You are on page 1of 8

Identifikasi individu berdasarkan usia Penentuan umur dapat dilakukan dengan pemeriksaan penutup sutura, inti penulangan, penyatuan

tulang serta pemeriksaan gigi. Seperti yang telah disebutkan, penggunaan gigi sebagai identifikasi memberikan keuntungan dikarenakan sifat gigi yang keras dan tahan terhadap cuaca, kimia, maupun trauma. Selain itu gigi manusia mempunyai sifat dimana setiap gigi mempunyai konfigurasi dan relief yang berbeda dan perubahan yang terjadi karena umur atau proses patologis/intervensi pada gigi dapat menjadi informasi lain. Dalam tinjauan kepustakaan ini akan membahas tentang penentuan umur berdasarkan identifikasi gigi.(1) PEMBAHASAN 1. ANATOMI DAN MORFOLOGI GIGI MANUSIA 1.1 Anatomi Gigi(2) Gigi manusia terdiri dari tiga 1. Akar gigi, yang berfungsi menopang gigi dan merupakan bagian gigi yang terletak didalam tulang rahang. 2. Mahkota gigi yaitu bagian gigi yang berada diatas ginggiva. 3. Leher gigi, yaitu bagian yang menghubungkan akar gigi dengan mahkota gigi. 1.2 Struktur Gigi(2) Badan dari gigi terdiri dari : 1. Email: merupakan jaringan keras yang mengelilingi mahkota gigi dan berfungsi membentuk struktur luar mahkota gigi dan membuat gigi tahan terhadap tekanan dan abrasi. Email tersusun dari mineral anorganik terutama kalsium dan fosfor, zat organic dan air. 2. Dentin, merupakan bagian dalam struktur gigi yang terbanyak dan berwarna kekuningan. Dentin bersifat lebih keras dari pada tulang tetapi lebih lunak dari email. Dentin terdiri dari 70 % bahan anorganik, terutama Kalsium dan fosfor serta 30 % bahan organic dan air. 3. Sementum, merupakan jaringan gigi yang mengalami kalsifikasi dan menutup akar gigi. Sementum berfungsi sebagai tempat melekatnya jaringan ikat yang memperkuat akar gigi pada alveolus. Sementum dapat tumbuh secara terus menerus selama kehidupan gigi tersebut. Sementum yang pertama kali ada disebut sementum primer, sedangkan sementum yang baru terbentuk mengacu kepada sementum sekunder. Sementum sekunder biasanya terbentuk sebagai hasil dari perlukaan yang bersifat fisika, kimiawi, maupun akibat bakteri, namun penyebab yang paling sering ditemukan adalah akibat perlukaan secara fisikal atau tekanan.

4. Pulpa, merupakan jaringan ikat longgar yang menempati bagian ruang tengah pulpa dan akar gigi. Pada pulpa terkandung pembuluh darah, syaraf, dan sel pembentuk dentin. Pulpa berisi nutrisi dan berfungsi sebagai sensorik. 1.3 Morfologi gigi. (2) Menurut masa pertumbuhan gigi manusia terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Gigi susu Gigi susu berjumlah 20 buah dan mulai tumbuh pada umur 6 -9 bulan dan lengkap pada umur 2 2,5 tahun. Maturasi akar gigi susu biasanya terlihat pada umur 3 tahun. Gigi susu terdiri dari 5 gigi pada setiap daerah rahang masing masing adalah : 2 gigi seri (incicivus),1 gigi taring, dan 2 gigi molar 1. Gigi permanen Beberapa tahun setelah kelahiran, gigi permanen mulai mengalami kalsifikasi. Gigi permanen berjumlah 28 32 memasuki fase erupsi pada usia 6 tahun dengan diawali dengan munculnya gigi molar satu permanen. Erupsinya gigi permanen menyebabkan tanggalnya seluruh gigi susu antara usia 6-14 tahun. Gigi permanen terdiri dari 2 gigi seri, 1 gigi taring, 2 gigi premolar, dan 3 gigi molar pada setiap daerah rahang.

2.2 EMBRIOLOGI DAN PERKEMBANGAN GIGI MANUSIA Gigi memiliki tiga periode pertumbuhan yaitu : 1. Periode Proliferasi Pertumbuhan gigi mulai bulan keenam dari kehidupan embrio ( 11 mm embrio ) dengan bentukan tonjolan gigi primordial. Diferensiasi pertumbuhan gigi berkembang dari ectoderm dan mesoderm.

Pembentukan gigi diawali dari pembentukan enamel, kemudian berdiferensiasi menjadi dentin, pulpa, sementum, dan ligament periodontal. Tonjolan gigi berasal dari invaginasi proliferatif dari ectoderm epitel mulut dan diikuti difernsiasi dari mesenkial mesoderm berdekatan. Epitel mulut berdiferensiasi menjadi enamel yang memproduksi ameloklast dan dentin yang memproduksi odontoblast yang muncul dari mesoderm. Pulpa gigi terdiri dari jaringan ikat mesoderm, pembuluh darah dan saraf yang berkembang secara sentral dalam cangkang luar gigi yang membentuk dentin dan enamel. Invaginasi Tonjolan gigi berpisah dari tonjolan epitel mulut dan terus berkembang secara bertahap dan diikuti pembentukan tulang maxilla, mandibula, gigi seri, gigi taring. Gigi susu terbentuk sampai umur 3 4 bulan (fetus), sedangkan untuk gigi tetap, gigi belakang ( premolar dan molar ) sampai dengan stadium III kehamilan, sedangkan untuk gigi incicivus lateralis sampai dengan stadium II kehamilan. 1. Periode kalsifikasi Kalsifikasi jaringan email dan dentin merupakan aposisi, mulai 4 bulan intrauterine sampai dengan usia 3 tahun setelah lahir untuk gigi susu, sedang untuk gigi tetap antara lain : Gigi I1 mulai 4 bulan intrauterine sampai dengan usia 1,5 tahun setelah lahir. Gigi I2 mulai 6 bulan intrauterine sampai dengan usia 2 atau 3 tahun, begitu pula untuk gigi M1 atas dan gigi M2 bawah. Untuk gigi M2 atas dan bawah sampai dengan usia 3 tahun. Sedangkan untuk gigi caninus atas dan bawah sampai dengan usia 3,5 tahun. 1. Periode erupsi Periode erupsi ini sangat bervariasi, tergantung dari beberapa factor antara lain : Pertumbuhan memanjang dari gigi. Multiplikasi dari jaringan pulpa. Deposisi dari jaringan baru jaringan cement. Pertumbuhan jaringan tulang rawan.

Gigi dapat memberi informasi apakah seseorang itu anak anak atau remaja. 2.3 PENENTUAN UMUR BERDASARKAN PEMERIKSAAN GIGI Metode yang sering digunakan untuk seseorang berdasar pemeriksaan gigi antara lain : 1. Metode Schour dan Massler Schour dan Massler membuat table tentang gambaran pertumbuhan gigi mulai dari lahir sampai dengan umur 21 tahun. Tabel ini biasa digunakan untuk mempelajari gigi geligi dimana yang sudah seharusnya tanggal atau seharusnya sudah tumbuh pada umur tertentu. Untuk penentuan umur, penggunaannya melihat gigi yang sudah ada didalam mulut dan menentukan umurnya dengan bantuan table Schour dan Massler.

2. Tabel Gustafson dan Koch Pada prinsipnya sama dengan Schour dan Massler, hanya pada table Gustafson untuk setiap gigi ini diberikan perkiraan jadwal yang lebih lengkap, mulai dari pembentukan, mineralisasi, pertumbuhan ke dalam mulut sampai pada penutupan foramen apicalis, sejak dalam kandungan hingga umur 16 tahun.

3. Metode Gustaffson Penentuan umur berdasarkan table Gustaffson Koch pada umumnya bermanfaat selama gigi masih dalam masa pertumbuhan. Setelah masa pertumbuhan gigi selesai, maka tabel tesebut menjadi tidak banyak lagi memberikan bantuan untuk memberikan ga,baran usia karena kondisinya menetap. Karena itu, untuk memperkirakan usia seseorang setelah masa itu digunakan 6 metode dari Gustaffson. a. Derajat Atrisi (A) Keparahan ausnya permukaan gigi, baik gigi insisal maupun gigi oklusal, sesuai dengan penggunaanya yang semakin bertambah usia semakin parah. b. Periodontitis atau perubahan pada gingiva (P) Perubahan fisiologis akibat penggunaan gigi dari perlekatan epitel ditandai dengan turunnya atau dalamnya sulkus ginggiva yang melebihi 2 milimeter bahkan makin usia lanjut, perlekatan ginggiva turun kearah akar gigi sehingga terlihat seakan-akan mahkota lebih panjang. c. Jumlah Dentin Sekunder (S) Pembentukan dentin sekunder yang disebabkan karena penggunaan gigi atau atrisi dari permukaan oklusi biasanya terbentuk diatas atap pulpa, sehingga semakin usia

lanjut, secara radiologi, akan terlihat seakan-akan pulpa menjadi sempit karena dentin sekundernya yang semakin tebal. d. Cement Apposition (C) Dengan bertambahnya usia, maka akan bertambah tebal jaringan sementeum disekitar akar gigi. e. Resorbsi Akar (R) Menurut Gustafson, terjadi resorbsi akar gigi permanen akibat tekanan fisiologi dengan bertambahnya usia. f. Transparansi akar (T) Seiring bertambahnya usia, akan terjadi proses kristalisasi dari bahan-bahan mineral akar gigi sehingga pada akar gigi hingga kearah servikal gigi berangsur-angsur menjadi transparan.

Rumus Gustafson:

X= A+P+S+C+R+T A= Atrisi P= Periodontitis S= Dentin Sekunder C= aposisi sementum R= Resorbsi akar T= Transparansi Akar 4. Neonatal dan Von Ebner Lines Garis-garis incremental Von Ebner dan Neonatal, dapat dilihat pada gigi yang telah disiapkan dalam bentuk sediaan asahan dengan ketebalan 30-40 mikron. Pada gigi susu dan Molar 1 (yaitu gigi-gigi yang ada pada waktu kelahiran), akan ditemukan neonatal line berupa garis demarkasi yang memisahkan bagian dalam email (yang terbentuk sebelum kelahiran) dengan bagian luar enamel (yang terbentuk setelah lahir). Selanjutnya juga akan ditemukan garis-garis incremental Von Ebner yang merupakan transisi antara periode pertumbuhan cepat dan pertumbuhan lambat yang berselang-seling. Jarak rata-rata antara garis ini adalah 4 mikron yang merupakan kecepatan deposisi dentin dalam 24 jam. Apabila pembentukan gigi belum selesai, perhitungan garis Von Ebner dari neonatal line dapat membantu penentuan umur. 5. Metode Asam Aspartat Hapusan asam aspartat telah digunakan untuk menentukan usia berdasarkan pada terdapatnya bahan tersebut pada dentin manusia. Komponen protein terbanyak pada tubuh manusia berbentuk L-amino Acid, D-amino acid yang ditemukan pada tulang, gigi, otak dan lensa mata. D-amino acid dipercaya mempunyai proses metabolisme yang lambat dan tiap bagiannya mempunyai laju pemecahan yang lebih lambat dan mempunyai ratio dekomposisi yang lebih lambat juga. Asam aspartat mempunyai kemampuan penghapusan paling tinggi dari semua asam amino. Pada 1976 Helfman dan Bada menggunakan informasi ini untuk mempelajari perkiraan umur dengan membandingkan rasio D-Laspartat acid dengan 20 subyek dengan hasil bagus (r = 0,979) rasio yang tinggi pada D/L rasio banyak ditemukan pada usia muda dan menurun akibat pertambahan usia dan perubahan lingkungan.

Pada tahun 1990 Ritz et al. melaporkan adanya asam aspartat pada dentin untuk menentukan usia pada orang yang telah meninggal, berdasarkan hal tersebut metode ini dapat menyediakan informasi yang lebih akurat tentang penentuan usia dibandingkan dengan parameter yang lain. Untuk penentuan usia digunakan persamaan linier sebagai berikut : Ln (1 + D/L) / (1 D/L) = 2k (aspartat)t + konstanta K : first order kinetik t : actual age Gigi yang digunakan dalam kasus ini adalah gigi seri tengah bagian bawah dan premolar pertama. Mereka menemukan perkiraan umur yang lebih baik dari fraksi total asam amino dengan membagi menjadi fraksi kolagen yang tidak larut dan fraksi peptide. Dibandingkan dengan total asam amino, fraksi kolagen yang tidak larut dan fraksi peptide yang terlarut, mempunyai konsentrasi glutamine dan asam aspartat yang lebih tinggi.

You might also like