You are on page 1of 6

Burung/ Aves

Burung
Rentang fosil: Dahulu
Jurassic - Sekarang

Superb Fairy-wren,
Malurus cyaneus, juvenile

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Upafilum: Vertebrata

(tidak termasuk) Archosauria

Kelas: Aves

Linnaeus, 1758
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu
dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.

Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung
unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di
seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini
secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.

Aves merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki ciri umum
yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves adalah satu-satunya
kelompok hewan yang memiliki bulu, (jangan salah mamalia berambut, bukan berbulu). Hal ini
merupakan keunikan tersendiri dari kelompok hewan tersebut. Berikut adalah uraian singkat
tentang kelas aves,

Evolusi dan Morfologi

Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya
terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang
disebut Archosauria.

Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar
depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang
merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh
terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang
lebih rendah.

Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh,
dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah
tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian
rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara
dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di
dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih,
sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh
paruh ringan dari zat tanduk.

Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu
mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di
hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak
pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan,
gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan
lingkungan hidup dan makanan utamanya.

Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang
warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk
menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji
buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk
menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki
cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan
serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
a) Struktur Bulu

Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh
tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada
reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang
selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya
sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit.

Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang
halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu
mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa
zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:

• Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya


bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri
dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.

• Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan


detail.

• Plumae, Bulu yang sempurna.

• Barbae

• Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels
yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.

Susunan plumae terdiri dari :

· Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.

· Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.

· Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.

· Vexillum,yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis.
Gambar Struktur Bulu Burung

Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus
disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan
setelah dewasa disebut teleoptile.

Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:

• Tectrices, bulu yang menutupi badan.

• Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi
sebagai kemudi.

• Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:

• remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada
metacarpalia.

• Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.

• Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah
siku.

• Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.

• Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).

Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu powder/ bulu
bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya
tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus seperti
bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat
burung melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu
bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu
menghangatkan telur saat pengeraman.

Burung Hantu
Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula yang letaknya tersembunyi di bawah bulu-bulu
luar. Bistle adalah bulu perasa berupa shaft yang memanjang melebihi bulu luar, ditemukan pada
kepala burung Caprimulgids dan burung penangkap serangga flycatchers (Sukiya, 2003). Bristle
yang menutupi lubang hidung terdapat pada burung pelatuk. Hal ini merupakan bentuk adaptasi
burung pelatuk agar partikel-partikel kayu tidak masuk saluran pernafasan.

Bristle pada burung hantu dan caprimulgids membantu mendeteksi posisi sarang, tempat
bertengger dan benda yang menghalangi. Fungsi bristle didukung oleh adanya getaran dan
tekanan reseptor didekat folikel bulu (Sukiya, 2003).

Bentuk bulu ekor burung pada saat tidak terbang bermacam-macam, antara lain
berbentuk persegi, bertakik, bercabang, bulu sebelah luar memanjang, bulu ekor dengan raket,
bulu tengah panjang, bundar, berbentuk cakram, berbentuk tingkatan, dan berujung runcing
(Sukiya, 2003).

Reproduksi Burung (Aves)


Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka.

Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima
ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara
pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan
bermuara di kloaka.

Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk.
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di
daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat
kapur.

Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur
dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

Kebiasaan / Cara Hidup

Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya
lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong,
menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di
dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari
daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti
yang dilakukan kebanyakan reptil.

Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan
mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput,
ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur
yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang membuat
sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis- • jenis manyar alias tempua,
rangkong, walet, dan namdur.

Anak-anak burung yang baru menetas umumnya masih lemah, sehingga harus dihangatkan dan
disuapi makanan oleh induknya. Kecuali pada jenis-jenis burung gosong, di mana anak-anak
burung itu hidup mandiri dalam mencari makanan dan perlindungan. Anak burung gosong bisa
segera berlari beberapa waktu setelah menetas, bahkan ada pula yang sudah mampu terbang.

Jenis-jenis burung umumnya memiliki ritual berpasangan masing-masing. Ritual ini adalah
proses untuk mencari dan memikat pasangan, biasanya dilakukan oleh burung jantan. Beberapa
jenis tertentu, seperti burung merak dan cenderawasih, jantannya melakukan semacam tarian
untuk memikat si betina. Sementara burung manyar jantan memikat pasangannya dengan
memamerkan sarang setengah jadi yang dibuatnya. Bila si betina berkenan, sarang itu akan
dilanjutkan pembuatannya oleh burung jantan hingga sempurna; akan tetapi bila betinanya tidak
berkenan, sarang itu akan dibuang atau ditinggalkannya.

Peranan Burung Dalam Kehidupan Manusia

Burung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis burung,
seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber
protein yang penting; daging maupun telurnya.

Di samping itu, orang juga memelihara burung untuk kesenangan dan perlombaan. Contohnya
adalah burung-burung merpati, perkutut, murai batu dan lain-lain. Burung-burung elang kerap
dipelihara pula untuk gengsi, gagah-gagahan, dan untuk olahraga berburu. Banyak jenis burung
telah semakin langka di alam, karena diburu manusia untuk kepentingan perdagangan tersebut.

Selain itu populasi burung juga terus menyusut karena rusaknya habitat burung akibat kegiatan
manusia. Oleh sebab itu beberapa banyak jenis burung kini telah dilindungi, baik oleh peraturan
internasional maupun oleh peraturan Indonesia. Beberapa suaka alam dan taman nasional juga
dibangun untuk melindungi burung-burung tersebut di Indonesia.

Yang menyenangkan, beberapa tahun belakangan ini telah tumbuh kegiatan pengamatan burung
(birdwatching) di kalangan pemuda dan pelajar. Kegiatan yang menumbuhkan kekaguman dan
kecintaan pada jenis-jenis burung yang terbang bebas di alam ini, sekaligus merintis kecakapan
meneliti alam — terutama kehidupan burung — di kalangan generasi muda tersebut.

You might also like