You are on page 1of 15

ASUHAN KEPERAWATAN DAN HE GANGGUAN NEUROLOGI PADA ANAK

ILUSTRASI KASUS: Kasus III Seorang perempuan 2 tahun dibawa oleh keluarganya ke RS karena mengeluh demam. Anak kelihatan gelisah dan selalu memegang kepalanya. Berdasarkan pengkajian didapatkan data : kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku, sakit kepala,sakit-sakit pada otot-otot, adanya Reaksi pupil terhadap cahaya, adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI, refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+), Nausea, Vomiting Tugas: Jelaskan tentang

konsep penyakit Meningitis Pengertian Etiologi Tanda dan Gejala Patofisiologi (sampai munculnya masalah keperawatan) Pemeriksaan diagnostik Penetalaksanaan Buatlah Askep berdasarkan kasus di atas (data bs ditambahkan) Penkes apa yang bisa diberikan untuk persiapan klien pulang 1. Pengertian Meningitis Meningitis adalah radang pada meningen atau membrane (selaput) yang mengelilingi otak dan medulla spinalis yang disebabkan oleh bakteri piogenik,virus, dan organisme jamur.(Arif Muttaqin,2008) Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).

2. Etiologi dari Meningitis yaitu: Penyebab-Penyebab dari meningitis menurut arif mutaqin (2008) a. Bakteri piogenik Disebabkan oleh bakteri pembentuk pus, terutama meningokokus, pneumokokus, dan basil influenza. b. Virus Yang disebabkan oleh agen-agen virus yang bervariasi c. Organisme jamur d. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan

e. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin. f. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem persarafan Berdasarkan penyebabnya ini meningitis dapat diklasifikasikan menjadi:

Meningitis bacterial (sepsis) a) Meningitis bacterial (sepsis) adalah suatu keadaan ketika meningen atau selaput otak mengalami peradangan akibat bakteri (arif mutaqin 2008). Meningitis bacterial ini selalu bersifat purulenta. Pada umumnya meningitis purulenta timbul sebagai komplikasi dari septikimia. Tanda tanda potognomik yang memberikan pengarahan kepada jenis bakteri yang bersangkutan dapat ditemukan dalam bentuk : Otitis media yang hilang timbul dengan banyak mengeluarkan eksudat menunjuk pada infeksi pneumokokus b) Meningitis Serosa Meningitis serosa merupakan komplikasi dari tuberculosis terutama pada anak anak. Sarang infeksi tuberculosis di luar susunan saraf, pada umumnya di paru paru, melepaskan mikrobakterium tuberculosis. Melalui lintasan hematogen sampai ke korteks serebri dan akhirnya mati dan berbiak dan membentuk eksudat kaseosa.leptomeninges yang menutupi sarang infeksi di korteks dapat ikut terkena dan menimbulkan meningitis sirkumskripta. Tetapi eksudat kaseosa dapat pecah dan masuk serta membawa kuman tuberculosis ke dalam ruang subarachnoid. Pada meningitis tuberkulosa (Serosa) didapat liquor yang jernih,poliositoisis limpositer yang berjumlah 10 -350/mm kubik, kadar glukosa yang lebih rendah dari 40 %, jumlah protein yang lebih dari 40 % dan terus melonjak pada pemeriksaan berikutnya dan kadar CL di bawah 680%. (mahar mardjito,2009)

3. Tanda dan gejala meningitis adalah Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK : 1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering) 2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma. 3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:

a) Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher. b) Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna. c) Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan. 4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya. 5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda

vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran. 6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal. 7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata 3a. Tanda-tanda rangsang meningeal yang dialami An.A a. Kaku kuduk Cara pemeriksaan : penderita tidur terlentang, tangan pemeriksa ditempatkan dibawah kepala pasien, lakukan fleksi lateral kemudian secara pasif kepala penderita kita fleksi ekstensi. Interpretasi : Kaku kuduk positif bila sewaktu melakukan gerakan tersebut kita merasakan adanya suatu tahanan. dan dagu tidak dapat mencapai dada. Pada keadaan iritasi selaput otak, fleksi lateral dan hiperekstensi kepala biasanya dapat dilakukan dengan mudah , sedangkan pada kelainan lain (misalnya miositis otot kuduk, abses retrofaringeal, artritis servikalis) biasanya terganggu. b. Tanda Kernig Cara memeriksa : penderita berbaring terlentang, fleksi paha pada sendi panggul sampai membuat sudut 90o kemudian lakukan ekstensi pada sendi lutut. Biasanya ekstensi dapat dilakukan sampai sudut 1350 . Interpretasi : Tanda kernig positif bila terdapat tahanan dan nyeri sebelum tercapai sudut 135o. Pada meningitis tandanya biasanya positif bilateral sedangkan pada HNP lumbal dapat unilateral.

c. Tanda Brudzinski I ( Brudzinskis neck sign ) Cara memeriksa : penderita berbaring terlentang, tangan kiri ditaruh dibawah kepala penderita, tangan kanan diatas dada penderita. Lakukan gerakan fleksi pada kepala penderita dengan cepat. Interpretasi : Tanda Brudzinski I positif bila timbul fleksi involunter pada kedua tungkai. Sebelumnya perlu diperhatikan adanya kelumpuhan karena tungkai tidak akan bisa difleksikan. d. Tanda Brudzinski II (Brudzinskis kontralateral leg sign ) Cara memeriksa : penderita tidur terlentang, satu tungkai difleksikan pada sendi panggul sedangkan tungkai yang satu lagi berada dalam keadaan ekstensi (lurus). Interpretasi : Tanda Brudzinski II positif bila tungkai yang satu ikut pula fleksi. Perlu diperhatikan terlebih dahulu apakah ada kelumpuhan pada tungkai.

4. Patofiologi gangguan neurologis yang dialami An.A yaitu : Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas. Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri. Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK. Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan

meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

5. Pemerikasaan diagnostic yang dilakukan untuk menegakkan diagnose adalah lumbal Pungsi Lumbal Punksi merupakan prosedure neuro diagnostik yang paling sering dilakukan, Indikasi Lumbal Punksi: a. Untuk mengetahui tekanan dan mengambil sampel untuk pemeriksan sel, kimia dan bakteriologi b. Untuk membantu pengobatan melalui spinal, pemberian antibiotika, anti tumor dan spinal anastesi c. Untuk membantu diagnosa dengan penyuntikan udara pada pneumoencephalografi, dan zat kontras pada myelografi Kontra Indikasi Lumbal Punski: a. Adanya peninggian tekanan intra kranial dengan tanda-tanda nyeri kepala, muntah dan papil edema b. Penyakit kardiopulmonal yang berat c. Ada infeksi lokal pada tempat Lumbal Punksi.

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN NEUROLOGI (MENINGITIS) di RS.B 1. Pengkajian Data subyektif Keluarga mengeluh anak demam Keluarg mengatakan terjadi perubahan daya ingat, perubahan tingkah laku Anak mengatakan sakit kepala dan sakit pada otot-otot Anak Data obyektif terlihat gelisah dan selalu

memegang kepalanya Anak tampak kelelahan Adanya reaksi pupil terhadap cahaya adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI, refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) Nausea, Vomiting

2. Diagnosa keperawatan pada anak A a. analisa data NO 1. DS : - sakit kepala - keluarga mengatakan area reabsorbsi DATA FOKUS ANALISA MASALAH Eksudat meningkat selaput MASALAH KEPERAWATAN jaringaan

otak Perfusi

serebral tidak efektif

terjadi perubahan daya Kerusakan ingat dan tingkah laku DO : disfungsi saraf III, IV, Menekan VI otak

(vili arachnoid)

pembuluh

darah

refleks Brudzinski dan Penurunan aliran darah arteri refleks Kernig (+) dan vena

Anak terlihat gelisah Perfusi jaringan serebral tidak dan selalu memegang efektif kepalanya

2. DS : Keluarga mengeluh anak demam DO : -

Eksudat di selaput otak

Hipertermia

Mempengaruhi sistem thermoregulasi (hipotalamus)

Peningkatan suhu 3. Ds : Nausea Do : Anak tampak kelelahan Vomiting TIK meningkat Akumulasi CSF meningkat Edema Kekurangan volume cairan

Merangsang reflek muntah

Muntah

Defisit volume cairan

b. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d penurunan aliran darah vena arteri d/d sakit kepala keluarga mengatakan terjadi perubahan daya ingat dan tingkah laku disfungsi saraf III, IV, VI, refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) dan Anak terlihat gelisah dan selalu memegang kepalanya 2. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan secara aktif, kurangnya intake cairan (mual & muntah) dan pasien tampak lemah 3. hipertermia b/d proses penyakit d/d keluarga mengeluh anak demam

3. INTERVENSI KEPERAWATAN NO Diagnosa . 1. Keperawatan


Ketidakefektifan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x 24 perfusi jaringan b/d jam diharapkan perfusi penurunan aliran jaringan serebral efektif dengan kriteria hasil : darah vena arteri 1. NOC : Tissue Prefusion d/d sakit kepala (cerebral) Tekanan systole dan keluarga diastole dalam rentang mengatakan terjadi yang diharapkan (3) Tidak ada ortostatik perubahan daya hipertensi (3) ingat dan tingkah Nyeri kepala terkontrol (4) laku disfungsi saraf Reflek kerusakan III, IV, VI, refleks neurologi berkurang (2) Brudzinski dan Kelemahan berkurang refleks Kernig (+) (3) Fungsi saraf spinal dan Anak terlihat sensori dan motorik gelisah dan selalu (2) memegang kepalanya 2. NOC : Kognitif Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan (2) Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi (2) Memproses informasi (2) NIC : Pain managenent Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif(lok asi, skala,durasi, frekuensi, dan fakor presipitasi) Pastikan pasien mendapatkan perawatan penuh perhatian tentang nyeri Kontrol faktor lingkungan yang mencetuskan nyeri Sediakan informasi tentang nyeri (penyebab, rentang waktu dan penanganan) Dukungan pasien menggunakan analgesic yang adekuat NIC : Cerebral perfuson promotion Konsultasikan dengan dokter untuk

Kriteria Hasil

INTERVENSI

RASIONAL

Dengan menidentifikasi, intervensi tepat pemberian analgetik dapat yang dan

mengurangi rasa nyeri yang

dialami pasien

Meningkatkan fungsi serebri maksimal. sirkulasi secara

memutuskan parameter hemodinamik dan mempertahankan rentang hemodinamik Berikn agen untuk meluaskan volume intravaskular (koloid,produk darah, kritaloid) Berikan obat antikoagulan,antiplat elet sesuai order Monitor protrombin time dan partial trhomboplastin time Jaga rentang hematokrit norml Hindari fpada leksi leher atau ekstermitas Monitor adanya pendarahan Monitor CVP Monitor respirasi status NIC : oxigen theraphy Bersihkan sekret oral, nasal dan trakeal jika perlu Pertahankan patensi jalan napas

Memenuhi kebutuhan oksigen jaringan dan sel otak

Monitor aliran oksigen Berikan suplementasi oksigen sesuai intruksi

Monitor efektifitas terapi oksigen (pulse oksimetri, BGA jika perlu)

2.

Hipertermi b/d proses penyakit Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang normal Batasan Karakteristik: kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal serangan atau konvulsi (kejang) kulit kemerahan pertambahan RR takikardi saat disentuh tangan terasa hangat Faktor faktor yang berhubungan : - penyakit/ trauma - peningkatan metabolisme - aktivitas yang berlebih - pengaruh

Setelah diberikan auhan NIC : Infection Control keperawatan selama 3 x 34 jam hiperterima
Pertahankan

Menghindari infeksi dan

teratasi dengan kriteria hasil : 1. NOC :


Thermoregulation Kriteria Hasil : Suhu tubuh dalam rentang normal (4) Nadi dan RR dalam rentang normal (3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman 2. NOC : infection severity : Penurunan kadar SDP (3) Cairan kolonisasi cerebrospinal (2)

tehnik isolasi jika nasokomial perlu Ajarkan pengunjung untuk mencuci sebelum seduah berkunjung Pertahankan lingkungan aseptic optimal Berikan antibiotic jika perlu Ajarkan kepada yang tangan da

meningkatkan kesehatan

anggota keluarga dan pasien cara untuk menghindari infeksi. Dukung persiapan

medikasi/anast esi ketidakmampu an/penurunan kemampuan untuk berkeringat terpapar dilingkungan panas dehidrasi pakaian yang tidak tepat

dan

penyediaan yang

makanan aman

NIC : Fever Treatment Monitor suhu secara berkala Monitor IWL Monitor warna dan suhu kulit Monitor

Mengatasi kehilangan cairan tubuh membantu dan

penurunan memperbaiki

tingkat kesadaran Selimuti pasien Lakukan sponge Monitor kejang Monitor WBC, Hb, dan Hct Monitor intake dan output Berikan anti piretik Berikan pengobatan untuk Berikan intravena Kompres pasien pada lipat paha dan aksila Tingkatkan sirkulasi udara Berikan pengobatan untuk mencegah mengatasi aktifitas tapid

fungsi serebri.

penyebab demam cairan

terjadinya menggigil

NIC : Vital Sign Monitoring

Membantu memonitor

Monitor TD, nadi, kondisi suhu, dan RR Catat fluktuasi darah adanya tekanan

perkembangan penyakit

Monitor pasien

VS

saat

berbaring,

duduk, atau berdiri Monitor kualitas dari nadi Monitor dan pernapasan Monitor suara paru Monitor pola frekuensi irama

pernapasan abnormal Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

3.

Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan secara aktif, kurangnya intake cairan (mual & muntah) Batasan Karakteristik : - Kelemahan - Haus - Penurunan turgor kulit/lidah - Membran mukosa/kulit kering

Setelah diberikan asuhan NIC : Fluid keperawatan selama 3 x 24 Management jam diharapkan kebutuhan Timbang cairan terpenuhi popok/pembalut jika dengankriteria hasil : diperlukan Pertahankan catatan NOC: intake dan output Fluid balance yang akurat - TD dalam rentang Monitor status normal (3) hidrasi (kelembaban - Turgor kulit (4) membran mukosa, - Balance 24 jam nadi adekuat, intake dan output tekanan darah (3) ortostatik ), jika - Membran mukosa diperlukan lembab (3) Monitor vital sign Monitor masukan Nutritional Status :

Untuk memenuhi dan mempertahankan keseimbangan cairan

- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi - Pengisian vena menurun - Perubahan status mental - Konsentrasi urine meningkat - Temperatur tubuh meningkat - Hematokrit meninggi - Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing) Faktor-faktor yang berhubungan: - Kehilangan volume cairan secara aktif - Kegagalan mekanisme pengaturan

Food and Fluid Intake : - Intake makanan via oral (3) - Intake cairan IV (4)

makanan / cairan dan hitung intake kalori harian Lakukan terapi IV Monitor status nutrisi Berikan cairan Berikan cairan IV pada suhu ruangan Dorong masukan oral Berikan penggantian nesogatrik sesuai output Dorong keluarga untuk membantu pasien makan Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk Atur kemungkinan tranfusi Persiapan untuk tranfusi

6. Pendidikan kesehatan pada pasien di atas PENDIDIKAN KESEHATAN Penkes yang dapat diberikan pada pasien dengan meningitis adalah : 1. Berikan penjelasan pada keluarga tentang faktorm- faktor resiko yang dapat memperberat penyakit. 2. Berikan penjelasan pada keluarga agar pasien minum obat secara teratur,melakukan control kembali ke rumah sakit. 3. Berikan penjelasan pada keluarga tentang bagaimana cara mencegah kekambuhan penyakitnya. Misalnya dengan : a. Menjaga stamina atau daya tahan tubuh dengan menkonsumsi makanan bergisi dan istirahat yang cukup. b. Menghindari anggota keluarga dan tetangga yang sedang sakit, terutama penyakit menular. c. Menjaga kebersihan diri (Personal hygiene). 4. Berikan penjelasan pada keluarga tentang cara mengenali tanda tanda pasien terkena serangan berulang. 5. Anjurkan pasien untuk melakukan imunisasi meningitis kepada anggota keluarga yang lain.

SGD 1 SISTEM NEURO BEHAVIOUR MENINGITIS PADA ANAK

OLEH: KELOMPOK II

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

I KETUT PURNAWAN NI WAYAN ARWATI NI MADE AGUSTINI IDA AYU CUPU TURI NMI MADE ARTINI DON FRANSISKUS DVG AGUSTINA MBILIYORA NI PUTU DESTRIANA WARDANI NINA MARLENCI SAE NI LUH SUARDANI SAYU NGURAH WIDIASIH

(1302115026) (1302115027) (1302115028) (1302115008) (1302115010) (1302115012) (1302115017) (1302115035) (1302115036) (1302115003) (1302115005)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN B FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2014

You might also like