Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Kornea
Infeksi jamur pada kornea / keratomikosis masalah tersendiri secara oftalmologik, karena sulit menegakkan diagnosis keratomikosis ini
Singapura melaporkan (selama 2,5 tahun) dari 112 kasus ulkus kornea, 22 beretiologi jamur, sedang di RS Mata Cicendo Bandung (selama 6 bulan) didapat 3 kasus dari 50 ulkus kornea, Taiwan (selama 10 tahun) 94 dari 563 ulkus.
Keratomikosis istilah umum yang dipakai untuk inflamasi yang disebabkan oleh infeksi jamur (dan menyebabkan peradangan) pada kornea
Anatomi
Patogenesis
Mekanisme patogenik dari jamur ( 24-46 jam ) atau tertunda selama 10 sampai 20 hari gangguan susunan serat kolagen normal adanya mannoproteins pada permukaan hifa atau pseudohifa menghambat perlekatan, lolos dari terjadinya fagositosis. Infiltrasi Ieukosit host membentuk komponen penting dari proses penyakitcincin abses terdiri dari leukosit PMN terdapat di daerah kerusakan kornea tanpa hifa. Hifa jamur mencegah konsumsi oleh neutrofil Fusarium sp. menginduksi infiltrasi seluler kecil dan dapat tumbuh secara luas menyebar lebih dalam melintasi membran Descemet ke dalam ruang anterior.
Manifestasi klinis
nekrosis pada lamella kornea peradangan akut respon antigenik dengan formasi cincin imun hipopion, dan uveitis yang berat Riwayat trauma terutama tumbuhan, pemakaian steroid topikal lama. Lesi satelit. Tepi ulkus sedikit menonjol dan kering, tepi yang ireguler dan tonjolan seperti hifa di bawah endotel utuh. Plak endotel. Hipopion, kadang-kadang rekuren. Formasi cincin sekeliling ulkus. Lesi kornea yang indolen.
komplikasi
Neovaskularisasi dan astigmatisme ireguler, penipisan kornea, sinekia anterior, sinekia posterior, glaucoma, dan katarak juga bisa terjadi.
Diagnosis
mata nyeri kemerahan penglihatan kabur, silau Rasa mengganjal Adanya riwayat trauma, kemasukan benda asing, pemakaian lensa kontak Adanya riwayat vaskulitis atau autoimun Riwayat penggunaan kortikosteroid jangka panjang
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Slit lamp
Hipopion
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
Keratitis
Bakterial
keratitis
viral
Pemeriksaan penunjang
Teknik kultur
Teknik histopatologi
b. Pengecatan Gram
Pengecatan Giemsa
Acridine Orange
Pengecatan Gridley
Calcofluor white
2.Teknik Kultur
3. Teknik Histopatologi
Terapi
Medikamentosa
Polynes Azoles ( cotrimoxazole, miconazole, ketoconazole, fluconazole, itraconazole, & azole golongan lain ) Pyrimidies (Echinocandins, Povidone-iodine (Betadine) dan Polyhexamethyl biguanide (PHMB) Derivat lainnya.
Pembedahan
Pembedahan dilakukan apabila terjadi penipisan atau perforasi dari kornea. Jika terdapat defek epithelial yang persisten biasanya direkomendasikan keratectomy superficial lamellar dengan membuang jaringan nekrosis stroma dan menempatkan konjungtiva yang tipis dengan cara flap over.
Prognosis
Pasien dengan infeksi ringan dan diagnosis mikrobiologi yang lebih awal memiliki prognosis yang baik; bagaimanapun, kontrol dan eradikasi infeksi yang meluas didalam sklera atau struktur intraokular sangat sulit.
kesimpulan
Keratomikosis = inflamasi yang disebabkan oleh infeksi jamur (dan menyebabkan peradangan) pada kornea. Faktor predisposisi antara lainnya adalah trauma, pemakaian lensa kontak, dan steroid topikal. Untuk menegakkan diagnosis klinik dapat dipakai pedoman berikut : 1. Riwayat trauma terutama tumbuhan, pemakaian steroid topikal lama. 2. Lesi satelit. 3. Tepi ulkus sedikit menonjol dan kering, tepi yang ireguler dan tonjolan seperti hifa di bawah endotel utuh. 4. Plak endotel. 5. Hipopion, kadang-kadang rekuren. 6. Formasi cincin sekeliling ulkus. 7. Lesi kornea yang indolen. Terapinya bisa dengan medikamentosa dan pembedahan.
Terima kasih