You are on page 1of 28

BAB I LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN Nama Jenis kelamin Umur Alamat Status Agama Tanggal Masuk : Tn. B : Laki-laki : 4X tahun : : Menikah : Islam : 28 September 2012 pukul 20. 30 WIB

ANAMNESIS : alloanamnesis (28 September 2012)

Keluhan Utama :

Pasien menjadi tidak sadar sejak 2,5 jam SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 2,5 jam SMRS, penurunan kesadaran terjadi secara mendadak setelah pasien pulang bekerja saat pasien sedang berada di kamar mandi. Karena pasien tidak kunjung sadar maka keluarga membawa pasien untuk pergi ke rumah sakit. Keluhan penurunan kesadaran disertai dengan nyeri kepala, dimana pasien setelah sampai di rumah mengeluh nyeri kepala mendadak, tidak lama kemudian pasien masuk ke kamar mandi lalu terjadi muntah dan jatuh tidak sadarkan diri. Keluhan kejang disangkal ketika terjadi penurunan kesadaran. Sebelum pasien terjatuh di kamar mandi dan tidak sadarkan diri, pasien mengeluh disertai dengan rasa baal dan kebas pada tubuh sebelah kanan baik itu muka, lengan dan tungkai kanan. Keluhan disertai

keluhan rasa lemah tak bertenaga pada lengan dan tungkai kanan setelah pasien merasa nyeri kepala hebat. BAB dan BAK tidak terdapat keluhan.

Menurut keterangan istrinya pasien tidak mengeluh pandangannya menjadi dua ataupun pandangannya menjadi gelap secara tiba-tiba, tidak disertai rasa pusing yang berputar, telinga berdenging, ataupun tersedak pada saat setelah mengeluh terdapat nyeri kepala.

Pasien selama ini memang menderita hipertensi sejak 4 tahun yang lalu, dimana pasien telah memeriksakannya ke dokter dan diminta untuk

mengkonsumsi obat anti hipertensi untuk mengontrol hipertensinya. Namun pasien tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi tersebut secara rutin selama ini. Pasien selama ini juga memiliki riwayat mengkonsumsi rokok kretek, dengan jumlah mencapai 1 bungkus dalam 1 hari sejak pasien duduk di bangku sekolah. Riwayat kolesterol, penyakit kencing manis, penyakit ginjal dan riwayat stroke sebelumnya disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya disangkal. Pasien memiliki riwayat hipertensi sebelumnya yang telah didiagnosis oleh dokter ketika pasien berkunjung untuk berobat. Riwayat penyakit kencing manis, penyakit ginjal, penyakit jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Istri pasien menyangkal bahwa terdapat riwayat penyakit keluarga pada keluarga suaminya seperti penyakit hipertensi, kencing manis, penyakit jantung ataupun penyakit ginjal.

Riwayat Kebiasaan

Pasien adalah seorang pegawai swasta dimana pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok kretek sebajak 1 bungkus dalam 1 hari. Kebiasaan merokok sudah dilakukan oleh suaminya sejak masih bersekolah hingga saat ini.

Riwayat Pengobatan

Pasien belum pernah berobat sebelumnya, dan pasien yang menderita hipertensi kronis tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi secara teratur ( tidak terkontrol).

PEMERIKSAAN FISIK Saat di IGD ( 28 September 2012, 20.30) Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD : Tampak sakit berat : soporo koma( E=1, V=1, M =4) : : 90 x/menit : 30 x/menit : 36,5 0C : 170/1110 mmHg

STATUS GENERALIS Status Generalis Kepala dan leher Kepala Mata Hidung Telinga Mulut : Normochepal : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-). : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-). : mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1. Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), bruit arteri karotis (-).

Thoraks Paru Inspeksi Palpasi Perkusi : simetris, retraksi dinding dada (-/-) : vokal fremitus kiri = kanan : sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi ICS 6 midclavikularis dextra Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi : iktus kordis terlihat pada ICS 5 midclavikula sinistra : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra Auskultasi : BJ I-II ireguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi : bentuk datar

Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran Perkusi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-)

Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien, tidak teraba.

Ekstremitas Atas Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-) : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

STATUS NEUROLOGIK Keadaaan umum Kesadaran : tampak sakit berat : soporo koma

RANGSANG MENINGEAL Kaku Kuduk (-) Brudzinki I/II/III = -/-/Laseque/Kernig tidak terbatas

Rangsang Meningeal - Kaku Kuduk - Lasegue sign - Kernig sign - Brudzinski I - Brudzinski II - Brudzinski III : (-) : tidak terbatas : tidak terbatas : (-) : (-) : (-)

SARAF KRANIAL N.I (Olfaktorius) Daya pembau N.II (Optikus) Visus : KANAN KIRI tidak dapat dilakukan KIRI tidak dapat dilakukan

tidak dapat dilakukan KANAN : tidak dapat dilakukan

Lapang pandang Funduskopi

: tidak dapat dilakukan : tidak dapat dilakukan

tidak dapat dilakukan

N.III(Okulomotorius) Ptosis Ukuran pupil Bentuk pupil Gerakan bola mata Atas Bawah Medial : : : : : : : Sulit dinilai

KANAN 1-2 mm bulat(isokor)

KIRI 1-2 mm bulat(isokor)

Refleks cahaya -

: + + KANAN sdn KANAN belum dapat dinilai belum dapat dinilai + + KIRI sdn KIRI

Refleks cahaya direk Reflek cahaya indirek

N.IV (Trokhlearis) Gerakan mata ke medial bawah N.V(Trigeminus) Menggigit Membuka mulut Sensibilitas

Refleks kornea

belum dapat dinilai

N.VI(Abdusens) Gerak mata ke lateral N.VII(Fasialis)

KANAN sdn KANAN

KIRI sdn KIRI

Kerutan kulit dahi Lipatan nasolabialis Menutup mata Mengangkat alis Menyeringai

sdn lebih dangkal sdn sdn sdn

sdn normal sdn sdn sdn (kesan parese N VII kanan sentral)

Daya kecap lidah 2/3 depan

belum dapat dinilai

N.VIII(Vestibulokokhlearis) Tes bisik Tes rinne Tes weber Tes schwabach Past pointing test

KANAN belum dapat dinilai belum dapat dinilai belum dapat dinilai belum dapat dinilai belum dapat dinilai

KIRI

N.IX&X KIRI Arkus faring Daya kecap lidah 1/3 belakang Uvula secara pasif Menelan Refleks muntah N.XI(Aksesorius) Memalingkan kepala Mengangkat bahu N.XII(Hipoglosus) Sikap lidah Atrofi otot lidah Fasikulasi lidah MOTORIK Kekuatan Otot

KANAN

simetris belum dapat dinilai letak di tengah belum dapat dinilai + KANAN belum dapat dinilai belum dapat dinilai + KIRI

: belum dapat dinilai : (-) : (-)

(kesan Hemiplegia kanan)

Tonus : normotonus(normal) Atrofi : (-/-)

SENSORIK Nyeri : Ektremitas Atas : belum dapat dinilai

Ekstremitas Bawah : belum dapat dinilai Raba : Ektremitas Atas : belum dapat dinilai

Ekstremitas Bawah : belum dapat dinilai

Suhu : Ektremitas Atas

: belum dapat dinilai

Ekstremitas Bawah : belum dapat dinilai

FUNGSI VEGETATIF Miksi Defekasi : baik : baik

FUNGSI LUHUR MMSE tidak dapat dilakukan

REFLEK FISIOLOGI Reflek bisep Reflek trisep : (/+) : (/+) : (/+) : (/+)

Reflek brachioradialis : (/+) Reflek patella Reflek achilles

REFLEK PATOLOGIS Babinski Chaddock Oppenheim Gordon : (+/+) : (+/+) : (+/+) : (+/+)

10

Refleks kornea (belum dapat dilakukan ) Dolls Eyes (+/+) Refleks Muntah (+/+) Refleks Pupil (+/+) Nistagmus ( belum dapat dilakukan)

PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium (28 september 2012) Hb Ht Leukosit Trombosit GDS GDP Ureum Kreatinin : 13,2 : 39,5 : 14300 : 253000 :: 78 : 35,5 : 1.2 mg/% mg/% mg% mg% g/dl % /ul /%

Kolesterol total: 155 mg% SGOT SGPT As. Urat Trigliserid Elektrolit : 21 : 18 : 3.0 : 62 mg% mg% mg% mg%

: Na 136,7 mEq/L Kalium 3,49 mEq/L Kalsium 1.07 mEq/L

11

12

EKG (28 september 2012)

13

Keterangan : Panjang : 1 cm Lebar : 4 cm Jumlah sliced : 15 buah

Rumus Brodman p X L X Jumlah sliced = 1 x 4 x 15 = 30 cc 2 2

14

( kategori sedang pada perdarahan sistem sistem karotis )

FOLLOW UP Berdasarkan pemeriksaan fisik ( IGD 29 september 2012) didapatkan : Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD : Tampak sakit berat : soporo koma( E=1, V=1, M =4) : : 65 x/menit : 24 x/menit : 36,5 0C : 160/110 mmHg

RM : KK(-) L/K TT BI/BII/BIII -/-/Saraf otak : reflek cahaya direct/indirect (+/+), pupil bulat isokor diameter 1-2 mm ODS, Kesan wajah parese N VII kanan sentral

Motorik : 0 5 , Tonus : normotonus, Atrofi (-) 0 5

(kesan Hemiplegia kanan) Sensorik/vegetatif : sulit dinilai/ Baik Fungsi luhur : MMSE tidak dapat dilakukan

REFLEK FISIOLOGI Reflek bisep Reflek trisep : (/+) : (/+) : (/+) : (/+)

Reflek brachioradialis : (/+) Reflek patella Reflek achilles

15

REFLEK PATOLOGIS Babinski Chaddock Oppenheim Gordon : (+/+) : (+/+) : (+/+) : (+/+)

RESUME

Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 2,5 jam SMRS sekitar pukul 18.00 WIB , penurunan kesadaran terjadi secara mendadak setelah pasien pulang bekerja saat pasien sedang berada di kamar mandi.

Sebelumnya pasien mengeluhkan nyeri kepala dan disertai denga muntah dan tidak sadarkan diri. Sebelum pasien terjatuh di kamar mandi dan tidak sadarkan diri, pasien mengeluh disertai dengan rasa baal dan kebas pada tubuh sebelah kanan baik itu muka, lengan dan tungkai kanan. Keluhan disertai keluhan rasa lemah tak bertenaga pada lengan dan tungkai kanan setelah pasien merasa nyeri kepala hebat

Pasien selama ini memang menderita hipertensi sejak 4 tahun yang lalu, dimana pasien telah memeriksakannya ke dokter dan diminta untuk mengkonsumsi obat anti hipertensi untuk mengontrol hipertensinya. Namun pasien tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi tersebut secara rutin selama ini. Pasien selama ini juga memiliki riwayat mengkonsumsi rokok kretek, dengan jumlah mencapai 1 bungkus dalam 1 hari sejak pasien duduk di bangku sekolah.

Pemeriksaan Fisik Berdasarkan pemeriksaan fisik ( IGD 28 september 2012) didapatkan : Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD : Tampak sakit berat : soporo koma( E=1, V=1, M =4) : : 90 x/menit : 30 x/menit : 36,5 0C : 170/110 mmHg

16

RM : KK(-) L/K TT BI/BII/BIII -/-/Saraf otak : reflek cahaya direct/indirect (+/+), pupil bulat isokor diameter 1-2 mm ODS, Kesan wajah parese N VII kanan sentral

Motorik : 0 5 , Tonus : normotonus, Atrofi (-) 0 5

(kesan Hemiplegia kanan) Sensorik/vegetatif : sulit dinilai/ Baik Fungsi luhur : MMSE tidak dapat dilakukan

REFLEK FISIOLOGI Reflek bisep Reflek trisep : (/+) : (/+) : (/+) : (/+)

Reflek brachioradialis : (/+) Reflek patella Reflek achilles

REFLEK PATOLOGIS Babinski Chaddock Oppenheim Gordon : (+/+) : (+/+) : (+/+) : (+/+)

DIAGNOSA Diagnosa Klinis Diagnosa Etiologi Diagnosa Lokalisasi : Stroke : Perdarahan atau hemoragik : Sistem Carotis Kiri

Diagnosa Faktor Resiko: Hipertensi

DIAGNOSA BANDING Stroke e.c Infark Serebri Sistem Karotis kiri factor risiko hipertensi.

17

PENATALAKSANAAN Head up 15-30o Pasang IV line Infus 2A 20 tetes/menit Neuroprotektan : Citicolin 3x1 ampul Diet kalori 30 kkal/kgBB/hari Manitol 200-150-150/ 8jam , dengan kecepatan bolus 15 menit setiap kali bolus.

PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad functionam : dubia ad malam : dubia ad malam

18

BAB II PEMBAHASAN

Daftar Masalah

Mengapa pada pasien ini di diagnosis stroke hemoragik sistem karotis dengan faktor resiko hipertensi ?

Pembahasan Masalah

1. Mengapa pasien ini di diagnosis stroke hemoragik ? Definisi Gangguan fungsional otak fokal atau global yang terjadi secara mendadak , yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (baik tersumbatnya aliran darah mauoun pecahnya pembuluh darah)dan lebih dari 24 jam. Dan mempunyai pola gejala yang berhubungan dengan waktu.

Pada pasien ini didapatkan : Berdasarkan anamnesis didapatkan defisit neurologis global dengan adanya penurunan kesedaran yang bersifat global yang dimana sebelumnya disertai defisit neurologi fokal dengan adanya rasa baal dan kebas di bagian tubuh sebelah kanan , mencakup wajah lengan dan tungkai kanan , serta lemah tubuh sebelah kanan yang terjadi mendadak yang terjadi pada saat pasien sedang beraktivitas. Terdapat tandatanda TTIK (nyeri kepala, muntah, penurunan kesadaran) serta Tekanan darah

19

meningkat tinggi dari biasanya. Keluhan ini terjadi >24 jam mulai dari kejadian sampai follow-up terakhir.

Perbedaan stroke infark dan stroke perdarahan dalam mendiagnosa pasien Stroke Non Hemoragik Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat Stroke Hemoragik Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat pasien beraktivitas *

pasien istirahat (pada saat tidur atau pada saat pasien baru bangun tidur) Tidak (nyeri terdapat kepala, tanda-tanda muntah, TTIK kejang, -

Terdapat tanda-tanda TTIK (nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan kesadaran) *

penurunan kesadaran) Tekanan darah tidak meningkat tinggi -

Tekanan darah meningkat tinggi dari biasanya*

*ditemukan pada pasien

20

Gejala Klinis Defisit fokal Onset Exercise Nyeri kepala Muntah pada awalnya Hipertensi Penurunan kesadaran Kaku kuduk Hemiparesis Gangguan bicara Likuor Paresis/gangguan NIII

PIS Berat * Menit/jam * Saat aktivitas* Hebat * sering*

PSA Ringan 1-2 menit Sangat hebat sering

Non hemoragik Berat ringan Pelan (jam/hari) Saat istirahat ringan Tidak, kecuali lesi di batang otak

Hampir selalu * Ada *

Biasanya tidak ada

Sering kali Tidak ada

Jarang Sering dari awal * Bisa ada Berdarah Tidak ada

ada Permulaan tidak ada jarang berdarah Bisa ada

Tidak ada Sering dari awal Sering Jernih Tidak ada

*ditemukan pada pasien

21

Jadi pasien ini didiagnosa stroke yang disebabkan oleh perdarahan atau hemoragik intra serebral (PIS)

Berdasarkan pemeriksaan fisik ( IGD 28 september 2012) didapatkan : Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD : Tampak sakit berat : soporo koma( E=1, V=1, M =4) : : 90 x/menit : 30 x/menit : 36,5 0C : 170/1110 mmHg

RM : KK(-) L/K TT BI/BII/BIII -/-/Saraf otak : reflek cahaya direct/indirect (+/+), pupil bulat isokor diameter 1-2 mm ODS, Kesan wajah parese N VII kanan sentral

Motorik : 0 5 , Tonus : normotonus, Atrofi (-) 0 5

(kesan Hemiplegia kanan) Sensorik/vegetatif : sulit dinilai/ Baik Fungsi luhur : MMSE tidak dapat dilakukan

REFLEK FISIOLOGI Reflek bisep Reflek trisep : (/+) : (/+) : (/+) : (/+)

Reflek brachioradialis : (/+) Reflek patella Reflek achilles

REFLEK PATOLOGIS Babinski : (+/+)


22

Chaddock Oppenheim Gordon

: (+/+) : (+/+) : (+/+)

Berdasarkan skor stroke : Siriraj (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) (3 x ateroma) 12 Dimana : Derajat kesadaran 0 = komposmentis; 1 = somnolen; 2 = sopor. Muntah Nyeri kepala Ateroma 0 = tidak ada; 1 = ada. 0 = tidak ada; 1 = ada. 0 = tidak ada; 1 = salah satu/ lebih (DM, angina, penyakit pembuluh darah). Hasil : Skor > 1 : perdarahan supratentorial Skor < 1 : infark serebri Pada pasien didapatkan : (2,5 x 2) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 110) (3 x 0) 12 = 7 Hasil perdarahan supratentorial

Pada skor Gajah Mada Penurunan Kesadaran +* + Nyeri Kepala +* + Babinski +* + Jenis Stroke Perdarahan Perdarahan Perdarahan Iskemik Iskemik

*ditemukan pada pasien menunjukkan perdarahan

23

Keterangan : Panjang : 1 cm Lebar : 4 cm Jumlah sliced : 15 buah

Rumus Brodman p X L X Jumlah sliced = 1 x 4 x 15 = 30 cc 2 2

24

Gejala Klinik pada stroke sistem karotis : Memperdarahi lobus frontalis, parietalis, basal ganglia, dan lobus temporalis. Gejalagejala timbul sangat mendadak berupa hemiparesis, hemiipestesi, bicara pelo dan lainlain Kesadaran umum : Penderita dengan stroke sistem karotis jarang mengalami gangguan atau penurunan kesadaran, kecuali pada stroke yang luas. Hal ini disebabkan karena struktur- struktur anatomi yang menjadi substrat kesadaran yaitu Formatio Reticularis (susunan/ retikularis) digaris tengah dan sebagian besar terletak dalam fossa posterior. Karena itu keasadaran biasanya komposmentis* Tekanan darah : biasanya meningkat* Pemeriksaan motorik : Hampir selalu terjadi kelumpuhan sebelah anggota badan (hemiparesis). Jika terdapat perbedaan kelumpuhan nyata antara lengan dan tungkai, kelainan berasal dari daerah kortikal, jika sama beratnya gangguan aliran darah terjadi pada subkortikal atau veterbrobasiler* Pemeriksaan fungsi sensorik: dapat terjadi hemisensorik tubuh Pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis : pada fase akut refleks fisiologi pada sisi yang lumpuh akan menghilang, kemudian muncul kembali dalam beberapa hari didahului dengan refleks patologis Kelainan fungsi luhur : disfasia campuran, dapat juga terjadi apraxia dan lain- lain *ditemukan pada pasien menunjukkan gejala stroke mengenai sistem karotis

Gejala Klinik pada stroke sistem vetebrobasiler : 1. Penurunan kesadaran yang cukup berat karena terkena formasio lateralis (DD: infark supratentorial yang luas). 2. Kombinasi berbagai saraf otak yang terganggu di sertai vertigo, diplopia dan gangguan bulbar 3. Vertigo disertai paresis keempat anggota gerak (ujung-ujung distal).

25

Mekanisme terjadinya stroke hemoragik Timbulnya infark serebral regional dapat juga disebabkan oleh pecahnya arteri serebral. Daerah distal dari tempat dinding arteri pecah, tidak lagi kebagian darah sehingga wilayah tersebut menjadi iskemik dan kemudian menjadi infark yang tersiram daerah ekstravasal hasil perdarahan. Daerah infark itu tidak berfungsi lagi sehingga menimbulkan deficit neurologic, yang biasanya berupa hemiparalisis. Dan daerah ekstravasal yang tertimbun intraserebral merupakan hematoma yang cepat menimbulkan kompresi pada seluruh isi tengkorak berikut bagian rostral batang otak. Keadaan demikian menimbulkan koma dengan tanda-tanda neurologi yang sesuai dengan kompresi akut terhadap batang otak secara restrokaudal, yang terjadi dari gangguan pupil, pernapasan, tekanan darah sistemik dan nadi. Apa yang dilukiskan di atas ialah gambaran hemoragia intraserebral yang di dalam klinik dikenal sebagai apopleksia serebri atau hemorrhagic stroke.

Arteri yang sering pecah ialah arteria lentikulostriata di wilayah kapsula interna. Dinding arteri yang pecah selalu menunjukkan tanda-tanda, bahwa disitu terdapat aneurisma kecil-kecil yang dikenal sebagai aneurisma Charcot Bouchard. Aneurisma tersebut timbul pada orang-orang dengan hipertensi kronik, sebagai hasil proses degenerative pada otot dan unsur elastic dinding arteri. Karena perubahan degenerative itu ditambah dengan beban yang tekanan darah yang tinggi, maka timbulah beberapa pengelembungan kecil setempat yang dinamakan aneurisma Charcot Bouchard. Karena sebab-sebab yang belum jelas, aneurismata tersebut kadang berkembang terutama pada rami perforantes arteria serebri media, yaitu arteria lentikulostriata. Pada lonjakan tekanan darah sistemik, sewaktu orang marah, menegluarkan tenaga banyak, dan sebagainya aneurisma kecil itu bisa pecah. Pada saat itu juga orangnya jatuh pingsan, nafasnya mendengkur dalam sekali dan memperlihatkan tanda-tanda hemiplegia. Oleh karena itu stress yang menjadi factor presipitasi, maka haemoragic stroke disebut juga stress stroke.

26

Penatalaksanaan Pada Stroke Perdarahan IntraSerebral Hilangkan faktor-faktor yang berisiko meningkatkan tekanan darah seperti retensi urin, nyeri, febris, peningkatan tekanan intrakranial, emosional stres dan sebagainya Bila tekanan darah sistolik > 220 mmHg atau tekanan diastolik > 140 mmHg atau tekanan darah arterial rata-rata > 145 mmHg berikan Nikardipin, Diltiazem atau Nimodipin Bila tekanan sistolik 180-220 mmHg atau tekanan diastolik 105-140mmHg atau tekanan arterial rata-rata 130mmHg : a. labetalol 10-20 mg IV selama 1-2 menit ulangi atau gandakan setiap 10 menit sampai maksimum 300 mg atau berikan dosis awal bolus diikuti oleh Labetalol drip 2-8 mg/menit, atau b. Nikardipin Diltiazem c. Nimodipin Pada fase tekanan darah tak boleh diturunkan lebihd ari 20-25% dari tekanan darah arteri rerata dalam 1 jam pertama Bila tekanan sistolik <180mmHg dan tekanan diastolik <105 mmH, tangguhkan pemberian obat antihipertensi Bila terdapat fasilitas pemantauan tekananintrakranial, tekanan perfusi otak harus dipertahankan > 70mmHg Pada penderita dengan riwayat hipertensi, penurunan tekanan darah harus dipertahankan dibawah tekanan arterial rata-rata 130mmHg Tekanan darah arterial rata-rata lebih dari 110 mmHg harus dicegah segera pada waktu pasca operasi dekompresi Bila tekanan darah arterial sistolik turun < 90 mmHg harus diberikan obat menaikan tekanan darah (vasopresor)

Perhatian: 1. peningkatan tekanan darah dapat disebabkan oleh stres akibat stroke, kandung kencing penuh, nyeri, respon fisiologi dari hipoksia atau peningkatan tekanan intrakranial

27

2. dengan memperhatikan dan melakukan penanganan pada keadaan tersebut di atas akan banyak berpengaruh pada tekanan darah sistemik pada fase menunggu 5-20 menit pengukuran berikutnya.

28

You might also like