You are on page 1of 11

ENSEFALITIS

Pendahuluan Invasi dan multipikasi mikro-organisme di dalam jaringan tubuh akan mendapatkan perlawanan dari tubuh sebagai bentuk reaksi pertahanannya. Reaksi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala prodromal yang bisa saja mengakhiri penyebaran infeksi lebih lanjut, tetapi dipihak lain perlawanan tubuh terhadap kuman dapat dikalahkan dan infeksi bisa berlanjut secara sistematik. Apabila sampai pada tahap ini maka penyebaran keseluruh organ tubuh dapat terjadi sehingga timbullah peradangan setempat, salah satunya adalah otak. Definisi Ensefalitis atau yang lebih sering disebut sebagai viral ensealitis adalah peradangan pada otak yang biasanya disebabkan oleh virus. roses peradangannya jarang terbatas pada jaringan otak saja tetapi hampir selalu mengenai selaput otak, maka dari itu lebih tepat bila disebut meningoensefalitis. Ensefalitis mencakup berbagai variasi dari bentuk yang paling ringan sampai dengan yang parah sekali seperti koma dan kematian. Epidemiologi !enurut "enters for #isease "ontrol sekitar $%.%%% kasus dan ensefalitis viral akut dilaporkan di Amerika. &ematian mencakup '-$%( dari penderita keseluruhan dan gejala sisa seperti deteriorasi mental, defek amnesia, perubahan kepribadian dan hemiparese terlihat pada sekitar $%(. )amun secara keseluruhan hal ini tidak dapat menggambarkan angka kejadian terhadap kematian maupun kelainan neurologis yang khusus dari masing-masing jenis virus. Etiologi Ensefalitis dapat disebabkan oleh bakteri, cacing, proto*oa, jamur, riketsia dan virus, tetapi yang terutama adalah virus dan bakteri. ENCEPHALITIS VIRALIS +anyak virus dapat menyebabkan encephalitis. ,indroma kliniknya berkisar dari malaise, nyeri kepala, panas, kaku kuduk, dan nausea serta vomitus sampai stupor, serangan kejang dan koma.

Infeksi penyerta pada medulla spinalis umumnya ditemukan pada infeksi encephalitis virus, dan keluhan serta gejalanya kadangkala dominan dan menutupi gambaran klinik otak. -ipe encephalitis yang spesifik yang terdapat pada pasien tertentu dapat tidak diketahui selama berminggu-minggu dan mungkin untuk selamanya. emeriksaan li.uor cerebrospinalis sering memperlihatkan reaksi yang sama sekali normal, sekalipun dapat terjadi sedikit peninggian jumlah sel atau kadar protein. Isolasi virus dari li.uor cerebrospinalis atau darah harus diusahakan sedini-dininya dalam perjalanan penyakit tersebut kalau kita menghendaki kesempatan untuk berhasil menegakkan diagnosanya. -iter li.uor spinalis dan darah seperti yang ditentukan dengan test neutralisasi serum, dapat memberikan petunjuk adanya infeksi virus tertentu. &enaikan titer sebanyak / kali lipat yang terjadi selama perjalanan klinik penyakit tersebut atau setelah terjadi kesembuhannya biasanya merupakan reaksi yang positif. ada saat-saat epidemi, kemungkinan keliru menentukan penyebab suatu kasus yang spesifik, cenderung lebih kecil. Infeksi Sistematik Encephalitis dapat terjadi sebagai komplikasi penyakit sistemik karena virus 0poliomyelitis, rabies1 atau merupakan 2postinfeksi3 yang terjadi setelah sembuh dari suatu peradangan virus 0rubeola, rubella1. Encephalitis dapat terjadi setelah vaksinasi cacar atau immunisasi pertusis. 4erpes simple5, mononucleosis infeksiosa, typhus, scrub typhus, herpes *oster, rabies, trichinosis, malaria dan schistosomiasis dapat disertai oleh encephalitis yang berat. emberian A"-4, corticosteroid atau kedua preparat tersebut kepada penderita encephalitis seperti rubeola tidak dapat mencegah terjadinya se.uelae ,, . ,ebagian kematian dapat dihindarkan dengan therapy yang konstan dan intensif. -indakan supportif meliputi perbaikan dehydrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit dengan pemberian cairan yang tepat secara intravena. #i samping itu, intubation tracheostomy untuk menghindarkan respiratory dustress, pengobatan komplikasi bakteri dengan antibiotika, pemberian oksigen, anticonvulsan sebagaimana diperlukan dan perawatan yang memadai merupakan tindakan yang dibutuhkan. C tomegali! In!lusion "od Disease &elainan ini merupakan infeksi virus, biasanya laten, pada bayi dan anak-anak. Infeksi yang nyata secara klinik dapat terjadi pada bayi baru lahir setelah transmisi transplacental dan manifestasinya berupa icterus, anemia, thrombocytopenia, dan perdarahan, hepatospleonomegaly, chorioretinitis, encephalitis dan microcephaly. enyakit ini dapat mengenai anak-anak kecil yang lebih besar. ,el-sel cytomegalic yang khas dapat diisolasikan dari urine atau kelenjar atau kelenjar adenoid pada kasus-kasus klinik dan laten.

"ytomegalovirus mudah diisolasikan dari urine dan jaringan tubuh pasien-pasien yang sakit dan dapat ditemukan berbulan-bulan setelah lahir atau setelah infeksi akut. +adan inclusi ynag khas besar terdapat pada sel-sel epitel dalam semiden urine. engobatan spesifik tidak ada yang efektif dan penyakit yang secara klinik aktif biasanya fatal. Infeksi cytomegalovirus dapat pula terjadi pada orang-orang yang immunosupresif. ,etelah transfusi yang massif, dapat terjadi penyakit cytomegalovirus ac.uisitas yang akut, yang memberikan gambaran klinik serupa dengan gambaran klinik mononucleosis infeksiosa tetapi biasanya tidak disertai gangguan ,, yang nyata. In!lusion "od En!ephalitis #Su$a!ute S!le%osing Panen!ephalitis& Encephalitis subakut pada anak-anak dan remaja ini ditandai dengan dementia yang progresif, gangguan koordinasi, ataia, myclonia, dan gejala-gejala fokal lainnya. Anak-anak dibawah usia 6$ tahun terutama diserang penyakit ini dengan onset perlahan-lahan tanpa panas. &endati li.uor cerebrospinalis hanya memperlihatkan sedikit perubahan, biasanya EE7 menunjukkan abnormalitas yang luas dengan kompleks wave and spike $ 8 / 4*. +adan inclusi intranuclear dan intracytoplasma ditemukan di dalam neuron dan ada kalanya di dalam oligodendroglia pada otak. #imulai dengan kemunduran mental, penyakit ini berkembang menjadi hallucinasi yaitu stadium gerakan involunter yang terjadi interval' 8 6% detik, mutisme akinetik dan kematian. +iasanya encephalitis ini berlangsung sekitar $ tahun, sekalipun pernah dilaporkan adanya penderita yang dapat hidup selama 9 tahun. &elainan ini juga disebut subacute sclerosing panencephalitis 0,, E1 dan dianggap merupakan se.uelae lanjut dari penyakit rubeola. +iasanya terdapat antibody rubeola di dalam li.uor cerebrospinalis dan meningginya titer antibody rubeola di dalam serum. Infeksi Co'sa!kie(i%us &eluhan dan gejala gangguan meningen dapat terjadi bersama panas yang akut atau subaku, nyeri kepala, malaise, nausea, nyeri abdomen dan kaku kuduk. +iasanya tidak terdapat perubahan sensorik, motorik atau perubahan refleks infeksi co5sackievirus ini dapat terjadi bersamaan dengan infeksi virus poliomyelitis anterior acuta. Infeksi "o5sackie virus akan sembuh sendiri 0selt limited disease1 dan bersifat benigna. 4erpangina dan pleurodynia epidemica dapat pula disebabkan oleh tipe virus ini. #iagnosanya ditegakkan dengan menemukan virus dalam faeces atau pharyn5 dan dengan terlihatnya peningkatan neutrali*ing antibody yang spesifik di dalam

serum. Enterovirus yang menimbulkan infeksi tractus intestinal manusia kini meliputi lebih dari :% jenis yang secara immunology berbeda. #ua puluh sembilan tipe co5sackievirus 0$; group A dan : group +1, $9 echovirus dan ; tipe poliovirus menyusun kelompok ini dan dapat menimbulkan gangguan ,, yang secara klinik tidak dapat dibedakan dengan yang ditimbulkan oleh virus-virus nonenteric seperti parotitis epedemica dan herpes simple5. )eningoen!ephalitis He%pes Simple' Inflamasi yang menimbulkan nekrosis asimetris yang berat dan terutama menyerang sistem limbic, dapat menimbulkan gangguan perilaku, menghilangnya daya ingat, disorientasi, hallucinasi olfactorius dangustatorius, serta kelainan fokal neurologis yang meliputi hemiparesis, hemianopsia, aphasia, dan adversive serta jacksonian epilepsy. +iasanya penyakit tersebut berjalan dengan cepat dan segera berakhir fatal. +adan inclusio intranuclear yang khas terdapat di dalam neuron-neuron yang terkena pada otak. <i.uor cerebropinalisnya kerapkali berdarah. +rain scanning, electroencephalography dan "- scanning biasanya memperlihatkan focus pada lobus temporalis medialis yang necrotic dan tampak sebagai suatu massa lesi. Adenine arabinoside 0Ara-A1 merupakan drug of choice pada infeksi ini, tetapi pengobatannya harus dimulai sedini-dininya untuk menurunkan angka morbiditas dan moralitas.

Ensefalitis Vi%al Ensefalitis mencakup berbagai variasi dari yang ringan sampai yang parah sekali dengan koma dan kematian. roses radangnya jarang terbatas pada jaringan otak saja, tetapi hampir selalu mengenai selaput otak juga. !aka dari itu, adalah lebih tepat untuk menyebutnya meningoensefalitis. !anisfestasi utama meningoensefalitis virus terdiri dari konvulsi, gangguan kesadaran 02acute organic brain syndrome31, hemiparesus, paralysis bulbaris 0meningo-encephalomyelitis1, gejalagejala serebelar dan nyeri serta kaku kuduk. 61 Ensefalitis primer yang bisa disebabkan oleh infeksi virus kelompok herps simpleks, virus influen*a, E"4=, "o5sackie dan virus arbo. $1 Ensefalitis primer yang belum diketahui penyebabnya ;1 Ensefalitis para-infeksiosa, yaitu ensefalitis yang timbul sebagai komplikasi penyakit virus yang sudah dikenal, seperti rubeola, varisela,

herpes *oster, parotitis epidemika, mononucleosis infeksiosa dan vaksinasi. !enurut statistik dari $6/ ensefalitis '/( 066' orang1 dari penderitanya ialah anak-anak. >irus yang paling sering ditemukan ialah virus herpes simpleks ;6(, yang disusul oleh virus E"4= 6?(. ,tatistik lain mengungkapkan bahwa ensefalitis primer yang disebabkan oleh virus yang dikenal mencakup 6@(. Ensefalitis primer dengan penyebab yang tidak diketahui dan ensefalitis para infeksiosa masing-masing mencakup /%( dan /6( dari semua kasus ensefalitis yang telah diselidiki. Ensefalitis P%ime% Ensefalitis (i%al he%pes simpleks >irus herpes simpleks tidak berbeda secara morfologik dengan virus varisela, dan sitomegalovirus. ,ecara serologic memang dapat dibedakan dengan tegas. )eonatus masih mempunyai imunitas maternal. -etapi setelah umur : bulan imunitas itu lenyap dan bayi dapat mengidap gingivo-stimatitis virus herpes simpleks. Infeksi dapat hilang timbul dan berlokalisasi pada perbatasan mukokutaneus antara mulut dan hidung. Infeksi-infeksi tersebut jinak sekali. -etapi apabila neonatus ketularan virus herpes simpleks dari ibunya yang mengidap herpes genitalis, maka infeksi dapat berkembang menjadi viremia. Ensepitalitis merupakan sebagian dari manifestasi verimia yang juga menimbulkan peradangan dan nekrosis di hepar dan glandula adrenalis. ada anak-anak dan orang dewasa, ensefalitis virus herpes simpleks merupakan manifestasi re-aktivasi yang latent. #alam hal tersebut virus herpes simpleks berdiam di dalam jaringan otak secara endosimbiotik, mungkin di gangion 7asseri dan hanya ensefalitis saja yang bangkit. Reaktivitas virus herpes simpleks dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang pernah disebut diatas, yaitu penyinaran ultraviolet dan gangguan hormonal. enyinaran ultraviolet dapat terjadi secara iatrogenik atau sewaktu bepergian ke tempat-tempat yang tinggi letaknya. &erusakan pada jaringan otak berupa nekrosis di substansia alba dan grisea serta infark iskemik dengan infiltrasi limpositer sekitar pembuluh darah intraserebral. #i dalam nucleus sel saraf terdapat 2inclusion body3 yang khas bagi virus herpes simpleks. 7ambaran penyakit ensefalitis virus herpes simpleks tidak banyak berbeda dengan ensefalitis primer lainnya. -etapi yang menjadi ciri khas bagi ensefalitis virus herpes simpleks ialah progresivitas perjalanan penyakitnya. mulai dengan sakit kepala, demam dan muntah-muntah. &emudian timbul 2acute organic brain syndrome3 yang cepat memburuk sampai koma. ,ebelum koma dapat ditemukan hemiparesis atau afasia. #an kejang epileptik dapat timbul sejak permulaan penyakit. ada fungsi lumbal ditemukan pleiositosis limpositer dengan eritrosit.

Ensefalitis A%$o*(i%us Arbo-virus atau lengkapnya 2arthropod-borne virus3 merupakan penyebab penyakit demam dan adakalanya ensefalitis primer. >irus tersebut tersebar di seluruh dunia. &utu dan nyamuk di mana virus itu 2berbiak3 menjadi penyebarnya. -ergolong pada arbo-virus adalah virus yang menyebabkan dengue, ensefalitis ,t. <ouis, demam kuning, demam kutu &olorado, dan demam hemoragik. Aang menjadi ciri khas ensefalitis primer arbo-virus ialah perjalanan penyakit yang bifasik. ada gelombang pertama gambaran penyakitnya menyerupai influen*a yang dapat berlangsung /-' hari. ,esudahnya penderita merasa sudah sembuh. ada minggu ketiga demam dapat timbul kembali. #an demam ini merupakan gejala pendahulu bangkitnya manifestasi neurologik, seperti sakit kepala, nistagmus, diplopia konvulsi dan 2acute organic brain syndrome3.

Ensefalitis Pa%ainfeksiosa Ensefalitis yang timbul sebagai komplikasi penyakit virus parotitis epidemika, mononucleosis infeksiosa, varisela dan herpes *oster dinamakan ensefalitis para infeksiosa. -etapi ensefalitis ini sebenarnya tidak murni. 7ejala-gejala meningitis, mielitis, neuritis kranialis, radikulitis dan neuritis perifer dapat bergandengan dengan gambaran penyakit ensefalitis. +ahkan tidak jarang komplikasi utamanya berupa radkulitis jenis 7uillain +arre atau mielitis transversa sedangkan manifestasi ensefalitisnya sangat ringan dan tidak berarti. !aka untuk beberapa jenis ensefalitis pada infeksiosa, diagnosis mielo-ensefalitis lebih tepat daripada ensefalitis. ,alah satu jenis mielo-ensefalitis lebih tepat daripada ensefalitis. ,alah satu jenis mielo ensefalitis viral yang fatal perlu disinggung dibawah ini, yaitu rabies. Ra$ies Rabies disebabkan oleh virus neutrop yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan anjing atau binatang apapun yang mengandung virus rabies. ,etelah virus rabies melakukan penetrasi kedalam sel tuan rumah, ia dapat menjalar melalui serabut saraf perofer ke susunan saraf pusat. ,el-sel 0neuron1 sangat peka terhadap virus tersebut. #an sekali neuron terkena infeksi virus rabies, proses infeksi itu tidak dapat dicegah lagi. #an tahap viremia tidak perlu dilewati untuk memperluas infeksi dan memperburuk keadaan. )euron-neuron di seluruh susunan saraf pusat dari medulla spinalis sampai korteks tidak bakal luput dari daya destruksi virus rabies. !asa inkubasi rabies ialah beberapa minggu sampai

beberapa bulan. Bika dalam masa itu dapat diselenggarakan pencegahan supaya virus rabies tidak tiba di neuron-neuron maka kematian dapat dihindarkan. Bika gejala-gejala prodromal sudah bangkit , tidak ada cara pengobatan yang dapat mengelakkan progresivitas perjalanan penyakit yang fatal dan menyedihkan ini. 7ejala-gejala prodromalnya terdiri dari lesu dan letih badan, anoreksia, demam, cepat marah-marah dan nyeri pada tempat yang telah digigit anjing. ,uara berisik dan sinar terang sangat mengganggu penderita. #alam /9 jam dapat bangkit gejala-gejala hipereksitasi. enderita menjadi gelisah, mengacau, berhalusinasi, meronta-ronta, kejang opistotonus dan hidrofobia. -iap kali ia melihat air, otototot pernafasan dan larings berkejang, sehingga ia menjadi sianotik dan apnoe. Air liur tertimbun didalam mulut oleh karena penderita tidak dapat menelan. Buga angin mempunyai efek yang sama dengan air. ada umumnya penderita meninggal karena status epileptikus. !asa penyakit dari mula-timbulnya prodrom sampai mati adalah ; sampai / hari saja.

Ensefalitis Supu%atif Akut #$a!te%ia& Etiologi +akteri penyebab ensefalitis adalah staphylococcus aureus,E. coli, !. tuberculosa dan -. pallidum. -iga bakteri yang pertama merupakan penyebab enfesalitis bakterial akut yang menimbulkan pernanahan pada korteks serebri sehingga terbentuk abses serebri. Ensefalitis bakterial akut sering disebut ensefalitis supuratif akut. Patogenesis

ada enfesalitis supuratif akut, peradangan dapat berasal dari radang, abses di dalam paru, bronkietasis, empiema, osteomielitis tengkorak, fraktur terbuka, trauma tembus otak atau penjalaran langsung ke dalam otak dari otitis media, mastoiditis, sinutisis. Akibat proses ensefalitis supuratif akut ini akan terbentuk abses serebri yang biasanya terjadi di substansia alba karena perdarahan di sini kurang intensif dibanding dengan substansia grisea. Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema dan kongesti yang disusul dengan pelunakan dan pembentukan nanah, fibroblos sekitar pembuluh darah bereaksi dengan proliferasi. Astroglia ikut juga dan membentuk kapsul. +ila kapsul pecah, nanah masuk ke ventrikel dan menimbulkan kematian. )anifestasi +linis ,ecara umum, gejala berupa trias ensefalitis yang terdiri dari demam, kejang dan kesadaran timbul gejala-gejala sesuai dengan proses patologik yang ter jadi di otak. 7ejala-gejala tersebut ialah gejala-gejala infeksi umum, tanda-tanda meningkatnya tekanan intrakranial yaitu nyeri kepala yang kronik progresif, muntah penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun. ada pemeriksaan mungkin terdapat edeme papil. -anda-tanda defisit neurologis tergantung pada lokasi dan luas abses.

Peme%iksaan penun,ang emeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus ensefalitis supuratif akut adalah pemeriksaan yang biasa dilakukan pada kasus-kasus infeksi lainnya, di sampiong itu dapat juga dilakukan pemeriksaan elektroensefalogram 0EE71, foto rontgen kepala, bila mungkin "--,can otak, atau arteografi. ungsi lumbal tidak dilakukan bila terdapat edema papil. +ila dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal maka dapat diperoleh hasil berupa peningkatan tekanan intrakranial, pleiositosispolinuklearis, jumlah protein yang lebih besar dari pada normal, dan kadar klorida dan glukosa dalam batas-batas normal. Penatalaksanaan ada ensefalitis supuratif akut diberikan ampisilin / 5 ;-/ dan kloram fenikol / 5 6 g per $/ jam intravena, selama 6% hari. ,teroid dapat diberikan untuk mrngurangi edema otak. +ila abses tunggal dan dapat dicapai dengan cara operasi sebaiknya dibuka dan dibersihkan tetapi bila multipel, yang dioperasi adalah yang terbesar dan mudah dicaopai. P%ognosis

rognosis ensefalitis supuratif akut buruk karena angka kematian mencapai '%(. Ensefalitis Sifilis Patogenesis ada sifilis, yang disebabkan kuman treponema pallidum, infeksi terjadi melalui permukaan tubuh umumnya sewaktukontak seksual. ,etelah penetrasi melalui epitelium yang terluka, kuman tiba di sistemlimfatik. !elalui kelenjar limfe, kuman diserap darh sehingga terjadi spiroketemia. 4al ini berlangsung beberapa waktu hingga menginvasi susunan saraf pusat. -reponema pallidum akan tersebar di seluruh korteks serebri dan bagian-bagian lain susunan saraf pusat. )anifestasi klinis 7ejala ensefalitis sifilis terdiri dari dua bagian yaitu gejala-gejala neurologis dan gejala-gejala mental. 7ejala-gejala neurologis itu di antaranya adalah kejangkejang yang datang dalam serangan-serangan, afasia, apraksia, hemianopsia, kesadaran mungkin menurun, sering dijumpai pupil Argyl-Robertson. )ervus optikus dapat mengalami atrofi. ada stadium akhir timbul gangguan-gangguan motorik yang progresif. 7ejala-gejala mental yang dijumpai ialah timbulnya demensia yang progresif. Intelegensia mudnur pelrahan-lahan yang pada awalnya tampak pada kurang efektifnya kerja, daya konsentrasi mundur, daya ingat berkurang, daya pengkajian terganggu, pasien kemudian tak acuh terhadap pakaian dan penampilannya, tak acuh terhadap uang. ada sebagian timbul waham-waham kebesaran, sebagian menjadi depresif, lainnya maniakal. Peme%iksaan Penun,ang ada kasus-kasus ensefalitis sitifilis, perlu dilakukan pemeriskaan tes serologic darah 0>#R<, - 4A1 dan cairan otak. "airan otak menunjukkan limfositosis, kadar protein meningkat Ig7, Ig! meninggi, tes serologic positif. ,ken otak dapat dilakukan bila dicurigai ada komplikasi hidrosefalus. Penatalaksanaan -erapi dengan medikamentosa yaitu C -. Penisilin pa%ente%al dosis tinggi enisilin 7 dalam air 6$ 8 $/ jutaDhari intravena dibagi : dosis selama 6/ hari, atau

/.

enisilin prokain 7 C $,/ juta unitDhari intramuskular E robenesid / 5 '%% mg oral selama 6/ hari. #apat ditambahkan +en*atin 7 C $,/ juta unit, intramuskular, selama ; minggu "ila ale%gi penisilin 0 -etrasiklin C / 5 '%% mg per oral selama ;% hari, atau Eritromisin C / C '%% mg per oral selama ;% hari, atau

Etiologi >irus yang menimbulkan ensefalitis virus adalah virus R)A 0virus parotitis, virus morbili, virus rabies, virus rubella, virus ensefalitis jepang +, virus dengue, virus polio, "ocksakie A, "ocksakie +, echovirus, dan virus koriomeningitis limfositaria1 dan virus #)A 0virus 4erpes *oster-varisela, 4erpes simpleks, "ytomegalovirus, variola, vaksinia dan AI#,1. )anisfestasi +linis roses radang pada ensefalitis virus selain terjadi jaringan otak saja, juga sering mengenai jaringan selaput otak. =leh karena itu ensefalitis virus lebih tepat bila disebut sebagai meningo-ensefilitis. !anifestasi utama meningo-ensefilitis adalah konvulsi, gangguan kesadaran 0acute organic brain syndrome1, hemiparesis, paralysis bulbaris 0meningo-encephalomyelitis1, gejala-gejala serebral, nyeri, dan kaku kuduk. Peme%iksaan Penun,ang emeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin titter antibody terhadap virus, pemeriksaan cairan otak C limfosit, monosit meningkat, kadar protein meninggi ringan kadan glukosa normal, kultur virus bila mungkin, EE7 dan "--scan bila mungkin. ada ensefalitis yang disebabkan oleh 4erpes simpleks tipe I, gambaran EE7 khas berupa aktivitas gelombang tajam periodic di temporal dengan latar belakang fokalDdifus.

Penatalaksanaan engobatan simtomatik diberikan untuk menurunkan demam dan mencegah kejang. &ortison diberikan untuk mengurangi edema otak. engobatan antivirus diberikan pada ensefalitis virus yang disebabkan herpes simpleks atau varisela *oster yaitu dengan memberikan asiklovir 6%mgDkg ++ intravena, ; kali sehari selama 6% hari, atau $%%mg tiap / jam per oral.

+ila kadar hemoglobin 04b1 turun hingga @ gDdl, turunkan dosis sehingga $%%mg tiap 9 jam. +ila 4b kurang dari ? gDdl, hentikan pengobatan dan baru diberikan lagi setelah 4b normal kembali dengan dosis $%% mg per 9 jam.

You might also like