You are on page 1of 29

[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226] 1

SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH




1. ANATOMI CEREBRUM

1.1 MAKROSKOPIS



TELENCEPHALON
DIENCEPHALON
MESENCEPHALON
PONS CEREBELLUM(METENCEPHALON
MEDULLA OBLONGATA
(=MYELENCEPHALON)
MEDULLA SPINALIS
2 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH






Lobus frontalis
Lobus parietalis
Lobus occipitalis
Lobus temporalis
Polus frontalis
Polus occipitalis
[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226] 3


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH





4 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH




[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226] 5


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH




Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak dan terletak di fossa crania anterior dan
medius serta menempati seluruh cekungan tempurung tengkorak. Cerebrum dibagi dua
bagian, yaitu : 1) Telencephalon 2) Diencephalon

Telencephalon
Cerebrum dibagi menjadi dua bagian yaitu, hemisfer dextra dan sinistra yang dipisahkan
oleh fisura longitudinalis cerebri. Hemisfer dextra dan sinistra dihubungkan oleh corpus
callosum. Di fissure berisi lipatan duramater yang berbentuk bulan sabit yang disebut falx cerebri.

Untuk memperluas daerah permukaan cortex cerebri, cerebrum memiliki lipatan-lipatan
atau gyrus yang dipisahkan oleh sulcus. Cerebrum juga dibagi menjadi beberapa lobus-lobus yaitu:
1. Lobus frontalis
2. Lobus pariealis
3. Lobus temporalis
4. Lobus oksipitalis

Serta ada sulcus-sulcus yang membatasi lobus-lobus tersebut yaitu :
1. Sulcus centralis
2. Sulcus parieto-occipitalis
3. Sulcus lateralis
4. Sulcus calcarina (Snell,2006)

Diencephalon
Terdiri dari ventriculus tertius dan struktur-struktur yang membatasinya. Diencephalon
6 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


meluas ke posterior di tempat ventriculus tertius bersambung dengan aqueducuts cerebri
ke anterior sejauh foramina interventricularis.
Permukaan inferior diencephalon merupakan satu-satunya daerah diencephalon yang
terpajan permukaan dalam otak. Permukaan ini dibentuk oleh struktur hipotalamik dan
struktur lainnya yang meliputi chiasma optikum dengan traktus optikus di sisi lain,
infundubulum dengan tuber cinereum serta corpus mamilare. (Snell, 2006)

1.2 MIKROSKOPIS



2. JARAS MOTORIK DAN SENSORIK


[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226] 7


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke
otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan
sel saraf motor berada di system saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan
dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

1. Upper motorik neuron: dari korteks serebri kebatang otak dan medulla spinalis
2. Lower motor neuron: dari batang otak dan medulla spinalis ke otot

Upper motor neuron Lower motor neuron
Kelemahan otot ringan
Tanpa penyusutan otot
Tonus otot meningkat
Reflek tendon meningkat
Reflek plantar ekstensor
Pertumbuhan bagian tersbut
tidak terpengaruh
Kelemahan otot
Penyusutan otot
Tonus otot menurun
Reflek tendon menurun
Reflek plantar fleksor
Pertumbuhan bagian tersut
menghilang (masa anak-
anak)
8 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226] 9


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


1
0 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]
1
1


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH




1
2 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]
1
3


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


3. NERVUS KRANIALIS

Saraf-saraf kranial dalam bahasa latin adalah Nervi Craniales yang berarti kedua
belas pasangan saraf yang berhubungan dengan otak mencakup nervi olfaktorii (I),
optikus (II), okulomotorius (III), troklearis (IV), trigeminus (V), abdusens (VI),
fasialis (VII), vestibulokoklearis (VIII), glosofaringeus (IX), vagus (X), asesorius
(XI), hipoglosus (XII). Gangguan saraf kranialis adalah gangguan yang terjadi pada
serabut saraf yang berawal dari otak atau batang otak, dan mengakibatkan timbulnya
keluhan ataupun gejala pada berbagai organ atau bagian tubuh yang dipersarafinya.



1
4 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


1) SARAF OLFAKTORIUS (N.I)
Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan
olfaktorius. Sistem ini terdiri dari bagian berikut: mukosa olfaktorius pada
bagian atas kavum nasal, fila olfaktoria, bulbus subkalosal pada sisi medial
lobus orbitalis. Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-
serabutnya berasal dari membran mukosa hidung dan menembus area
kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dari
sini, traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus
temporal bagian medial sisi yang sama.

Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang
impulsnya mencapai korteks tanpa dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat
memprovokasi timbulnya nafsu makan dan induksi salivasi serta bau busuk
yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan bahwa sistem
ini ada kaitannya dengan emosi. Serabut utama yang menghubungkan sistem
penciuman dengan area otonom adalah medial forebrain bundle dan stria
medularis talamus. Emosi yang menyertai rangsangan olfaktorius mungkin
berkaitan ke serat yang berhubungan dengan talamus, hipotalamus dan sistem
limbik.

2) SARAF OPTIKUS (N. II)
Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina.
Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri
optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk
membentuk kiasma optikum. Orientasi spasial serabut-serabut dari berbagai
bagian fundus masih utuh sehingga serabut-serabut dari bagian bawah retina
ditemukan pada bagian inferior kiasma optikum dan sebaliknya.
Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian nasal retina)
menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasal tidak
menyilang.

Serabut-serabut untuk indeks cahaya yang berasal dari kiasma optikum
berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi hubungan dengan kedua nuklei
saraf okulomotorius. Sisa serabut yang meninggalkan kiasma berhubungan
dengan penglihatan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus
genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari radiasio
optika melewati bagian posterior kapsula interna dan berakhir di korteks
visual lobus oksipital.

Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri
sehingga serabut-serabut untuk kuadran bawah melalui lobus parietal
sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat dari dekusasio
serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal
dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan
sebaliknya.

3) SARAF OKULOMOTORIUS (N. III)
Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di depan substansia
grisea periakuaduktal (Nukleus motorik) dan sebagian lagi di dalam substansia
[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]
1
5


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


grisea (Nukleus otonom). Nukleus motorik bertanggung jawab untuk
persarafan otot-otot rektus medialis, superior, dan inferior, otot oblikus
inferior dan otot levator palpebra superior. Nukleus otonom atau nukleus
Edinger-westhpal yang bermielin sangat sedikit mempersarafi otot-otot mata
inferior yaitu spingter pupil dan otot siliaris.

4) SARAF TROKLEARIS (N. IV)
Nukleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan
substansia grisea periakuaduktal dan berada di bawah Nukleus okulomotorius.
Saraf ini merupakan satu-satunya saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal
batang otak. Saraf troklearis mempersarafi otot oblikus superior untuk
menggerakkan mata bawah, kedalam dan abduksi dalam derajat kecil.

5) SARAF TRIGEMINUS (N. V)
saraf trigeminus bersifat campuran terdiri dari serabut-serabut motorik
dan serabut-serabut sensorik. Serabut motorik mempersarafi otot masseter dan
otot temporalis. Serabut-serabut sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga
cabang utama yatu saraf oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis.
Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, wajah, mukosa
mulut, hidung, sinus. Gigi maksilar dan mandibula, dura dalam fosa kranii
anterior dan tengah bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius serta
bagian membran timpani.

6) SARAF ABDUSENS (N. VI)
Nukleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian
bawah dekat medula oblongata dan terletak dibawah ventrikel ke empat saraf
abdusens mempersarafi otot rektus lateralis.

7) SARAF FASIALIS (N. VII)
Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi
motorik berasal dari Nukleus motorik yang terletak pada bagian ventrolateral
dari tegmentum pontin bawah dekat medula oblongata. Fungsi sensorik
berasal dari Nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan saraf
vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.
Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri
dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot
stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior serta otot platisma.
Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah.

8) SARAF VESTIBULOKOKLEARIS (N. VIII)
Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut-
serabut aferen yang mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung
serabut-serabut aferen yang mengurusi keseimbangan. Serabut-serabut untuk
pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju inti koklea di pons,
dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan
kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk
keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung
dengan serabut-serabut auditorik di dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini
1
6 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar melewati
batang dan serebelum.

9) SARAF GLOSOFARINGEUS (N. IX)
Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan
asesorius pada waktu meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf
glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion intrakranialis
superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut
antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus.
Di antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan
mempersarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.

10) SARAF VAGUS (N. X)
Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superior atau
jugulare dan ganglion inferior atau nodosum, keduanya terletak pada daerah
foramen jugularis, saraf vagus mempersarafi semua visera toraks dan
abdomen dan menghantarkan impuls dari dinding usus, jantung dan paru-paru.

11) SARAF ASESORIUS (N. XI)
Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranialis. Radiks
kranial adalah akson dari neuron dalam nukleus ambigus yang terletak dekat
neuron dari saraf vagus. Saraf aksesoris adalah saraf motorik yang
mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius, otot
sternokleidomastoideus berfungsi memutar kepala ke samping dan otot
trapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke atas.

12) SARAF HIPOGLOSUS (N. XII)
Nukleus saraf hipoglosus terletak pada medula oblongata pada setiap
sisi garis tengah dan depan ventrikel ke empat dimana semua menghasilkan
trigonum hipoglosus. Saraf hipoglosus merupakan saraf motorik untuk lidah
dan mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus, hipoglosus dan
genioglosus.

[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]
1
7


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH



1
8 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH




[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]
1
9


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


4. STROKE

4.1 DEFINISI

WHO mendefinisikan stroke sebagai manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak,
baik fokal maupun global (menyeluruh), yang berlangsung cepat, berlangsung lebih
dari 24 jam atau sampai menyebabkan kematian, tanpa penyebab lain selain gangguan
vaskuler (Hatano, 1976 dalam Davenport dan Dennis, 2000).

Stroke adalah sindrom hemiparesis atau hemiparalisis akibat lesi vaskular yang bisa
bangkit dalam beberapa detik sampai hari, tergantung pada jenis penyakit yang menjadi kausanya.

Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak
fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler
(Kelompok Studi Serebrovaskuler dan Neurogeriatri Perdossi,1999).

4.2 EPIDEMIOLOGI

Insiden stroke bervariasi di berbagai negara di Eropa, diperkirakan terdapat 100-
200 kasus stroke baru per 10.000 penduduk per tahun (Hacke dkk, 2003). Di Amerika
diperkirakan terdapat lebih dari 700.000 insiden stroke per tahun, yang menyebabkan
lebih dari 160.000 kematian per tahun, dengan 4.8 juta penderita stroke yang bertahan
hidup. (Goldstein dkk, 2006). Rasio insiden pria dan wanita adalah 1.25 pada
kelompok usia 55-64 tahun, 1.50 pada kelompok usia 65-74 tahun, 1.07 pada
kelompok usia 75-84 tahun dan 0.76 pada kelompok usia diatas 85 tahun (Lloyd dkk,
2009).
Di Indonesia, menurut SKRT th 1995, stroke termasuk penyebab kematian
utama, dengan 3 per 1000 penduduk menderita penyakit stroke dan jantung iskemik.
Di dunia, menurut SEAMIC Health Statistic 2000, penyakit serebrovaskuler seperti
jantung koroner dan stroke berada di urutan kedua penyebab kematian tertinggi di
dunia. Secara umum, 85% kejadian stroke adalah stroke oklusif, 15 % adalah stroke
hemoragik

4.3 FAKTOR RISIKO

Faktor resiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan
kemungkinannya untuk dimodifikasi atau tidak (nonmodifiable, modifiable, atau
potentially modifiable) dan bukti yang kuat (well documented atau less well
documented) (Goldstein,2006).

1) Non modifiable risk factors :
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Berat badan lahir rendah
d) Ras/etnis
e) genetik

2) Modifiable risk factors
2
0 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


a) Well-documented and modifiable risk factors
i) Hipertensi
ii) Paparan asap rokok
iii) Diabetes
iv) Atrial fibrilasi dan beberapa kondisi jantung tertentu
v) Dislipidemia
vi) Stenosis arteri karotis
vii) Sickle cell disease
viii) Terapi hormonal pasca menopause
ix) Diet yang buruk
x) Inaktivitas fisik
xi) Obesitas

b) Less well-documented and modifiable risk factors
i) Sindroma metabolik
ii) Penyalahgunaan alkohol
iii) Penggunaan kontrasepsi oral
iv) Sleep-disordered breathing
v) Nyeri kepala migren
vi) Hiperhomosisteinemia
vii) Peningkatan lipoprotein (a)
viii) Peningkatan lipoprotein-associated phospholipase
ix) Hypercoagulability
x) Inflamasi
xi) Infeksi

4.4 ETIOLOGI

Stroke Iskhemik
Emboli
atherosklerosis pada arteri otak (pembentukan plak/deposisi lemak pada pembuluh
darah)
hiperkoagulabilitas darah, peningkatan kadar platelet, thrombosis

Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik paling sering disebabkan oleh tekanan darah tinggi, yang
menekankan dinding arteri sampai pecah. Penyebab lain terjadinya stroke hemoragik
adalah :
Aneurisma, yang membuat titik lemah dalam dinding arteri, yang akhirnya dapat
pecah.
Hubungan abnormal antara arteri dan vena, seperti kelainan arteriovenosa.
Kanker, terutama kanker yang menyebar ke otak dari organ jauh seperti payudara,
kulit, dan tiroid.
Cerebral amyloid angiopathy, yang membentuk protein amiloid dalam dinding
arteri di otak, yang membuat kemungkinan terjadi stroke lebih besar.
[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]
2
1


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


Kondisi atau obat (seperti aspirin atau warfarin).
Overdosis narkoba, seperti kokain.

4.5 KLASIFIKASI

Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria. Menurut Misbach (1999)
dalam Ritarwan (2002), klasifikasi tersebut antara lain:
Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:
Stroke iskemik
Transient Ischemic Attack (TIA)
Trombosis serebri
Emboli serebri
Stroke hemoragik
Perdarahan intraserebral
Perdarahan subarakhnoid

Berdasarkan stadium atau pertimbangan waktu:
Serangan iskemik sepintas atau Transient Ischemic Attack (TIA)
Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran
darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.
Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari
24 jam, tetapi tidak lebih dari seminggu.
Progressing stroke atau stroke in evolution
Gejala neurologik yang makin lama makin berat.
Completed stroke
Gejala klinis yang telah menetap.

Berdasarkan sistem pembuluh darah:
Sistem karotis dan sistem vertebrobasiler.

Stroke juga umumnya diklasifikasikan menurut patogenesisnya. Dalam hal ini stroke
terbagi dalam dua klasifikasi, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Berdasarkan penelitian, dijumpai prevalensi stroke iskemik lebih besar dibandingkan
dengan stroke hemoragik. Menurut Sudlow dan Warlow (1996) dalam Davenport dan
Dennis (2000), 80% dari seluruh kejadian stroke pada orang kulit putih merupakan
stroke iskemik.

2
2 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH



4.6 PATOFISIOLOGI PATOGENESIS

Patofisiologi Stroke Iskemik
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap (Sjahrir,2003)
Tahap 1 :
Penurunan aliran darah
b. Pengurangan O2
c. Kegagalan energi
d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion
Tahap 2 :
a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion
b. Spreading depression
Tahap 3 :
Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis

Proses patofisiologi pada cedera SSP akut sangat kompleks dan melibatkan
permeabilitas patologis dari sawar darah otak, kegagalan energi, hilangnya homeostasis ion sel,
asidosis, peningkatan kalsium ekstraseluler, eksitotoksisitas dan toksisitas yang diperantarai
oleh radikal bebas. (Sherki dkk,2002)


[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]
2
3


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH



STROKE HEMORAGIK



PATOLOGI SISTEM MOTORIK
A. LESI UPPER MOTOR NEURON
1. LESI TRACTUS CORTICOSPINAL (TRACTUS PYRAMIDAL)
Tes Babinsky positif. Ingat bahwa tanda babinsky secara normal
terdapat selama setahunper t ama kehi dupan, kar ena
t r act us kor t i kos pi nal t i d ak ber mi el i n s ampai akhi r
t ahunkehidupan pertama.
Arefleksia abdominalis superficial. Reflek ini tergantung
pada integritas tractus, yangmenimbulkan eksitasi tonik pada
neuron internunsial.3. Arefleksia cremaster. 4. Kehilangan
penampilan gerakan volunter terlatih yang halus.
2
4 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


2. LESI TRACTUS DESCENDEN SELAIN TRACTUS CORTICOSPINAL
(TRACTUS EKSTRAPIRAMIDAL)
Paralisa parah dengan sedikit atau tanpa adanya atrofi otot
Spastik atau hipertonisasi otot. anggota gerak tubuh
bawah dalam ekstensi dan anggotagerak atas dipertahankan
dalam keadaan fleksi
Peningkatan reflek otot serta klonus dapat ditemukan pada
fleksor jari tangan,muskulusquadrisep femoris dan otot paha.
Reaksi pisau lipat, yaitu mengadakan gerakan pasif suatu
sendi terdapat tahanan oleh adanyaspastisitas otot.

B. LESI LOWER MOTOR NEURON
1. Paralisis flaksid otot yang disuplai.
2. Atrofi otot yang disuplai.
3. Kehilangan reflek otot yang disuplai.
4. Vasikulasi muskuler. Keadaan ini merupakan twitching otot
yang hanya terlihat jikaterdapat kerusakan yang lambat dari sel
5. Kontraktur muskuler. Ini adalah pemendekan otot yang mengalami
paralise, lebih seringterjadi pada otot antagonis, dimana kerjanya tidak lagi
dilawan oleh otot yang mengalami paralise

4.7 MANIFESTASI KLINIS

Gejala Stroke Non Hemoragik
Gejala stroke non hemoragik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung pada
berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasi tempat gangguan peredaran
darah terjadi, maka gejala-gejala tersebut adalah:

1.Gejala akibat penyumbatan arteri karotis interna.
a) Buta mendadak (amaurosis fugaks).
b) Ketidakmampuan untuk berbicara atau mengerti bahasa lisan (disfasia) bila
gangguan terletak pada sisi dominan.
c) Kelumpuhan pada sisi tubuh yang berlawanan (hemiparesis kontralateral) dan
dapat disertai sindrom Horner pada sisi sumbatan.

2.Gejala akibat penyumbatan arteri serebri anterior.
a) Hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan tungkai lebih menonjol.
b) Gangguan mental.
c) Gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh.
d) Ketidakmampuan dalam mengendalikan buang air.
e) Bisa terjadi kejang-kejang.

3.Gejala akibat penyumbatan arteri serebri media
a) Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi kelumpuhan yang lebih ringan. Bila tidak di pangkal maka lengan
lebih menonjol.
b) Gangguan saraf perasa pada satu sisi tubuh.
c) Hilangnya kemampuan dalam berbahasa (aphasia).

4.Gejala akibat penyumbatan sistem vertebrobasilar.
[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]
2
5


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


a) Kelumpuhan di satu sampai keempat ekstremitas.
b) Meningkatnya refleks tendon.
c) Gangguan dalam koordinasi gerakan tubuh.
d) Gej al a-gejala sereblum seperti gemet ar t angan (tremor), kepal a
berput ar (vertigo).
e) Ketidakmampuan untuk menelan (disfagia).
f) Gangguan motoris pada lidah, mulut, rahang dan pita suara sehingga pasien sulit
bicara (disatria).
g) Kehil angan kesadaran sepint as (si nkop), penurunan kesadaran secara
lengkap(st rupor), koma, pusing, gangguan daya i ngat, kehil angan daya
ingat t erhadap lingkungan (disorientasi).
h) Gangguan penglihatan, sepert penglihatan ganda (diplopia), gerakan arah bola mata yang tidak
dikehendaki (nistagmus), penurunan kelopak mata (ptosis), kurangnya daya gerak
mata, kebutaan setengah lapang pandang pada belahan kanan atau kiri kedua mata
(hemianopia homonim).
i) Gangguan pendengaran.
j) Rasa kaku di wajah, mulut atau lidah.

5.Gejala akibat penyumbatan arteri serebri posterior
a) Koma
b) Hemiparesis kontra lateral.
c) Ketidakmampuan membaca (aleksia).
d) Kelumpuhan saraf kranialis ketiga.

6. Gejala akibat gangguan fungsi luhur
a) Aphasia yaitu hilangnya kemampuan dalam berbahasa. Aphasia dibagi dua yaitu,
Aphasi a motorik adal ah ketidakmampuan untuk berbi cara,
mengel uarkan isi pikiran melalui perkataannya sendiri, sementara kemampuannya
untuk mengerti bicara orang lain tetap baik. Aphasia sensorik adalah ketidakmampuan
untuk mengerti pembicaraan orang lain, namun masih mampu mengeluarkan
perkataan dengan l ancar, wal au sebagi an di ant aranya tidak memiliki arti ,
tergant ung dari luasnya kerusakan otak.

b) Alexia adalah hilangnya kemampuan membaca karena kerusakan otak. Dibedakan
dari Dyslexia (yang memang ada secara kongenital), yaitu Verbal alexia adalah
ketidakmampuan membaca kata, tetapi dapat membaca huruf. Lateral alexia adalah
ketidakmampuan membaca huruf, tetapi masih dapat membaca kata. Jika terjadi
ketidakmampuan keduanya disebut Global alexia. iii. Agraphia adalah hilangnya
kemampuan menulis akibat adanya kerusakan otak.

c) Acal culi a adal ah hil angnya kemampuan berhitung dan mengenal
angka set elah terjadinya kerusakan otak.

d) Right-Left Disorientation & Agnosia jari (Body Image) adalah sejumlah tingkat
kemampuan yang sangat kompleks, seperti penamaan, melakukan gerakan yang
sesuai dengan peri ntah at au meni rukan gerakan-gerakan tert ent u.
Kel ai nan ini sering bersamaan dengan Agnosia jari (dapat dilihat dari disuruh
menyebutkan nama jari yang disentuh sementara penderita tidak boleh melihat jarinya).

2
6 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


e ) He mi s p a t i a l n e g l e c t ( Vi s o s p a t i a l a g n o s i a ) a d a l a h
h i l a n g n ya k e ma mp u a n melaksanakan bermacam perintah yang berhubungan dengan ruang.
f) Syndrome Lobus Frontal, ini berhubungan dengan tingkah laku akibat kerusakan
pada kortex motor dan premotor dari hemisphere dominan yang menyebabkan
terjadinya gangguan bicara.
g) Amnesi a adal ah gangguan mengingat yang dapat t erj adi pada t rauma
capitis, infeksi virus, stroke, anoxia dan pasca operasi pengangkatan massa di otak.
h) Dementia adalah hilangnya fungsi intelektual yang mencakup sejumlah kemampuan.

Gejala Stroke Hemoragik
1) Gejala Perdarahan Intraserebral (PIS)
Gejala yang sering djumpai pada perdarahan intraserebral adalah: nyeri kepala berat,
mual, mu n t a h d a n a d a n ya d a r a h d i r o n g g a s u b a r a k h n o i d p a d a
p e me r i k s a a n p u n g s i l u mb a l merupakan gejala penyerta yang khas. Serangan sering kali
di siang hari, waktu beraktivitas dan saat emosi/marah. Kesadaran biasanya menurun dan
cepat masuk koma (65% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara 1/2-2 jam, dan 12% terjadi
setelah 3 jam).

2) Gejala Perdarahan Subarakhnoid (PSA)
Pada penderita PSA dijumpai gejala: nyeri kepala yang hebat, nyeri di leher dan punggung, mual, muntah,
fotofobia. Pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan pemeriksaan kaku kuduk, Lasegue dan
Kernig untuk mengetahui kondisi rangsangan selaput otak, jika terasa nyeri maka
telah terjadi gangguan pada fungsi saraf. Pada gangguan fungsi saraf otonom terjadi
demam setelah 24 jam. Bila berat, maka terjadi ulkus pepticum karena pemberian
obat anti munt ah di sert ai peni ngkat an kadar gul a darah, gl ukosuri a,
albuminuri a, dan perubahan pada EKG.

3) Gejala Perdarahan Subdural
Pada penderita perdarahan subdural akan dijumpai gejala: nyeri kepala, tajam
penglihatan mundur akibat edema papil yang terjadi, tanda-tanda defisit neurologik
daerah otak yang tertekan. Gejala ini timbul berminggu-minggu hingga berbulan-
bulan setelah terjadinya trauma kepala.

4.8 DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

1. Anamnesis seputar gejala stroke
2. Pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan fungsi saraf

Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan skala atau sistem skoring yang
formal seperti National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS). NIHSS tidak hanya
menilai derajat defisit neurologis, tetapi juga memfasilitasi komunikasi antara pasien
dan tenaga medis, mengidentifikasi kemungkinan sumbatan pembuluh darah,
menentukan prognosis awal dan komplikasi serta menentukan intervensi yang
diperlukan. Skor NIHSS <20 mengindikasikan stroke dalam tingkat ringan sampai
sedang. Skor NIHSS 20 mengindikasikan stroke dalam tingkat yang parah (Adams,
dkk., 2007).

3. Pemeriksaan penunjang

[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]
2
7


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


Tes Laboratorium Darah
untuk mendeteksi adanya masalah lainyang menghambat proses pemulihan
sepertipenyakit ginjal, penyakit hati, diabetes, infeksi atau dehidrasi

Head CT Scan
stroke non hemorhargi terlihat adanya infark sedangkan pada stroke haemorhargi
terlihat perdarahan

Pemeriksaan lumbal pungsi
Diiperiksa kimia sitologi, mikrobiologi, virologi . Disamping itu dilihat pula
tetesancairan cerebrospinal saat keluar baik kecepatannya, kejernihannya, warna dan
tekananyang menggambarkan proses terjadi di intraspinal.Pada stroke non hemorargi
akan ditemukan tekanan normal dari cairan cerebrospinaljernih. Pemeriksaan pungsi
cisternal dilakukan bila tidak mungkin dilakukan pungsilumbal. Prosedur ini
dilakukan dengan supervisi neurolog yang telah berpengalaman.

EKG
Untuk mengetahui keadaan jantung dimana jantung berperan dalam suplai darah
keotak. d. Elektro Encephalo Grafi Elektro Encephalo Gr a f i mengidentifikasi
masalahberdasarkan gelombang otak, menunjukkan area lokasi secara spesifik.

Angiografi cerebral
Membantu secara spesifik dalam mencari penyebab stroke sepertiperdarahan atau
obstruksi arteri, memperlihatkan secara tepat letak oklusi atau ruptur.

Magnetik Resonansi Imagine (MRI)
Menunjukkan darah yang mengalami infark, haemorhargi, Malformasi Arterior
Vena(MAV). Pemeriksaan ini lebih canggih disbanding CT Scan.

Ultrasonografi dopler
Mengidentifikasi penyakit Malformasi Arterior Vena

4.9 PENATALAKSANAAN

Obat-obat yang digunakan pada terapi serangan akut
A. Terapi trombolitik : tissue plasminogen activator (t-PA), Alteplase
Mekanisme: mengaktifkan plasmin dan menyebabkan melisiskan
tromboemboli. Penggunaan t-PA sudah terbukti efektif jika digunakan dalam
3 jam setelah serangan akut. Catatan: tetapi harus digunakan hati-hati karena
dapat menimbulkan resiko perdarahan.
B. Terapi antiplatelet : aspirin, clopidogrel, dipiridamol-aspirin , tiklopidin yang
masih merupakan mainstay dalam terapi stroke. Urutan pilihan : Aspirin atau
dipiridamol-aspirin, jika alergi atau gagal maka diberikan clopidogrel, dan jika
gagal juga : tiklopidin
C. Terapi antikoagulan masih kontroversial karena resiko perdarahan
intracranial Agen: heparin, unfractionated heparin, low-molecular-weight
heparins (LMWH), heparinoids warfarin
Terapi pemeliharaan (pencegahan) stroke
A. Terapi Antiplatelet
2
8 [RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


Aspirin menghambat sintesis tromboksan (senyawa yang berperan dlm
proses pembekuan darah)
Dipiridamol, atau kombinasi Dipiridamol Aspirin
Tiklopidin dan klopidogrel digunakan jika terapi aspirin gagal
Silostazol
B. Terapi Antikoagulan
Masih dalam penelitian, efektif untuk pencegahan emboli jantung pada pasien
stroke
C. Terapi hormon estrogen
Pada wanita post-menopause terapi ini terbukti mengurangi insiden terjadinya
stroke
D. Antihipertensi
Dibutuhkan karena hipertensi merupakan faktor resiko (50% pada stroke
iskemik dan 60% pada stroke hemoragik). Penggunaan antihipertensi harus
memperhatikan aliran darah otak dan aliran darah perifer menjaga fungsi
serebral
E. Obat pilihan : golongan AIIRA (angiotensin II receptor antagonis) contoh :
candesartan golongan ACE inhibitor
F. Terapi memulihkan metabolisme otak
Tujuan:
meningkatkan kemampuan kognitif
Meningkatkan kewaspadaan dan mood
Meningkatkan fungsi memori
Menghilangkan kelesuan
Menghilangkan dizziness (citicholin, codergocrin mesilate, piracetal)
G. Terapi rehabilitasi
misal : fisioterapi, terapi wicara dan bahasa, dll.

4.10 KOMPLIKASI
Breathing food into the airway (aspiration)
Dementia
Falls
Loss of mobility
Loss of movement or feeling in one or more parts of the body
Muscle spasticity
Poor nutrition
Pressure sores
Problems speaking and understanding
Problems thinking or focusing

4.11 PROGNOSIS

Indikator prognosis adalah tipe dan luasnya serangan, age of onset, dan tingkat
kesadaran. Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan stroke iskemik.
Umumnya, 1/3-nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya mengalami kecacatan jangka
panjang. Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jam setelah
serangan, 33% diantaranya mungkin akan pulih dalam waktu 3 bulan. Prognosis
pasien dgn stroke hemoragik (perdarahan intrakranial) tergantung pada ukuran
[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]
2
9


SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH


hematoma. Jika hematoma > 3 cm umumnya mortalitasnya besar, hematoma yang
massive biasanya bersifat lethal. Jika infark terjadi pada spinal cord, maka prognosis
bervariasi tergantung keparahan gangguan neurologis. Jika kontrol motorik dan
sensasi nyeri terganggu, maka prognosis jelek.

4.12 PENCEGAHAN

Hidup sehat dengan merubah cara hidup
-Olah raga secara teratur
-Makanan yang seimbang / diet yang sesuai
-Pertahankan berat badan ideal
-Tidak merokok
-Minum obat teratur sesuai anjuran dokter
-Tidur / istirahat cukup
-Hindarkan sres

5.KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI

menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21).
Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya.
(An-Nisa: 19 - Al-Hujuraat: 10)
Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa: 19)
Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)

SUAMI KEPADA ISTRI
1. Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam
menjalankan agama. (At-aubah: 24)
2. Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah dan Rasul-
Nya. (At-Taghabun: 14)
3. Hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-
Furqan: 74)
Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah
(makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika
beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)

ISTRI KEPADA SUAMI
1. Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-
Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa: 34)
2. Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih
tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)
3. Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa: 39)
Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah: a. Menyerahkan dirinya, b.
Mentaati suami, c. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya, d. Tinggal di tempat
kediaman yang disediakan suami, e. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)

You might also like