You are on page 1of 2

Asuransi Kesehatan di Indonesia Asuransi kesehatan di Indonesia, relatif belum begitu berkembang.

Pada saat ini asuransi kesehatan tersebut masih terbatas pada beberapa kelompok masyarakat tertentu saja yakni pegawai negeri sipil dan militer beserta keluarganya dan penerima pensiun, sebagian karyawan swasta serta sekelompok masyarakat yang termasuk golongan ekonomi mampu. Asuransi kesehatan untuk pegawai negeri sipil beserta keluarga dan penerima pensiun telah diperkenalkan sejak tahun 1968 yakni dengan keluarnya Surat Keputusan Presiden No. 230/1968. pembayaran premi adalah wajib (compolsary), yang dilakukan dengan memotong gaji pegawai negeri sebesar 2% setiap bulan. Pengelola dana semula adalah PERUM Husada Bakti, tetapi dengan telah keluarnya PP No. 6 tahun 1992 telah ditingkatkan menjadi PT Askes Indonesia, suatu perusahaan negara yang berada dilingkungan Departemen Kesehatan RI, yang ada saat ini telah pula dibenarkan untuk memasarkan programnya kepada masyarakat umum. Penyedia pelayanan kesehatan adalah berbagai institusi pemerintah dan swasta yang ditunjuk, dengan PUSKESMAS (untuk pegawai negeri, penerima pensiun, dan keluarnya) serta dokter keluarga (untuk peserta umum) sebagai kontak pertama. Jenis pelayanan kesehatan yang ditanggung bersifat menyeluruh (comprehensif). Sedangkan sistem pembiayaan kepada sarana kesehatan ditetapkan secara pra upaya (pre-payment). Asuransi kesehatan untuk karyawan swasta, yang dikenal dengan nama Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kerja (JPKTK), meskipun sebenarnya bersifat wajib (compulsory), ternyata masih terbatas pada perusahaan besar saja. Disini, perusahaan negara di lingkungan Departemen Tenaga Kerja, ditunjuk sebagai satu-satunya perusahaan yang dibenarkan mengelola dana (monopoli). Penyedia pelayanan dilakukan oleh berbagai sarana pelayanan kesehatan yang dikontrak secara khusus. Sama halnya dengan asuransi kesehatan untuk pegawai negeri, sistem pembayaran kepada sarana kesehatan juga atas dasar pra upaya (pra-peyment). Ketentuan selengkapnya tentang program JPKTK in telah diatur dalam UU No. 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja. Dalam UU tersebut tercantum ada empat program yang harus dilaksanakan yakni program santunan kematian, program santunan kecelakaan, program santunan hari tua serta program santunan biaya kesehatan. Khususnya untuk program santunan biaya kesehatan yang dikenal sebagai program JPKTK tersebut, telah ditetapkan besarnya premi yang harus dibayar yakni 6% dari gaji untuk karyawan yang telah berkeluarga serta 3% dari gaji untuk karyawan yang belum berkeluarga. Semua premi ini dibayarkan oleh perusahaan. Sayangnya pelayanan kesehatan yang ditanggung dalam program JPKTK ini belumlah menyeluruh, karena hanya mencakup pelayanan yang bersifat kuratif dan regabilitatif saja. Sedangkan pelayanan yang bersifat promotif dan preventif, yang dinilai penting untuk mengendalikan biaya kesehatan (cost containment), tidak tercakup. Beberapa perusahaan swasta lainnya menyediakan jaminan kesehatan melalui sistem yang dikelola sendiri. Misalnya mempunyai dokter perusahaan, atau menyediakan tunjangan kesehatan yang diterima bersamaan dengan gaji bulanan. Asuransi kesehatan untuk masyarakat umum masih dalam tahap penjajakan yakni dengan diperkenalkannya Konsep Dana Kesehatan Masyarakat (DUKM) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakaat (JPKM).

Disamping itu, asuransi kesehatan swasta yang menerapkan prinsip pertanggungan kerugian (indemnity) juga mulai diperkenalkan. Dasar hukum yang dianut adalah UU No. 2 tahun 1992. Dalam UU tersebut yang pada dasarnya mengatur usaha asuransi secara umum, usaha asuransi kesehatan termasuk dalam kelompok usaha asuransi jiwa. Disini ditetapkan program asuransi kesehatan yang dilaksanakan harus bersifat sukarela (voluntarily) serta perhitungan besarnya premi didasarkan atas pertanggungan resiko. Karena cara perhitungan besarnya premi yang seperti ini, mudahlah dipahami bahwa pangsa pasar untuk asuransi ini, umumnya hanyalah anggota masyarakat yang berasal dari golongan ekonomi mampu saja. Kehendak untuk menyelenggarakan program asuransi kesehatan bagi masyarakat umum, juga mulai digalakkan. Untuk ini pemerintah melalui UU No. 23 tahun 1992 memperkenalkan suatu program yang disebut dengan nama Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JKPM). Direncanakan, program yang bersifat sukarela (voluntary) ini dapat dikelola oleh siapa saja, baik oleh badan-badan pemerintahan ataupun swasta, termasuk oleh sarana kesehatan sendiri. Jenis pelayanan kesehatan yang ditanggung bersifat menyeluruh (comprehensive) serta sistem pembayaran kepada sarana kesehatan atas dasar pra upaya (prepayment).

You might also like