Penelitian ini mengevaluasi variabel yang berpengaruh dalam ekstraksi zat sitotoksik dari daun sirsak menggunakan pelarut etanol dengan metode maserasi. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah pengeringan bahan, berat sampel 7 gram, dan waktu ekstraksi 2 hari. Kondisi ini menghasilkan ekstrak dengan kadar zat sitotoksik tertinggi.
Penelitian ini mengevaluasi variabel yang berpengaruh dalam ekstraksi zat sitotoksik dari daun sirsak menggunakan pelarut etanol dengan metode maserasi. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah pengeringan bahan, berat sampel 7 gram, dan waktu ekstraksi 2 hari. Kondisi ini menghasilkan ekstrak dengan kadar zat sitotoksik tertinggi.
Penelitian ini mengevaluasi variabel yang berpengaruh dalam ekstraksi zat sitotoksik dari daun sirsak menggunakan pelarut etanol dengan metode maserasi. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah pengeringan bahan, berat sampel 7 gram, dan waktu ekstraksi 2 hari. Kondisi ini menghasilkan ekstrak dengan kadar zat sitotoksik tertinggi.
Galih Prihasetya Hermawan (L2C008046) dan Hendrawan Laksono (L2C008055) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058 Sirsak (Annona muricata L) merupakan salah satu tanaman buah yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Didalam tanaman sirsak terutama daun sirsak terdapat senyawa acetogenin yaitu senyawa polyketides dengan struktur 30 Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone pemanfaatan ekstrak daun sirsak adalah kurang efisiennya pelarut yang digunakan selama ini. bertujuan agar dapat diketahui variabel yang berpengaruh ekstraksi dengan metode maserasi faktorial desain 2 level dan 4 variabel bebas maserasi 1 dan 2 hari, berat sampel 4 dan 7 gram, jenis pelarut fraksinasi etanol dan n yang digunakan yaitu volume solven ekstraksi 200 ml jenis pelarut etanol. 4 variabel bebas variabel yang paling berpengaruh adalah pengeri proses ekstraksi zat sitotoksik adalah pada berat 7 gram, dengan pengeringan, dan waktu ekstraksi 2 hari. Key words : sirsak, acetogenins, ekstraksi, sitotoksik
Soursop (Annona muricata L) is one of fruit that originated from Caribbean, middl Acetogenins contain in the soursop especially in the leaves. Acetogenins is polyketides compound with structure straight carbon chain 30-32 that bounded with group 5 hydrofuranone have cytotoxic activity. O efficiency of the solvent. This research have purpose to know affected variable and determined operation condition optimum in the extraction research was engineered with factorial design method with 2 level and 4 independent varia material with and without drying, extraction time 1 and 2 days, samples mass 4 and 7 grams, fractination solvent etanol and n-hexane. The dependent variables are extractions volume solvent 200 ml, extraction temperature 28 o C (room condition), and etanol solvent. The 4 independent variables give positive result / increases fenol level and the most affected variables are dry extraction process are 7 grams of weight, with drying process, and extraction time 2 days. Key words : soursop, acetogenin, extraction, cytotoxic
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki EKSTRAKSI DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L) MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL
Galih Prihasetya Hermawan (L2C008046) dan Hendrawan Laksono (L2C008055) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058 Pembimbing: Ir. Indro Sumantri, M.Eng
Abstrak ) merupakan salah satu tanaman buah yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Didalam tanaman sirsak terutama daun sirsak terdapat senyawa acetogenin yaitu senyawa 32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus hydrofuranone pada C23 memiliki aktivitas sitotoksik. pemanfaatan ekstrak daun sirsak adalah kurang efisiennya pelarut yang digunakan selama ini. rtujuan agar dapat diketahui variabel yang berpengaruh dan menentukan kondisi operasi optimum pada proses dengan metode maserasi zat sitotoksik dari daun sirsak. Penelitian ini di faktorial desain 2 level dan 4 variabel bebas yaitu pengeringan bahan dengan dan tanpa pengeringan, waktu maserasi 1 dan 2 hari, berat sampel 4 dan 7 gram, jenis pelarut fraksinasi etanol dan n volume solven ekstraksi 200 ml, temperatur ekstraksi 28 o C ( temperatur ruangan ) , dan bebas tersebut memberikan pengaruh yang positif/meningkatkan kadar fenol dan variabel yang paling berpengaruh adalah pengeringan, berat sampel, dan waktu ekstraksi ekstraksi zat sitotoksik adalah pada berat 7 gram, dengan pengeringan, dan waktu ekstraksi 2 hari. sirsak, acetogenins, ekstraksi, sitotoksik, maserasi Abstract ) is one of fruit that originated from Caribbean, middle America and south America. Acetogenins contain in the soursop especially in the leaves. Acetogenins is polyketides compound with structure 32 that bounded with group 5-methyl-2-furanone. Furanone chain in the group of hydrofuranone have cytotoxic activity. One of the problem in the usage of soursop leaves extract is lack of efficiency of the solvent. This research have purpose to know affected variable and determined operation condition optimum in the extraction with maseration method of cytotoxic substance f research was engineered with factorial design method with 2 level and 4 independent varia material with and without drying, extraction time 1 and 2 days, samples mass 4 and 7 grams, fractination solvent hexane. The dependent variables are extractions volume solvent 200 ml, extraction temperature C (room condition), and etanol solvent. The 4 independent variables give positive result / increases fenol level and the most affected variables are drying, samples mass, and extraction time. Optimum condition in the extraction process are 7 grams of weight, with drying process, and extraction time 2 days. soursop, acetogenin, extraction, cytotoxic, maseration , Tahun 2013, Halaman 111-115 s1.undip.ac.id/index.php/jtki
111 ) MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL Galih Prihasetya Hermawan (L2C008046) dan Hendrawan Laksono (L2C008055) Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058 ) merupakan salah satu tanaman buah yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Didalam tanaman sirsak terutama daun sirsak terdapat senyawa acetogenin yaitu senyawa terikat pada gugus 5-methyl-2-furanone. pada C23 memiliki aktivitas sitotoksik. Salah satu kendala dalam pemanfaatan ekstrak daun sirsak adalah kurang efisiennya pelarut yang digunakan selama ini. Penelitian ini dan menentukan kondisi operasi optimum pada proses zat sitotoksik dari daun sirsak. Penelitian ini dirancang dengan metode yaitu pengeringan bahan dengan dan tanpa pengeringan, waktu maserasi 1 dan 2 hari, berat sampel 4 dan 7 gram, jenis pelarut fraksinasi etanol dan n-heksan. Variabel terikat C ( temperatur ruangan ) , dan tersebut memberikan pengaruh yang positif/meningkatkan kadar fenol dan ngan, berat sampel, dan waktu ekstraksi. Kondisi optimum pada ekstraksi zat sitotoksik adalah pada berat 7 gram, dengan pengeringan, dan waktu ekstraksi 2 hari. e America and south America. Acetogenins contain in the soursop especially in the leaves. Acetogenins is polyketides compound with structure furanone. Furanone chain in the group of ne of the problem in the usage of soursop leaves extract is lack of efficiency of the solvent. This research have purpose to know affected variable and determined operation of cytotoxic substance from soursop leaves. This research was engineered with factorial design method with 2 level and 4 independent variables which are drying material with and without drying, extraction time 1 and 2 days, samples mass 4 and 7 grams, fractination solvent hexane. The dependent variables are extractions volume solvent 200 ml, extraction temperature C (room condition), and etanol solvent. The 4 independent variables give positive result / increases fenol ing, samples mass, and extraction time. Optimum condition in the extraction process are 7 grams of weight, with drying process, and extraction time 2 days. Jurnal Teknologi Kimia dan Indu
Pendahuluan Sirsak (Annona muricata L salah satu tanaman buah yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Buah sirsak rasanya manis agak asam sehingga sering dipakai sebagai bahan jus buah. Daging buahnya kaya akan serat. Setiap 100 g buah yang dapat dimakan mengandung 3.3 g serat sehingga dapat memenuhi 13% kebutuhan serat per hari. Selain itu, daging buahnya mengandung banyak karbohidrat (terutama fruktosa), vitamin C (20 mg/100 g), B1 dan B2. Awal tahun 90-an ditemukan semacam jamu herbal dari suku-suku (tribes) di Ama yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit berbahaya termasuk kanker. Setelah diteliti oleh para ahli farmasi dari AS, ternyata ramuan tersebut berasal dari daun pohon Graviola. Daun tersebut mengandung zat anti-kanker yang disebut acetogenins, yang dapat membun tanpa mengganggu sel-sel sehat dalam tubuh manusia. Acetogenins adalah senyawa dengan struktur 30 32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus furanone. Rantai furanone hydrofuranone pada C23 memiliki aktivitas sitotoksik. Annonaceous acetogenin menghambat produksi ATP dengan mengganggu komplek I mitokondria. (Motoyuki,2000; Miyoshi, 1998; Shimada, 1998, Zeng, 1996). Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga membutuhkan banyak ATP. Acetogenins dan menempel di reseptor dinding sel dan merusak ATP di dinding mitokondria. Dampaknya produksi
Metode Penelitian Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirsak, etanol, aquades, dan Variabel Penelitian Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah volume etanol 200 mL, temperatur ekstraksi 28 o C ( temperatur ruangan ) , dan jenis pelarut etanol. Sedangkan variabel berubahnya adalah pengeringan bahan dengan dan tanpa pengeringan, waktu maserasi 1 dan 2 hari, berat sampel 4 dan 7 gram, jenis pelarut fraksinasi etanol dan n-heksan. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki uricata L) merupakan tanaman buah yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Buah sirsak rasanya manis agak asam sehingga sering dipakai sebagai bahan jus buah. Daging buahnya kaya akan yang dapat dimakan ngga dapat memenuhi 13% kebutuhan serat per hari. Selain itu, daging buahnya mengandung banyak karbohidrat (terutama fruktosa), vitamin C (20 mg/100 g), B1 an ditemukan semacam suku (tribes) di Amazon kan beberapa penyakit Setelah diteliti oleh para ahli farmasi dari AS, ternyata ramuan tersebut pohon Graviola. Daun tersebut kanker yang disebut , yang dapat membunuh sel-sel kanker sel sehat dalam tubuh adalah senyawa polyketides 32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 5-methyl-2- furanone dalam gugus 23 memiliki aktivitas Annonaceous acetogenin bekerja dengan menghambat produksi ATP dengan mengganggu komplek I mitokondria. (Motoyuki,2000; Miyoshi, 1998; Shimada, 1998, Zeng, 1996). Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga Acetogenins masuk ing sel dan merusak ATP di dinding mitokondria. Dampaknya produksi energi di dalam sel kanker pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati. Hebatnya, sangat selektif, hanya menyerang sel kanker yang memiliki kelebihan ATP. Fenol merupakan salah sa acetogenin sebenarnya juga merupakan senyawa toksik. Fenol sering digunakan sebagai antiseptik dan antibakteria, Mekanisme kerja senyawa ini adalah dengan penghancuran dinding sel dan presipitasi (pengendapan) protein sel dari mikroorganisme sehingga terjadi koagulasi dan kegagalan fungsi pada mikroorganisme tersebut. Styryl-lactones dengan berat molekul rendah. Kerja diaktifasi oleh enzim caspase, memicu kerusakan transmembran mitokondria mamalia yang menghasilkan sitokrom c lactones dihipotesiskan berperan produksi protein C-Kinase. Ekspresi protein dalam jalur tranduksi signal, dikaji dapat menghambat pertumbuhan tumor dan meningkatkan gen supresor (Choi, 1990 Saat ini, pemanfaatan senyawa acetogenins sebagai obat hanya sebatas dengan meminum rebusan daun sirsak saja, dan saat ini tidak ada acetogenins yang dijual dipasaran. Dilihat dari fungsinya, acetogenins ekonomi tinggi untuk diproduksi Salah satu kendala dalam pemanfaatan ekstrak daun sirsak adalah kurang efisiennya pelarut yang digunakan selama ini. Oleh karena itu dilakukan isolasi acetogenin menggunakan pelarut polar.
Bahan yang digunakan dalam penelitian , aquades, dan n - heksan. Alat yang digunakan adalah gelas ukur, erlenmeyer, corong pemisah, dan spektrofotometer. Rangkaian alat ekstraksi dapat dilihat pada Gambar.
Gambar 1. Proses Ekstraksi
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah volume etanol 200 mL, temperatur C ( temperatur ruangan ) , dan jenis etanol. Sedangkan variabel berubahnya adalah pengeringan bahan dengan dan tanpa pengeringan, waktu maserasi 1 dan 2 hari, berat sampel 4 dan 7 gram, jenis pelarut fraksinasi etanol
Prosedur Percobaan Proses penelitian dimulai dengan bahan dilanjutkan dengan p standar untuk di analisis selanjutnya adalah tahap dengan metode maserasi. dengan spektrofotometer.
, Tahun 2013, Halaman 111-115 s1.undip.ac.id/index.php/jtki
112 energi di dalam sel kanker pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati. Hebatnya, acetogenins sangat selektif, hanya menyerang sel kanker yang memiliki kelebihan ATP. Fenol merupakan salah satu gugus dari sebenarnya juga merupakan senyawa toksik. Fenol sering digunakan sebagai antiseptik Mekanisme kerja senyawa ini adalah dengan penghancuran dinding sel dan presipitasi (pengendapan) protein sel dari sehingga terjadi koagulasi dan kegagalan fungsi pada mikroorganisme tersebut. lactones adalah gugus dari fenol dengan berat molekul rendah. Kerja styryl-lactones diaktifasi oleh enzim caspase, memicu kerusakan transmembran mitokondria mamalia yang sitokrom c (Wiart, 2007). Styryl- dihipotesiskan berperan produksi protein . Ekspresi protein C-kinase, berfungsi dalam jalur tranduksi signal, dikaji dapat menghambat pertumbuhan tumor dan meningkatkan gen supresor (Choi, 1990). Saat ini, pemanfaatan senyawa sebagai obat hanya sebatas dengan meminum rebusan daun sirsak saja, dan saat ini yang dijual dipasaran. Dilihat acetogenins mempunyai peluang ekonomi tinggi untuk diproduksi. Salah satu kendala dalam pemanfaatan ekstrak daun sirsak adalah kurang efisiennya pelarut yang digunakan selama ini. Oleh karena itu dilakukan isolasi acetogenin menggunakan pelarut . Alat yang digunakan adalah beaker glass, gelas ukur, erlenmeyer, corong pemisah, dan . Rangkaian alat ekstraksi dapat Proses penelitian dimulai dengan persiapan awal bahan dilanjutkan dengan pembuatan larutan analisis kadar fenol. Proses selanjutnya adalah tahap ekstraksi daun sirsak dengan metode maserasi. Hasil ekstraksi dianalisa dengan spektrofotometer. Jurnal Teknologi Kimia dan Indu
Hasil dan Pembahasan 1. Menentukan variabel yang paling berpengaruh dari percobaan diolah dengan ini dimaksudkan untuk mendapatkan variabel yang paling berpengaruh diantara sampel, pengeringan, jenis solvent fraksinasi,
No. Run Kondisi kadar air Berat daun (gr) 1 Basah 4 2 Kering 4 3 Basah 7 4 Kering 7 5 Basah 4 6 Kering 4 7 Basah 7 8 Kering 7 9 Basah 4 10 Kering 4 11 Basah 7 12 Kering 7 13 Basah 4 14 Kering 4 15 Basah 7 16 Kering 7
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki an variabel yang paling ri percobaan diolah dengan Pada percobaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan variabel yang paling berpengaruh diantara berat sampel, pengeringan, jenis solvent fraksinasi, dan waktu ekstraksi didapatkan hasil pada Tabel 1. diperoleh menggunakan metode rancangan faktorial design untuk menghitung harga efek dari variabel dan interaksi antar variabel (Hasil perhitungan efek disampaikan di tabel 2). Tabel 1. Hasil Percobaan Berat daun (gr) Waktu Ekstraksi (hari) Fraksi solven Absorbansi 1 Etanol 0.31 1 Etanol 0.605 1 Etanol 0.574 1 Etanol 1.072 2 Etanol 0.446 2 Etanol 0.658 2 Etanol 0.715 2 Etanol 1.202 1 n-heksan 0.266 1 n-heksan 0.426 1 n-heksan 0.639 1 n-heksan 0.54 2 n-heksan 0.353 2 n-heksan 0.453 2 n-heksan 0.179 2 n-heksan 0.262 Tabel 2. Hasil Perhitungan Efek -0.5)x100%/15 Keterangan 96.667 Efek pengeringan 90.000 Efek berat daun 83.333 Efek interaksi pengeringan-berat daun-waktu ekstraksi 70.000 Efek interaksi pengeringan-berat daun 76.667 Efek interaksi pengeringan-waktu ekstraksi 63.333 Efek interaksi pengeringan-berat daun-waktu ekstraksi 56.667 Efek interaksi pengeringan- waktu ekstraksi 50.000 Efek waktu ekstraksi 43.333 Efek interaksi pengeringan-berat daun-solven fraksinasi 36.667 Efek interaksi berat daun-waktu ekstraksi 30.000 Efek interaksi berat daun-waktu ekstraksi 23.333 Efek interaksi waktu ekstraksi-solven fraksinasi 16.667 Efek interaksi pengeringan -solven fraksinasi 10.000 Efek interaksi berat daun-solven fraksinasi 3.333 Efek solven fraksinasi , Tahun 2013, Halaman 111-115 s1.undip.ac.id/index.php/jtki
113 dan waktu ekstraksi. Dari percobaan tersebut didapatkan hasil pada Tabel 1. Data yang gunakan metode rancangan untuk menghitung harga efek dari variabel dan interaksi antar variabel gan efek disampaikan di tabel Absorbansi Konsentrasi Fenol (%) 0.31 0.25 0.605 0.62 0.574 0.58 1.072 1.20 0.446 0.42 0.658 0.68 0.715 0.75 1.202 1.36 0.266 0.20 0.426 0.40 0.639 0.66 0.54 0.54 0.353 0.31 0.453 0.43 0.179 0.09 0.262 0.19 waktu ekstraksi waktu ekstraksi-jenis solven fraksinasi waktu ekstraksi-solven fraksinasi waktu ekstraksi solven fraksinasi
waktu ekstraksi-solven fraksinasi solven fraksinasi solven fraksinasi solven fraksinasi Jurnal Teknologi Kimia dan Indu
Gambar 2. Grafik hubungan probabilitas dengan efek
Di grafik probabilitas vs efek posisi variabel interaksi pengeringan ekstraksi (I 123 ) paling jauh dari garis. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel pengeringan-berat daun-waktu ekstraksi variabel yang paling berpengaruh di antara pada kisaran level yang telah ditentukan pada percobaan ini.
2. Menentukan kondisi operasi optimum Setelah dilakukan percobaan terhadap variabel yang paling berpengaruh yaitu kondisi kadar air, berat daun, dan waktu ekstraksi, maka di dapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3 Hubungan Interaksi Kondisi kadar air berat daun-waktu ekstraksi terhadap %fenol
Run Kondisi Kadar Air Berat Daun Waktu ekstraksi 1 Basah 4 gr 1 hari 2 Kering 4 gr 1 hari 3 Basah 7 gr 1 hari 4 Kering 7 gr 1 hari 5 Basah 4 gr 2 hari 6 Kering 4 gr 2 hari 7 Basah 7 gr 2 hari 8 Kering 7 gr 2 hari
Tabel 3 menunjukan bahwa %Fenol yang terbesar yaitu 1,36% terdapat pada kondisi daun kering, berat daun 7 gr, dan waktu ekstraksi 2 hari. Jika ditinjau dari berat daun, %fenol lebih banyak pada daun 7 gr disebabkan semakin banyak daun yang di ekstrak maka fenol y terekstrak akan semakin banyak pula. Jika ditinjau dari variabel kondisi kadar air, kondisi daun kering memiliki berat dasar daun yang lebih banyak ketimbang daun basah, karena kadar air yang terkandung sudah dihilangkan. Jika ditinjau dari lama perendaman, perendaman selama 2 hari akan menghasilkan %fenol yang lebih banyak dari pada 1 hari oleh -20.000 0.000 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 P r o b a b i l i t a s Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki Gambar 2. Grafik hubungan probabilitas dengan efek Di grafik probabilitas vs efek posisi interaksi pengeringan-berat daun-waktu paling jauh dari garis. Oleh karena disimpulkan bahwa variabel interaksi waktu ekstraksi merupakan ng berpengaruh di antara variabel pada kisaran level yang telah ditentukan pada Menentukan kondisi operasi optimum Setelah dilakukan percobaan terhadap variabel yang paling berpengaruh yaitu kondisi kadar berat daun, dan waktu ekstraksi, maka di dapatkan hasil sebagai berikut: Interaksi Kondisi kadar air- waktu ekstraksi terhadap %fenol Waktu ekstraksi Fraksi %Fenol 1 hari Etanol 0.25 1 hari Etanol 0.62 1 hari Etanol 0.58 1 hari Etanol 1.20 2 hari Etanol 0.42 2 hari Etanol 0.68 2 hari Etanol 0.75 2 hari Etanol 1.36 menunjukan bahwa %Fenol yang terbesar yaitu 1,36% terdapat pada kondisi daun kering, berat daun 7 gr, dan waktu ekstraksi 2 hari. Jika ditinjau dari berat daun, %fenol lebih banyak pada daun 7 gr disebabkan semakin banyak daun yang di ekstrak maka fenol yang dapat terekstrak akan semakin banyak pula. Jika ditinjau dari variabel kondisi kadar air, kondisi daun kering memiliki berat dasar daun yang lebih banyak ketimbang daun basah, karena kadar air yang terkandung sudah dihilangkan. Jika ditinjau dari lama perendaman, perendaman selama 2 hari akan menghasilkan %fenol yang lebih banyak dari pada 1 hari oleh sebab itu makin lama suatu bahan diekstrak semakin banyak pula zat yang dapat terekstrak. Namun, ada batas maksimum kemampuan solvent untuk mengekstrak kandungan suatu bahan terlarutnya
Kesimpulan Interaksi yang paling berpengaruh dalam ekstraksi zat sitotoksik berat daun, pengeringan, dan waktu ekstraksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh didapat kondisi operasi dengan berat daun 7 gram, waktu ekstraksi 2 hari, dan dengan pengeringan.
Ucapan Terima Kasih Terima kasih disampaikan pada Kimia Universitas Diponegoro yang telah membantu penelitian ini, dan pada Sumantri, M.Eng. selaku dosen pembimbing penelitian.
Daftar Notasi g= gram ml = milliliter
Daftar Pustaka
Gleye, Christophe, et all. 1996. Cohibins A and B, Acetogenins From Roots of Muricata. Universite Paris XI Kim, G.S, et all. 1998. Muricoreacin Murihexoxin C, Mono Acetogenins, From The Leaves of muricata, School of pharmacy and Pharmacal Sciences Kintzios, S.E and Maria G.B. Plants That Fight Cancer. Luciana, A.R. 2010. Acetogenins from Annona cornifolia and Departamento de Qumica, Instituto de Cincias Exatas, Universidade Federal de Minas Gerais. MG, Brazil I 123 y = 164.5x + 57.73 R = 0.916 20.000 0.000 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 Efek , Tahun 2013, Halaman 111-115 s1.undip.ac.id/index.php/jtki
114
Gambar 2. Grafik hubungan probabilitas dengan efek sebab itu makin lama suatu bahan diekstrak semakin banyak pula zat yang dapat terekstrak. Namun, ada batas maksimum kemampuan ent untuk mengekstrak kandungan suatu bahan yang paling berpengaruh dalam dari daun sirsak adalah berat daun, pengeringan, dan waktu ekstraksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh didapat kondisi operasi dengan berat daun 7 gram, waktu ekstraksi 2 hari, dan dengan pengeringan. Terima kasih disampaikan pada Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro yang telah membantu penelitian ini, dan pada Ir. Indro selaku dosen pembimbing Gleye, Christophe, et all. 1996. Cohibins A and B, Acetogenins From Roots of Annona . Universite Paris XI. Page 2 Kim, G.S, et all. 1998. Muricoreacin And Murihexoxin C, Mono-Tetrahydofuran Acetogenins, From The Leaves of Annona , School of pharmacy and Pharmacal Sciences. Page 2 Kintzios, S.E and Maria G.B. Plants That Fight Luciana, A.R. 2010. Acetogenins from Annona their antioxidant capacity. Departamento de Qumica, Instituto de Cincias Exatas, Universidade Federal de Minas Gerais. MG, Brazil. Page 2 0.4 Jurnal Teknologi Kimia dan Indu
Santosa, Herry. 2004. Operasi Teknik Kimia Ekstraksi. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Hal 3 Teyler, Leslie. 2002. Herbal Secrets of The Rainforest. Wele, Alassane, et all. 2003. Annomracatin C, A Novel Cyclohexapeptide From The Seeds of Annona muricata. Institute de chimie des substances naturelles. Page 3
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki Operasi Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia Fakultas k Universitas Diponegoro. Teyler, Leslie. 2002. Herbal Secrets of The Wele, Alassane, et all. 2003. Annomracatin C, A Novel Cyclohexapeptide From The Seeds . Institute de chimie des . Page 3 , Tahun 2013, Halaman 111-115 s1.undip.ac.id/index.php/jtki
PERBANDINGAN PARAMETER SPESIFIK DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALAMI PADA EKSTRAK BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi L.) DAN EKSTRAK UMBI PORANG (Amarphopallus Ancophillus) DENGAN METODE DPPH