Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Tegangan sisa didefinisikan sebagai tegangan yang terkunci di dalam suatu material dimana gaya eksternal dan temperature gradien sedang tidak bekerja pada material tersebut. tersebut. Tegangan sisa pada material sulit untuk diamati dan dihitung besarannya besarannya. . Tegangan sisa pada material biasanya timbul akibat dari proses manufaktur seperti treatment case hardening, shot peening, rolling, grinding, welding, dan proses permesinan lainnya. lainnya.
Residual Stress
Pendahuluan
Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai residual stress :
1) 2) 3)
4)
5)
6)
Residual stress merupakan system yang seimbang. Residual stress merupakan system 3 dimensi. Residual stress dapat dijabarkan dalam bentuk tegangan tarik (tensile) dan tegangan tekan (compress). Besaran residual stress dapat dibagi dalam 3 skala yaitu : skala makro (marcoscale), skala mikro (mikroscale), dan skala kisi (lattice). Residual stress dipengaruhi pula adanya atom asing yang masuk dalam struktur kisi material. Residual stress dapat terbentuk pada proses manufaktur karena pengaruh suhu (thermal), metallurgical, permesinan (mechanical), dan kimia (chemical).
12/14/2009
12/14/2009
12/14/2009
Aplikasi
Contoh kasus berupa adanya crack yang muncul pada panel boiler akibat residual stress dari pengelasan. pengelasan. Boiler dilakukan coating untuk melindungi dari korosi dan erosi. erosi. Boiler berbahan Cr Cr-Mo steel.
Aplikasi
Masalah muncul : lasan berada pada panel yang mengalami proses pemanasanpemanasan -pendinginan. Koefisien panas yang berbeda antara weld metal dan base metal. Timbulkan thermal residual stress yang memicu thermal fatigue cracking.
Aplikasi
Hasil riset John DuPont & Arnold Marder
Kesimpulan
Tegangan sisa merupakan suatu stress yang terkunci dalam struktur materialyang dapat menyebabkan terjadinya distorsi dan kegagalan pada material. Tegangan sisa ada juga yang menguntungkan seperti dalam precipitation hardening. Tegangan sisa banyak terjadi akibat proses manufaktur. Beberapa faktor dasar penyebab residual stress berupa : thermal (temperatur), proses metalurgi (metallurgical), proses mekanik (mechanic).