You are on page 1of 11

Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu, ilmu pengetahuan semakin tinggi. Begitu juga
dengan pengetahuan dibidang kedokteran yang semakin hari ditemukan berbagai
macam obat, penyakit, dan teknologi baru yang dapat membantu para dokter.
Perkembangan ilmu yang mempelajari tentang sistem digestivus seseorang
merupakan salah satu ilmu yang selalu berkembang setiap saat yang mempunyai
tujuan untuk mengurangi insiden-insiden yang disebabkan oleh penyakit ini.
1.2 Tujuan
Makalah ini diharapkan dapat membantu pemahaman penulis dan pembaca dalam
hal pengertian tentang penyakit-penyakit digestivus yang diokuskan pada penyakit
apendisitis akut, etiologi penyakit, penyimpangan-penyimpangan isiologi dari tubuh
kita, diagnosis dan penatalaksanaannya, juga hasil prognosis serta pencegahan yang
dapat dilakukan untuk menangani penyakit tersebut. Selain itu, makalah ini juga
mengemukakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menegakan diagnosis
penyakit digestivus khususnya apendisitis akut.
1
Bab II
Isi
2.1 Pemeriksaan
2.1.1 Anamnesis
!namnesis merupakan waancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian
pemeriksaan pasien, baik secara langsung pada pasien atau secara tidak langsung.
"ujuan dari anamnesis adalah mendapatkan inormasi menyeluruh dari pasien yang
bersangkutan. Inormasi yang dimaksud adalah data medis organobiologis,
psikososial, dan lingkungan pasien, selain itu tujuan yang tidak kalah penting adalah
membina hubungan dokter pasien yuang proesional dan optimal.
#
$ata anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting%
#. Identitas pasien
&. 'iwayat penyakit sekarang
(. 'iwayat penyakit dahulu
). 'iwayat kesehatan keluarga
*. 'iwayat pribadi, sosial-ekonomi-budaya
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku, agma, status
perkawinan, pekerjaan, dan alamat rumah. $ata ini sangat penting karena data
tersebut sering berkaitan dengan masalah klinik maupun gangguan sistem organ
tertentu.
+eluhan utama adalah keluhan terpenting yang membawa pasien minta
pertolongan dokter atau petugas kesehatan lainnya. +eluhan utama biasanya
diteluskan secara singkat berserta lamanya, seperti menuliskan judul berita utama
surat kabar. Misalnya badan panas sejak ( hari yang lalu.
#
2.1.2 Pemeriksaan Penunjang
&
Pemeriksaan darah % leukosit ringan umunya pada apendisitis sederhana. ,ebih
dari #(.---.mm
(
umumnya pada apendisitis perorasi. "idak adanya leukositosis tidak
menyingkirkan apendisitis. /itung jenis % terdapat pergeseran ke kiri.
Pemeriksaan urin % sedimen dapat normal atau terdapat leukosit dan eritrosit
lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau vesika.

2
0oto polos abdomen dilakukan apabila dari hasil pemeriksaan riwayat sakit
dan pemeriksaan isik meragukan.

2.1.3 Pemeriksaan Fisik
&
+eadaan umum penderita benar-benar terlihat sakit.
Suhu tubuh naik ringan pada apendisitis ringan. Suhu tubuh meninggi dan
menetap sekitar (-o1 atau lebih bila telah terjadi perorasi.
$ehidrasi ringan sampai berat bergantung pada derajat sakitnya. $ehidrasi
berat pada klien apendisitis perorasi dengan peritonitis umum. /al ini
disebabkan kekurangan masukan, muntah, kenaikan suhu tubuh dan
pengumpulan cairan dalam jaringan viskus 2udem3 dan rongga peritoneal.
!bdomen % tanda-tanda rangsangan peritoneal kuadran kanan bawah. Pada
apendisitis perorasi lebih jelas, seperti deans muskuler, nyeri ketok dan nyeri
tekan.
"idak jarang dijumpai tanda- tanda obstruksi usus paralitik akibat proses
peritonitis lokal maupun umum.
2.2 Etiologi
!pendisitis akut merupakan ineksi bakteria. Berbagai hal berperan sebagai
aktor pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan aktor yang diajukan
sebagai aktor pencetus disamping hiperplasia jaringan lim, ekalit atau tinja batu,
tumor apendiks, dan cacing ascaris dapat pula menimbulkan sumbatan. Penyebab lain
yang diduga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi mukosa apendiks karena
parasit seperti E.histolytica.
(
2.3 Faktor risiko
0aktor risiko pada apendisitis ditemukan pada mereka dengan konsumsi serat
yang rendah serta kurangnya minum air. /al ini dapat dikaitkan dengan masalah
konstipasi dimana tinja yang terbentuk akan keras seperti batu karena kurangnya serat
dan air sehingga membentuk ekolit. 0ekolit inilah yang menjadi salah satu sumber
obstruksi lumen apendiks yang menyebabkan apendisitis.
(
2.4 Epidemiologi
3
Insidens apendisitis akut di negara maju lebih tinggi daripada negara
berkembang. 4amun dalm tiga-empat dasawarsa terakhir kejadiannya menurun secara
bermakna. /al ini diduga disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan
berserat dalam menu sehari-hari. !pendisitis dapat ditemukan pada semua umur,
hanya pada anak kurang dari # tahun jarang dilaporkan. Insidens tertinggi pada
kelompok umur &--(- tahun, setelah itu menurun. Insidens pada lelaki dan
perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur &--(- tahun, insidens lelaki lebih
tinggi.
(
2.5 Patofisiologi
!pendisitis biasa disebabkan oleh adanya penyumbatan lumen apendiks oleh
hyperplasia olikel limoid, ekalit, benda asing, striktur karena ibrosis akibat
peradangan sebelumnya, atau neoplasma.
&
0eses yang terperangkap dalam lumen apendiks akan menyebabkan obstruksi
dan akan mengalami penyerapan air dan terbentuklah ekolit yang akhirnya sebagai
kausa sumbatan. Sumbatan lumen apendiks menyebabkan keluhan sakit disekitar
umbilicus dan epigastrium, nausea, dan muntah. Proses selanjutnya ialah invasi
kuman 5.1oli dan spesibakterioides dari lumen ke lapisan mukosa, submukosa,
lapisan muskularis, dan akhirnya ke peritoneum parietalis sehingga terjadilah
peritonitis local kanan bawah. Suhu tubuh mulai naik.
&
6angren dinding apendiks disebabkan oleh oklusi pembuluh darah dinding
apendiks akibat distensi lumen apendiks. Bila tekanan intra lumen terus meningkat,
terjadi perorasi dengan ditandai kenaikan suhu tubuh meningkar dan menetap tinggi.
"ahapan peradangan apendisitis
&
a3 !pendisitis akuta 2sederhana, tanpa perorasi3
b3 !pendisitis akuta perorata 2termasuk apendisitis gangrenosa, karena
dinding apendiks sebenarnya sudah terjadi mikroperorasi3
2. !anifestasi "linis
!pendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang
mendadak apendiks yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak disertai
rangsang peritoneum lokal. 6ejala klasik apendisitis ialah nyeri samar-samar dan
tumpul yang merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar umbilikus.
4
+eluhan ini sering disertai mual dan kadang ada muntah. 7mumnya nasu makan
menurun. $alam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik
McBurney. $isini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga
merupakan nyeri somatik setempat. +adang tidak ada nyeri epigastrium, tetapi
terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar. "indakan
itu dianggap berbahaya karena bisa mempermudah terjadinya perorasi. Bila terdapat
perangsangan peritoneum, biasanya pasien mengeluh sakit perut bila berjalan atau
batuk.
(
2.# $orking %iagnosis
Riwayat sakit : Sakit di sekitar umbilikus dan epigastrium disertai anoreksia,
nausea, dan sebagian dengan muntah. Beberapa jam kemudian diikuti oleh sakit perut
di kanan bawah dengan disertai kenaikan suhu tubuh tingan. Pada bayi dan anak-anak
berumur muda sering tidak dapat menunjukkan letak sakit dan dirasakan sakit perut
yang menyeluruh.
&
2.& %ifferential %iagnosis
Pada makalah ini, diagnosis banding apendisitis akut dapat dikaitkan dengan
ureterolitiasis de8tra dan pankreatitis. /al ini disebabkan adanya kemiripan gejala
klinis pada ( penyakit tersebut yakni nyeri pada perut kanan bawah.
2.&.1 %engan 'reterolitiasis %e(tra )
&,(
'asa sakit yang mendadak disebabkan oleh batu yang lewat, rasa sakit berupa
pegal di sudut 19! 2distensi parenkim dan kapsul ginjal3 atau kolik 2hiperkristaltik
otot polos3, kolik ini menjalar ke perut bagian bawah sesuai dengan lokasi batu dalam
ureter, pada pria rasa sakit sampai ke testis 2batu ureter proksimal3, pada wanita rasa
sakit terasa sampai ke vulva dan pada pria rasa sakit pada skrotum 2batu ureter distal3.
6ejala traktus digestivus seperti pada batu ginjal. Bila batu sudah menetap di ureter
hanya ditemukan rasa pegal pada sudut 19! karena bendungan.
&,(
Pada saat akut, penderita tampak gelisah, kulit basah dan dingin kadang-
kadang terdapat tanda syok ringan. 4yeri tekan dan nyeri ketok pada sudut 19!,
spasme otot-otot abdomen, testis hipersensiti 2batu ureter proksimal3, skrotum
hipersensiti 2batu ureter distal3. Pada batu ureter yang sudah lama menetap hanya
5
ditemukan nyeri tekan dan nyeri ketok pada sudut 19! atau tidak ditemukan kelainan
sama sekali. Sehingga dapat dikatakan, diagnosis banding dari apendisitis akut ialah
batu ureter yang bergerak yang terdapat pada ureter de8tra.
&,(
2.&.2 %engan Pankreatitis)
)
6ejala pankreatitis akut dapat ringan sehingga ditemukan konsentrasi en:im
pankreas dalam serum atau dapat menjadi berat dan atal. 'asa nyeri timbul tiba-tiba,
kebanyakan intens, terus-menerus, makin lama makin bertambah.
)
+ebanyakan rasa nyeri terletak di epigastrium, kadang-kadang agak ke kiri
atau kanan. 'asa nyeri dapat menjalar ke punggung, perut dan abdomen bawah.
4yeri dapat berlangsung beberapa hari. Selain rasa nyeri, sebagian kasus juga
didapatkan gejala mual dan muntah-muntah serta demam.
)
2.* Penatalaksanaan
2.*.1 Terapi Apendisitis Perforasi
Persiapan pra-bedah % pemasangan sonde lambung dan tindakan dekompresi.
'ehidrasi. Penurunan suhu tubuh. !ntibiotika dengan spektrum luas, dosis cukup,
diberikan secara intravena.
&
2.*.2 Terapi Apendisitis dengan pen+ulit peritonitis umum
7mumnya pasien dalam kondisi buruk. "ampak septik dan dalam kondisi
hipovolemi serta hipertensi. /ipovolemi diakibatkan oleh puasa lama, muntah dan
pemusatan cairan di daerah proses radang, seperti udem organ intraperitoneal, dinding
abdomen dan pengumpulan cairan dalam rongga usus dan rongga peritoneal.
&
Persiapan prabedah %
Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi
Pemasangan kateter untuk kontrol produksi urin
'ehidrasi
!ntibiotika dengan spektrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena
6
;bat-obat penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil, untuk
membuka pembuluh-pembuluh darah perier diberikan setelah rehidrasi
tercapai.
2.*.1 Pem,eda-an
Pembedahan dikerjakan bila rehidrasi dan usaha penurunan suhu tubuh telah
tercapai. Suhu tubuh tidak melebihi (< derajat, produksi urin berkisar #-& ml kg.jam.
4adi dibawah #&- kali per menit.
&
Teknik pembedahan
Insisi tranversal di sebelah kanan sedikit di bawah umbilikus. Sayatan 0owler
=eier lebih dipilih, karena cepat dapat mencapai rongga abdomen dan bila diperlukan
sayatan dapat diperlebar ke medial dengan memotong asi dan otot rektus. Sebelum
membuka peritoneum tepi sayatan diamankan dengan kasa. Membuka peritoneum
sedikit dahulu dan alat pengisap telah disiapkan sedemikian rupa sehingga nanah
dapat langsung terisap tanpa kontaminasi ke tepi sayatan. Sayatan peritoneum
diperlebar dan pengisapan nanah diteruskan. !pendektomi dikerjakan seperti biasa.
&
Pencucian rongga peritoneum mutlak dikerjakan dengan larutan 4a1l
isiologis sampai benar-benar bersih. 1airan yang dimasukkan terlihat jernih sewaktu
diisap kembali. Pengumpulan nanah biasa ditemukan di osa apendiks, rongga pelvis,
di bawah diaragma dan di antara usus-usus. ,uka sayatan dicuci dengan larutan 4a1l
isiologis juga setelah peritoneum dan lapisan asi yang menempel peritoneum dan
sebagian otot dijahit. Penjahitan sayatan jangan dilakukan terlalu kuat dan rapat.
&
Pemasangan dren intraperitoneal masih merupakan kontroversi. Bila
pencucian rongga peritoneum benar-benar bersih maka dren tidak diperlukan. ,ebih
baik dicuci bersih tanpa dren daripada dicuci kurang bersih lalu dipasang dren.
&
2.1. Prognosis
!pendisitis akut adalah alasan paling umum dilakukannya operasi darurat
abdomen. !pendektomi memiliki tingkat komplikasi )-#*>, serta mahalnya biaya
yang terkait dan ketidaknyamanan rawat inap dan operasi. ;leh karena itu, tujuan dari
7
ahli bedah adalah membuat diagnosis yang akurat sedini mungkin. "ertundanya
diagnosis dan pengobatan berkaitan dengan sebagian besar mortalitas dan morbiditas
pada apendisitis.
*
"ingkat kematian keseluruhan -,&--,<> disebabkan komplikasi penyakit
karena intervensi bedah. "ingkat mortalitas pada anak berkisar dari -,#> menjadi #>?
pada pasien yang lebih tua dari @- tahun, mengalami kenaikan di atas &->, terutama
karena keterlambatan diagnosis dan terapi.
*
'isiko kematian apendisitis akut tetapi tanpa gangren kurang dari -,#>,
namun risiko naik menjadi -,A> pada apendisitis gangren. "ingkat perorasi
bervariasi dari #A> sampai )->, dengan rekuensi yang lebih tinggi terjadi pada
kelompok usia muda 2)--*@>3 dan pada pasien lebih tua dari *- tahun 2**-@->3,
dimana sering terjadi kesalahan atau tertundanya diagnosis. +omplikasi terjadi pada
#-*> pasien apendisitis, dan ineksi luka pasca operasi pada hampir sepertiga dari
morbiditas yang terkait.
*
2.11 "omplikasi
+omplikasi yang paling sering adalah apendisitis perorasi. !pendisitis
perorsi dapat mengakibatkan periappendiceal abses 2kumpulan nanah yang hasil
ineksi3 atau peritonitis dius 2ineksi selaput seluruh perut dan panggul3. !pendisitis
perorasi terjadi biasanya karena keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan.
Secara umum, semakin lama penundaan antara diagnosis dan operasi, semakin besar
kemungkinan perorasi. 'isiko perorasi (A jam setelah timbulnya gejala paling tidak
#*>. ;leh karena itu, setelah ditetapkan diagnosa apendisitis akut, operasi harus
segera dilakukan tanpa penundaan lagi.
A
+omplikasi yang jarang dari apendisitis adalah penyumbatan usus.
Penyumbatan terjadi ketika peradangan apendisitis sekitarnya menyebabkan otot usus
untuk berhenti bekerja, dan ini menghambat pasase di usus. Bila usus yang terhambat
tersebut mulai terisi dengan cairan dan gas, maka akan terjadi distensi abdomen,
kemudian timbul mual dan muntah. Bila terjadi demikian maka perlu menguras isi
dari usus melalui pipa melewati hidung dan kerongkongan dan masuk ke dalam perut
dan usus.
A
8
Sedangkan komplikasi paling ditakuti dari apendisitis adalah sepsis, suatu
kondisi dimana bakteri mengineksi masuk ke darah dan perjalanan ke bagian lain
dari tubuh. Ini adalah komplikasi yang sangat serius bahkan mengancam nyawa.
7ntungnya, hal tersebut jarang terjadi.
A
2.12 Pen/ega-an
Pada prinsipnya, tidak ada metode yang dapat meramalkan kapan seseorang
bisa terkena apendisitis. Satu-satunya pencegahan yang dapat dilakukan ialah
menghindari sebisa mungkin aktor risiko yang ada pada apendisitis.
@
Bab III
+esimpulan
!pendisitis akut secara garis besar dapat disimpulkan sebagai suatu keadaan
peradangan pada apendiks vermiormis yang menjadi kausa laparotomi tersering baik
pada anak maupun pada dewasa. $iagnosis harus ditegakkan secara dini dan tindakan
harus segera dilakukan. +eterlambatan diagnosis menyebabkan penyulit perorasi
dengan segala akibatnya. "erapi bedah adalah satu-satunya pilihan terapi utama yang
dapat dilakukan disamping pemberian antibiotika spektrum luas.
9
%aftar Pustaka
#. Pusat Penerbit $epartemen Ilmu Penyakit $alam 0akultas +edokteran
7niversitas Indonesia. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan isis. Bakarta?
&--*.
&. $armawan +, $avid M. +umpulan kuliah ilmu bedah % !pendisitis akuta,
Batu traktus urinarius. Bakarta% Pusat Penerbitan $epartemen Ilmu Penyakit
$alam 0akultas +edokteran 7niversitas Indonesia. Bakarta? &-#-.h.##*-<,
#*@-<.
(. '. Sjamsuhidajat, =im de Bong. Buku ajar ilmu bedah% !pendisitis akut. 5disi
II. Bakarta% 561. Bakarta? &--).h.A)--*.
). ! 4urman. Buku ajar ilmu penyakit dalam% Pankreatitis akut. 5disi 9. Bilid I.
Bakarta% Pusat Penerbitan $epartemen Ilmu Penyakit $alam 0akultas
+edokteran 7niversitas Indonesia. Bakarta? &--C.h.@(*.
*. !ppendicitis prognosis. $iunduh dari,
http%..emedicine.medscape.com.article.@@(<C*-overview, #C Mei &-##
A. !ppendicitis complication. $iunduh dari,
http%..www.medicinenet.com.appendicitis.article.htm, #C mei &-##
@. !ppendicitis prevention. $iunduh dari,
http%..www.emedicinehealth.com.script.main.art.aspD
articlekeyE*<A)CFpageE<GPrevention, #C Mei &-##.
10
11

You might also like