You are on page 1of 5

Laporan Tutorial Blok 21 Penyakit Unggas Unit Pembelajaran 4 PULLET LUMPUH DAN BANYAK YANG MATI

Disusun oleh: Nama NIM Kelompok : Nilam Kusumastuti : 2010/300669/KH/6681 : 12

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

Tujuan pembelajaran: 1. Mengetahui tentang Leukositozoonosis. 2. Mengetahui perbedaan antara arthritis dan synovitis.

Marek
1. Etiologi Leucocytozoonosis disebabkan oleh Leucocytozoon sp. Penyakit leucocytozoonosis dapat menyerang berbagai unggas, antara lain itik dan angsa oleh L. neavei dan L. smithi. Ayam dapat terinfeksi oleh L. caulleryi, L. andrewsi, L. schoutedeni, dan L. sabrazesi (Latipah, 2001). 2. Patogenesis Leucocytozoonosis ditularkan oleh lalat hitam (Simulium sp.) dan Culicoides sp. Leucocytozoon caulleryi menyebar melalui serangga Culicoides sp., sedangkan spesies Leucocytozoon lainnya melalui lalat hitam (Anonima, 2010). Leucocytozoon caulleryi dalam perkembangan hidupnya memerlukan dua macam hospes, yaitu ayam dan agas penghisap darah (Cullicoides arakawae). Pertumbuhan L. caulleryi di dalam tubuh ayam terbagi atas dua stadium, yaitu skizogoni dan gametogoni. Skizogni adalah pertumbuhan L. caulleryi di dalam sel-sel endotel dan parenkim dari paruparu, jantung, ginjal, otot rangka, timus, pankreas, trakhea, bronkus, duodenum, ovarium, bursa fabrisius, otak, testis, dan organ lainnya. Setelah membentuk beberapa generasi skizon, skizon menjadi dewasa dan pecah dengan mengeluarkan merozoit-merozoit. Merozoit masuk ke dalam aliran darah dan berkembang menjadi gametosit (Sinulingga dan Darjono, 2004). Proses perkembangan ini terbagi atas lima stadium, yaitu: a. Stadium I. Dalam stadium ini merozoit berada bebas dalam plasma darah. b. Stadium II. Merozoit dapat dilihat dalam eritrosit atau eritroblas. c. Stadium III. Sel hospes ukurannya lebih besar dari stadium II, belum dapat dibedakan antara makrogametosit dan mikrogametosit. d. Stadium IV. Makrogametosit dan mikrogametosit dapat dibedakan dan dapat ditemukan dalam darah perifer. e. Stadium V. Kedua tipe gametosit sudah dapat bebas dari sel hospes. Gametosit akan terhisap oleh agas dan dalam serangga ini gametosit berkembang dengan cara seksual (Sinulingga dan Darjono, 2004).

Selanjutnya di dalam usus agas, mikrogamet akan membuahi makrogamet dan terbentuk zigot. Zigot dapat bergerak dan dikenal sebagai ookinet. Ookinet-ookinet selanjutnya berkembang menjadi ookista. Proses sporogoni untuk menghasilkan sporozoit terjadi di ookista dalam dinding usus (Latipah, 2001). Sporozoit akan berkembang dalam kelenjar ludah serangga, siap untuk menginfeksi ayam lain (Sinulingga dan Darjono, 2004). 3. Gejala klinis Gejala klinis dipengaruhi oleh umur dan jenis hewan yang terserang. Pada umunya jika ayam yang terinfeksi berumur kurang dari sebulan, dapat mengakibatkan kematian. Bila menyerang ayam yang sedang dalam pertumbuhan pada umumnya bersifat subklinis. Jika menyerang ayam dewasa dapat menyebabkan anemia dan berak kehijauan. Gejala lain yang terlihat adalah anoreksia, dehidrasi, bulu kusut. Ayam kehilangan keseimbangan, lemah, pernafasan cepat. Tingkat mortalitas 10-80%. Bila menyerang pada ayam yang sedang produksi akan menurunkan produksi telur secara drastis (Latipah, 2001). 4. Patologi anatomi Perubahan yang ditemukan pada saat bedah bangkai diantaranya ditemukan bintik atau bercak perdarahan di hampir seluruh organ dalam tubuh ayam, seperti hati, paru-paru, limpa, thimus, ginjal, pankreas, usus, proventrikulus, otak, otot paha dan otot paha. Peradangan pada proventrikulus dan isi ventrikulus bercampur darah. Inilah yang membuat ayam muntah darah. Peradangan pada paru-paru sehingga terjadi pneumonia sampai paruparu berdarah. Hal inilah yang membuat ayam sulit bernapas (Purwanto dkk., 2009). 5. Diagnosa Uji laboratorium sebagai pemantapan diagnosa dilakukan dengan pemeriksaan preparat apus darah guna mendeteksi adanya sporozoit dari Leucocytozoon sp. (Purwanto dkk., 2009). 6. Diagnosa banding Diagnosa banding penyakit tersebut dengan penyakit leucocytozoonosis diantaranya : a. Perdarahan pada ayam terserang leucoytozoonosis berbentuk bintik sedangkan pada serangan Gumboro berbentuk garis b. Muntah darah pada kasus ILT berasal dari perdarahan saluran pernapasan, sedangkan muntah darah padaleucocytozoonosis berasal dari perdarahan saluran pencernaan c. Pada kasus serangan ND, AI dan kolera terlihat berak hijau lumut (diare) dengan gumpalan putih sedangkan pada serangan leucocytozoonosis terlihat berak hijau dengan gumpalan putih tetapi tidak encer/tidak diare (Anonima, 2010).
2

7. Terapi Sulfonamid yang dikombinasikan dengan vitamin A dan K3. Sulfonamid berkerja dengan cara menghambat asam folat sehingga pertumbuhan skizon ditekan dan infeksi terhenti. Adanya vitamin A dan K3 akan membantu mencegah atau mengurangi perdarahan dan kerusakan sel lebih lanjut (Purwanto dkk., 2009). Kombinasi antara Sulfonamid dan diaminopirimidin. Kombinasi antara sulfonamid dan diaminopirimidin bersifat sinergis (saling menguatkan) dalam menghambat asam folat sehingga pertumbuhan skizon dapat ditekan. Kombinasi obat yang lainnya ialah sulfonamid dan pirimethamin maupun sulfonamid dan trimethoprim. Sulfamonomethoxine merupakan golongan sulfonamid dengan daya kerja yang lama, yaitu selama 24 jam sehingga bisa menekan asam folat secara optimal (Purwanto dkk., 2009).

Perbedaan Arthritis dan Synovitis


1. Arthritis Penyakit viral arthritis disebut juga tendosyvitis. Penyebab penyakit Viral arthritis adalah virus jenis Reovirus Penyakit ini umumnya menyerang ayam broiler. Penyakit ini mudah menular pada ayam broiler umur 3-6 minggu. Penularan virus dapat terjadi secara vertikal, yaitu melalui telur atau embrio dan secara horizontal, yaitu melalui pencemaran lingkungan oleh feses ayam yang terinfeksi. Gejala yang terlihat adalah gangguan pertumbuhan dan konversi pakan jelek, pembengkakan sendi lutut, lumpuh. Ruang sendi dapat berisi cairan yang berlebihan. Penyakit ini berlangsung kronis dengan tingkat mortalitas rendah, yaitu 10%. Pengendalian dilakukan dengan vaksinasi VAVAC (Viral Arthritis Vaccine) pada ayam umur 8-18 minggu (Murtidjo, 1992). 2. Synovitis Infeksius synovitis disebabkan oleh Mycoplasma synoviae. Gejala yang terlihat yaitu jengger pucat dan gangguan pertumbuhan. Pembengkakan dapat terjadi di sekitar sendi. Feses kehijauan yang mengandung sejumlah besar asam urat dapat terlihat. Sendi dan sepanjang selubung tendon berisi eksudat berwarna krem hingga abu-abu. Pada pemeriksaan pascamati juga ditemukan hepatosplenomegaly dan ginjal yang bengkak dan berbintik-bintik. Dapat juga disertai gejala pernafasan ringan (Anonimb, 2008).

Referensi
Anonima.2010.Waspada Outbreak Leucocytozoonosis. http://info.medion.co.id (1 Januari 2014) Anonimb.2008.Avian Mycoplasmosis (Mycoplasma gallisepticum dan Mycoplasma synoviae).OIE Terrestrial Manual Latipah, Y.2001.Infeksi Parasit-parasit Darah (Plasmodium spp., Leucocytozoon sabrazesi, dan Leucocytozoon caulleryi) Secara Alami pada Ayam Kampung yang Berasal dari Peternakan Rakyat Desa Sindang Sari, Bogor.Skripsi.Bogor: IPB Murtidjo, B. A.1992.Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam.Yogyakarta: Kanisius Purwanto, B., Lestariningsih, C. L., Setyawan, H.2009. Leucocytozoonosis dari Gejalanya Sampai Penanganannya. http://www.majalahinfovet.com/2009/01/leucocytozoonosisdari-gejalanya-sampai.html (1 Januari 2014) Sinulingga, L.R dan Darjono, J.2004.Dinamika Perkembangan Leucocytozoon caulleryi dalam Darah Perifer Ayam Potong. J. Sain Vet.XXII (1)

You might also like