You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan masyarakat menurut Hilleboe merupakan ilmu dan seni pengaplikasian pengetahuan dan keahlian kedokteran dan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan usaha komunitas yang terorganisir untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Sedangkan menurut Hanlon tujuan dari praktek kesehatan masyarakan antara lain untuk mencegah penyakit, mencegah agar usia tetap lama dan meningkatkan kesehatan dan efisiensi melalui organisasi yang terorganisir. Keperawatan komunitas merupakan model atau bentuk upaya kesehatan yang terdiri dari berbagai tatanan pelayanan kesehatan dimasyarakat yang terkoordinasi, terarah, terpadu, dan terfokus pada upaya penyehatan masyarakat. Sesuai dengan makna dari keperawatan komunitas tidak hanya berorientasi kepada tempat dimana perawat bekerja tetapi merupakan satu rangkaian dari rumahsakit kemasyarakat. Artinya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan kelanjutan pelayanan kesehatan dari rumah sakit kepada pelayanan kesehatan dimasyarakat. Fokus praktek keperawatan kesehatan komunitas adalah pengidentifikasian populasi dan pengaturan layanan yang secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi keadaan komunitas tersebut. Oleh karena itu, tugas perawat dalam lingkup ini adalah tetap menjaga perspektif tersebut bahwa komunitas sebagai satu kesatuan klien.

B. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengetahui lebih jauh tentang diagnosa keperawatan komunitas.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Diagnosa Keperawatan Penentuan sifat dan keluasaan masalah keperawatan yang ditunjukkan oleh pasien individual atau keluarga yang menerima asuhan keperawatan (Abdellah, 1957). Suatu pernyataan tentang konklusi yang dihasilkan dari pengenalan terhadap pola yang berasal dari penyelidikan keperawatan dari pasien (Durand, Prince, 1966) Penilaian atau konklusi yang terjadi sebagai akibat dari pengkajian keperawatan ( Gebbie, Lavin, 1975) Suatu fungsi keperawatan yang mandiri...suatu evaluasi tentang respon personal klien terhadap pengalaman kemanusiaannya sepanjang siklus kehidupan, apakah respon merupakan krisis perkembangan atau kecelakaan, penyakit, kesukaran atau stres lainnya (Bircher, 1975) Suatu proses kesimpulan klinis dari perubahan yang teramati dalam kondisi fisik atau fisioligis pasien ; jika proses ini terjadi secara akurat dan rasional, maka proses tersebut akan mengarah pada identifikasi tentang kemungkinan penyebab simptomatologi (Aspinall, 1976) Masalah kesehatan aktual atau potensial dimana perawat, dengan pendidikan dan pengalamannya, mampu dan mempunyai ijin untuk mengatasinya (Gordon, 1976) Diagnosa keperawatan adalah frase singkat atau istilah yang meringkaskan kelompok indikator penting (Empiris) yang mewakili pola keutuhan manusia (Roy, 1982) Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang individu, keluarga, atau komunitas yang didapatkan melalui proses pengumpulan data yang disengaja dan sistematis yang menjadi tanggung gugat perawat. Hal ini ditunjukan secara singkat dan mencakup etiologi kondisi bila diketahui (Shoemaker, 1984)

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yng menggambarkan respon manusia(keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual atau potensial) dari individu atau kelompok perawat yang secara legal mengidentifikasi dan dimana perawat dapat menginstruksikan intervensi devinitif untuk mempertanyakan keadaan sehat atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah perubahan(Carpenito, 1987) Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil dimana perawat bertanggung gugat.( NANDA, 1990) Diagnosa keperawatan adalah pernyataan ringkasan tentang status kesehatan klien yang didapatkan melalui proses pengkajian dan membutuhkan intervensi dari domain keperawatan.( Carlson, et al 1991) Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat. Pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawata mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktual dan potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan konsultasi dengan profesional lain, yang kesemuanya dikumpulkan selama pengkajian. Hal terakhir adalah respon aktual atau potensial klien yang

membutuhkan intervensi dari domain praktek keperawatan (Carlson et al, 1991; Carpenito, 1995)

B. Perbedaan Diagnosa Keperawatan dengan Diagnosa Medis Beberapa perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini:

1. Diagnosa keperawatan : Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya. Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-psiko-sosio-spiritual. Berubah sesuai dengan perubahan respons klien. Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi.

2. Diagnosa Medis : Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit. Berorientasi kepada keadaan patologis Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh. Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada perawat.

C. Proses Analisis Data dan Interpretasi Data Analisis Data Dalam melakukan kegiatan analisis data yang ada disederhanakan sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibaca dan di interpretasikan. Proses analisis sering kali menggunakan statistik. Hal ini di laksanakan dengan tujuan untuk menyederhanakan data peneletian yang jumlahnya relative banyak sehingga untuk data berssambungan yang biasanya menggunakan bermacam-macam teknik statistik seperti distribusi frekuensi. Adapun data sambungan yang sudah di format menjadi data kategorial juga dapat menggunakan tekhnik tabulasi skala. Melalui kegiatan analisis itulah peneliti dapat menginterpretasikan berbagai data sehingga memiliki makna dan mudah di mengerti. Ketika kita memutuskan untuk melakukan analisis data menggunakan alat statistiska , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Dari mana data di peroleh, apakah berasal dari sample (melallui proses sampling) atau dari populasi (dengan cara sensus)

2. Jika berasal dari sampel apa teknik samping yang digunakan, apakah termasuk kelompok sampling probabilitas atau probabilitas. 3. Memakai skala apa data diukur, apakah menggunakan skala nominal, ordinal, interval atau rasio. 4. Bagaimana hipotesis yang di buat apakah perlu di lakukan pengujian satu arah atau dua arah kalau memakai statitiska inverensial.

Interpretasi data Interpretasi data dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, interpretasi yang di lakukan secara terbatas yakni peneliti hanya melakukan interpretasi terhadap data dan hubungan-hubungan yang terdapat pada penelitian. Dalam kegiatan seperti ini secara otomatis intrpretasi di lakukan bersamaan dengna kegiatan analisis data. Kedua, interpretasi yang di lakukan dengan cara mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil penelitian yang di peroleh dari analisis. Kegiatan ini di lakukan dengan cara membandingkan hasil analisisnya dengan kesimpulan yang di peroleh dari penelitian lain dengan menghubungkan kembali hasil interpretasinya dengan teori yang ada. Selama pengkajian, data dikumpulkan dari berbagai sumber , divalidasi, dan diurut kedalam kelompok yang membentuk pola. Data dasar secara kontinu direvisi sejalan dengan terjadinya perubahan dalam status fisik dan emosi klien. Hal ini juga mencakup hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. Selama langkah ini, perawata menggunakan pengetahuan dan pengalaman, menganalisis dan menginterpretasi, dan menarik konklusi tentang kelompok dan pola data (Benner, 1984; Carnevali et al, 1984; Carlson el al, 1991; Bandman & Bandman, 1995)

Pengelompokan Data Analisis data mencakup mengenali pola atau kecenderungan, membandinkan pola ini dengan pola kesehatan yang normal, dan menarik konklusi tentang respon klien. Perawat memperhatikan pola atau kecenderungan sambil memeriksa

kelompok data. Jika hubungan diantara pola-pola tersebut terindentifikasi, maka daftar masalah atau kebutuhan yang berpusat pada klien mulai muncul. Kelompok data terdiri atas batasan karakteristik. Batasan karakteristik adalah kriteria klinis yang mendukung adanya kategori diagnostik. Kriteria klinis adalah tanda dan gejala objektif atau subjektif atau faktor resiko( Carpenito, 1995). Batasan karakteristik mulipel yang dihasilkan dari data pengkajian mendukung diagnosa keperawatan( Carpenito, 1995). Terdapatnya satu tanda atau gejala tidak cukup untuk mendukung label diagnosa keperawatan. Tidak adanya batasan karakteristik menunjukan diagnosis harus ditolak. Katagori diagnostik dan batasan karakteristiknya memberikan struktur untuk proses kognitif dalam

pengidentifikasian kebutuhan klien dan perumusan aktual dari diagnosa keperawatan ( Hurley, 1986; Carpenito, 1995).

D. Jenis-jenis Diagnosa Keperawatan 1. Diagnosis Keperawatan Aktual Diagnosis keperawatan aktual (NANDA) adalah diagnosis yang menyajikan keadaan klinis yang telah divalidasikan melalui batasan karakteristik mayor yang diidentifikasi. Diagnosis keperawatan mempunyai empat komponen : label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor yang berhubungan. a. Label merupakan deskripsi tentang definisi diagnosis dan batasan karakteristik. b. Definisi menekankan pada kejelasan, arti yang tepat untuk diagnosa. c. Batasan karakteristik adalah karakteristik yang mengacu pada petunjuk klinis, tanda subjektif dan objektif. Batasan ini juga mengacu pada gejala yang ada dalam kelompok dan mengacu pada diagnosis keperawatan, yang teridiri dari batasan mayor dan minor. d. Faktor yang berhubungan merupakan etiologi atau faktor penunjang. Faktor ini dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Faktor yang berhubungan terdiri dari empat komponen : patofisiologi, tindakan yang berhubungan, situasional, dan maturasional.

Contoh

diagnosis

keperawatan

aktual

Intoleransi

aktivitas

berhubungan dengan penurunan transport oksigen, sekunder terhadap tirah baring lama, ditandai dengan nafas pendek, frekuensi nafas 30 x/mnt, nadi 62/mnt-lemah, pucat, sianosis.

2. Diagnosis Keperawatan Resiko Diagnosis keperawatan resiko adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga atau komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah dibanding individu atau kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir sama. Validasi untuk menunjang diagnosis resiko adalah faktor resiko yang memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak menggunakan batasan karakteristik. Penulisan rumusan diagnosis ini adalag : PE (problem & etiologi). Contoh : Resiko penularan TB paru berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang resiko penularan TB Paru, ditandai dengan keluarga klien sering menanyakan penyakit klien itu apa dan tidak ada upaya dari keluarga untuk menghindari resiko penularan (membiarkan klien batuk dihadapannya tanpa menutup mulut dan hidung).

3. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan Merupakan pernyataan tentang masalah yang diduga masih

memerlukan data tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama adanya faktor resiko. Contoh : Kemungkinan gangguan konsep diri : gambaran diri berhubungan dengan tindakan mastektomi.

4. Diagnosis Keperawatan Sejahtera Diagnosis keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai individu, kelompok, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih baik. Cara pembuatan diagnsosis ini

adalah dengan menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam masingmasing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan. Dalam menentukan diagnosis keperawatan sejahtera, menunjukkan terjadinya peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif. Sebagai contoh, pasangan muda yang kemudian menjadi orangtua telah melaprkan fungsi positif dalam peran pola hubungan. Perawat dapat memakai informasi dan lahirnya bayi baru sebagai tambahan dalam unit keluarga, untuk membantu keluarga mempertahankan pola hubungan yang efektif. Contoh : perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peran sebagai orangtua baru.

5. Diagnosis Keperawatan Sindrom Diagnosis keperawatan sindrom merupakan diagnosis keperawatan yang terdiri dari sekelompok diagnosis keperawatan aktual atau resiko, yang diduga akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu. Contoh : sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.

E. Formulasi Diagnosa Keperawatan Aktual Formulasi diagnosa keperawatan aktual berisi : 1. Problem (P/masalah), merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau

penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi. Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan standart yang telah disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon, dll), supaya : a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan

c.

Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan dengan masalah medis

d.

Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat

meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

2. Etiologi (E/penyebab), keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan. Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi : a. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat menyebabkan / mendukung masalah. b. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi sosial, dll) c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan) : keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu memberikan perawatan. d. Maturasional Adolesent Young Adult Dewasa : : ketergantungan dalam kelompok : menikah, hamil, menjadi orang tua : tekanan karier, tanda-tanda pubertas.

3. Sign & symptom (S/tanda & gejala), adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan. Jadi rumus diagnosis keperawatan adalah : PE / PES.

F.

Formulasi Diagnosa Keperawatan Resiko Formulasi diagnosa keperawatan resiko berisi : 1. Problem Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan

dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi. Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan standart yang telah disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon, dll), supaya : a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan dengan masalah medis d. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat

meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

2. Etiologi Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan. Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi : a. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat menyebabkan / mendukung masalah. b. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi sosial, dll) c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan) : keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu memberikan perawatan.

10

d. Maturasional (tingkat kematangan atau kedewasaan klien) Adolesent Young Adult Dewasa : ketergantungan dalam kelompok : menikah, hamil, menjadi orang tua : tekanan karier, tanda-tanda pubertas.

G. Formulasi Diagnosa Keperawatan Sejahtera 1. Problem Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi. Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan standart yang telah disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon, dll), supaya : a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan dengan masalah medis Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan

H. Pencacatan Dan Pelaporan Diagnosa Keperawatan Tungpalan (1983) mengatakan bahwa dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan obyek maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting. Teknik dan jenis pencatatan kadang terdapat perbedaan pada suatu tempat dengan tempat lain tetapi pada prinsipnya adalah adanya pendokumentasian

11

keperawatan atau kebidanan yang dapat dijadikan standar operasional sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat. 1. Teknik Pencatatan a. Menulis nama pasien pada setiap halaman catatan perawat/bidan b. Mudah dibaca, sebaiknya menggunakan tinta warna biru atau hitam c. Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengan menulis tanggal, waktu dan dapat dipercaya secara factual d. Ringkas, singkatan yang biasa digunakan dan dapat diterima, dapat dipakai. e. Contoh : Kg untuk Kilogram

2. Yang

Harus

diperhatikan

agar

tidak

terjadi

kesalahan

dalam melakukan pencatatan : a. Pencatatan mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau b. Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali kemudian tulis kata salah diatasnya serta paraf dengan jelas. Dilanjutkan dengan informasi yang benar jangan dihapus. Validitas pencatatan akan rusak jika ada penghapusan. c. Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi tanda tangan d. Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tandatangani dan tulis kembali waktu dan tanggal pada bagian halaman tersebut.

3. Jenis-jenis Pencatatan Ada dua jenis pencatatan : a. Catatan Pasien secara Tradisional Catatan pasen secara tradisional merupakan catatan yang berorientasi pada sumber dimana setiap sumber mempunyai catatan sendiri. Sumber bisa didapat dari perawat, dokter, atau tim kesehatan lainnya. Catatan perawat terpisah dari catatan dokter dan catatan perkembangan.

12

Biasanya catatan ditulis dalam bentuk naratif. Sistem dokumentasi yang berorientasi pada sumber yang ditulis secara terpisah-pisah sulit menghubungkan keadaan yang benar sesuai perkembangan pasien. Catatan tradisional umumnya mempunyai enam bagian, yaitu : catatan khusus, lembar catatan dokter, lembar riwayat medik, lembar identitas, catatan keperawatan, dan laporan khusus lainnya. b. Catatan Berorientasi pada Masalah Pencatatan yang berorientasi pada masalah berfokus pada masalah yang sedang dialami pasen. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari USA, dimana dikembangkan satu sistem pencatatan dan pelaporan dengan penekanan pada pasien tentang segala

permasalahannya. Secara menyeluruh sistem ini dikenal dengan nama Problem Oriented Method. Problem Oriented Method (POR) merupakan suatu alat yang efektif untuk membantu tim kesehatan mengidentifikasi masalah-masalah pasen, merencanakan terapi, diagnosa, penyuluhan, serta mengevaluasi dan mengkaji perkembangan pasen. POR adalah suatu konsep, maka disarankan untuk membuat suatu format yang baku. Tiap pelayanan dapat menerapkan konsep ini dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat. Komponen dasar POR terdiri dari empat bagian, yaitu : 1) Data Dasar; identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan sebelumnya. Riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik,

laboratorium, dan lain-lain, data dasar diperlukan tergantung dari unit atau jenis asuhan yang akan diberikan, misalnya: data dasar unit kebidanan akan berbeda dengan unit bedah. 2) Daftar Masalah; masalah pasien didapat dari hasil kajian. Pencatatan dasar masalah dapat berupa gejala-gejala, kumpulan gejala, atau hasil laboratorium yang abnormal, masalah psikologis, atau masalah sosial. Masalah yang ada mungkin banyak sehingga perlu diatur menurut prioritas masalah dengan memberi nomor, tanggal pencatatan, serta

13

menyebutkan masalahnya. Daftar memberikan keuntungan bagi perawat sebagai perencana keperawatan. 3) Rencana. Rencana disesuaikan dengan tiap masalah yang ada. Dengan demikian perawat dapat merencanakan sesuai kebutuhan pasen. Catatan Perkembangan Pasien. Adalah semua catatan yang berhubungan dengan keadaan pasen selama dalam perawatan. Pada umumnya catatan ini terdiri dari beberapa macam bentuk, antara lain : a. Catatan Berkesinambungan (Flow Sheet)Digunakan untuk mencatat hasil observasi perawatan secara umum, khususnya pada keadaan pasen yang sering berubah-ubah dengan cepat. b. Catatan secara Naratif (Notes) c. Catatan akan Pulang/Sembuh (Discharge Notes) Dokter maupun perawat membuat kesimpulan tentang keadaan pasen selama dirawat, baik mengenai permasalahan dan tindak lanjut yang dibutuhkan

4. Catatan Perkembangan Pasien (Susunan Pencatatan) Ada beberapa bentuk format dokumentasi yang dapat digunakan perawat untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah pasen antara lain, : a. S O A P Format SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien. S : Subjective : Pernyataan atau keluhan dari pasen

O : Objective : Data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga. A : Analisys : Kesimpulan dari objektif dan subjektif P : Planning : Rencana tindakan yang akan dilakuakan berdasarkan analisis

14

b. S O A P I E R Format SOAPIER lebih tepat digunakan apabila rencana pasien ada yang akan dirubah dan proses evaluasi mulai dilakukan. S : Subjective ; Pernyataan atau keluhan pasien

O : Objective ; Data yang diobservasi A : Analisis ; Kesimpulan berdasarkan data objektif dan subjektif P I : Planning ; Apa yang dilakukan terhadap masalah : Implementation ; Bagaimana dilakukan

E : Evaluation ; Respons pasen terhadap tindakan keperawatan R : Revised ; Apakah rencana keperawatan akan dirubah

c. D . A . R. Format dokumentasi D. A. R membantu perawat untuk mengatur pemikirannya dan memberikan struktur yang dapat meningkatkan pemecahan masalah yang kreatif. Komunikasi yang terstruktur akan mempermudah konsistensi penyelesaian masalah di antara tim kesehatan. D : Data : Data objektif dan subjektif yang mendukung masalah A : Action : Tindakan yang segera harus dilakukan untuk mengatasi masalah R : Respons : Respons pasen terhadap tindakan perawat

sekaligus melihat tindakan yang telah dilakukan berhasil/tidak

15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yng menggambarkan respon manusia(keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual atau potensial) dari individu atau kelompok perawat yang secara legal mengidentifikasi dan dimana perawat dapat menginstruksikan intervensi devinitif untuk mempertanyakan keadaan sehat atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah perubahan. Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat. Jenis-jenis Diagnosa Keperawatan 1. Diagnosis Keperawatan Aktual 2. Diagnosis Keperawatan Resiko 3. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan 4. Diagnosis Keperawatan Sejahtera 5. Diagnosis Keperawatan Sindrom

16

DAFTAR PUSTAKA

http://dailyafridawords.blogspot.com/2014/01/diagnosa-keperawatan.html http://elistyawati.wordpress.com/2013/03/07/diagnosa-keperawatan-komunitas/ http://lianerako.blogspot.com/2013/10/diagnosa-keperawatan-komunitas.html

17

MAKALAH

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

2014

18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT. Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami tentang Diagnosa Keperawatan Komunitas yang akan sangat berguna terutama untuk mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, Maret 2014

Penulis

19 i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Diagnosa Keperawatan ............................................................ 2 B. Perbedaan Diagnosa Keperawatan dengan Diagnosa Medis ..................... 3 C. Proses Analisis Data dan Interpretasi Data ................................................ 4 D. Jenis-jenis Diagnosa Keperawatan ............................................................. 6 E. Formulasi Diagnosa Keperawatan Aktual ................................................. 8 F. Formulasi Diagnosa Keperawatan Resiko ................................................. 10 G. Formulasi Diagnosa Keperawatan Sejahtera ............................................. 11 H. Pencacatan Dan Pelaporan Diagnosa Keperawatan ................................... 11

BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan .............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

20 ii

You might also like