You are on page 1of 10

Pidato (Alm) Syaikh Ahmad Deedat tentang

Iran

Pidato ini disampaikan oleh Almarhum Syaikh Ahmad Deedat yg telah melakukan
perjalanannya ke Republik Islam Iran pada tanggal 3 Maret 1982. Ahmad Deedat, ulama
Ahlus Sunnah asal Afrika Selatan. Kristolog terbesar abad ini. Sang Legendaris. Orator
tak terkalahkan. Berbicara mengenai relasi sunni-syiah didepan masyarakat Afrika
Selatan.

Pada saat Deedat berkunjung ke Iran, Iran baru menjalani peperangan 6 bulan lebih
melawan Irak, sebuah peperangan panjang hampir 8 tahun. Irak -dengan dukungan
Amerika Serikat dan negara2 Arab muslim yang ketakutan melihat kemenangan Iran
atas Shah-, menganeksasi Iran. Bisa dibilang, Iran sendirian melawan tentara
multinasional. Gabungan pasukan Irak + Amerika cs + pasukan Arab melawan Iran.

Mungkin karena inilah, diktator Saddam sempat sesumbar akan meratakan Iran dalam 3
hari. Alih-alih, perang justru berlangsung hingga 8 tahun, dan tidak satupun tujuan
objektif pasukan Multional tercapai. Walaupun terjadi persenglingkuhan berkali-kali
antara negara2 Arab khususnya Arab Saudi dengan Amerika atau Israel, kita masih
sering mendengar suara2 sumbang yang dilontarkan kaum muslim bahwa Iran yang
syiah adalah antek Israel dan Amerika. Karena itu, musuh yang lebih berbahada dari
Israel dan Amerika adalah Iran. Mungkin, cara berpikir kaum muslimin yang seperti ini,
disa dibilang ini adalah salah satu keajaiban dunia.

Keajaiban lainnya adalah, saat perang teluk I dan II ketika Amerika menggempur Irak.
Dengan gaya koboinya, Amerika meminta negara2 tetangga Irak agar mengijinkan
wilayah udaranya ataupun daratnya sebagai awal untuk menyerang Irak. Dengan senang
hati, Arab Saudi, Turki, Jordan, Yaman memberi ijin dengan paha terbuka. Dan satu2nya
negara yang menolak bekerja sama adalah Iran!!!. Apa yang selanjutnya terjadi ?
Saddam memohon pertolongan kepada Iran agar Iran mengijinkan wilayahnya untuk
menampung pesawat2 tempur Irak yang melarikan diri. Iran, yang 10 tahun sebelumnya
dizalimi Irak, justru mendukung Saddam dan mengecam AS.

Kemana negara2 Arab tersebut ketika Amerika memborbardir Irak ? Setelah Irak jatuh,
barulah mereka berteriak2 untuk membebaskan Irak.

Dan tentu anda bisa menebak, negara mana yang dijadikan kambing hitam sebagai
penjajah rakyat Irak.
Lewat artikel ini, Ahmad Deedat, mengkritisi keajaiban tersebut. Selamat menikmati.

~subchan
Persatuan Sunni-Syiah: Nasihat Ahmad Deedat untuk
kaum Muslimin
Aku berlindung dari godaan setan yang terkutuk. Dengan Nama Allah Maha Pengasih
Maha Penyayang. Al-Quran yang suci menyebutkan: "Dan jika kamu berpaling (dari Islam
dan ketaatan kepada Allah), Dia akan menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan
mereka tidak akan seperti kamu (QS. Muhammad : 38)".

Bapak Pemimpin dan saudara-saudara, ketika kita melihat dengan ragu keajaiban dari
sebuah negara yang terlahir kembali. Keputusan Allah yang tidak dapat ditawar telah
menemukan buktinya dalam kebangkitan dan keruntuhan sebuah bangsa yang
disebutkan dalam ayat yang saya baca kepada Anda dari surah Muhammad. Bagian akhir
dari ayat tersebut mengingatkan kita dan memperingatkan kita bahwa jika kalian
berbalik dari kewajiban dan tanggung jawab, maka Dia akan menggantikan kalian
dengan kaum/bangsa yang lain.

[Kekuasaan digilir untuk setiap bangsa]


Pribahasa Urdu menggunakan kalimat indah ini ketika menggambarkan beberapa
musibah yang terjadi di sebuah komunitas ketika berbicara tentang sebuah negara yang
dapat menggantikan mereka. Sebenarnya ini adalah bahasa Quran. Dan ini benar-benar
terjadi melalui sejarah yang berulang. Pertama, Allah SWT memilih Yahudi Bani Israil
sebagaimana yang Ia katakan dalam Quran Suci: "Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku
yang telah Aku berikan kepadamu dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat
yang lain di alam ini (QS. Al-Baqarah : 47)".

Dengan kemuliaan itu seharusnya mereka menjadi pembawa obor pengetahuan Tuhan
untuk dunia. Ini merupakan kehormatan, ini merupakan hak istimewa dan ini merupakan
yang pertama bagi kaum Yahudi. Tapi karena mereka tidak mematuhi kewajiban,
seorang Yahudi di antara Yahudi pengikut Nabi Isa AS sebagaimana direkam di kitab
Kristiani mengatakan kepada mereka: “Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa
Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang
akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” (Bibel, Mattius 21: 43). Dan bangsa itu, yang
akan bangkit adalah umat Islam. Hal itu diambil dari bangsa Yahudi dan diberikan
kepada umat Islam.

Umat Islam kemudian, di antara mereka yang pertamanya adalah bangsa Arab, yang
diberikan oleh Allah hak istimewa sebagai pembawa obor cahaya dan pengetahuan
untuk dunia, namun karena mereka bersantai dan gagal membawa hasil, Allah
mengganti mereka dengan bangsa lain. Dalam sejarah, kita mengingat orang Turki dan
Mongol menghancurkan kerajaan Islam dan ketika mereka menerima Islam, mereka
menjadi pembawa obor cahaya dan pengetahuan bagi dunia.

Sebagaimana Iqbal menggambarkan situasi ini dengan indah, “Wahai kalian orang
Muslim, kalian tidak akan binasa jika Iran atau Arab binasa, bahwa kekuatan anggur
tidak bergantung kemurnian botolnya. Botolnya adalah bangsa kita. Batasan kita dan
kekuatan Islam tidak bergantung pada batasan geografi atau bangsa.”

Inilah yang Allah kehendaki lagi, Dia memilih Yahudi lalu memilih Arab dan ketika mereka
menjadi lemah, Dia memilih Turki dan ketika mereka menjadi lemah bangsa lain… dan
seterusnya merupakan proses berlanjut.

Jika kalian tidak mengerjakan kewajiban, Allah SWT akan memilih bangsa lain yang ingin.
Di dunia saat ini ada ratusan juta lebih umat Muslim. Miliaran kalau kita ingin bangga! 90
persen dari satu miliar merupakan Sunni. Kita telah berhenti memberikan kebaikan maka
Allah memilih sebuah bangsa yang kita anggap remeh. Bangsa Iran! Orang Syiah!
Sejarah buruk menimpa saudara seiman kita di Iran di mana Shah [baca: Muhamamad
Reza Pahlevi] menjadi raja… dan nama dia kebetulan saja Muhammad. Bayangkan,
orang ini kebetulan bernama Muhammad dan dia bukan orang beriman. Sulit bagi kita
untuk membayangkannya saat ini, tapi sekali saja pergi ke negara itu, mencari hingga
detail dan lihat apa yang sedang terjadi.

Orang Iran ini yang terlihat seperti shah (raja) sebenarnya hanyalah orang asing. Jika
Hitler menaklukan bangsa ini dan menyerang mereka, kita dapat memahami. Jika Russia
menaklukan rakyat itu, kita dapat mengerti. Tapi di sana ada orang Iran, berbahasa
Persia, yang namanya adalah Muhammad. Tapi, lihatlah ke arah mana ia membungkuk.
16 tahun dia melarang shalat Jumat. 16 tahun! Kita telah menyamakan Iran dengan Shah
dan Shah dengan Iran. Bagi kita mereka adalah istilah yang sama. Tapi jika Anda melihat
lebih jauh, kita tahu bahwa Shah dan rakyat Iran terpisah. Mereka dalam realitasnya
bagaikan orang asing satu sama lain.

[Kesan Deedat terhadap Ketangguhan dan Semangat Bangsa Iran]


Sekarang, tentang kunjungan dan kesan saya terhadap Iran. Saya mulai dengan tempat
di mana saya merasakan keharuman persaudaraan rakyat Iran pertama kali terhadap
kami. Kebetulan ini terjadi di Roma. Pertama, saya yang merasakan dan kemudian
beberapa teman saya merasakannya pula di bandara udara Roma. Kami sedang
menunggu pesawat, dan kami mendapat sejumlah masalah dengan visa dan salah
seorang dari kami bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini. Kemudian dia
menuju kantor Iran Air dan mengatakan masalahnya kepada wanita muda yang
mengenakan pakaian Islam lengkap dan tertutup. Sangat indah dengan melihatnya…
yang saya maksud adalah ketika Anda melihat orang-orang dengan pakaian seperti itu
mereka adalah orang-orang yang cantik. Jadi di sana ada seorang wanita dan kalian
harus melihat bagaimana dia menangani masalah tersebut. Seseorang datang kepada
kami dan mengatakan, “Tuan, jika Anda ingin melihat muslimah Iran yang sesungguhnya
maka datanglah (ke Iran).” Saya dan beberapa orang pun pergi dan kami melihatnya. Itu
adalah aroma pertama yang kami rasakan dari masyarakat Iran di Roma.

Ketika kami mendarat di Iran, kami memilih hotel bintang lima, yang dahulu sebelum
Revolusi di kenal sebagai Hotel Hilton tapi sekarang bernama Hotel Istiqlal. Kemudian
kami berkeliling tempat-tempat menarik dan saya akan menceritakan kepada Anda
beberapa hal yang kami lihat dan saya akan menggambarkan perasaan kami.

Jika saya mengingat dengan benar, tempat pertama yang kami datangi adalah
pemakaman Behesht Zahra. Behesht berarti “surga” dalam bahasa Persia dan Zahra
adalah gelar dari Fathimah Az-Zahra (AS) yang merupakan puteri Nabi Muhammad
(SAW). Zahra berarti cahaya. Jadi tempat ini disebut Surga yang Bercahaya.

Sebelum tiba di Iran, saya pernah membaca tentang pemakaman Behesht Zahra. Saya
ingat ketika Imam Khomeini tiba di Teheran beliau berkunjung ke pemakaman. Saya
berpikir, kenapa dia pergi ke pemakaman? Untuk berdoa? Ya! Untuk orang yang
meninggal? Ya! Ketika Anda memikirkan pemakaman di sini, Afrika Selatan, Anda
berpikir tentang jalan Brook dan Riverside. Anda tidak bisa membayangkan bahwa
pemakaman ini (pemakaman Behesht Zahra) luasnya berkilo-kilo.

Anda tidak bisa membayangkannya. Ini adalah tanah terbuka di mana satu atau dua juta
orang bisa ditampung. Orang berkumpul di sini karena ini adalah tempat termudah untuk
meluapkan emosi dan beban spiritual karena di sana Anda memiliki syuhada. Ada 70.000
lebih syuhada dalam peristiwa Revolusi (ketika menumbangkan Shah) dan 100.000 luka-
luka. Masyarakat tidak bersenjata dengan slogan “Allahu Akbar” sebagai senjata mereka
telah menghancurkan kekuatan militer terbesar di Timur Tengah. Jadi kami pergi ke
pemakaman ini dan terdapat lebih dari satu juta orang di sana. Laki-laki, perempuan
dan anak-anak termasuk kami benar-benar terinspirasi oleh antusiasme dan perasaan
saudara-saudari kami di sana.

Saat itu pertengahan musim dingin, dan lelaki perempuan dan anak-anak duduk di tanah
yang dingin selama berjam-jam. Pertengahan musim dingin, duduk di tanah tanpa karpet
atau kursi! Melihat sebuah bangsa yang dapat menahan disiplin itu berjam-jam, maka
Anda hanya dapat membayangkan takdir Allah (SWT) apa yang direncakan bagi mereka.
Satu atau dua hari kemudian dalam program (kunjungan) saya, saya pergi ke
pemakaman Behesht Zahra, lagi. Pertama kali kami pergi untuk ceramah, kami melihat
dikuburan orang-orang membaca puisi kesedihan dan doa dan saya pikir kunjungan
kedua ini akan berlebihan. Tapi kenapa harus pergi dua kali? Saya telah melihat
pemakaman ini. Tapi seluruh teman saya pergi dan saya pikir kalau semua orang pergi,
ini tidak akan baik bagi saya untuk tetap di hotel bersantai ketika seluruh teman saya
pergi dengan bus menuju pemakaman.

Kemudian saya pergi dan saya menjadi bahagia. Kedua kalinya saya pergi itu ketika
Kamis sore dan Kamis di Iran seperti Sabtu bagi kami. Puluhan ribu orang berada di
pemakaman. Ini hal biasa. Seperti hari raya Ied. Puluhan ribu orang di sana, tidak lain
kecuali untuk mengisi baterai spiritual mereka. Ini merupakan hal yang tidak akan
terlupakan. (Kata-kata) “Putraku memberikan hidupnya bagi Islam” atau “Ayahku
memberikan hidupnya untuk Islam” menunjukkan bahwa mereka memberikan hidup
mereka untuk Islam. Dengan cara seperti ini, setiap Kamis merupakan suntikan spiritual
dan pengingat bahwa mereka akan memberikan hidup mereka untuk Islam.
[Kesombongan Shah Reza Pahlevi]

Terdapat semua balai kota yang dapat menampung 16.000 orang, dibandingkan dengan
balai kota di Afrika Selatan, yaitu Good Hope Center di Capetown yang hanya 8.000
orang. Bangunan itu didirkan oleh Shah untuk menyombongkan “Mitos Aria”-nya. Dia
membanggakan tidak hanya bahwa dia Shahanshah atau raja seluruh raja, tapi juga
bahwa dia sebagai Aryamehr, cahaya orang-orang Aria. Inikah penyakit orang-orang
Aria? Ingat bualan Hitler tentang menjadi Aria karena orang Jerman adalah orang Aria.
Kemudian orang Hindu membual bahwa mereka orang Aria. Jika masyarakat saya, orang
Gujarat, bukan muslim maka akan membual juga untuk menjadi Aria seperti mereka.
Eks-Shah menyatakan diri sebagai cahaya orang-orang Aria dan membangun monumen
ini sebagai penghormatan. Dia membangun monumen lainnya dengan menghabiskan
jutaan untuk memperingati leluhurnya Cyrus Agung, seorang penyembah berhala,
musyrik dan memboroskan kekayaan negara untuk kepentingannya.

[Di Iran, setiap hal merujuk kepada Islam]

Tahun 1984 dia berencana mengadakan Olimpiade di Teheren untuk lebih


menyombongkan egonya. Di balai kota ini kami melihat atletik, gimnastik, dan akrobatik.
Sayangnya kami, muslim Afrika Selatan seperti orang yang berwatak lemah dan
membuat kami seperti itu lebih jauh lagi. Pemuda kita tidak melakukan aktivitas seperti
itu. Kita disini tidak melakukan atletik, gimnastik, ataupun akrobatik. Hal seperti itu
bukan untuk kami. Anda tahu -anak-anak muda disini, yang ketika saya bertemu
mereka untuk berjabat tangan, mereka seperti orang lemah. Sebaliknya Hampir setiap
pemuda yang Anda temui di Iran terlihat seperti atlet. Mereka melakukan olah raga
secara rutin dan yang membuat kami senang adalah mereka tidak selalu membicarakan
Iran. Mereka tidak bicara tentang Iran “Kami orang Iran, kami orang Aria” justru mereka
berbicara tentang Islam, Islam dan Islam. Tidak ada satu pun wanita setengah telanjang,
tidak ada satu pun. Jika Shah mempunyai caranya, jika dia masih hidup dan
menjalankan rencananya, akan ada wanita setengah telanjang di sana yang setiap orang
bisa melihat hingga puas.

Di Iran setiap hal berhubungan dengan Islam untuk memperkuat moral masyarakat,
membangkitkan ribuan pria dan wanita. Kami tergetar, kami tergetar melihat anak-anak
kami, kami merasa seperti mereka anak-anak kami, saudara saudari kami sendiri, dan
kami benar-benar tergetar. Kami melihat hal itu sebagai hal yang anak-anak kami juga
bisa lakukan. Kemudian kami pergi melewati parade militer dengan berbagai kelompok
lelaki Iran dan tidak ada kekurangan kekuatan di sana. Anda tahu, beberapa orang ingin
pergi dan menolong saudara seiman kita di Iran. Alhamdulillah di sana tidak ada
kekurangan kekuatan; yang mereka inginkan hanya alat dan senjata. Jika bangsa Iran
memiliki senjata militer seperti yang Israel miliki, seluruh Timur Tengah akan bebas dari
intervensi asing dalam sekejap. Inilah bangsa yang bisa melakukannya. Semangat ada di
sana, semangat jihad ada di sana pada setiap dan seluruh pria dan wanita di negara itu.
Terlihat bahwa seluruh masyarakat terlibat dalam mempromosikan Islam. Kita berbicara
tentang 20 juta orang yang mampu mewujudkannya. Jika mereka memiliki senjata dan
materi, setiap wanita pria dan anak-anak akan pergi dan berjihad.

Kemudian kami mengunjungi tawanan perang Irak. Sebagaimana yang Anda tahu perang
ini dimulai oleh Irak dengan menyerang Iran. Seluruh negara dalam keadaan kacau. Irak
merasa bahwa jika Yahudi dapat melakukannya ke bangsa Arab dalam waktu 6 hari
(merujuk ke perang 6 hari Arab-Israel), maka mereka bisa melakukannya kepada Iran
dalam waktu 3 hari dan seluruh dunia berpikir dalam waktu satu minggu Iran akan
hancur berkeping-keping. Tahukah Anda sudah berapa lama sekarang ini? Ini sudah
setengah tahun dan bahkan lebih. Pada awalnya perbandingannya 20 : 1 dalam hal
pasukan dan material, namun bangsa Iran membalikan posisi dan menjadikannya 1 : 3
bagi mereka. Dan mereka mampu memukul balik (Irak). Mereka memiliki kembali
seluruh wilayah mereka dan sebuah bukit yang dinamai Allahu Akbar.

Sebelum saya pergi ke Iran, DR. Kalim Siddiqui dari Inggris mengatakan kepada saya
seraya bercanda, “Kalian memiliki separuh peluang untuk menjadi martir (syahid).” Itu
hanyalah gurauan tapi hampir menjadi kenyataan. Ketika kami sedang keluar kota saat
perang terjadi, terdapat sebuah lapangan penuh dengan tank. Para pemuda kami keluar
dari bus dan mulai menaiki tank serta mengambil gambar untuk ditunjukkan orang-orang
di rumah. Kemudian sebuah tank keluar dari lapangan untuk latihan uji coba dan tiba-
tiba kami mendengar suara tembakan. Dari kejauhan kami melihat asap di beberapa
tempat dan beberapa pemuda kami lari ketakutan dan berlindung di belakang bus.
Ternyata kami berada dalam serangan dari orang-orang Irak. Di sana ledakan bom
berada di sekeliling kami dan Allah (SWT) menyelematkan kami. Ingat bahwa Kalim telah
mengatakan bahwa ada separuh peluang kami menjadi syahid, dan itu hampir menjadi
peluang penuh. (Tawa dari penonton)

Kami mengunjungi mereka yang terluka di perang dan tidak ada satupun yang mengeluh
tentang apa yang terjadi pada mereka. Seorang lelaki telah diamputasi kakinya, dan
tidak ada air mata. Saya tidak pernah melihat setetes air mata dari siapa pun, dan justru
mereka bertanya apakah ada kemungkinan untuk kembali ke pertempuran. Penyesalan
mereka bukan karena luka mereka tapi mengapa mereka tidak bisa kembali ke garis
depan untuk berjuang dan menjad syahid. Inilah ambisi dari setiap Muslim di sana.

Ketika kami mengunjungi tawanan perang, Iran telah menangkap 7.000 tawanan perang
Irak dan mereka terlihat sehat dengan pakaian dan makanan yang baik. Salah seorang
teman saya tertarik untuk mencari tahu apa yang tawanan Irak rasakan tentang kondisi
mereka. Setiap orang yang dia tanya menjawab bahwa mereka terjaga dengan baik. Lalu
saya punya ide. Beberapa orang ada di sini selama setahun dan yang lainnya berbulan-
bulan, saya ingin tahu ada berapa orang yang melakukan bunuh diri. Saya tanyakan ke
setiap kelompok tawanan perang Irak berapa orang yang melakukan bunuh diri. Mereka
mengatakan tak satu pun. Tidak ada satu pun tawanan yang melakukan bunuh diri di
antara 7800 tawanan perang asal Irak. Dan jika kita melihat kepada apa yang disebut
peradaban negara Barat di Afrika Selatan, 46 orang melakukan bunuh diri di tawanan
kami (di Afsel) hanya tahun ini. Mereka makan, berpakaian dengan baik dan memiliki sel
sendiri tapi sejauh ini sudah 46 orang melakukan bunuh diri. Jika orang-orang tidak
diperlakukan dengan baik maka beberapa orang akan mencari jalan keluar termudah,
tapi tidak ada seorang pun yang melakukan bunuh diri di antara 7800 tawanan perang
asal Irak.

[Kesan Deedat terhadap Imam Khomeini]

Kami pergi mengunjungi Imam, Ayatullah Ruhullah Musawi Khomeini. Ada sekitar 40
orang dari kami menunggu Imam dan Imam datang dan berada sekitar sepuluh meter
dari tempat saya. Saya melihat Imam. Dia menyampaikan ceramah kepada kami sekitar
setengah jam, dan tidak ada apapun kecuali Quran. Orang ini seperti Quran yang
terkomputerisasi. Pengaruh luar biasa yang dia miliki di setiap orang; kharismanya
sungguh menakjubkan. Anda cukup melihat ke arahnya dan air mata mengalir di pipimu.
Anda cukup melihatnya dan Anda akan menangis. Saya tidak pernah melihat orang tua
yang lebih tampan darinya dalam hidupku; tidak foto, video atau televisi yang dapat
menilai orang ini. Orang tua paling tampan yang pernah saya lihat dalam hidup saya
adalah dia.

Ada hal yang juga menarik tentang namanya. Pertama dia disebut Imam Khomeini. Kata
“imam” bagi kita merupakan kata yang murah. Ke mana pun kita pergi ke suatu tempat
kita bertanya siapa imam masjid di sana. Bagi Syiah hanya ada satu Imam di dunia dan
itu adalah Dua Belas Imam. Mereka percaya pada konsep imamah dan imam merupakan
pemimpin spiritual umat. Imam pertama menurut pemikiran ini adalah Hadhrat Ali (RA).
Kemudian Imam Hasan sebagai imam kedua, Imam Husain ketiga seterusnya hingga
imam kedua belas, Imam Muhammad AlMahdi yang hilang pada umur 5 tahun dan
mereka menanti kedatangannya. Mereka menggunakan istilah “ghaibah” (occultation),
sesuatu seperti tidur-spiritualnya Ashhabul Kahfi. Karena itu beliau (Imam
Mahdi) dinantikan untuk kembali dan dia satu-satunya orang di dunia yang bisa disebut
Imam. Kebanyakan ulama mereka disebut mullah, dan Ayatullah berarti Allamah dan
Ayatullah Khomeini disebut Imam dengan tidak mengurangi rasa hormat tapi mereka
tetap menanti Imam sesungguhnya untuk muncul. Ruhullah merupakan nama yang
diberikan ayahnya dan tahukah Anda artinya? Rûhullâh berarti “kalimat Tuhan” dan ini
merupakan gelar Hadhrat Isa (AS) di dalam Al-Quran. Kemudian beliau adalah Ayatullah
yang merupakan gelar lain dari Hadhrat Isa (AS) di dalam Al-Quran. Al-Musawi berasal
dari keluarga Musa (Imam Musa Kazhim) dan dari kota Khomeini yang menjadi nama
akhirnya yang menunjukkan asalnya… (Kerusakan audio pada menit 41:05)

[Beda Syiah - Sunni dalam memandang Imam Mahdi]


Tapi mereka (orang syiah) masih menanti Mahdi, dan bukan menanti Khomeini. Mereka
ingin menciptakan kestabilan dan membuat persiapan untuk kemunculan Mahdi. Di
mazhab kita, Sunni, juga menunggu kedatangan Mahdi tapi kita ingin agar Mahdi-lah
yang menciptakan kestabilan bagi kita, menjadikan kita pemilik dunia dan duduk di atas
singgasana. Sampai situ kita hanya bisa menangani pertengkaran kecil kita. Apapun
yang kita lakukan sekarang, hanya Imam Mahdi yang bisa membersihkan dunia bagi kita.
Ini garis pikir Sunni. Khomeini di satu sisi mengatakan kepada pengikutnya bahwa kita
harus membantu menyiapkan jalan buat Imam Mahdi sehingga ketika beliau (Imam
Mahdi) datang segalanya sudah siap baginya untuk bertindak. Sementara kita, dunia
Sunni, menunggu Imam Mahdi untuk bersusah payah membantu kita melepaskan diri
dari kesulitan, sedang orang Syiah menyiapkan dunia untuk kemunculannya.

(cerita Deedat mengingatkan kisah Musa dan pengikutnya Bani Israel. Ketika Musa mengajak Bani Israel
memerangai penguasa Zalim yang menguasai Yerusalem, Bani Israel berkata kepad Musa: "Pergilah bersama
Tuhan-Mu dan perangi mereka. Sementara itu biarkan kami duduk disini menantikan hasilnya" )

[Kritik Deedat atas prasangka buruk Sunni kepada Syiah]


Anda tahu, terdapat banyak orang yang bersama kita dari seluruh dunia. Saya
menemukan bermacam-macam orang sakit, sakit mental lebih tepatnya. Saya bertemu
dengan orang alim dari Pakistan dan dia pikir bahwa ada yang salah dengan saudara
Syiah kita. Anda melihat (kebiasaan) di Iran ketika seseorang berceramah dan nama
Khomeini disebut, orang-orang berhenti dan mengucapkan shalawat (durood) kepada
Nabi (SAW) tiga kali. Tapi ketika nama Muhammad (SAW) disebutkan mereka mengirim
shalawat satu kali. Tapi orang alim dari Pakistan ini berkata, “Coba lihat orang-orang ini.
Muslim jenis apa mereka itu. Ketika nama Muhammad (SAW) disebutkan mereka
mengirim shalawat kepada Nabi (SAW) satu kali tapi ketika nama Khomeini disebutkan
mereka mengirim shalawat kepada Khomeini tiga kali.”

Saya berkata, “Apa yang mereka katakan? Apa yang mereka (syiah) katakan sehingga
Anda mengatakan ‘shalawat kepada Khomeini’?” Orang alim Pakistan tersebut
menjawab, “Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad (Keselamatan bagi
Muhammad dan keluarga Muhammad).” Saya katakan, “Siapa Muhammad? Khomeini?
Siapa yang bilang Khomeini sebagai Muhammad? Mereka shalawat kepada Muhammad
dan Anda bilang kepada Khomeini?”
Anda tahu? Inilah penyakit. Terdapat banyak orang terdidik (alim) tapi pikiran mereka
penuh dengan buruk sangka. Mereka hanya mencari-cari kesalahan dan mencela.
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang
yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan
Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia
Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas
(pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Mâidah [5]: 54)"

Contoh lain tentang saudara Syiah kita adalah ketika mereka shalat,
mereka menggunakan sebuah tanah (turbah) sebagai tempat sujud. Dan dia (alim
Pakistan) berkata, “Lihatlah apa yang mereka lakukan. Ini adalah syirik. Mereka
menyembah lempengan tanah.” Saya berkata kepadanya : "Mengapa anda tidak
bertanya kepada mereka kenapa mereka menaruh kening mereka di lempengan tanah
dan pelajari alasan logis dibalik semua ini"
Anda tahu, pengalaman pertama saya tentang hal ini terjadi saat di Washington D.C.
Pelajar Iran di sana mengundang saya untuk memberikan ceramah di universitas tempat
mereka belajar di Amerika. Pada saat itu, waktu untuk Isya dan kami shalat. Setiap orang
diberikan lempengan tanah. Saat itu, saya berpikir hal tersebut adalah lucu, maka saya
taruh di samping dan saya shalat dengan pelajar Iran. Setelah shalat saya ingin tahu
tentang hal ini dan saya tanya mereka, “Mengapa Anda membawa potongan tanah di
kantong ke mana pun Anda pergi?” Mereka berkata, “Kami harus sujud di atas
bumi/tanah Allah dengan kening kami menyentuh tanah. Kami ingin mengucapkan
subhanna rabial a’la wa bihamdih tiga kali dan memuji Allah dengan kening kami
menyentuh tanah.”

Jadi Syiah sesungguhnya ingin menyentuh bumi/tanah dengan kening mereka


dan bukan kepada karpet buatan manusia. Mereka benar-benar ingin menunjukkan
ekspresi berdoa/shalat dengan kening menyentuh bumi/tanah Allah. Anda lihat mereka
tidak menyembah potongan tanah sebagaimana yang banyak orang pikirkan. Ini
merupakan sesuatu yang sering kita orang Sunni jadikan lelucon dan ejekan terhadap
Syiah.

Dalam perjalanan pulang saya dari Teheran di seberang gang pesawat, ada dua orang
Syiah yang ketika itu waktu shalat datang. Salah seorang dari mereka mengambil
lempengan tanah dari kantongnya dan Allâhu Akbar, melakukan shalat di tempat
duduknya, dan ketika selesai ia memberikan ini (tanah tersebut—pent.) ke orang kedua
disebelahnya dan diapun shalat. Hal ini terlihat seperti lelucon bagi kami. Ya kan? Di
pesawat itu terdapat banyak kaum Sunni dan di antara mereka itu hanya pemuda syiah
yang melakukan shalat, dan saya katakan kepada Anda bahwa pemuda itu bukan saya.
Tapi kami (orang-orang sunni) menertawakan orang yang lain (Syiah—pent.). Dia duduk
di sana dan melakukan hal yang lebih baik dari kami dan kami menertawakan mereka
sambil duduk menghakimi.

Dia mungkin tidak sesopan atau sebaik kami di Afrika Selatan. Anda tahu kami muslim di
Afrika Selatan sangat sopan dan baik dalam shalat kami. Orang Arab tidak cocok dengan
kami, orang Iran tidak tidak cocok dengan kami, Amerika, Negro mereka semua tidak
cocok dengan kami. Dengan orang Arab saat Anda membungkuk rukuk, orang di sebelah
Anda mendorong Anda untuk membuat jarak (Tawa dari penonton). Siapa yang tahu
saudara, mungkin ini benar, kita tidak tahu.

[Ada 200 perbedaan fikih diantara 4 mazhab Sunni]


Anda tahu, di antara empat mazhab Sunni; Hanafi, Hanbali, Maliki dan Syafi’i, terdapat
lebih dari dua ratus perbedaan dalam satu shalat. Tahukah Anda? Dua ratus. Tapi kita
menerimanya sebagai hal benar. Syafi’i mengucapkan amin dengan keras dan kami
(mazhab maliki) mengucapkannya dengan pelan, mereka mengucapkan bismillah
dengan keras kami mengucapkan pelan dan tidak ada masalah. Semasa kecil, ayah saya
mengulang formula terkenal yang dia pelajari dari ayahnya: “Seluruh mazhab adalah
sama-sama benar dan sebuah kebenaran bagi mereka berdasarkan hadis dan Quran.”
Maka kita menerimanya. Ketika hal itu terjadi pada Syafi’i, Hanbali, Hanafi dan Maliki kita
bersikap toleran tapi ketika hal itu terjadi pada Syiah, Anda lihat hal itu bukanlah formula
yang kita pikirkan waktu kecil, maka keanehan kecil apapun yang ada antara kita dan
syiah, kita tidak bisa bertoleransi dan menolaknya. Kita mengatakan hal itu karena kita
terprogram untuk meyakini hanya empat (mazhab). Karena itu kita menerima keanehan
di antara yang empat.

Saya katakan kenapa Anda tidak bisa menerima saudara Syiah sebagai mazhab kelima?
Hal yang mengherankan adalah dia (Syiah) mengatakan kepada Anda bahwa dia ingin
bersatu dengan Anda. Dia tidak mengatakan tentang menjadi Syiah. Dia berteriak “Tidak
ada Sunni atau Syiah, hanya ada satu hal, Islam.” Tapi kita mengatakan kepada mereka
“Tidak, Anda berbeda. Anda Syiah”. Sikap seperti ini adalah penyakit dari setan yang
ingin memecah kita. Bisakah Anda membayangkan, kita Sunni adalah 90% dari muslim
dunia dan 10% adalah Syiah yang ingin menjadi rekan saudara satu iman tapi yang 90%
ketakutan. Saya tidak mengerti mengapa Anda yang 90% menjadi ketakutan. Orang
syiah yang seharusnya ketakutan.
Seharusnya Anda tahu perasaan yang syiah miliki untuk Anda. Saat shalat Jumat di Iran,
terdapat satu juta orang. Anda harus melihat cara mereka melihat kepada Anda saat
Anda berjalan, mereka sadar bahwa Anda orang asing dan tidak satu dari mereka tidak
meneteskan air mata. Inilah perasaan yang syiah miliki untuk Anda, tapi Anda
mengatakan tidak, Anda ingin orang syiah tetap di luar, takut kalau mereka
mengeluarkan Anda (dari mazhab Anda—pent.). Anda hanya bisa keluar kalau ada hal
yang lebih baik dari yang Anda miliki. Jika anda yakin dengan keyakinan mazhab anda,
maka mengapa takut? Saya tidak tahu, mungkin di antara kalian berpikir saya seorang
Syiah, tapi saya masih di sini bersama kalian (Ahmad Deedat masih seorang sunni -
pent).

[Penyebab ketegangan Sunni - Syiah]


Apa penyebab semua ketegangan Sunni – Syiah ini? Semuanya adalah politik. Semua
permusuhan yang kita miliki sekarang adalah politik. Jika saudara Sunni di suatu tempat
melakukan hal yang salah Anda mengatakan “Oh, orang itu tidak Islami, dia kafir”, tapi
jika seorang Syiah melakukan hal yang salah, Anda menyalahkan seluruh komunitas
Syiah, menyalahkan seluruh negara bangsa yang berjumlah jutaan, dan mengatakan
mereka semua sampah hanya karena satu orang Syiah berbuat tidak Islami.

Pada saat yang sama, saat kita melihat dengan cara yang berbeda, jika salah seorang
dari saudara Anda melakukan hal serius karena dia ayah atau paman Anda. Satu
kelompok Sunni mengatakan kepada yang lain “Anda bukan Muslim”, kelompok Sunni
lain mengatakan “Anda bukan Muslim, Anda kafir” lihat hal itu di sekeliling kita, dan kita
bertengkar di antara sesama. Dan beberapa orang dari kita melakukan hal lucu (konyol).

Saya bertemu seseorang teman yang mengatakan kepada saya, “Kalau Anda pergi ke
Newcastle, temui tuan fulan dan fulan dan Insya Allah segala hal akan diatur untukmu.”
Lalu saya pergi ke orang itu dan seperti yang ia katakan kepada saya dia, saya diajak ke
rumahnya untuk makan siang. Ketika saya duduk di meja makan saya melihat di dinding
“burat”. Anda tahu apa itu “burat”? Sejenis binatang keledai dengan wajah seorang
wanita yang bertujuan untuk memberikan tenaga listrik. Saya katakan kepadanya ini
tidak benar. “Allah (SWT) menciptakan tenaga listrik, Anda tidak bisa menciptakannya
dengan patung keledai berwajah wanita.” “Oh,” dan dia terlihat kecewa. Tapi dia seorang
Sunni, dia saudara dan tetap saudara saya. Ketegangan Sunni – Syiah adalah pekerjaan
setan untuk memecah belah kita.

[Orientasi Iran hanyalah Islam]


Izinkan saya mengatakan sesuatu tentang Iran. Apa yang saya temukan adalah segala
sesuatu berorientasi pada Islam. Seluruh negara diarahkan menuju Islam, dan mereka
berbicara tidak lain hanya Al-Quran. Saya belum pernah memiliki pengalaman dengan
orang Iran yang menyangkal saya ketika saya berbicara tentang Quran. Hal sebaliknya,
saudara seiman kita bangsa Arab, semakin sering Anda mengutip Quran maka mereka
akan menyangkal Anda dengan Quran lagi. Mereka, bangsa Arab, mengira lebih tahu
banyak tentang Al-Quran dari pada kita, tapi orang Iran terlihat searah dengan Al-Quran.
Segala yang dia lakukan dan pikirkan adalah tentang Al-Quran.

Anda ingat peristiwa di Tabas (*), ketika orang Amerika meminta membebaskan para
tawanan. Negara paling berkuasa dalam bidang kemajuan teknologi di muka bumi,
negara yang dapat mendaratkan manusia di bulan dan mengembalikannya, negara yang
mengatakan kepada Anda pada bagian mana dari bulan mereka akan mendaratkan dan
membawanya kembali, mereka mengirim satelit ke Mars dan Jupiter. Sebuah negara
yang memperingatkan Pakistan tentang gelombang pasang tragedi dan mereka tidak
mengindahkan peringatan itu. Negara itu tidak bisa mendarat di Iran!

[* Selepas Revolusi Iran 1979 yang menumbangkan Shah, sekelompok mahasiswa Univ Teheran menyerbu
kedubes AS dan menyandera 52 tawanan. Amerika, mengadakan operasi Cakar Rajawali untuk membebaskan
tawanan dan mendaratkan pasukan di kota Tabas, provinsi Yazd, 950 km sebelah tenggara Teheran. Tapi
sebelum mendarat, sejumlah pesawat helikopter Jumbo yang ditumpangi terjatuh. Operasi tsb dibatalkan,
sementara Iran tidak mengeluarkan satu pelurupun - pent]
Bayangkan, tentara Amerika pergi ke Iran dengan helikopter hanya untuk
menghancurkan serta membunuh diri mereka sendiri. Bayangkan! Sebuah negara yang
mendarat di bulan dan mampu kembali lagi tapi tidak bisa mendarat di Iran. Dan rakyat
Iran tidak berada dalam posisi untuk melakukan perlawanan kepada mereka. Orang
Amerika dapat pergi dan mengakhiri apa yang mereka inginkan. Saya datang dan
melihat kedutaan Amerika dan Anda mengira itu bangunan yang besar, luas dan tepat
berada di tengah Teheran. Mereka dapat dengan mudah pergi dan membawa keluar
orang-orang mereka, meski mereka kehilangan beberapa orang. Mereka dapat meraih
tujuan mereka. Hal itu sudah direncanakan dengan matang. Tapi tahukah Anda apa yang
terjadi? Kegagalan dan mundurnya pasukan. Imam Khomeini dengan tepat mengatakan
apa yang telah terjadi. Dia tidak mengatakan subhanallâh atau mengatakan
alhamdulillâh, dan tahukah Anda apa yang dia katakan? Di mengutip Quran: “Apakah
kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
gajah?” (QS. Al-Fîl : 1) Itulah kalimat yang keluar darinya. Saya telah katakan kepada
Anda bahwa dia Quran yang terkomputerisasi.

Anda tahu mereka namai apa helikopter besar tersebut? Jumbo helicopters, dan pesawat
besar itu dinamai jumbo planes. Anda tahu arti jumbo dalam bahasa Swahili? Gajah! Itu
bahasa Swahili. Dari situ mereka menamainya. Jadi helikopter itu berukuran gajah
(besar) dan Imam berkata: “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu
telah bertindak terhadap tentara gajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya
mereka itu sia-sia?” (QS. Al-Fîl [105]: 1-2).

Tapi kita masih ragu, dunia Muslim menjadi sangat skeptis. Kita tidak percaya Quran lagi.
Kalian tidak benar-benar percaya pada Quran, bagi kebanyakan orang ini semua hanya
untuk pertunjukan, untuk perasaan spiritual yang baik ketika Anda membaca Al-Quran.
Tapi petunjuk yang Allah berikan, tidak ada orang yang terlihat peduli. Semoga Allah
(SWT) menjadikan saudara seiman kita, pembawa obor dan cahaya petunjuk hari ini bagi
dunia Islam. Inilah sebuah bangsa yang menjalankan tugasnya.

Saat Anda melihat mereka, kesungguhan ada pada mereka. Sebuah bangsa yang tidak
takut. Saat Anda melihat mereka dengan semangat besar yang mereka miliki. Mereka
tidak takut untuk mengatakan “Marg bar Amrika” (Kematian bagi Amerika)… Lalu
mengatakan “Marg bar Shuravi” (Kematian bagi Uni Soviet). Bayangkan itu! (Tawa dari
penonton), dan “Kematian bagi Israel”. Bisakah Anda bayangkan sebuah bangsa
melakukan hal itu tanpa takut? Ini bukan semangat Islam yang ada pada kita, tapi
bangsa Iran melakukannya dengan hati dan pikiran.

Mereka tidak mengatakan, “Ini revolusi Iran” atau “Kami bangsa Iran.” Mereka berbicara
tentang Islam, sebuah Revolusi Islam. Ini bukan Revolusi Iran tapi ini adalah Revolusi
Islam. Inilah revolusi bagi Islam dan sedikit pertanyaan mengapa bangsa-bangsa di dunia
tidak bisa menerima, karena Islam-lah yang tidak ingin mereka terima. Maka saudara
saudari sekalian, saya telah mengambil banyak waktu berharga kalian. Dengan kata-
kata ini, saya persilahkan Anda duduk dan bertanya.

You might also like