You are on page 1of 16

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
1

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2

ANAMNESIS
Nama : An.S.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 12 Tahun, 6 bulan
Ruang : Melati
Kelas : I

Nama lengkap : An. SJenis Kelamin : Laki-laki
Tempat dan tanggal lahir : Karanganyar, 22 Desember2001 Umur: 12 tahun, 6 bulan
Nama Ayah : Tn. KUmur : 40 tahun
Pekerjaan ayah : Wiraswasta Pendidikan ayah : SMA
Nama ibu : Ny. M Umur : 38 tahun
Pekerjaan ibu : Pegawai PuskesmasPendidikan ibu : D3
Alamat : Delingan, Gedong, RT 01, RW 03, Karanganyar
Masuk RS tanggal : 28 April 2014 Jam : 08.00Diagnosis masuk : Morbili
Dokter yang merawat : dr.Elief Rohana, Sp.A, M.Kes Ko Asisten : Rr. Anggraeni, S.Ked

Tanggal : 28April 2014 (Alloanamnesis dan Autoanamnesis) di Bangsal Melati
KELUHAN UTAMA : Demam
KELUHAN TAMBAHAN : Batuk dan bintik merah
1. Riwayat penyakit sekarang
6 HSMRS Pasien mengeluh badannya panas sejak sore hari. Panas dirasakan oleh pasien terus
menerus. Panas yang dialami oleh pasien tidak disertai dengan kejang (-) maupun penurunan
kesadaran (-). Pasien juga mengeluh mual (+), mengeluh batuk (+) yang timbul bersamaan dengan
demam tersebut. Selain itu . Batuk yang dialami oleh pasien dirasakan kering dan dahak sulit
untuk dikeluarkan. Pasien tidak mengeluhkan sesak napas (-) saat mengalami batuk tersebut.
Rewel (+), bintik merah (-). Belum BAB sejak sakit, BAK (jernih, berwarna kekuningan, 3-4 kali
sehari). Pada malam harinya pasien dibawa ke dokter oleh orang tua, dan didiagnosa gangguan
lambung.
1 HSMRS Pasien masih mengeluhkan demam. Pasien juga mengeluh badannya lemas. Nafsu
makan dan minum pasien menurun. Pada sore harinya pasien mengeluhkan kulitnya panas-panas
dan badan terasa gatal. Pasien banyak berkeringat dan panas tidak turun. Batuk yang dialami
pasien masih mengkikil dan tidak berkurang. Batuk tidak menyebabkan sesak napas, tapi
dirasakan sangat mengganggu dan dahak tidak bisa dikeluarkan.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2

HMRS Pasien dibawa ke IGD RSUD Karanganyar diantar kedua orang tuanya dengan
keluhan panas yang tidak turun sejak 6HSMRS. Pasien juga mengeluhkan badannya terasa gatal
dan kulitnya seluruh tubuh terasa panas yang dialami sejak 1HSMRS. Pasien juga mengeluhkan
kulit di timbul bercak dan bintik kemerahan sejak senin pagi atau pagi hari saat MRS. Bercak
kemerahan tersebut awalnya muncul di sekitar kepala belakang lalu menyebar ke bagian wajah,
kemudian di seluruh tubuh. Saat tiba di IGD pasien mengalami 2x mimisan.

2. Riwayat penyakit dahulu :
Pasien tidak mengalami keluhan maupun sakit serupa sebelumnya. Penderitatidak ada riwayat
kejang sebelumnya, ataupun sakit berat. Riwayat batuk lama, asma, sesak napas, dan alergi
disangkal. Pasien lahir ditolong olehbidan dengan persalinan normal.

3. Riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan
Riwayat penyakit serupa : diakui, diderita kakak pasien 2 bulan sebelumnya.

4. Riwayat penyakit lingkungan
Riwayat penyakit serupa : diakui, diderita teman pasien sekolah 2 hari sebelum pasien sakit.

5. Pohon keluarga









Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
3

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2

RIWAYAT PRIBADI
1) Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Riwayat kehamilan ibu pasien
Ibu G2P1A0 Hamil saat usia 26 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan, Ibu
tidak mengalami mual dan muntah berlebihan saat kehamilan. Tidak ada riwayat trauma
maupun infeksi saat hamil. Sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil(-).
Ibuhanyaminumobatpenambahdarahdan vitamin daribidan. Tekanan darah ibu dinyatakan
normal. Berat badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan selama
kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.
b. Riwayat persalinan ibu pasien
Ibu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur kehamilan 40 minggu, persalinan normal,
presentasi kepala, bayi langsung menangis dengan berat lahir 2600 gram dan panjang 48 cm,
tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir.
c. Riwayat paska lahir pasien
Bayi laki-laki BB 2600 gr, setelah lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit
kemerahan, tidak adademam atau kejang. ASI keluar hari ke-2, bayi dilatih menetek dari hari
pertamakeluar ASI.
Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan baik, riwayat PNC baik.

2) Riwayat makanan
0-5 bulan : ASI
5-12 bulan : ASI, bubur sun, buah buahan (pisang),
1-2 tahun : susu formula, nasi kuah sayur
Kesan: Pasien mendapat ASI eksklusif, kualitas makanan baik, kuantitas makan kurang.

3) Perkembangan dan kepandaian :
Perkembangan dan kepandaian pasien sampai usia 10 bulan: Motorik kasar, motorik halus,
bahasa, personal sosial sesuai usia.




FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
4

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2
4) Vaksinasi
Jenis I II III IV V VI
HEPATITIS B 0 hari 2 bulan 4 bulan 6 bulan - -
BCG 1 bulan - - - - -
DPT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
POLIO 1 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan - -
CAMPAK - - - - - -
Pentabio
DPT-HB-Hib
- - - - - -
Kesan :Imunisasi dasar tidak lengkap sesuai PPI

5) Sosial, ekonomi, dan lingkungan:
Sosial dan ekonomi
Ayah ( 40 tahun, wiraswasta ) dan ibu (38 tahun, ibu rumah tangga), penghasilan keluarga sekitar
Rp 4.400.000.,- /bulan (keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari).
Lingkungan
Pasientinggalbersama kedua orang tua, kakak, dan seorang adik. Rumahterdiridariruangtamu,
ruang keluarga,dapur, 2 kamarmandidan5kamartidur. WC menyatudengankamarmandi. Sumber
air berasaldari air sumur. Rumahberlantaikeramikdenganventilasi yang cukup (terdapat 1
jendelatiapruangan) .Rumahditempatioleh ayah, ibu, kakak, adik, sertapasien. Setiap 3 hari sekali
pasien wajib menginap di pondok sekolah.
Kesan : keadaan sosial ekonomi cukup& kondisi lingungan rumah cukup.
6) Anamnesis sistem :
Cerebrospinal : kejang fokal (-), delirium (-)
Kardiovaskuler : sianosis (-), biru (-)
Respiratorius : batuk (+), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), sesak (-)
Gastrointestinal : mual (+), muntah (-), BAB (-)
Urogenital : BAK (+) dbn, nyeri berkemih (-), bengkak kemaluan (-)
Muskuloskeletal: kelainan bentuk (-) nyeri sendi (+), nyeri otot (-)
Integumentum : bintik merah (+), ikterik (-)
Otonom : Demam (+)
Kesan : Terdapat masalah di sistem respiratorius, sistem gastrointestinalis, sistem
muskuloskeletal, sistem integumentum, dan sistem otonom
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
5

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2
PEMERIKSAAN
JASMANI
Nama : An. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 12 tahun, 6 bulan
Ruang :Melati

PEMERIKSAAN OLEH : Rr. Anggraeni I.E, S.Ked Tanggal 28April 2014 Jam 20.00
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: tampak gelisah
TANDA VITAL :
Nadi : 96x/menit
RR : 28x/menit
Suhu : 37,8 C
Status Gizi :
BB/TB: 34 kg / 135cm
BMI :18.66kg/m
2


Kesimpulan status gizi : baik menurut WHO

Kulit : sawo matang, pucat(-), sianosis(-), bintik merah (+), papul (-)
Kel.limfe : Tidak terdapat pembesaran limfonodi
Otot : Kelemahan (-),atrofi(-), nyeri otot (-)
Tulang : Tidak ada deformitas tulang
Sendi : Gerakan bebas
Kesan : Kulit dengan bercak merah

PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala :ukuran normocephal, rambut warna hitam, lurus, jumlah cukup.
Mata :mata cowong (-/-), air mata (+/+), CA (-/-), SI (-/-), reflek cahaya (+/+),
pupil isokor, edema palpebra (-/-)
Hidung : sekret (-/-), epistaksis (+/+), nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : mukosa bibir dan lidah kering (+), sianosis (-), lidah kotor (+), sariawan (-)
Faring : hiperemis (-), tonsil membesar (-)
Gigi : caries (-), calculus (-)
Leher : pembesaran limfonodi (-)
Kesan :Kepala, mata, kelenjar limfe, faring dan gigi dalam batas normal
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
6

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2

Thorak : simetris,retraksi (-) subcosta,intercosta,dan suprasternal,ketinggalan gerak(-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi:
batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
batas kiri bawah : SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I-II intensitas reguler (+), bising jantung (-)
Kesan : Thorak dan jantung dalam batas normal
Paru :
Kanan DEPAN Kiri
Simetris(+),retraksi (-)
subcostae, intercostae dan
suprasternal
Inspeksi Simetris (+),retraksi (-)
subcosta, intercosta dan
suprasternal
Ketinggalan gerak (-),
fremitus (+)
Palpasi Ketinggalan gerak (-),
fremitus (+)
Sonor Perkusi Sonor
SDV normal, rhonki (-),
wheezing (-)
Auskultasi SDV normal, ronkhi (-),
wheezing (-)
Kanan BELAKANG Kiri
Simetris (+), Inspeksi Simetris (+)
Ketinggalan gerak (-),
fremitus (+)
Palpasi Ketinggalan gerak (-),
fremitus (+)
Sonor Perkusi Sonor
SDV, Rh (-), Whz (-) Auskultasi SDV, Rh (-), Whz (-)
Kesan :Paru dalam batas normal
Abdomen :
Inspeksi : distended (-), sikatrik (-)
Auskultasi : peristaltik (+)
Perkusi : timpani (+), pekak beralih (-)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
7

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2
Palpasi : turgor kulit normal, nyeri tekan (-)
Hepar : tidak teraba pembesaran
Lien : tidak teraba pembesaran
Anogenital : tidak ada kelainan
Kesan : abdomen dalam batas normal
Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-), oedema (-)
tungkai lengan
kanan kiri kanan kiri
Gerakan : bebas bebas bebas bebas
Tonus : normal normal normal normal
Trofi : entrofi eutrofi eutrofi eutrofi
Klonus Tungkai : (-) (-) (-) (-)
Reflek fisiologis : Reflek patella (+) normal, achiles (+), normal, tricep (+) normal
Refleks patologis : Babinski (+), chaddock (-), Oppenheim (-), gordon (-)
Meningeal Sign : Kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), kernig (-)
Sensibilitas : Dalam batas normal
Kesan : status neurologi dalam batas normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN
( 28 April 2014)
Darah Rutin
No Parameter Hasil Angka Normal Satuan
1 Hemoglobin 13,8 14.00-18.00 Gr/dl
2 Jumlah Eritrosit 5,01 4,50-5,50 Juta/uL
3 Jumlah Lekosit 4,7 5-10 Ribu/uL
4 Limfosit 45,4 25,0-40,0 %
5 Monosit 5,5 3.0-9.0 %
6 Hematokrit 43,7 32.00-44.00 %
7 MCV 87,2 82,0-92,0 Fl
8 MCHC 31,6 32,0-37,0 g/dl
9 MCH 27,5 27,0-31,0 Pg
10 Jumlah Trombosit 110 150-300 Ribu/uL

Kesan : Penurunan MCHC, HB, Leukositosis, penurunan trombosit dan peningkatan limfosit
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
8

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2
RINGKASAN ANAMNESIS
Pasien dibawa ke RSUD karanganyar dengan keluhan demam disertai batuk dan bintik
merah.
Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang,
Pasien mendapatkan ASI
Riwayat ANC baik, Persalinan spontan, Riwayat PNC baik.
Belum dilakukan imunisasi campak.
Keadaan sosial ekonomi & kondisi lingkungan rumah cukup baik

RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK
KU: Gelisah
Vital sign: Nadi : 96x/menit / RR : 28x/menit / Suhu : 37,8C
Status gizi baik menurut WHO.
Kepala:CA -/-, SI -/-
Mata: cekung (-/-)
Pada pemeriksaan leher dan pemeriksaan thorax dalam batas normal
Abdomen dalam batas normal, tidakterdapat pembesaran hepar ataupun lien
Extremitas: dalam batas normal
LABORATORIUM
Darah Rutin: Penurunan MCHC, HB, Leukositosis, penurunan trombosit dan peningkatan limfosit

DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIF
AKTIF
Demam hari ke-6
Bercak kemerahan diseluruh tubuh
Batuk
INAKTIF
Pasien belum diberikan imunisasi campak
DIAGNOSA KERJA
Obs. Febris H6 et causa Campak
DIAGNOSIS BANDING
Roseola
Fifth Disease
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
9

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2
Varicella
Enterovirus
Mononukleosis

RENCANA PENGELOLAAN
Rencana Tindakan
Obsevasi kesadaran, keadaan umum dan vital sign
Pemeliharaanhidrasidannutrisi
Bed rest
Rencana Terapi
Inf KAEN 3A 15 tpm (makro)
Inj. Amoxicilin 500 mg/ 8 jam
Inj. Ranitidine1 amp/ 12 jam
Inj. Dexamethason 1 amp/ 12 jam
Inj. Extrace 100 mg/ 12 jam
Inj. Antrain 500 mg/ extra
Ambroxol syrup 3 x Cth 1
Zinc 20 mg 1 x 1
Puyer CTM 3/4 / Dexa 3/4 / Vit C25 / Salbutamol 1mg (3 x 1)
Vitamin A dosis tinggi 200.000 IU 1 caps

Rencana Edukasi
- Menjelaskan kepada orang tua pasien mengenai penyakit yang diderita pasien ini adalah
penyakit menular sehingga pasien harus diisolasi minimal 5 hari setelah gejala kulit muncul
untuk mencegah penularan infeksi kepada orang lain
- Menganjurkan kepada orang tua pasien untuk selalu menyediakan nutrisi yang cukup untuk
pasien
- Menganjurkan kepada orang tua pasien untuk memberikan vitamin A yang berfungsi untuk
membantu pertumbuhan sel epitel yang rusak pada saluran napas dan menurunkan angka
kejadian serta meningkatkan kekebalan tubuh pasien
- Menjagakebersihantangandanrajincucitangan
- Memperhatikankebersihankeluargadanlingkungan

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
10

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam



DISKUSI
Berdasarkan dari anamnesis didapatkan bahwa pasien datang dengan keluhan badan pucat
disertai dengan kejang tanpa demam, kejang dialami 2x pada saat siang hari sebelum masuk rumah
sakit dan pada saat masuk rumah sakit, kejang terlihat pada mata pasien yang tampak memandang
kosong, pasien tampak gelisah dan sesak, pasien sebelumnya tidak mempunyai riwayat trauma.
Berdasarkan dari pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak gelisah pucat, nadi cepat
240/menit dan sesak 100x/menit, perut pasien distended, tegang dan keras ketika kejang. Dari hasil
laboratorium didapatkan anemia. Dan CT-Scan didapatkan adanya perdarahan di regio vermis dan
lobus posterior cerebella sampai lobus occipital cerebri. Pada kasus ini anak dilahirkan di bidan
kampung dan tidak pernah mendapat suntikan vitamin K setelah lahir, karena itu dicurigai terjadi
kecenderungan terjadinya perdarahan akibat gangguan proses koagulasi yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin K atau dikenal dengan Vitamin K Deficiency Bleeding (VKDB).

A. Definisi
Perdarahan akibat defisiensi vitamin K didefinisikan sebagai perdarahan spontan atau
akibat trauma pada bayi yang berhubungan dengan defisiensi vitamin K dan menurunnya
aktivitas faktor pembekuan II, VII, IX, X dengan fibrinogen dan trombosit normal.Hal ini
dibuktikan bahwa kelainan tersebut akan segera membaik dengan pemberianvitamin K dan
setelah sebab koagulopati lain disingkirkan.

B. Epidemiologi
Di Amerika Serikat, frekuensi VKDB yang dilaporkan bervariasi antara0,25-1,7%. Angka
kejadian VKDB ditemukan lebih tinggi pada daerah-daerah yangtidak memberikan profilaksis
vitamin K secara rutin pada bayi baru lahir.Survei di Jepang menemukan kasus ini pada 1:4.500
bayi, 81% di antaranyaditemukan komplikasi perdarahan intrakranial, sedangkan di Thailand
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
11

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2
angka VKDBadalah 1:1.200 bayi.10 Angka kejadian pada kedua negara ini menurun
setelahdiperkenalkannya pemberian vitamin K profilaksis pada semua bayi baru lahir.Angka
kejadian perdarahan intrakranial karena VKDB di Thailanddilaporkan sebanyak 82% atau 524
kasus dari 641 penderita VKDB, sedangkan diInggris 10 kasus dari 27 penderita atau sebesar
37%. Sedangkan di India angkakejadian VKDB dilaporkan sebanyak 1 kasus tiap 14.000 bayi
yang tidak mendapatvitamin K profilaksis saat lahir.
Angka kejadian VKDB berkisar antara 1:200 sampai 1:400 kelahiran bayiyang tidak
mendapat vitamin K profilaksis. Di Indonesia, data mengenai VKDBsecara nasional belum
tersedia. Data dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FakultasKedokteran Universitas Indonesia-
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 1990-2000 terdapat 21 kasus VKDB. Tujuh belas
kasus (81%) mengalami komplikasiperdarahan intrakranial dengan angka kematian 19% (Catatan
Medik IKA-RSCM tahun 2000). Hingga tahun 2004 didapatkan 6kasus di RS Dr. Sardjito
Yogyakartadan 8 kasus di RSU Dr. Soetomo Surabaya.

C. Defisiensi Vit K pada bayi baru lahir
Vitamin K diperlukan untuk sintesis prokoagulan faktor II, VII, IX dan X(kompleks
protrombin) serta protein C dan S yang berperan sebagai antikoagulan(menghambat proses
pembekuan). Selain itu Vitamin K diperlukan untuk konversifaktor pembekuan tidak aktif
menjadi aktif.Bayi baru lahir mengalami defisiensi faktor pembekuan yang tergantung vitamin K
(vitamin K-dependent coagulation factor), konsentrasi faktor pembekuan ini rendah dalam
plasma beberapa hari setelah lahir dan mencapai titik terendah pada hari ketiga. hal ini
disebabkan karena bayi baru lahir mengalami defesiensi vitamin K yang disebabkan karena
rendahnya cadangan vitamin k pada saat lahir, rendahnya kadar vitamin k pada ASI,
prematuritas, bayi yang lahir dari ibu yang mendapat pengobatan luminal, hidantoin, salisilat,
kumarin, rifampisin, dan isoniazid. faktor lain adalah terlambatnya kolonisasi bakteri usus
disebabkan oleh terlambatnya pemberian diet, ASI eksklusif, diare hebat, pemberian antibiotik
dalam jangka yang lama.
Vitamin K sangat sedikit yang dapat melewati sawar plasenta dimana kadar pada plasma
ibu 1-2 mikrogram/l sedangkan kadar pada tali pusat kurang dari 0,05 mikrogram/l. kadar
vitamin K pada ASI 1,5-2,1 mikrogram/l, kolostrum 2,3 mikrogram/l sedangkan pada susu
formula 6 mikrogram/l. Kombinasi berbagai keadaan ini menimbulkan gangguan hemostasis
pada bayi baru lahir yang menyebabkan perdarahan pada bayi akibat defisiensi vitamin K.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
12

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2
Defisiensi vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang mungkin menyertai
disfungsi pancreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa intestinal atau penyebab steatore lainnya. Di
samping itu, sterilisasi usus besar oleh antibiotik juga dapat mengakibatkan defisiensi vitamin K



Perdarahan Defisiensi Vitamin K (PDVK) dibagi menjadi early, clasiccal dan late berdasarkan pada
umur saat kelainan tersebut bermanifestasi

1. Early Vitamin K defisience bleeding (VKDB) (PDVK dini), timbul pada hari pertama
kehidupan. Kelainan ini jarang sekali dan biasanya terjadi pada bayi dari ibu yang
mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu metabolisme vitamin K. Insidens yang
dilaporkan atas bayi dari ibu yang tidak mendapat suplementasi vitamin K adalah antara 6
hingga 12% 7,8.
2. Classical VKDB (PDVK klasik), timbul pada hari ke 1 sampai 7 setelah lahir dan lebih sering
terjadi pada bayi yang kondisinya tidak optimal pada waktu lahir atau yang terlambat
mendapatkan suplementasi makanan. Insidens dilaporkan bervariasi, antara 0 sampai 0,44%
kelahiran. Tidak adanya angka rata-rata kejadian PDVK klasik yang pasti karena jarang
ditemukan kriteria diagnosis yang menyeluruh
3. Late VKDB (PDVK lambat), timbul pada hari ke 8 sampai 6 bulan setelah lahir, sebagian
besar timbul pada umur 1 sampai 3 bulan. Kira-kira setengah dari pasien ini mempunyai
kelainan hati sebagai penyakit dasar atau kelainan malabsorpsi. Perdarahan intrakranial yang
serius timbul pada 30-50%. Pada bayi berisiko mungkin ditemukan tanda-tanda penyakit hati
atau kolestasis seperti ikterus yang memanjang, warna feses pucat, dan hepatosplenomegali.
Angka rata-rata kejadian PDVK pada bayi yang tidak mendapatkan profilaksis vitamin K
adalah 5-20 per 100.000 kelahiran dengan angka mortalitas sebesar 30%
Umur HDN dini
< 24 jam
HDN Classic
2-7 hari
HDN lambat
0,5-6 Bulan
Penyebab/resiko Obat selama hamil, anti
konvulsan, antikoagulan,
antibiotik
Asupan Vit K kurang,
pemberian ASI
Malabsorpsi vit K,
Fibrosis kistik, diare,
hepatitis, defisiensi -
1-AT, peny. seliak
Lokasi yang sering Intracranial, GIT, Intracranial, GIT, Intracranial, GIT,
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
13

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2
umbilicus, intraabdominal,
sefal hematoma
umbilicus, daerah
THT, tempat suntik,
sirkumsisi
kulit, daerah THT,
tempat suntik, saluran
kemih, intratorakal
Insidensi Sangat jarang 1,5% - 1/10.000 4 10/10.000
Profilaksis Hindari obat yang
berisiko, profilaksis vit. K
pada ibu
Beri vit K, adekuat,
vit K peroral, susu
formula
Beri vit K adekuat,
Vit K IM, susu
formula

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang sering ditemukan adalah perdarahan, pucat dan hepatomegali
ringan. Perdarahan dapat terjadi spontan atau akibat trauma, terutama trauma lahir. Pada
kebanyakan kasus perdarahan terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran cerna. Perdarahan kulit
sering berupa purpura, ekimosis atau perdarahan melalui bekas tusukan jarum suntik. Perdarahan
intrakranial merupakan komplikasi tersering (63%), 80-100% berupa perdarahan subdural dan
subaraknoid. Pada perdarahan intrakranial didapatkan gejala peningkatan tekanan intrakranial
(TIK) bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala ataupun tanda. Pada sebagian besar
kasus (60%) didapatkan sakit kepala, muntah, anak menjadi cengeng, ubun-ubun besar
membonjol, pucat dan kejang. Kejang yang terjadi dapat bersifat fokal atau umum. Gejala lain
yang dapat ditemukan adalah fotofobia, edema papil, penurunan kesadaran, perubahan tekanan
nadi, pupil anisokor serta kelainan neurologis fokal

E. Diagnosis
Anamnesis pada perdarahan pada neonatus akibat defesiensi vitamin K terhadap
awitan perdarahan, lokasi perdarahan, pemberian ASI eksklusif atau formula, riwayat ibu minum
obat-obatan terutama antikoagulan dan antikonvulsan. jika ditemukan bayi baru lahir dengan
keadaan umum baik tetapi ada perdarahn segar dari mulut atau feses berdarah harus dibedakan
antara darah ibu yang tertelan atau saluran cerna bayi itu sendiri dengan melakukan uji apt, warna
merah muda menunjukan darah bayi sedangkan warna coklat menunjukan darah ibu
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Adanya perdarahan di saluran cerna, umbilikus,
hidung, bekas sirkumsisi dan lain sebagainya. Pada perdarahan akibat defisiensi vitamin K untuk
menentukan diagnosis dibutuhkan
Pemeriksaan penunjang:
o Waktu pembekuan memanjang
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
14

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2
o PPT (Plasma Prothrombin Time) memanjang
o Partial Thromboplastin Time (PTT) memanjang
o Thrombin Time normal
o USG, CT Scan atau MRI untuk melihat lokasi perdarahan


F. Diagnosis Banding
Komponen HDN Penyakit Hati DIC
Morfologi Eritrosit Normal Sel Target Sel target, sel burr,
fragmentosit, sferosit
PTT Memanjang Memanjang Memanjang
PT Memanjang Memanjang Memanjang
Fibrin Split Product Normal Normal/Naik sedikit Naik
Trombosit Normal Normal Menurun
Faktor yang menurun II, VII, IX, X I, II, V, VII, IX, X I, II, V, VIII, XIII

G. Penatalaksaan

Vitamin K1 dosis 1-2 mg/hari selama 1-3 hari
Fresh frozen plasma (FFP) dosis 10-15 ml/kg
Pemberian Vit K tidak boleh diberikan secara IM karena dari tempat suntikan akan
timbul hematoma yang besar, sebaiknya diberikan suntikan secara subcutan karena absorbsinya
cepat dan efeknya hanya sedikit lebih lambat dibanding dengan cara pemberian sistemik.
Pemberian secara intravena dapat juga dilakukan, tetapi harus hati-hati.
Respon cepat setelah pemberian FFP terjadi dalam waktu 4-6 jam, ditandai dengan
terhentinya perdarahan dan membaiknya mekanisme pembekuan darah. Pada bayi cukup bulan,
jika factor kompleks protrombin tidak membaik dalam 24 jam dan perdarahan berlanjut, maka
harus dipikirkan diagnosis lain, misalnya penyakit hati.

H. Pencegahan
Health Technology Assessment (HTA) Departemen kesehatan RI (2003) mengajukan
rekomendasi sebagai berikut :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
15

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2
1. Semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K
2. Jenis Vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1
3. Cara pemberian vitamin K1 adalah secara IM dan Oral
4. Dosis yang diberikan untuk semua bayi baru lahir adalah:
- IM, 1 mg Dosis tunggal
- Oral, 3 kali @ 2 mg, diberikan pada waktu bayi baru lahir, umur 3-7 hari dan pada
saat bayi berumur 1-2 tahun.
5. Untuk bayi yang ditolong oleh dukun bayi maka diwajibkan pemberian profilaksis
vitamin K1 secara oral.
6. Kebijakan ini harus dikoordinasikan bersama directorat pelayanan farmasi dan peralatan
dalam penyediaan vit K1 dosis injeksi 2mg/ml/ampul, vitamin K1 dosis 2mg/tablet yang
dikemas dalam bentuk strip 3 tablet dan kelipatannya.
7. Profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir dijadikan sebagai program nasional.
Ibu hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan harus mendapat vitamin K
profilaksis 5 mg sehari selama trimester 3 atau 24 jam sebelum melahirkan diberi vitamin
K 10 mg IM. Kemudian kepada bayinya diberikan vitamin K 1 mg IM dan diulang 24
jam kemudian.

I. Prognosis
HDN ringan prognosisnya baik, biasanya sembuh sendiri atau membaik setelah mendapat terapi
Vit K1 dalam waktu lebih kurang 24 jam. HDN dengan manifestasi perdarahan intracranial,
intratorakal dan intraabdominal dapat mengancam jiwa, 27 % kasus HDN dengan manifestasi
perdarahan intracranial meninggal.









FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
16

ILMU
KESEHATAN ANAK NO RM :
3 0 5 2 5 2

DAFTAR PUSTAKA

Andrew M,Brooker LA.Hemostatci disorder in newborns. Dalam: Mc Millan JA.,DeAngelis
CD,PelginRD,WarshawJB.,penyunting.Oskis pediatric principles and practice,edisi ke-
3.Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins,2007. H. 1481-91

Respati H, Reniarti L, Susanah S. Hemorrhagic Disease of the Newborn.Dalam: Permono B,
Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M, Eds.Buku Ajar Hematologi-
onkologi Anak. Jakarta : Badan Penerbit IDAI, 2005

Permana, Bambang et al.Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K.2008. FKUNAIR.Surabaya

You might also like