You are on page 1of 3

GCS

The Glasgow Coma Scale (GCS) atau kadang-kadang juga dikenal sebagai Glasgow
Coma Skor adalah neurological skala yang bertujuan menilai kesadaran seseorang.
GCS menaksir tingkat kerusakan otak dan mengenali tingkat cedera dengan menilai
reaksi atas tiga hal. Pertama, bukaan mata (mata tak membuka, membuka dengan
pancingan "disakiti", membuka dengan pancingan ajakan bicara, atau membuka
spontan). Kedua, tanggapan saat diajak bicara (tanpa tanggapan, ada bunyi yang tak
dipahami, kata-kata tak jelas, bingung, mengenali). Ketiga, tanggapan pada rangsang
gerak (tak ada gerakan, tanggapan tertentu terhadap "nyeri", mengikuti perintah).
Tiap reaksi punya nilai, antara 13 - 15 untuk cedera otak ringan, 9 - 13 buat cedera
otak sedang, serta 8 atau kurang untuk cedera otak berat.
Skala :

1. Mata

4 : membuka mata tanpa stimulasi dalam kondisi terjaga penuh.


3 : bisa membuka mata jika distimulasi ditepuk tepuk badannya
2 : bisa membuka mata hanya jika disakiti
1 : tidak bisa membuka mata no respon

2. Verbal

5 : bisa menjawab sesuai yang ditanyakan


4 : bisa menjawab dengan kalimat, tapi tidak jelas.
3 : bisa menjawab dengan kata, tapi tidak jelas.
2 : hanya bisa menjawab dengan erangan
1 : no respond

3. Motorik

6 : bisa bergerak sesuai yang diperintahkan


5 : bisa bergerak ketika distimulasi melokalisir menepis stimulasi yang menyakiti
4 : bisa bergerak ketika distimulasi sakit, tapi bersifat withdrawal menghindari
sumber sakit.
3 : bisa bergerak ketika disakiti, tapi tidak mampu menghindar, cuma menekuk sendi
2 : bisa bergerak ketika disakiti, tapi cuma reflek gerak sederhana meluruskan
sendi
1 : no respon

Ato,. .

Motor (respon motorik) :

(6) : mengikuti perintah

(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri)

(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus


saat diberi rangsang nyeri)

(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki
extensi saat diberi rangsang nyeri).

(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari
mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).

(1) : tidak ada respon

Glasgow mencoba mengkaitkan antara kesadaran seseorang dengan reflek fisik. Jika
fisiknya tidak bisa merespon stimulasi dengan baik, maka secara bertahap
kesadaran orang tersebut dianggap menurun, sampai pada suatu batas terendahnya
yaitu koma alias mati suri.
Total nilai antara respon mata, verbal, dan motorik diberi angka 15. Jika seseorang
memperoleh nilai akumulatif 15 berarti orang tersebut berada dalam kondisi 'sadar'
alias 'terjaga' penuh. Jika di bawah angka 8, ia sudah dikategorikan sebagai koma.
Akan tetapi, orang yang memiliki angka tertinggi dalam skala Glasgow sebenarnya
sekadar menggambarkan fungsi kesadaran dalam arti 'terjaga'. Dan itu, hanya
sebagian saja dari fungsi kesadaran. Sebab, nilai tersebut belum menggambarkan
nilai-nilai luhur dari 'Kesadaran' seseorang.
Misalnya, apakah orang yang 'terjaga' itu sedang bahagia, ataukah kecewa. Ia
sedang tentram ataukah merasa gelisah. Apakah ia sedang penuh rasa cinta ataukah
penuh dendam. Ia bisa membuat keputusan dengan sikap bijaksana ataukah marah
dan putus asa. Dan lain sebagainya.
Apa yang diukur Glasgow adalah sekadar nilai kuantitatif 'Kesadaran'. Sedangkan
fungsi luhur adalah bersifat kualitatif. Pengukuran fungsi luhur seseorang biasanya
diukur dengan metode psikotest.
Kesadaran yang bersifat kualitatif ini sangat berkait dengan fungsi akal seseorang.
Kualitas kesadaran yang baik, menunjukkan fungsi akal yang juga baik. Sedangkan
kualitas kesadaran yang jelek, menggambarkan fungsi akal yang juga jelek.
Dengan kata lain, secara umum, fungsi kesadaran sangat berimpit dengan fungsi
akal. Bahkan kita bisa mengatakan bahwa keduanya adalah identik. Karena itu,
kesadaran dan akal bisa menjadi parameter atas kualitas Jiwa seseorang.
Kualitas akal dan kesadaraan yang baik, menggambarkan fungsi jiwanya baik.
Sebaliknya kualitas akal dan kesadaran yang jelek menggambarkan fungsi Jiwa yang
jelek. Secara ekstrim dikatakan, jika akal dan kesadarannya rusak, maka Jiwanya
pun rusak. Dan begitulah sebaliknya.
Maka, pada kesempatan ini kita memperoleh kesimpulan bahwa 'Akal' dan
‘Kesadaran’ adalah fungsi utama pada Jiwa seseorang. Seseorang dikatakan berJiwa
sehat, jika akal dan kesadarannya berfungsi secara sehat. Dan Jiwa dikatakan tidak
sehat jika akal dan kesadaran seseorang sedang tidak sehat.

Hasil pemeriksaan kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…

Selanutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6
dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.

Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :

GCS : 14 – 15 = CKR (cidera kepala ringan)

GCS : 9 – 13 = CKS (cidera kepala sedang)

GCS : 3 – 8 = CKB (cidera kepala berat)

You might also like