kesempatan pada penderita untuk mendapat penanganan optimal dalam upaya memperbaiki ke#a#atan sensoris dan men#egah timbulnya kontraktur. 4iset biomedis berhasil dalam memperbaiki teknik diagnostik misalnya imaging #erebral #anggih dan analisis gait modern. !ondisi tertentu yang sudah diketahui menyebabkan %P, misalnya rubella dan ikterus, pada saat ini sudah dapat diterapi dan di#egah. 'erapi $isik, psikologis dan perilaku yang optimal dengan metode khusus misalnya gerakan, bi#ara membantu kematangan sosial dan emosional sangat penting untuk men#apai kesuksesan. 'erapi medikasi, pembedahan dan pemasangan bra#es banyak membatu dalam hal perbaikan koordinasi sara$ dan otot, sebagai terapi penyakit yang berhubungan dengan %P, disamping men#egah atau mengoreksi de$ormitas1. 1.2. Tujuan

'u uan dari penyusunan makalah Cerebral Palsy ini adalah sebagai berikut5 1. &ebagai salah satu tugas !epaniteraan !linik &enior di +epartemen 3eurologi 4&6P 7. Adam 8alik 8edan 9. &ebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan -a-asan penulis dan pemba#a, terutama mengenai mani$estasi klinis, diagnosis, dan tatalaksana Cerebral Palsy

BAB 2 ISI 2 . 1. Definisi

Cerebral palsy :%P; adalah terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan kelompok penyakit kronik yang mengenai pusat pengendalian pergerakan dengan mani$estasi klinis yang tampak pada beberapa tahun pertama kehidupan dan se#ara umum tidak akan bertambah memburuk pada usia selan utnya. Istilah cerebral ditu ukan pada kedua belahan otak, atau hemisphere, dan palsy mendeskrispsikan berma#am penyakit yang mengenai pusat pengendalian pergerakan tubuh. <adi, penyakit tersebut tidak disebabkan oleh masalah pada otot atau aringan sara$ tepi, melainkan, ter adi perkembangan yang salah atau kerusakan pada area motorik otak yang akan mengganggu kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan dan postur se#ara adek-at1. 2 . 2. Epide i!l!gi

Asosiasi %P dunia memperkirakan .000.000 penderita %P di Amerika. +isamping peningkatan dalam pre,ensi dan terapi penyakit penyebab %P, umlah anak-anak dan de-asa yang terkena %P tampaknya masih tidak banyak berubah atau mungkin lebih meningkat sedikit selama /0 tahun terakhir. 7al tersebut sebagian mungkin karena banyak bayi prematur yang mengalami masa kritis dan bayi-bayi lemah banyak yang berhasil diselamatkan dengan kema uan di bidang kega-atdaruratan neonatologi. =ang patut disayangkan, banyak dari bayi-bayi tersebut mengalami masalah perkembangan sistem sara$ atau menderita kerusakan neurologis. Penelitian banyak dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut terutama pada bayi-bayi yang mengalami masalah perna$asan dan penggunaan terapi medikasi untuk men#egah perdarahan pada otak sebelum atau segera setelah lahir. Angka ke adian %P berkisar 1,9-9,0 anak per 1000 anak usia sekolah dini. &atu penelitian menun ukkan pre,alensi %P kongenital dera at sedang sampai berat men#apai 1,9 per 1000 anak usia / tahun. Angka harapan hidup penderita %P tergantung dari tipe %P dan beratnya ke#a#atan motorik1,9.

Penelitian di negara yang sudah berkembang menun ukkan bah-a pre,alensi %P tidak menurun pada setiap kelompok berat lahir. +engan meningkatnya bayi >>L4 yang dapat diselamatkan, dimana merupakan $aktor resiko %P1. 2 . ". #lasifikasi

%P dapat diklasi$ikasikan berdasarkan ge ala dan tanda klinis neurologis. &pastik diplegia, untuk pertama kali di deskripsikan oleh dr.Little :1860;, merupakan salah satu bentuk penyakit yang dikenal selan utnya sebagai %P. 7ingga saat ini, %P diklasi$ikasikan berdasarkan kerusakan gerakan yang ter adi dan dibagi dalam ? kategori, yaitu1,9,/5 1. %P &pastik 8erupakan bentukan %P terbanyak :)0-802;, otot mengalami kekakuan dan se#ara permanen akan men adi kontraktur. <ika kedua tungkai mengalami spastisitas, pada saat seseorang ber alan, kedua tungkai tampak bergerak kaku dan lurus. @ambaran klinis ini membentuk karakteristik berupa ritme ber alan yang dikenal dengan gait gunting :scissors gait;. Anak dengan spastik hemiplegia dapat disertai tremor hemiparesis, dimana seseorang tidak dapat mengendalikan gerakan pada tungkai pada satu sisi tubuh. <ika tremor memberat, akan ter adi gangguan gerakan berat. %P spastik dibagi berdasarkan umlah ekstremitas yang terkena, yaitu15 a. 8onoplegia5 >ila hanya mengenai 1 ekstremitas sa a, biasanya lengan

$a %ar 1. &!n!plegia

b. +iplegia5 keempat ekstremitas terkena, tetapi kedua kaki lebih berat daripada kedua lengan.

$a %ar 2. Diplegia1

#. 'riplegia5 >ila mengenai / ekstremitas, yang paling banyak adalah mengenai kedua lengan dan 1 kaki.

$a %ar ". Triplegia1

d. Auadriplegia5 !eempat ekstremitas terkena dengan dera ad yang sama.

$a %ar '. (uadriplegia1

e. 7emiplegia5 mengenai salah satu sisi dari tubuh dan lengan terkena lebih berat.

$a %ar ). He iplegia1

9. %P AtetoidBdiskinetik >entuk %P ini mempunyai karakteristik gerakan menulis yang tidak terkontrol dan perlahan. @erakan abnormal ini mengenai tangan, kaki, lengan, atau tungkai dan pada sebagian besar kasus, otot muka dan lidah, menyebabkan anak tampak menyeringai dan selalu mengeluarkan air liur. @erakan sering meningkat selama periode peningkatan stres dan hilang pada saat tidur. Penderita uga mengalami masalah koordinasi gerakan otot bi#ara :disartria;. %P atetoid ter adi pada 10-902 penderita %P1. /. %P Ataksid <arang di umpai, mengenai keseimbangan dan persepsi dalam. Penderita yang terkena sering menun ukkan koordinasi yang burukC ber alan tidak stabil

dengan gaya ber alan kaki terbuka lebar, meletakkan kedua kaki dengan posisi yang saling ber auhanC kesulitan dalam melakukan gerakan #epat dan tepat, misalnya menulis atau mengan#ingkan ba u. 8ereka uga sering mengalami tremor, dimulai dengan gerakan ,olunter misalnya mengambil buku, menyebabkan gerakan seperti menggigil pada bagian tubuh yang baru digunakan dan tampak memburuk sama dengan saat penderita akan menu u obyek yang dikehendaki. >entuk ataksid ini mengenai 0-102 penderita %P1. ?. %P #ampuran &ering ditemukan pada seorang penderita mempunyai lebih dari satu bentuk %P yang di abarkan diatas. >entuk #ampuran yang sering di umpai adalah spastik dan gerakan atetoid tetapi kombinasi lain uga mungkin di umpai1. %P uga dapat diklasi$ikasikan berdasarkan estimasi dera at beratnya penyakit dan kemampuan penderita untuk melakukan akti,itas normal :'abel 1;1,/.
Ta%el 1. #lasifikasi *P %erdasarkan Derajat Pen+akit1

Klasifikasi Minimal

Ringan

Perkembangan Penyakit Gejala Morik Penyerta Normal, hanya Kelainan tonus Gangguan terganggu sementara komunikasi secara Refleks primitif Gangguan kualitatif menetap terlalu ela!ar lama spesifik Kelainan postur ringan Gangguan gerak motorik kasar & halus, misalnya clumpsy "er!alan umur "e erapa 24 ulan kelainan pa#a pemeriksaan neurologis $erkem angan refleks primitif a normal Respon postural

Sedang

"er!alan umur 3 tahun, ka#ang memerlukan racing &i#ak perlu alat khusus

Berat

&i#ak isa er!alan, atau er!alan #engan alat antu Ka#ang perlu operasi

terganggu Gangguan motorik, misalnya tremor Gangguan koor#inasi "er agai kelainan neurologis Refleks primitif menetap #an kuat Respon postural terlam at Ge!ala neurologis #ominan Refleks primitif menetap Respon postural ti#ak muncul

Retar#asi mental Gangguan ela!ar #an komunikasi Ke!ang

2 . '.

Eti!l!gi

&uatu de$inisi mengatakan bah-a penyebab %P berbedaDbeda tergantung pada suatu klasi$ikasi yang luas yang meliputi antara lain5 terminologi tentang anakD anak yang se#ara neurologik sakit se ak dilahirkan, anakDanak yang dilahirkan kurang bulan dengan berat badan lahir rendah dan anak-anak yang berat badan lahirnya sangat rendah, yang berisiko %P dan terminologi tentang anakDanak yang dilahirkan dalam keadaan sehat dan mereka yang berisiko mengalami %P setelah masa kanakDkanak?. Cerebral palsy dapat disebabkan $aktor genetik maupun $aktor lainnya. Apabila ditemukan lebih dari satu anak yang menderita kelainan ini dalam suatu keluarga, maka kemungkinan besar disebabkan $aktor genetik. Waktu ter adinya kerusakan otak se#ara garis besar dapat dibagi pada masa pranatal, perinatal dan postnatal?,0.

'

1. Pranatal?,0 !elainan perkembangan dalam kandungan, $aktor genetik, kelainan kromosom 6sia ibu kurang dari 90 tahun dan lebih dari ?0 tahun 6sia ayah 1 90 tahun dan . ?0 tahun In$eksi intrauterin 5 'E4%7 dan si$ilis 4adiasi se-aktu masih dalam kandungan As$iksia intrauterin :abrubsio plasenta, plasenta pre,ia, anoksia maternal, kelainan umbilikus, perdarahan plasenta, ibu hipertensi, dan lain D lain; !era#unan kehamilan, kontaminasi air raksa pada makanan, rokok dan alkohol Induksi konsepsi 4i-ayat obstetrik :ri-ayat keguguran, ri-ayat lahir mati, ri-ayat melahirkan anak dengan berat badan 1 9000 gram atau lahir dengan kelainan morotik, retardasi mental atau sensory deficit; 'oksemia gra,idarum +alam bukuDbuku masih dipakai istilah toksemia gra,idarum untuk kumpulan ge alaDge ala dalam kehamilan yang merupakan trias 7PF :7ipertensi, Proteinuria dan Fdema;, yang kadangDkadang bila keadaan lebih parah diikuti oleh !! :ke angDke angBkon,ulsi dan koma;. Patogenetik hubungan antara toksemia pada kehamilan dengan ke adian %P masih belum elas. 3amun, hal ini mungkin ter adi karena toksemia menyebabkan kerusakan otak pada anin. Inkompatibilitas 4h Disseminated Intravascular Coagulation oleh karena kematian pranatal pada salah satu bayi kembar Maternal thyroid disorder &iklus menstruasi yang pan ang

Maternal mental retardation Maternal seizure disorder

9. Perinatal?,0 Anoksia B hipoksia Penyebab terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah brain injury. !eadaan inilah yang menyebabkan ter adinya anoksia. 7al ini terdapat pada keadaan presentasi bayi abnormal, disproporsi se$alo-ser,ik, partus lama, plasenta pre,ia, in$eksi plasenta, partus menggunakan instrumen tertentu dan lahir dengan seksio #aesar. Perdarahan otak akibat trauma lahir Perdarahan dan anoksi dapat ter adi bersamaDsama, sehingga sukar membedakannya, misalnya perdarahan yang mengelilingi batang otak, mengganggu pusat perna$asan dan peredaran darah, sehingga ter adi anoksia. Perdarahan dapat ter adi di ruang subaraknoid akan menyebabkan penyumbatan %&& sehingga menyebabkan hidrose$alus. Perdarahan di ruang subdural dapat menekan korteks serebri sehingga timbul kelumpuhan spastis. Prematuritas >erat badan lahir rendah Postmaturitas Primipara Antenatal care 7iperbilirubinemia >entuk %P yang sering ter adi adalah athetosis, hal ini disebabkan karena $rekuensi yang tinggi pada anakDanak yang lahir dengan mengalami hiperbilirubinemia tanpa mendapatkan terapi yang diperlukan untuk men#egah peningkatan konsentrasi unconjugated bilirubin. @e alaDge ala kernikterus yang terdapat pada bayi yang mengalami jaundice biasanya tampak setelah hari kedua dan ketiga kelahiran. Anak men adi lesu dan tidak dapat menyusu dengan baik.

1)

!adangkala uga ter adi demam dan tangisan men adi lemah. &ulit mendapatkan 4e$lek 8oro dan tendon pada mereka, dan gerakan otot se#ara umum men adi berkurang. &etelah beberapa minggu , tonus meningkat dan anak tampak mengekstensikan punggung dengan opisthotonus dan diikuti dengan ekstensi ektremitas. &tatus giGi ibu saat hamil >ayi kembar Ikterus Ikterus pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan aringan otak yang kekal akibat masuknya bilirubin ke ganglia basal, misalnya pada kelainan inkompatibilitas golongan darah. 8eningitis purulenta 8eningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidak tepat pengobatannya akan mengakibatkan ge ala sisa berupa %P. !elahiran sungsang Partus lama Partus lama yaitu persalinan kala I lebih dari 19 am dan kala II lebih dari 1 am. Pada primigra,ida biasanya kala I sekitar 1/ am dan kala II sekitar 1,0 am. &edangkan pada multigra,ida, kala I 5 ) am dan kala II 5 1B0 am. Persalinan yang sukar dan lama meningkatkan risiko ter adinya #edera mekanik dan hipoksia anin. Partus dengan induksi B alat Polyhidramnion Perdarahan pada trimester ketiga

/. Postnatal?,0 Anoksia otak 5 tenggelam, ter#ekik, post status epilepticus. 'rauma kepala 5 hematom subdural. In$eksi 5 meningitis B ense$alitis yang ter adi 6 bulan pertama kehidupan, septicaemia, in$luenGa, measles dan pneumonia.

11

2 . ).

Luka parut pada otak pas#a operasi 4a#un 5 logam berat, %E 8alnutrisi &anifestasi #linis

8ani$estasi klinik dari penyakit ini berma#amDma#am, tergantung pada lokasi yang terkena, apakah kelainan ter adi se#ara luas di korteks dan batang otak, atau hanya terbatas pada daerah tertentu. !elainan kromosom atau pengaruh GatDGat teratogen yang ter adi pada 8 minggu pertama kehamilan, dapat berpengaruh terhadap proses embriogenesis sehingga dapat mengakibatkan kelainan yang berat. Pengaruh GatDGat teratogen setelah trimester I akan mempengaruhi maturasi otak. In$eksi pada anin yang ter adi pada masa pertumbuhan anin, akan mengakibatkan kerusakan pada otak. !e adian hipoksikDiskemik dapat mengakibatkan kelainan mikroanatomi sekunder akibat dari gangguan migrasi neural crest. !omplikasi perinatal tipe hipoksik atau iskemik, dapat mengakibatkan iskemik atau in$ark bayi. >ayi prematur sangat rentan terhadap kemungkinan ter adinya penyakit ini. Penyebab postnatal seperti in$eksi, meningoense$alitis, trauma kepala, ra#unDra#un yang berasal dari lingkungan seperti %E atau logam berat uga mengakibatkan ter adinya %P?. 8ani$estasi dari gangguan motorik atau postur tubuh dapat berupa spastisitas, rigiditas, ataksia, tremor, atonik B hipotonik, tidak adanya re$lek primiti$ :pada $ase a-al; atau re$lek primiti$ yang menetap :pada $ase lan ut;, diskinesia :sulit melakukan gerakan ,olunter;. @e alaDge ala tersebut dapat timbul sendiriDsendiri ataupun merupakan kombinasi dari ge alaDge ala tersebut?. @angguan motorik berupa kelainan $ungsi dan lokalisasi serta kelainan bukan motorik yang menyulitkan gambaran klinis %P. !elainan $ungsi motorik terdiri dari?,9,/5 1. &pastisitas 'erdapat peninggian tonus otot dan re$leks yang disertai dengan klonus dan re$leks >abinski yang positi$. 'onus otot yang meninggi itu menetap dan tidak hilang meskipun penderita dalam keadaan tidur. Peninggian tonus ini tidak
12

sama dera atnya pada suatu gabungan otot, karena itu tampak sikap yang khas dengan ke#emderungan ter adi kontraktur, misalnya lengan dalam aduksi, $leksi pada sendi siku dan pergelangan tangan pronasi, serta ariD ari dalam $leksi sehingga posisi ibu ari melintang di telapak tangan. 'ungkai dalam sikap aduksi, $leksi pada sendi paha dan lutut, kaki dalam $leksi plantar dan telapak kaki berputar ke dalam. Tonic nec refle! dan re$leks neonatal menghilang pada -aktunya. !erusakan biasanya terletak di traktus kortikospinalis. @olongan spastisitas ini meliputi H D I penderita %P. 9. 'onus otot yang berubah >ayi pada golongan ini pada bulan pertama kehidupannya tampak flasid dan berbaring seperti kodok terlentang, sehingga tampak seperti kelainan pada lo"er motor neuron. 8en elang usia 1 tahun ter adi perubahan tonus otot dari yang rendah hingga tinggi. >ila dibiarkan berbaring akan tampak $lasid dan seperti kodok terlentang, tetapi apabila dirangsang atau mulai diperiksa tonus ototnya berubah men adi spastis. /. !oreoatetosis !elainan yang khas ialah sikap yang abnormal dengan pergerakan yang ter adi dengan sendirinya :involuntary movement;. Pada 6 bulan pertama tampak bayi flasid, tetapi setelah itu barulah mun#ul kelainan tersebut. 4e$leks neonatal menetap dan tampak adanya perubahan tonus otot. +apat timbul uga ge ala spastisitas dan ataksia. !erusakan terletak di ganglia basal dan disebabkan oleh as$iksia berat atau kernikterus pada masa neonatus. @olongan ini meliputi 0 D 10 2 dari kasus %P. ?. Ataksia Ataksia ialah gangguan koordinasi. >ayi dalam golongan ini biasanya $lasid dan menun ukkan perkembangan motorik yang terlambat. !ehilangan keseimbangan tampak bila mulai bela ar duduk. 8ulai ber alan sangat lambat dan semua pergerakan #anggung dan kaku. !erusakan terletak di serebelum. 'erdapat kiraDkira 0 2 dari kasus %P. 0. @angguan pendengaran

13

'erdapat pada 0 D 10 2 anak dengan %P. @angguan berupa kelainan neurologen terutama persepsi nada tinggi, sehingga sulit menangkap kataD kata. 'erdapat pada golongan koreoatetosis. 6. @angguan bi#ara +isebabkan oleh gangguan pendengaran atau retardasi mental. @erakan yang ter adi dengan sendirinya di bibir dan lidah menyebabkan sukar mengontrol ototDotot tersebut sehingga anak sulit membentuk kataDkata dan sering tampak anak berliur. ). @angguan penglihatan @angguan mata biasanya berupa strabismus kon,ergen dan kelainan re$raksi. Pada keadaan as$iksia yang berat dapat ter adi katarak. 7ampir 90 2 penderita %P menderita kelainan mata. 2 . ,. Diagn!sis

Cerebral palsy adalah suatu keadaan penurunan $ungsi motorik yang ter adi saat a-al kehidupan. +e$isit ini dapat mempengaruhi satu atau lebih bagianDbagian dari sistem syara$ yang akan mengakibatkan berbagai ge ala. >eberapa tipe yang utama antara lain 5 :1; piramidal, yaitu spatik Juadriplegia, yang biasanya berhubungan dengan retardasi mental dan epilepsiC diplegia :biasanya terdapat pada bayi prematur; atau hemiplegiaC :9; ekstrapiramidal, termasuk tipe distonik dan koreoathetonikC serta :/; tipe #ampuran yang melibatkan sistem piramidal dan ekstrapiramidal?. Probabilitas ke adian %P meningkat seiring dengan meningkatnya prematuritas, kehamilan kembar dan uga meningkatnya intracranial hemorrhage, meningitis atau ke ang neonatal. 6ntuk mengetahui adanya dis$ungsi otak yang serius, dapat dilakukan dengan menggunakan indikator yang reliabel yaitu lingkar kepala per umur. &alah satu bentuk yang dapat teraba oleh tangan adalah tolakan dari sutura #ranial dan fontanella yang menutup dini, yang merupakan indikasi microcephaly. 'andaDtanda pada kon ungsi dengan bentukDbentuk sebagai

14

berikut, meningkatkan keparahan pada kerusakan motorik di masa yang akan datang?,/5 1. !esulitan makan dan komunikasi !esulitan makan yang ter adi pada bayi berumur /? minggu atau lebih adalah suatu pointer diagnosis ika sebabDsebab spesi$ik lainnya diabaikan. !esulitan makan dan komunikasi ini kemungkinan disebabkan karena adanya air liur yang berlebihan akibat $ungsi bulbar yang buruk, aspirasi pneumonia yang berulang dan terdapat kegagalan pertumbuhan paru-paru. 8asalah kesulitan makan yang menetap dapat men adi ge ala a-al dari kesulitan untuk mengekspresikan bahasa di masa yang akan datang. Penilaian a-al kemampuan berkomunikasi dilakukan dengan bantuan ahli terapi bi#ara dan bahasa adalah penting dilakukan untuk mengetahui alat yang sesuai sebagai alternati$ untuk membantu berkomunikasi. 7al ini penting dilakukan untuk memantau perkembangan kogniti$ anak . 9. 7ipotonia, stereotipe motorik dan kelainan postur tubuh 7ipotonia berat merupakan tanda a-al yang penting dari adanya kerusakan neurologis. +an dalam ketidakhadiran sebabDsebab sistemik, harus dilakukan tindakan tertentu untuk melakukan penyelidikan se#ara mendetail. >ayi yang mengalami lemas :floppy; dapat berkembang men adi distonia atau diskinesia sampai akhir tahun pertama usia kehidupannya. &edikitnya ,ariabilitas pada gerakan tungkai atau gerakan yang terusDmenerus atau cramped postures, uga merupakan indikasi adanya kemungkinan kerusakan motorik. /. !e ang !e ang pada bayi dan neonatal menun ukkan adanya penyakit pada struktur utama otak dengan kemungkinan konsekuensi kerusakan pada sistem motorik. Walaupun #edera struktural meningkat, hubungan antara spasme dan ke ang pada bayi, mempengaruhi ke adian %P sebanyak 902, terutama pada mereka yang menderita Juadriplegia dan hemiplegia yang disertai pre#e!isting cortical. AnakDanak yang mengalami diplegia arang mengalami ke ang. ?. Penglihatan

15

8asalah penglihatan yang biasanya mun#ul adalah uling. 6ntuk mengetahui apakah retinopati pada bayi prematur dapat menyebabkan retinal detachment, membutuhkan surveillance yang menyeluruh terhadap semua penderita %P de-asa muda sampai setelah 10 tahun kedua kehidupannya. !erusakan pada kortikal atau "hite matter menyebabkan field loss reflect pada organ penglihatan. AnakDanak yang mengalami kerusakan ,isual, biasanya disertai dengan keterlambatan perkembangan motorik, -alaupun tanpa adanya ge ala neurologis pada $okal. +alam PKL, kelainan pada bagian in$erior dapat menyebabkan mun#ulnya suatu ge ala dimana penderita mengalami alan terhuyungDhuyung, tersandung dan atuh yang dapat menimbulkan kesalahan diagnosa bah-a penderita mengalami $ungsi motorik yang buruk. &e#ara keseluruhan, 112 penderita %P mengalami kerusakan ,isual yang parah. 0. Pendengaran !ehilangan pendengaran berhubungan dengan mikrose$ali, mikro$talmia dan penyakit antung ba-aan, dimana disarankan untuk memeriksa ada tidaknya in$eksi 'E4%7 :toksoplasma, rubella, sitomegalo,irus dan herpes simpleks;. Pada sebagian penderita diskinesia, kernikterus dapat menyebabkan ketulian sensorineural $rekuensi tinggi. 6. *ungsi kogniti$ dan perilaku &ebanyak 90 2 penderita %P mengalami masalah kogniti$ dan tidak dapat ber alan. Pemeriksaan pada anak hemiplegia berusia 6 D 10 tahun menun ukkan 612 mengalami satu atau lebih masalah psikiatrik, antara lain gelisah dan depresi :902;, kelainan tingkah laku :9?2;, hiperakti$itas berat dan inattention :102; dan autisme :1/2;. +iagnosis tersangka %P dilakukan oleh neonatologis, dokter anak atau komunitas dokter anak yang telah berpengalaman mendiagnosis %P. @e ala kelainan neurologi yang ter adi pada masa perkembangan otak, seringkali tersembunyi hingga struktur otak #ukup matang untuk mengetahuinya. &ehingga sebagian besar dokter akan menunda diagnosis $ormal hingga anak berusia 9 tahun. The $ational Collaborative Perinatal Project di Amerika &erikat merekomendasikan peringatan bah-a H dari anakDanak yang didiagnosa

16

mengalami diplegia spastik dan L dari semua anak yang menun ukkan tandaD tanda %P pada tahun pertama kehidupan mereka, akan tampak sebagai ge ala %P setelah mereka berusia ) tahun?. +okterDdokter mendiagnosa %P pada bayiDbayi dengan melakukan tes pada kemampuan motorik dan analisis menyeluruh pada #atatan medis mereka. &uatu ri-ayat medis, tes diagnosis dan regular chec #up dapat digunakan untuk memastikan diagnosis %P atau untuk mengeliminasi kemungkinan ter adinya penyakit yang lain. 6ntuk mendiagnosis %P disamping berdasarkan anamnesis yang teliti, ge alaDge ala klinis, uga diperlukan pemeriksaan penun ang lainnya.>erikut adalah beberapa tes yang digunakan untuk mendiagnosis %P?,65 1. Flektroense$alogram :6@;
6

@ dapat dilakukan dari usia bayi sampai de-asa. 8erupakan salah satu

pemeriksaan penting pada pasien dengan kelainan susunan sara$ pusat. Alat ini beker a dengan prinsip men#atat akti,itas elektrik di dalam otak, terutama pada bagian korteks :lapisan luar otak yang tebal;. +engan pemeriksaan ini, akti$itas sel-sel sara$ otak di korteks yang $ungsinya untuk kegiatan seharihari, seperti tidur, istirahat dan lain-lain, dapat direkam. Pada in$eksi susunan sara$ pusat seperti meningitis, ense$alitis, pemeriksaan 6@ perlu dilakukan untuk melihat kemungkinan, misalnya ter adi ke ang yang tersembunyi atau adanya bagian otak yang terganggu. 9. Flektromiogra$i :F8@; dan $erve Conduction %elocity :3%K; Alat ini sangat berguna untuk membuktikan dugaan adanya kerusakan pada otot atau syara$. 3%K digunakan terlebih dahulu sebelum F8@, dan digunakan untuk mengukur ke#epatan saat dimana sara$Dsara$ mentransmisikan sinyal. &elama pemeriksaan 3%K, elektroda ditempelkan pada kulit yang dilalui syara$ yang spesi$ik untuk suatu otot atau sekelompok otot. Prinsip ker a 3%K adalah memberikan stimulus elektrik yang dihantarkan melalui elektrode, kemudian respon dari otot dideteksi, diolah dan ditampilkan. !ekuatan dari

1%

sinyal yang diberikan uga dihitung. !ondisi neurologis dapat menyebabkan 3%K melambat atau men adi lebih lambat pada salah satu sisi tubuh. F8@ mengukur impulse dari sara$ dalam otot. Flektrode ke#il diletakkan dalam otot pada lengan dan kaki dan respon elektronik diamati dengan menggunakan suatu alat yang menampilkan gerakan suatu arus listrik :oscilloscope;. Alat ini mendeteksi bagaimana otot beker a. /. 'es Laboratorium a. Analisis kromosom Analisis kromosom dapat menun ukkan identi$ikasi suatu anomali genetik :#ontohnya Do"n&s 'yndrome; ketika anomali tersebut mun#ul pada sistem organ. b. 'es $ungsi tiroid 'es $ungsi tiroid dapat menun ukkan kadar hormon tiroid yang rendah yang dapat menyebabkan beberapa #a#at ba-aan dan retardasi mental berat. #. 'es kadar ammonia dalam darah !adar ammonia yang tinggi di dalam darah : hyperammonemia; bersi$at toksik terhadap sistem sara$ pusat :seperti otak dan sumsum tulang belakang;. +e$isiensi beberapa enGim menyebabkan kerusakan asam amino yang menimbulkan hyperammonemia. 7al ini dapat disebabkan oleh kerusakan li,er atau kelainan metabolisme ba-aan. ?. Imaging test 'es gambar sangat membantu dalam mendiagnosa hidrose$alus, abnormalitas struktural dan tumor. In$ormasi yang diberikan dapat membantu dokter memeriksa prognosis angka pan ang seorang anak. a. Magnetic (esonance Imaging atau 84I 84I menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk men#iptakan gambar dari struktur internal otak. &tudi ini dilakukan pada anakDanak yang lebih tua. 84I dapat mende$inisikan abnormalitas dari

1'

"hite matter dan korteks motorik lebih elas daripada metodeDmetode lainnya. b. %' s#an 'eknik ini merupakan gabungan sinar M dan teknologi komputer, menghasilkan suatu gambar yang memperlihatkan setiap bagian tubuh se#ara terin#i termasuk tulang, otot, lemak dan organ-organ tubuh. &uatu computed tomography scan dapat menun ukkan mal$ormasi ba-aan, hemorrhage dan PKL pada bayi. #. 6ltrasound )ltrasound menggunakan echo dari gelombang suara yang dipantulkan ke dalam tubuh untuk membentuk suatu gambar yang disebut sonogram. Alat ini seringkali digunakan pada bayi sebelum tulang tengkorak mengalami pengerasan dan menutup untuk mendeteksi kista dan struktur otak yang abnormal. 2 . -. Diagn!sis Banding'

1. 8ental subnormal &ukar membedakan %P yang disertai retardasi mental dengan anak yang hanya menderita retardasi mental. !edua keadaan ini pada umumnya saling menyertai. Eleh karena itu kalau ditemukan anak dengan retardasi mental, maka harus di#ari tandaDtanda %P, demikian pula sebaliknya. 9. 4etardasi motorik terbatas &ukar untuk membedakan %P tipe diplegia yang ringan, dengan kelainan motorik terbatas pada tungkai ba-ah. /. 'ahanan ,olunter terhadap gerakan pasi$ Anak mungkin didiagnosis sebagai tipe spastik, padahal sebenarnya hanya menun ukkan adanya tahanan terhadap gerakan pasi$, biasanya pada abduksi paha. ?. !elainan persendian

1(

!eterbatasan abduksi sendi paha dapat ter adi pada dislokasi kongenital. @erakan yang terbatas, terdapat pula arthrogryposis multiple! congenital, seringkali dikelirukan dengan tipe spastik. Pada anak dengan mental subnormal atau hipotonia berat yang tidur pada satu sisi, dapat menyebabkan kontraktur otot yang menyebabkan gerakan abduksi paha terbatas. 0. %ara ber alan yang belum stabil %ara anak yang baru bela ar ber alan terutama pada mereka yang terlambat ber alan, sering diduga menderita %P. 6. @erakan normal @erakan lengan dan kaki yang normal pada bayi sering dikelirukan dengan tipe athetoid. 'erutama pada bayi dengan risiko athetoid, seperti pada hiperbilirubinemia. Eleh karena itu diperlukan pemeriksaan yang teliti. ). >er alan ber in it &ebagian besar penderita tipe spatik ber alan dengan #ara ber in it. 'etapi #ara ber alan dengan ber in it kadang-kadang terdapat pada anak yang normal yang mulai bela ar ber alan dengan #ara ini. 6ntuk membedakan dengan tipe spastik, maka pada anak yang masih bela ar ber alan dengan tonus otot, tendon erk dan reaksi plantar yang normal. %ara ber alan ber in it uga terdapat pada tendon akiles yang pendek kongenital, muskular distro$i, dislokasi sendi paha unelateral, autisme dan distonia muskolorum. 8. Pemendekan kongenital pada gluteus maksimus, gastroknemius dan hamstring. !eadaan ini menyebabkan anak sulit duduk, sehingga terlambat duduk. 'etapi tendon <erk pada anak ini normal, untuk membedakannya dengan penderita tipe spastik. (. !elemahan ototDotot pada miopati, hipotoni atau palsy *rb. Pada semua kasus ini akan ditemukan kelamahan otot. +nee ,er , abduksi paha dan dorso$leksi sendi pergelangan kaki adalah normal. Palsy *rb arang yang menetap. 10. Penyebab lain dari gerakan in,olunter

2)

Penyebab yang dimaksud termasuk didalamnya adalah tremor, spasme torsi, spasme nutans, korea dan tik. &ering membingungkan adalah antara athetosis dangan ataksia, sebelum gerakan in,olunter yang khas timbul. Pada spasme torsi, ge ala pertama adalah sering terdapat hipertonus pada ototDotot betis, $leksi plantar dan in,ersi dengan aduksi kaki. !emudian ter adi tortikolis, yang diikuti dengan spame torsi yang khas. &pasme nutans sering dikelirukan dengan tremor, tetapi tanda yang khas adalah kepala yang menganggukD angguk atau t"itching, disertai dengan kebiasaan melihat dengan u ung mata. 7arus dapat membedakan athetosis dengan gerak yang lebih tidak teratur pada korea &ydenham atau 7untington. 11. PenyakitDpenyakit degerati$ pada susunan sara$ PenyakitDpenyakit seperti lipoidosis, leukoense$alopati, penyakit 'childer :ense$alitis periaksialis; dan multiple sklerosis sering dikelirukan dengan %P dengan penyebab pranatal. 'oksoplasmosis dapat meyebabkan ke angDke ang atau spastisitas, sehingga sering mengaburkan penyebab utamanya. Phenyl etonuria, -alaupun arang uga dapat menyebabkan spastisitas. 19. !elainan pada medula spinalis !elainan disini adalah diastematomieli, siringomieli dan disra$isme spinal. +iastematomieli adalah kelainan kongenital pada medula spinalis yang menyebabkan paresis progresi$ pada tungkai ba-ah. &iringomieli ter adi pada anak yang agak besar, yang ditandi dengan adanya atro$i otot, arthropati, kelemahan atau spastisitas dan terdapat gangguan pada rasa sakit. !elainan kongenital lain adalah tidak terbentuknya tulak sakrum, menyebabkan kelemahan pada kaki dan disertai gangguan kontrol s$ingter. &pastis diplegia atau monoplegia adalah sangat arang, oleh kareba itu harus di#ari ge alaDge ala lain pada ekstremitas atas. 1/. &indrom lain !leidokranial diastosis yaitu tidak terbentuknya 1B/ bagian medial kla,ikula, kadangDkadang diikuti spastisitas dan mental subnormal. Platibasia dan kelainan lain pada dasar kepala, kadangDkadang disertai leher yang pendek, ataksia atau hipotonia.

21

2 . ..

Penatalaksanaan

Terapi /isik0 Perilaku dan Lainn+a 'erapi, apakah untuk pergerakan, bi#ara atau kemampuan menger akan tugas sederhana, merupakan tu uan dari terapi %P. 'erapi %P ditu ukan pada perubahan kebutuhan penderita sesuai dengan perkembangan usia1. 'erapi $isik selalu dimulai pada usia tahun pertama kehidupan, segera setelah diagnostik ditegakkan. Program terapi $isik menggunakan gerakan spesi$ik mempunyai 9 tu uan utama yaitu men#egah kelemahan atau kemunduran $ungsi otot yang apabila berlan ut akan menyebabkan pengerutan otot :disuse atrophy; dan yang kedua adalah menghindari kontraktur, dimana otot akan men adi kaku yang pada akhirnya akan menimbulkan posisi tubuh abnormal1. !ontraktur adalah satu komplikasi yang sering ter adi. Pada keadaan normal, dengan pan ang tulang yang masih tumbuh akan menarik otot tubuh dan tendon pada saat ber alan dan berlari dan akti,itas sehari-hari. 7al ini memastikan bah-a otot akan berkembang dalam ke#epatan yang sama. 'etapi pada anak dengan %P, spastisitas akan men#egah peregangan otot dan hal tersebut akam menyebabkan otot tidak dapat berkembang #ukup pesat untuk mengimbangi ke#epatan tumbuh tulang. !ontraktur dapat mengganggu keseimbangan dan memi#u hilangnya kemampuan yang sebelumnya. +engan melakukan terapi $isik sa a atau dengan kombinasi penopang khusus :alat orthotik;, kita dapat men#egah komplikasi dengan #ara melakukan peregangan pada otot yang spastik. &ebagai #ontoh, ika anak mengalami spastik pada otot hamstring, terapis dan keluarga seharusnya mendorong anak untuk duduk dengan kaki diluruskan untuk meregangkan ototnya1. 'u uan ketiga dari program terapi $isik adalah meningkatkan perkembangan motorik anak. %ara ker a untuk mendukung tu uan tersebut dengan tehnik >obath. +asar dari program tersebut adalah re$leks primiti$ akan tertahan pada anak %P yang menyebabkan hambatan anak untuk bela ar mengontrol gerakan ,olunter. 'erapis akan berusaha untuk menetralkan re$leks tersebut

22

dengan memposisikan anak pada posisi yang berla-anan. <adi, sebagai #ontoh, ika anak dengan %P normalnya selalu melakukan $leksi pada lengannya, terapis seharusnya melakukan gerakan ekstensi berulang kali pada lengan tersebut1. Pendekatan kedua untuk terapi $isik adalah membuat pola, berdasarkan prinsip bah-a kemampuan motorik seharusnya dia arkan dalam ururtan yang sama supaya berkembang se#ara normal. Pada pendekatan kontro,esial tersebut, terapis akan membimbing anak sesuai dengan gerakan sepan ang alur perkembangan motorik normal. &ebagai #ontoh, anak bela ar gerakan dasar seperti menarik badannya pada posisi duduk dan merangkak sebelum anak mampu ber alan, yang berhubungan dengan tanpa melihat usianya 1. 'erapi $isik hanya merupakan satu elemen dari program perkembangan bayi selain uga meliputi usaha untuk menyediakan satu lingkungan yang ber,ariasi dan dapat menstimulasi perkembangan motorik anak. Anak %P uga membutuhkan pengalaman baru dan interaksi dengan lingkungan disekitarnya dalam upaya pembela aran. Program stimulasi dapat memberikan pengalaman yang ber,ariasi pada anak yang se#ara $isik tidak memungkinkan untuk bereksplorasi1. Pada saat anak %P men#apai usia sekolah, penekanan terapi bergeser dari perkembangan motorik dini. 6saha sekarang ditu ukan pada persiapan anak untuk masuk sekolah, membantu anak untuk membangun akti,itas harian rutin, dan memaksimalkan kemampuan anak untuk berkomunikasi1. 'erapi $isik saat ini dapat membantu anak %P mempersiapkan sekolah dengan meningkatkan kemampuan untuk duduk, bergerak leluasa atau dengan kursi roda, atau melakukan tugas misalnya menulis. Pada terapi okupasi, terapis beker a dengan anak untuk mengembangkan kemampuan makan, berpakaian, atau menggunakan kamar mandi. 7al ini akan menurunkan kebutuhan pada pengasuh dan mempertinggi keper#ayaan pada diri sendiri. 6ntuk anak yang mengalami kesulitan berkomunikasi, terapi -i#ara beker a untuk mengidenti$ikasi kesulitan spesi$ik dan memba-a mereka dalam program latihan, menggunakan alat komunikasi khusus, misalnya komputer dengan suara1. 'erapi perilaku merupakan salah satu alan untuk meningkatkan

23

kemampuan anak. 'erapi ini, menggunakan teori dan tehnik psikologi, yang dapat melengkapi terapi $isik, bi#ara dan okupasi. &ebagai #ontoh, terapi perilaku meliputi menyembunyikan boneka dalam kotak dengan harapan anak dapat bela ar bagaimana meraih kotak dengan menggunakan tangan yang lebih lemah. &eperti anak bela ar untuk berkata dengan huru$ depan b dapat menggunakan balon untuk men#iptakan kata tersebut. Pada kasus yang lain, terapis dapat men#oba menghindari perilaku yang tidak menguntungkan atau perilaku merusak, misalnya menarik rambut atau menggigit, dengan menun ukkan hadiah pada anak yang menun ukkan akti,itas yang baik1. Pada saat anak %P tumbuh lan ut, kebutuhan mereka untuk dan tipe terapi dan pelayanan bantuan lain akan berlan ut dan berubah. 'erapi $isik berkelan utan berdasarkan masalah pergerakan dan disuplementasi dengan latihan ,okal, rekreasi dan program yang menyenangkan, dan edukasi khusus ika diperlukan. !onseling untuk perubahan emosi dan psikologis dapat dibutuhkan pada setiap usia, tetapi paling sering pada masa rema a. 'ergantung pada kemampuan $isik dan intelektual, orang de-asa mungkin membutuhkan pengasuh yang peduli, akomodasi hidup, transportasi atau peker aan1. +engan tanpa memandang usia dan bentuk terapi yang digunakan, terapi tidak berhenti saat penderit keluar dari ruangan terapi. Pada kenyataannya, sebagian besar peker aan sering dilakukan di rumah. 'erapis ber$ungsi sebagai pelatih, menyiapkan orang tua dan penderita dengan strategi dan melatihnya dimana dapat membantu meningkatkan penampilan di rumah, sekolah dan dimasyarakat1. Alat &ekanik 8ulai dengan bentuk yang sederhana misalnya sepatu ,el#ro atau bentuk yang #anggih seperti alat komunikasi komputer, mesin khusus dan alat yang diletakkan dirumah, sekolah dan tempat ker a dapat membantu anak atau de-asa dengan %P untuk menutupi keterbatasannya1. !omputer merupakan #ontoh yang #anggih sebagai alat baru yang dapat membuat perubahan yang bermakna dalam kehidupan penderita %P. &ebagai

24

#ontoh, anak yang tidak dapat berbi#ara atau menulis tetapi dapat membuat gerakan dengan kepala mungkin dapat bela ar untuk mengendalikan komputer dengan menggunakan pointer lampu khusus yang diletakkan di ikat kepala. +engan dilengkapi dengan komputer dan sintesiser suara, anak akan berkomunikasi dengan orang lain. Pada kasus lain, tehnologi telah mendukung penemuan ,ersi baru dari alat lama, misalnya kursi roda tradisional dan bentuk yang lebih baru yang dapat ber alan dengan menggunakan listrik1. Terapi &edika ent!sa 6ntuk penderita %P yang disertai ke ang, dokter dapat memberi obat anti ke ang yang terbukti e$ekti$ untuk men#egah ter adinya ke ang ulangan. obat yang diberikan se#ara indi,idual dipilih berdasarkan tipe ke ang, karena tidak ada satu obat yang dapat mengontrol semua tipe ke ang. >agaimanapun uga, orang yang berbeda -alaupun dengan tipe ke ang yang sama dapat membaik dengan obat yang berbeda, dan banyak orang mungkin membutuhkan terapi kombinasi dari dua atau lebih ma#am obat untuk men#apai e$ekti,itas pengontrolan ke ang. 'iga ma#am obat yang sering digunakan untuk mengatasi spastisitas pada penderita %P adalah15 1. +iaGepam Ebat ini beker a sebagai relaksan umum otak dan tubuh. Pada anak usia 16 bulan tidak direkomendasikan, sedangkan pada anak usia .6 bulan diberikan dengan dosis 0,19 D 0,8 mgB!g?Bhari per oral dibagi dalam 6D 8 am, dan tidak melebihi 10 mgBdosis 9. >a#lo$en Ebat ini beker a dengan menutup penerimaan signal dari medula spinalis yang akan menyebabkan kontraksi otot. +osis obat yang dian urkan pada penderita %P adalah sebagai berikut5 9 D ) tahun5 +osis 10 D ?0 mgBhari per oral, dibagi dalam / D ? dosis. +osis dimulai 9,0 D 0 mg per oral / kali per hari, kemudian dosis dinaikkan 0 D 10 mgBhari, maksimal ?0 mgBhari

25

8 D 11 tahun5 +osis 10 D 60 mgBhari per oral, dibagi dalam / -? dosis. +osis dimulai 9,0 D 0 mg per oral / kali per hari, kemudian dosis dinaikkan 0 D 10 mgBhari, maksimal 60 mgBhari

. 19 tahun5 +osis 90 D 80 mgBhari per oral, dibagi dalam / -? dosis. +osis dimulai 0 mg per oral / kali per hari, kemudian dosis dinaikkan 10 mgBhari, maksimal 80 mgBhari

/. +antrolene Ebat ini beker a dengan menginter,ensi proses kontraksi otot sehingga kontraksi otot tidak beker a. +osis yang dian urkan dimulai dari 90 mgBhari, maksimal ?0 mgBhari Ebat-obatan tersebut diatas akan menurunkan spastisitas untuk periode singkat, tetapi untuk penggunaan angka -aktu pan ang belum sepenuhnya dapat di elaskan. Ebat- obatan tersebut dapat menimbulkan e$ek samping, misalnya mengantuk, dan e$ek angka pan ang pada sistem sara$ yang sedang berkembang belum elas. &atu solusi untuk menghindari e$ek samping adalah dengan mengeksplorasi #ara baru untuk memberi obat- obat tersebut1. Penderita dengan %P atetoid kadang-kadang dapat diberikan obat-obatan yang dapat membantu menurunkan gerakan-gerakan abnormal. Ebat yang sering digunakan termasuk golongan antikolinergik, beker a dengan menurunkan akti,itas a#etilkoline yang merupakan bahan kimia messenger yang akan menun ang hubungan antar sel otak dan men#etuskan ter adinya kontraksi otot. Ebat-obatan antikolinergik meliputi triheNyphenidyl, benGtropine dan pro#y#lidine hydro#hloride1. Adakalanya, klinisi menggunakan membasuh dengan alkohol atau in eksi alkohol kedalam otot untuk menurunkan spastisitas untuk periode singkat. 'ehnik tersebut sering digunakan klinisi saat hendak melakukan koreksi perkembangan kontraktur. Alkohol yang diin eksikan kedalam otot akan melemahkan otot selama beberapa minggu dan akan memberikan -aktu untuk melakukan bra#ing, terapi. Pada banyak kasus, teknik tersebut dapat menunda kebutuhan untuk melakukan

26

pembedahan1. B!tulinu T!1in 2B3T345

8erupakan medikasi yang beker a dengan menghambat pelepasan a#etil#holine dari presinaptik pada pertemuan otot dan sara$. In eksi pada otot yang kaku akan menyebabkan kelemahan otot. !ombinasi terapi antara melemahkan otot dan menguatkan otot yang berla-anan ker anya akan meminimalisasi atau men#egah kontraktur yang akan berkembang sesuai dengan pertumbuhan tulang. Inter,ensi ini digunakan ika otot yang menyebabkan de$ormitas tidak banyak umlahnya, misalnya spastisitas pada tumit yang menyebabkan gait alan ber in it :Toe#heel gait; atau spastisitas pada otot $leNor lutut yang menyebabkan #rou#h gait. Perbaikan tonus otot sering akibat mulai berkembangnya sara$ terminal, yang merupakan proses dengan pun#ak ter adi pada 60 hari1. Inter,ensi botulinum dapat digunakan pada de$ormitas ekstremitas atas yang se#ara sekunder akibat tonus otot abnormal dan tumbuhnya tulang. !elainan yang sering di umpai adalah aduksi bahu dan rotasi internal, $leksi lengan, pronasi telapak tangan dan $leksi pergelangan tangan dan ari- ari. >otulinum toksin sangat e$ekti$ untuk memperbaiki kekakuan siku dan ekstensi ibu ari. &eperti sudah diduga sebelumnya, $ungsi motorik halus tidak banyak mengalami perbaikan. !euntungan dari segi kosmetik untuk memperbaiki $leksi siku sangat dramatik1. !omplikasi in eksi botulinum toksin dikatakan minimal. 3yeri akibat in eksi minimal, biasanya akan hilang tidak lebih dari 0 menit setelah in eksi. F$ikasi ter#apai dalam ?8-)9 am dan akan menghilang dalam 9-? bulan setelah in eksi. Lama -aktu penggunaan botulinum toksi dilan utkan tergantung dari dera at abnormalitas tonus otot, respon penderita dan kemampuan untuk memelihara $ungsi yang diinginkan1. Ba6l!fen Intratekal >a#lo$en merupakan @A>A agonis yang diberikan se#ara intratekal melalui pompa yang ditanam akan sangat membantu penderita dalam mengatasi kekakuan

2%

otot berat yang sangat mengganggu $ungsi normal tubuh . !arena >a#lo$en tidak dapat menembus ?> se#ara e$ekti$, obat oral dalam dosis tinggi diperlukan untuk men#apai tu uan yang diinginkan ika dibandingkan dengan #ara pemberian intratekal. +i umpai penderita dengan ba#lo$en oral akan tampak letargik1. >a#lo$en intratekal diberikan pertama kali se ak tahun 1(80 sebagai obat untuk mengendalikan spasme otot berat akibat trauma pada tulang belakang. &e ak tahun 1((0, metode pengobatan ini mulai digunakan untuk koreksi pada penderita %P dan menun ukkan e$ikasi yang baik1. Terapi Beda7 Pembedahan sering direkomendasikan ika ter adi kontraktur berat dan menyebabkan masalah pergerakan berat. +okter bedah akan mengukur pan ang otot dan tendon, menentukan dengan tepat otot mana yang bermasalah. 8enentukan otot yang bermasalah merupakan hal yang sulit, ber alan dengan #ara ber alan yang benar, membutuhkan lebih dari /0 otot utama yang beker a se#ara tepat pada -aktu yang tepat dan dengan kekuatan yang tepat. 8asalah pada satu otot dapat menyebabkan #ara ber alan abnormal. Lebih auh lagi, penyesuaian tubuh terhadap otot yang bermasalah dapat tidak tepat. Alat baru yang dapat memungkinkan dokter untuk melakukan analisis gait. Analisis gait menggunakan kamera yang merekam saat penderita ber alan, komputer akan menganalisis tiap bagian gait penderita. +engan menggunakan data tersebut, dokter akan lebih baik dalam melakukan upaya inter,ensi dan mengkoreksi masalah yang sesungguhnya. 8ereka uga menggunakan analisis gait untuk memeriksa hasil operasi1. Eleh karena peman angan otot akan menyebabkan otot tersebut lebih lemah, pembedahan untuk koreksi kontraktur selalu diamati selama beberapa bulan setelah operasi. !arena hal tersebut, dokter berusaha untuk menentukan semua otot yang terkena pada satu -aktu ika memungkinkan atau ika lebih dari satu produser pembedahan tidak dapat dihindarkan, mereka dapat men#opba untuk men ad-alkan operasi yang terkait se#ara bersama-sama1. 'eknik kedua pembedahan, yang dikenal dengan selekti$ dorsal root rhiGotomy, ditu ukan untuk menurunkan spastisitas pada otot tungkai dengan menurunkan umlah stimulasi yang men#apai otot tungkai melalui sara$. +alam

2'

prosedur tersebut, dokter berupaya melokalisir dan memilih untuk memotong sara$ yang terlalu dominan yang mengontrol otot tungkai. -alaupun disini terdapat kontro,ersi dalam pelaksanaannya1. 'eknik pembedahan eksperimental meliputi stimulasi kronik #erebellar dan stereotaNi# thalamotomy. Pada stimulasi kronik #erebelar, elektroda ditanam pada permukaan #erebelum yang merupakan bagian otak yang bertanggung a-ab dalam koordinasi gerakan, dan digunakan untuk menstimulasi sara$-sara$ #erebellar, dengan harapan bah-a teknik tersebut dapat menurunkan spastisitas dan memperbaiki $ungsi motorik, hasil dari prosedur in,asi$ tersebut masih belum elas. >eberapa penelitan melaporkan perbaikan spastisitas dan $ungsi, sedang lainnya melaporkan hasil sebaliknya1. &tereotaNi# thalamotomy meliputi memotong bagian thalamus, yang merupakan bagian yang melayani penyaluran pesan dari otot dan organ sensoris. 7al ini e$ekti$ hanya untuk menurunkan tremor hemiparesis1. 2 . 8. Pr!gn!sis

!esembuhan dalam arti regenerasi otak yang sesungguhnya, tidak pernah ter adi pada %P. 'etapi ter adi perbaikan sesuai dengan tingkat maturitas otak yang sehat sebagai kompensasinya. Pengamatan angka pan ang yang dilakukan oleh %ooper dkk menun ukkan adanya tendensi perbaikan $ungsi koordinasi dan $ungsi motorik dengan bertambahnya umur pada anak yang mendapat stimulasi dengan baik?,). 8orbiditas dan mortalitas berhubungan dengan tingkat keparahan %P dan bersamaan dengan komplikasiDkomplikasi medis lain :seperti kesulitan perna$asan dan kelainan gastrointestinal;. Pada penderita Juadriplegia lebih berisiko mengalami epilepsi, abnormalitas ekstrapiramidal dan kelainan kogniti$ berat daripada mereka yang menderita diplegia atau hemiplegia?,). Fpilepsi ter adi pada 10 D 60 2 penderita %P dan lebih sering ter adi pada pasien dengan spastik Juadriplegia atau retardasi mental. !etika dibandingkan dengan kontrol, anakDanak penderita %P memiliki insidensi epilepsi lebih tinggi dengan onset selama tahun pertama kehidupannya dan lebih banyak memiliki

2(

ri-ayat ke ang neonatal, status epilepticus, politerapi dan pengobatan dengan menggunakan anti kon,ulsan baris kedua?. +i Inggris dan &kandina,ia sebanyak 90 D /0 2 dari penderita dengan kelainan ini mampu beker a sebagai buruh penuh. &edangkan /0 D/0 2 penderita yang disertai dengan retardasi mental, memerlukan pera-atan khusus. Prognosis yang paling baik pada dera at $ungsional ringan. Prognosis bertambah berat bila disertai retardasi mental, bangkitan ke ang, gangguan penglihatan dan pendengaran. Angka kematian penyakit ini adalah 0/ 2 pada tahun pertama dan 11 2 meninggal pada umur ) tahun?.

3)

BAB " PENUTUP Cerebral palsy :%P; adalah kelompok penyakit kronik yang mengenai pusat pengendalian pergerakan dengan mani$estasi klinis yang tampak pada beberapa tahun pertama kehidupan dan se#ara umum tidak akan bertambah memburuk pada usia selan utnya. %P dapat diklasi$ikasikan berdasarkan ge ala dan tanda klinis neurologis. 7ingga saat ini, %P diklasi$ikasikan berdasarkan kerusakan gerakan yang ter adi dan dibagi dalam ? kategori1. Cerebral palsy dapat disebabkan $aktor genetik maupun $aktor lainnya. Waktu ter adinya kerusakan otak se#ara garis besar dapat dibagi pada masa pranatal, perinatal dan postnatal?. 8ani$estasi klinik dari penyakit ini berma#amDma#am, tergantung pada lokasi yang terkena, apakah kelainan ter adi se#ara luas di korteks dan batang otak, atau hanya terbatas pada daerah tertentu?. +iagnosis tersangka %P dilakukan oleh neonatologis, dokter anak atau komunitas dokter anak yang telah berpengalaman mendiagnosis %P. +okterD dokter mendiagnosa %P pada bayiDbayi dengan melakukan tes pada kemampuan motorik dan analisis menyeluruh pada #atatan medis mereka?. 'erapi, apakah untuk pergerakan, bi#ara atau kemampuan menger akan tugas sederhana, merupakan tu uan dari terapi %P. 'erapi %P ditu ukan pada perubahan kebutuhan penderita sesuai dengan perkembangan usia 1. !esembuhan dalam arti regenerasi otak yang sesungguhnya, tidak pernah ter adi pada %P?.

31

DA/TA9 PUSTA#A 1. &aharso +. Cerebral Palsy +iagnosis dan 'atalaksana. %ontinuing Fdu#ation5 &urabaya.pp.1-// 9. &yari$ W&. Pera"atan Dental Ana dengan Cerebral Palsy. Prosiding 'emu Ilmiah >andung +ensitry (5 >andung.pp.1-8 /. Al,ian 4. 9019. Pende atan -rain -ased .earning untu prestasi belajar IPA ana cerebral palsy. eprints.uny.a#.idB(000B9Bbab2909290-2900010/9?101).pdf ?. 8ardiani F. 9006. /a tor#/a tor (isi o Prenatal dan Perinatal +ejadian Cerebral Palsy. 6ni,ersitas +iponegoro5 &emarang. 0. 4eddihough +&, %ollins !<. The epidemiology and causes of cerebral palsy0 Australian <ournal o$ Physiotherapy ?(5 )-19 6. <an 88&. Cerebral Palsy1 Comprehensive (evie" and )pdate . Ann &audi 8ed 9006C96:9;519/-1/9 ). Lati$ &. 9010. Cerebral palsy in children and young people. A,ailable $rom5 https5BB---.#erebra.org.ukB&ite%olle#tion+o#umentsB%P290brie$.pd$ mening at an $rom5 A,ailable

32

You might also like