You are on page 1of 4

1. Goldich weathering Series Merupakan penjelasan tentang ketahanan suatu mineral terhadap pelapukan.

Dimana seri Goldich Weathering ini merangkum resistensi relatif mineral terhadap proses pelapukan. Menunjukkan bahwa mineral yang terbentuk pada suhu dan tekanan tinggi lebih mudah lapuk daripada mineral yang terbentuk pada suhu dan tekanan rendah. Seri Goldich Weathering ini berupa seri Reaksi Bowen yang dibalik seperti berikut :

Adanya seri ini juga dapat sedikit menjelaskan mengapa bisa terdapat mineral dalam batuan sedimen klastika. Dimana batuan sedimen klastika merupakan batuan yang berasal dari hasil pelapukan batuan yang lebih dahulu terbentuk. Yang kemudian tertansport dengan media air, angin, dsb dan terendapkan pada suatu tempat di permukaan bumi. Nama klastika yang berarti pecah, menyatakan bahwa batuan ini berasal dari endapan berupa pecahan atau fragmen batuan lain dari ukuran halus hingga kasar. Keterdapatan mineral dalam batuan jenis ini membuktikan bahwa mineral tersebut memilki tingkat ketahanan atau resistensi yang tinggi. Apabila dihubungkan dengan seri Goldich Weathering series, maka mineral yang bisa terdapat pada batuan sedimen klastika tersebut adalah kemungkinan besar kuarsa hingga pottasium feldspar. Kemudian semakin ke seri bawah menunjukkan tingkat kemungkinan yang semakin menurun akan

keterdapatannya pada batuan sedimen klastika karena resistensinya yang semakin buruk. Dengan begitu dapat diurutkan pada seri Goldich weathering ini berdasarkan tingkat ketahanan pada pelapukan dengan suhu dan tekanan pembentukannya. Pertama adalah mineral kuarsa dengan kekerasan 7 skala mohs, kilap kaca, warna putih transparan dan sistem kristal heksagonal memiliki resistensi paling tinggi. Kedua adalah mika muskovit dengan kekerasan 2-2,5, kilap kaca, warna putih transparan, bentuk pipih dan sistem kristal monoklin memilki resistensi tertinggi kedua. Ketiga adalah K-Feldspar dengan contoh mineral orthoklas dengan kekerasan 6, cerat putih, warna merah daging dan sistem kristal monoklin memiliki resistensi tertinggi ketiga. Kemudian seri continue plagioklas dari naplagioklas hingga ca-plagioklas dengan kekerasan 6, warna putih dan sistem kristal triklin memiliki tingkat resistensi keempat hingga terakhir . Bersamaan dengan itu seri uncontinue berupa mika biotit dengan kekerasan 2,5-3, warna hitam, bentuk pipih memiliki tingkat resistensi keempat. Kemudian Amphibole dengan kekerasan 5-6, warna hijau-hitam, kilap kaca dan sistem kristal monoklin memiliki tingkat resistensi kelima. Mineral piroksen dengan kekerasan 5-6,5, warna hitam hijau tua, kilap kaca dan sistem kristal monoklin memilki tingkat resitensi kedua terakhir. Kemudian yang terakhir adalah olivin dengan kekerasan 6,5-7, warna hijau tua dan sistem kristal orthorombik memiliki tingkat resistensi paling rendah. 2. Diagram Hjulstrom Adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran dan transportasi dari butir-butir lepas. Ketika suatu partikel lepas telah terendapkan, maka dibutuhkan energi yang lebih untuk menggerakkannya daripada energi saat partikel tersebut tetap bergerak dalam proses transportasi. Untuk menentukan hubungan antara kecepatan aliran butir dengan proses sedimentasinya adalah pertama kali dengan melihat diagram hjulstrom sebagai berikut :

Dimana pada tabel tersebut menunjukkan pada kecepatan aliran tertentu suatu partikel lepasan dapat mengalami proses berupa erosi, transportasi, dan deposisi. Dimana yang berpengaruh adalah ukuran butir dari partikel lepasan tersebut. Semakin kecil ukuran patikel lepasan tersebut, maka makin butuh kecepatan aliran cukup tinggi untuk mengerosi karena sifat kohesif partikelnya yang kuat. Selain itu butuh kecepatan aliran yang sangat rendah hingga aliran tenang untuk mengendapkan partikel lepasan ukuran yang kecil tersebut, sebagai contoh saja lempung (clay). Kemudian semakin besar ukuran partikel lepasan juga dibutuhkan kecepatan aliran yang cukup tinggi untuk mengerosi.Begitu juga dengan proses transportasinya dibutuhkan kecepatan aliran tinggi karena massa.nya yang berat. Namun tidak perlu dibutuhkan kecepatan aliran rendah untuk mengendapkannya. karena hanya dengan penurunan kecepatan aliran sedikit saja akan sangat berpengaruh dalam proses pengendapan, sebagai contoh kerakal (cobble).

DAFTAR PUSTAKA
http://dearthurjr.blogspot.com/2011/06/kamus-geologi.html diakses pada senin 14 April 2014, pukul 21.30 WIB http://muhaimin-27.blogspot.com/2013/06/goldichs-weathering-series.html diakses pada senin 14 April 2014, pukul 21.30 WIB http://muhaimin-27.blogspot.com/2013/06/batuan-sedimen-klastik.html diakses pada senin 14 April 2014, pukul 21.30 WIB http://hasancelebes.blogspot.com/2011/02/diagram-hjulstrom.html diakses pada senin 14 April 2014, pukul 21.30 WIB

You might also like