You are on page 1of 22

BAB II LANDASAN TEORETIS

2.1

Karakteristik Matematika Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai karakteristik tertentu

bila dibandingkan dengan disiplin ilmu lainnya dalam kegiatan belajar yang pertama kita harus mengenal pengertian matematika. Menurut Fadrik (1998:34) matematika adalah berkenaan dengan ide-ide abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya secara deduktif. Menurut Soedjadi (1999:13) karakteristik metematika adalah sebagai berikut: (1) (2) (3) (4) (5) (6) Memiliki objek abstrak yang meliputi fakta, konsep, operasi dan prinsip; Bertumpu pada kesepakatan; Berpola pikir deduktif; Memiliki simbol yang kosong dalam arti; Memperhatikan semesta pembicaraan; dan Konsisten dalam pembicaraan.

Matematika memiliki objjek kajian yang abstrak. Beberapa matematikawan menganggap objek matematika itu konkret dalam pikiran mereka, maka kita dapat menyebut objek matematika sebagai objek mental atau pikiran. Secara garis besar matematika memiliki objek kajian yang abstrak sebagai berikut: 1) Fakta Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yang biasanya diungkapkan lewat simbol tertentu. Cara mempelajari fakta bisa dengan cara hafalan, drill (latihan terus menerus), demonstrasi tertulis, dan lain-lain.

Rubenstein dan Thomson dalam Miksalmina, 2010:9 mengingatkan, Secara umum, guru harus menyadari kesulitan-kesulitan tentang simbol bagi siswa. Simbolisme merupakan bentuk bahasa matematika yang rapi, abstrak, dan formal. Dengan demikian dalam memperkenalkan simbol atau fakta metematika

kepada siswa, guru seharusnya melalui beberapa tahap yang memungkinkan siswa dapat menyerap makna dari simbol-simbol tersebut. Contoh fakta: dx dalam

integral merupakan lambang pengintegralan terhadap variabel x. 2) Konsep Menurut Soedjadi (1999:14) konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek

sehingga dapat diketahui apakah objek tertentumerupakan contoh konsep atau bukan konsep. Konsep berhubungan erat dengan definisi. Definisi adalah ungkapan yang membatasi suatu konsep. Dengan adanya definisi orang dapat membuat ilustrasi atau gambar atau lambang dari konsep yang dimaksud. Suatu konsep yang berada dalam lingkup ilmu matematika disebut konsep matematika. Contoh konsep dalam integral yaitu definisi tentang definisi operasi pengintegralan. 3) Operasi Soedjadi (1999:15) mengungkapkan bahwa operasi yaitu aturan untuk

memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui. Elemen tunggal yang diperoleh disebut sebagai hasil operasi, sedangkan elemen yang diketahui disebut elemen yang dioperasikan. Contoh operasi dalam integral yaitu operasi hitung integral dari fungsi aljabar.

4) Prinsip Menurut Soedjadi (1999:15), prinsip adalah hubungan antara berbagai objek matematika. Prinsip dapat terdiri atas beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi/operasi. Prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar matematika. Prinsip dapat berupa aksioma, teorema dan sifat. Contoh prinsip dalam integral adalah sifat integral tentu ( ) .

Matematika juga bertumpu pada kesepakatan. Simbol-simbol dan istilahistilah dalam matematika merupakan kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan simbol dan istilah yang telah disepakati dalam matematika maka pembahasan selanjutnya akan menjadi mudah dilakukan dan dikomunikasikan.

2.2 2.2.1

Kesulitan Belajar dan Penyebab Kesulitan Dalam Belajar Pengertian Kesulitan Belajar Kesulitan belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kesulitan dan

belajar. Menurut Poerwadarminta (1984:937) arti kesulitan adalah kesusahan dan kesukaran, sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian. Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:74) yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah keadaan dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ambo Enre Abdullah

(www.infogenerasi.co.cc di akses 4 februari 2012) adalah Kesulitan sebenarnya adalah suatu kondisi tertentu yang ditandai adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras untuk

mengatakannya.

Berdasarkan pengertian belajar dan kesulitan yang dikemukakan di atas, maka dapat diberikan pengertian kesulitan belajar yaitu sesuatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan untuk mencapai tujuan belajar. Kesulitan belajar menurut Hammil (Irham Abidin, 2006: 10) adalah :

Menunjuk pada sekelompok kesulitan yang memanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, mencakup-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi tertentu. Batasan-batasan tentang kesulitan belajar diatas memberikan pemahaman bahas kesulitan belajar adalah kesulitan mencapai tujuan yang sekaligus merupakan gejala kegagalan. Kondisi yang terjadi dalam kesulitan belajar terpisah dari kondisi lainnya karena memiliki gejala-gejala tersendiri. Apabila dikaitkan dengan pengertian belajar secara umum, maka dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar merupakan adanya kondisi penghambat untuk mengadakan perubahan tingkah laku karena terjadi kesulitan dalam merespon setiap kondisi yang terjadi dalam lingkungannya. Kaitannya dengan pengajaran di sekolah, maka kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami hambatan untuk mengetahui atau memahami suatu materi atau pelajaran. Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar siswa seperti yang disebutkan Muhkal (www.infogenerasi.co.cc di akses 4 februari 2012)), antara lain : a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok atau potensi yang dimilikinya. b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.

10

c. Lambat

dalam

melakukan

tugas-tugas

kegiatan

belajar,

dan

yang

bersangkutan selalu tertinggal dari kawan-kawannya. d. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti: membolos, datang terlambat, tidak mengajarkan pekerjaan rumah, mengganggu didalam dan diluar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkan diri terpisahkan serta tidak mau bekerja sama. e. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira, dan menghadapi nilai rendah, menunjukkan adanya perasaan sedih atau menyesal dan sebagainya. Semua orang harus mempelajari matematika walaupun bidang studi ini dianggap sulit oleh sebagian orang. Matematika harus dipelajari kerena merupakan suatu sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Jika tidak, siswa akan menghadapi banyak masalah karena hammpir semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai. Tingkat kesulitan yang dialami siswa antara yang satu dengan yang lainnya berbeda sehingga menimbulkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik.

2.2.2

Penyebab Kesulitan Siswa dalam Belajar Setiap kesulitan pasti ada penyebab kesulitannya. Penyebab kesulitan yang

dialami oleh siswa ada yang berasal dari dalam diri siswa (faktor intern) atau berasal luar siswa (faktor ekstern). Penyebab yang bersal dari luar dapat berupa situasi ketika

11

tes, keadaan keluarga dan keadaan lingkungan sekitar. Penyebab yang berasal dari dalam dapat berupa penyebab matematika maupun penyebab non matematika. Irham Abidin (2006 : 18) mengemukakan bahwa berbagai faktor penyebab kesulitan belajar yaitu : Faktor internal pada kemungkinan disfungsi neurologis sedangkan penyebab utama problem belajar adalah faktor eksternal, yaitu berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengolahan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat. Atau karena faktor keturunan, kerusakan pada fungsi otak, bio kimia, deprivasi lingkungan, atau kesalahan nutrisi.

Penyebab matematika adalah segala hal yang berhubungan dengan faktor kognitif siswa yang berkaitan dengan objek matematika yang membuat siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan tes. Misalnya, kesalahan karena siswa tidak menguasai konsep, prinsip, fakta atau siswa tidak terampil melakukan suatu operasi di dalam matematika. Penyebab non matematika adalah selain penyebab matematika yang berasal dari dalam diri siswa. Penyebab non matematika dapat berupa keadaan siswa yang kurang sehat saat mengerjakan tes, keadaan psikologis siswa yang kurang stabil seperti trauma maupun kelelahan. Selanjutnya dalam penelitian ini penyebab kesulitan yang akan diteliti adalah penyebab matematika. Untuk mengetahui penyebab kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal integral akan dilakukan wawancara. Wawancara disesuaikan dengan hasil jawaban yang dikerjakan siswa.

12

2.2.3

Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Integral Belajar matematika selalu berkenaan dengan ide-ide atau konsep abstrak yang

tersusun secara hirarkis. Maka belajar matematika harus dilakukan secara bertahap dan kontinu.belajar matematika merupakan belajar dengan menggunakan strukturstruktur matematika dan juga mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika. Menurut Gagne (1987:97) (anharululum.blogspot.com di akses 5 febuari 2012) mengemukakan bahwa : Hirarkis belajar adalah suatu proses pembelajaran yang dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan ataupun keterampilan yang menjadi salah satu tujuan dalam prosespembelajaran tersebut.diikuti kemampuan dan keterampilan atau pengetahuan prasyarat yang harus mereka kuasai lebih dahulu agar mereka berhasil mempelajari keterampilan dan pengetahuan diatasnya itu. Berdasarkan kutipan di atas dapat kita simpulkan bahwa dalam memahami konsep integral perlu pula memperhatikan konsep-konsep sebelumnya. Misalnya dalam mempelajari materi integral setiap siswa harus sudah menguasai materi turunan sehingga siswa dapat menyelesaikan soal integral yang menggunakan konsep turunan. Dalam hal ini sering kali siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal soal integral kerena masih kurangnya pemahaman konsep-konsep pada turunan. Adapun dalam mempelajari matematika siswa memiliki dasar kesulitan khusus seperti yang dikemukakan oleh Soedjadi sebagai berikut:

1. Kesulitan dalam menggunakan konsep. a. Siswa lupa nama singkatan/nama teknik suatu objek.

13

b. Ketidakmampuan mengingat satu atau lebih syarat cukup dan sebagainya. 2. Kesulitan dalam menggunakan prinsip. a. Siswa tidak mempunyai konsep yang dapat digunakan untuk menggembangkan prinsip sebagai butir pengetahuan baru. b. Siswa tidak dapat menggunakan prinsip karena kurang kejelasan tentang prinsip tersebut dan sebagainya. 3. Kesulitan memecahkan soal dalam bentuk verbal. a. Tidak mengerti apa yang dibaca, akibat kurangnya pengetahuan siswa tentang konsep atau beberapa istilah yang tidak diketahui. b. Tidak mampu menetapkan variabel untuk menyusun persamaan dan sebagainya. Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan dasar yang dialami oleh siswa berupa kesulitan dalam menggunakan konsep, kesulitan dalam menggunakan prinsip, dan kesulitan memecahkan soal dalam bentuk verbal. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar apabila siswa tidak mampu mencapai ketuntasan belajar baik secara klasikal maupun secara individual sebagaimana yang dikatakan oleh Sri (dalam Ikhsan, 2000:44) yaitu Secara individual suatu penguasaan materi disebut dikuasai olehsiswa bila ia dapat menjawab dengan benar atau memperoleh skor sekurang-kurangnya 65% dari jumlah skor ideal setiap materi penguasaan. Sedangkan secara klasikal suatu penguasaan disebut sudah dikuasai oleh sekelompok siswa bila telah terdapat sekurang-kurangnya 85% siswa telah mmenguasai materi tersebut. Agar dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika, perlu mengenal kesalahan umum yang dilakukan oleh anak dalam menyelesaikan soal dalam bidang studi matematika. Beberapa kekeliruan umum tersebut menurut Lerner (dalam Abdurrahman, 1999:262) adalah kekurangan pemahaman tentang simbol, nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, perhitungan, dan tulisan yang tidak terbaca. Selain itu untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa terlebih

14

dahulu harus disadari bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dan kemudian diidentifikasikan konsep, algoritma atau prinsip yang sulit dipahami siswa.

2.3

Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Setiap kesulitan yang dialami tentunya ada penyebabnya. Penyebab kesulitan

dalam menyelesaikan soal tes, dapat berasal dari luar siswa atau dari dalam diri siswa. Penyebab yang berasal dari luar siswa dapat berupa situasi ketika tes, keadaan keluarga, dan lingkungan sekitar. Sedangkan penyebab dari dalam siswa dapat berupa penyebab matematika dan penyebab bukan matematika. Penyebab matematika adalah segala hal yang

berhubungan dengan faktor kognitif siswa yang berkaitan dengan objek matematika yang membuat siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan tes. Misalnya, kesalahan karena siswa tidak menguasai konsep, prinsip, fakta atau siswa tidak terampil melakukan suatu operasi di dalam matematika. Penyebab non matematika adalah selain penyebab matematika yang berasal dari dalam diri siswa. Penyebab non matematika dapat berupa keadaan siswa yang kurang sehat saat mengerjakan tes, keadaan psikologis siswa yang kurang stabil seperti trauma maupun kelelahan. Selanjutnya dalam penelitian ini penyebab kesulitan yang akan diteliti adalah penyebab matematika. Untuk mengetahui penyebab kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal integral akan dilakukan wawancara. Wawancara disesuaikan dengan hasil jawaban yang dikerjakan siswa.

15

2.4

Upaya Mengatasi Kesulitan Banyak alternative pilihan yang dapat diambil guru dalam mengatasi

kesulitan belajar siswanya. Akan tetapi, menurut Syah(2004:187) sebelum pilihan tersebut di ambil, guru diharapkan terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting yang meliputi : 1. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang di hadapi siswa. 2. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang

menentukan perbaikan 3. Menyusun program perbaikan, khususnya program pengajaran. Setelah langkah-langkah di atas selesai barulah guru melaksanakan langkah selanjutnya, yakni melaksanakan program perbaikan. Mengatasi kesulitan-kesulitan belajar tidak dapat dipisahkan dari factor-faktor kesulitan belajar sebagaimana diuraikan di atas. Karena itu mencari sumber penyebab utama dan sumber-sumber penyerta lainnya adalah menjadi mutlak adanya dalam rangka mengatasi kesulitan belajar. Menurut Ahmadi (2004:96), secara garis besar langkah-langkah yang diperlukan dalam mengatasi kesulitan belajar, dapat dilakukan melalui enam tahap, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengumpulan data Pengolahan data Diagnosis Prognosis/ramalan Treatment/perlakuan Evaluasi

16

Pengumpulan data merupakan salah satu langkah dalam mengatasi kesulitan belajar karena dimulai dari sinilah seorang guru dapat memperoleh informasi tentang siswanya. Pengumpulan data dapat di lakukan denga cara melakukan observasi, kunjungan rumah, daftar pribadi, meneliti pekerjaan anak, tugas kelompok atau melaksanakan tes. Semakin tinggi tingkat kesulitan siswa maka semakintinggi pula suatu informasi tentang siswa tersebut harus ditemukan. Setelah data yang diperlukan terkumpul maka tugas guru selanjutnya adalah mengolah atau mengkaji data untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dialami anak. Diagnosis adalah keputusan mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnosis inidapat berupa hal-hal berikut ini : 1. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar 2. Keputusan mengenai faktor-faktor mengenai penyebab kesulitan belajar 3. Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar Prognosis artinya ramalan. Apa yang telah di tetapkan dalam tahap diagnosis akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan ramalan mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk membantu mengatasi masalahnya. Prognosis dapat juga dikatakan sebagai suatu aktivitas penyusunan rencana atau program yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar anak didik. Treatment (perlakuan) disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk treatment yang dapat diberikan antara lain melalui bimbingan belajar kelompok, belajar individual, pengajaran remedial, pemberian bimbingan

17

pribadi untuk mengatasi masalah-masalah psikologis dan melalui bimbingan orang tua. Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengatasi apakah treatment yang telah diberikan tersebut berhasil dengan baik, artinya ada kemajuan atau bahkan gagal sama sekali. Kalau ternyata treatment yang diterapkan tersebut tidak berhasil maka perlu ada pengecekan kembali ke belakang factor-faktor apa yang mungkin menjadi penyebab kegagalan treatment tersebut.

2.5

Materi Integral di SMA Materi integral yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah materi yang

diajarkan di Sekolah Menengah Atas kelas XII IPS. Pemilihan materi tersebut didasarkan pada pertimbangan isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Untuk mengetahui secara jelas tentang kedudukan materi ajar di SMA yang berhubungan dengan penelitian ini, berikut ini isi kurikulum dirumuskan sebagai berikut: Standar Kompetensi: 1. Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar: 1.1 Memahami konsep integral tak tentu dan integral tentu 1.2 Menghitung integral tak tentu dan integral tentu dari fungsi aljabar sederhana. 1.3 Menggunakan integral untuk menghitung luas daerah di bawah kurva. 1.4 Menghitung integral fungsi trigonometri

18

Pokok Bahasan Integral a. Sejarah Integral Integral biasanya disebut Hitung Integral atau Kalkulus Integral. Integral dapat diartikan atau ditafsirkan : 1). 2). Dalam representasi geometri, Sebagai operasi, invers dan operasi pendiferensialan

Menurut sejarah, orang yang tercatat pertama kali mengemukakan ide tentang integral adalah Archimedes, seorang ahli matematika bangsa Yunani yang berasal dari Syarasusa (287 212 SM). Pengertian lain tentang. Integral yaitu penentuan suatu fungsi jika derivatif diketahui, dan biasa juga disebut dengan anti diferensial. Integral merupakan kebalikan dari deferensial. Lambang diperkenalkan oleh Leibniz pada abad ke 17. Integral sebagai operasi invers dari deferensial. Dalam hitung deferensial ditentukan suatu fungsi, jika fungsinya diketahui. Sebaliknya pada kalkulus integral turunannya yang diketahui dan yang dicari adalah fungsi. Oleh sebab itu, integral dapat dikatakan sebagai operasi invers dari diferensial. Bila suatu fungsi f (x) mempunyai turunan f (x), maka turunan itu biasanya dinyatakan dengan:
dy f ' ( x) , dan diferensialnnya dy f ' ( x)dx . dx

Proses untuk mendapatkan fungsinya kembali atau untuk mendapatkan f (x) disebut pengintegralan. Pengintegralan ini dinyatakan dengan:
y f ' ( x)dx dengan y f ( x) .

19

Untuk menentukan integral suatu fungsi, tidak semudah waktu kita mencari turunannya. Agar bisa memperoleh gambaran yang lebih jelas, perhatikan turunan beberapa fungsi sebagai berikut : Tabel 1 f (x) X
1 2 x 2 1 3 x 3 1 4 x 4 1 5 x 5

Tabel 2 f1(x) 1 X X2 X3 X4 f (x) 4X2 4X2 + 3 4X2 - 5 4X2 - 300 4X2 +


1 4

f1(x) 8X 8X 8X 8X 8X

1 n x n

xn

Dengan memperhatikan Tabel 1 tampak bahwa jika f(x) =

1 x n1 . n 1

Akan tetapi, jika kita memperhatikan Tabel 2 terlihat bahwa anti deferensial dari 6x berasal dari berbagai macam fungsi 3x2 + c, dengan c suatu konstanta. Dari berbagai hal yang terdapat dalam Tabel 1 dan 2, maka dapat diperoleh aturan sebagai berikut :

Jika f ' (x) x n , maka f (x)

1 x n 1

n 1

20

1. Integral Tak tentu Bentuk umum dari integral adalah: ( ) Integral tak tentu dari fungsi aljabar: Misalkan a konstanta real sembarang, f(x) dan g(x) masing-masing mereupakan fungsi integral yang dapat ditentukan fungsi integral umumnya, maka: (1) (2) (3) * ( ) (4) (5) Contoh: a) = x5 + C b) ( ) ( )+ ( ) ( ) ( )

, dengan n bilangan rasional dan n -1 , dengan n bilangan rasional dan n -1

2.

Integral Tentu ( ) , ( )( ) ( )

Sifat-sifat integral tentu: (1) (2) ( ) ( ) ( )

21

(3)

( )

( )+

( ) ( ) ( )

(4) * ( )

3. Penggunaan Integral Tentu untuk Menghitung Luas Daerah ( )

Contoh: y=x +1

0 L= ( )

1 0 (

2 1 ) . /

4. Integral Subtitusi Bentuk umum integral substitusi adalah sebagai berikut : [ ( ) Contoh : 1. Tentukan ( ) ] ( )

Jawab :

22

Misalkan u = x2 + 3 , maka ( )

( 2. Tentukan Jawab : Misalkan , maka = = = =

5. Integral Fungsi Trigonometri Mengingat bahwa integral adalah merupakan anti diferensial maka kita dapat menentukan rumus dasar integral fungsi trigonometri berikut ini :

23

Contoh : Tentukan Jawab : 6. Integral Parsial Bentuk umum menyelesaikan integral parsial adalah sebagai berikut : Contoh : Tentukan Jawab : Misalkan ( ( ( ( Sehingga , ( ) ( ( ( ) ) ) ( ( ( ) ) + c ) ) ) ) ) ( )

24

2.6 2.6.1

Indikator Kesulitan Belajar Integral Indikator Kesulitan Konsep. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau

mengklasifikasikan sekumpulan objek. Konsep berhubungan erat dengan definisi. Definisi adalah ungkapan yang membatasi suatu konsep. Yang sering terjadi dalam kaitan kesulitan dalam menggunakan konsep adalah: a. Siswa lupa nama singkatan/nama teknik suatu objek. Di dalam pokok bahasan integral misalnya, siswa tidak mampu menyebutkan bahwa adalah sin x +C.

b. Ketidakmampuan mengingat satu atau lebih syarat cukup dan sebagainya. Ketidakmampuan mengingat syarat cukup untuk suatu objek yang ditandai dengan memberikan istilah yang dinyatakan dengan konsep. Di dalam integral misalnya, siswa tidak ingat bahwa integral parsial menggunakan subsitusi ganda. c. siswa tidak dapat menentukan rumus umum dari integral d. siswa tidak dapat menyebutkan definisi dari konsep dengan menggunakan kata-kata sendiri. Contoh :siswa tidak dapat menyebutkan definisi integral. e. Siswa tidak dapat menerjemahkan dari satu model persentasi ke model persentasi lain atau menerjemahkan satu gambar ke gambar lain f. Kesalahan kecerobohan dan kurang ketelitian

25

2.6.2

Indikator Kesulitan Prinsip. Prinsip adalah hubungan antara berbagai objek matematika. Prinsip dapat

terdiri atas beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi/operasi. Prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar matematika. Prinsip dapat berupa aksioma, teorema dan sifat. Yang sering terjadi dalam kaitan kesulitan dalam menggunakan prinsip adalah: a. Siswa tidak mempunyai konsep yang dapat digunakan untuk

mengembangkan prinsip sebagai butir pengetahuan baru. Jika siswa tidak memiliki konsep yang digunakan untuk mengembangkan prinsip sebagai butir suatu pengetahuan, maka mereka akan merasa sulit dalam memahami prinsip itu. Hal ini wajar karena prinsip memuat konsepkonsep serta relasi antar konsep-konsepnya. Kekurang pahaman tentang konsep-konsep dasar adalah penyebab utama kesulitan dalam mempelajari prinsip-prinsip matematika. Dalam integral, sangat sering digunakan istilah turunan dalam pokok bahasan itu, misalnya dalam integral subsitusi dan integral parsial. Siswa akan semakin mengalami kesulitan jika guru tidak memahami bahwa siswa tidak paham akan konsep turunan. b. Siswa tidak dapat menggunakan prinsip karena kurang kejelasan tentang prinsip tersebut dan sebagainya. Beberapa siswa yang tidak memahami prinsip cenderung menghafalkan prinsip itu sebagai suatu fakta. Mereka dapat menyatakannya tetapi tidak memahami maknanya, sehingga akibatnya tidak dapat menggunakannya. Usaha siswa untuk menghafal merupakan usaha siswa agar merasa aman

26

pada awal kegiatan belajar, khususnya jika guru menanyakan prinsip itu. Kecendrungan siswa menghafal prinsip mengakibatkan pembelajaran yang tak bermakna. Beberapa di antaranya mungkin tidak tahu bagaimana cara belajar, bagaimana mencari makna pada prinsip-prinsip itu. Namun mungkin sekali siswa yang ingin tahu segan bertanya kepada guru. Dalam integral misalnya, siswa menghafal rumus integral parsial akan tetapi siswa tidak tau kapan harus menggunakan rumus tersebut. c. siswa salah menggunakan rumus dalam menjawab soal matematika yang berhubungan dengan integral. Contohnya : kesalahan siswa dalam menerapkan integral konstanta saat mengerjakan soal d. siswa tidak dapat memberikan alas an dalam penggunaan suatu prinsip. Contoh : siswa tidak dapat menjelaskan kenapa dalam mencari integral substitusi dengan menggunakan turunan 2.6.3. Indikator Kesulitan Verbal. Kesulitan verbal terjadi bila siswa tidak dapat menerjemahkan soal cerita ke dalam bahasa matematika, berupa ilustrasi gambar, simbol, grafik, dan tabel. Yang sering terjadi dalam kaitan kesulitan dalam memecahkan soal dalam bentuk verbal adalah: a. Tidak mengerti apa yang dibaca, akibat kurangnya pengetahuan siswa tentang konsep atau beberapa istilah yang tidak diketahui. Dalam integral misalnya, pada soal persamaan gerak benda, diketahui siswa tidak mengerti yang dimaksud dengan , ,

adalah s, sehingga siswa

27

tidak mengerti apa yang dibacanya akibatnya, siswa tidak dapat menjawab soal. b. Tidak mampu menetapkan variabel untuk menyusun persamaan dan sebagainya. Dalam integral misalnya, pada soal persamaan gerak benda, siswa tidak mengerti yang dimaksud dengan s adalah jarak, v adalah kecepatan ,a adalah percepatan, dan t adalah waktu. Oleh karena itu, siswa tidak mampu

menyusun variabel-variabel tersebut untuk menyelesaikan soal-soal tersebut.

28

You might also like