KEKURANGAN VOLUME CAIRAN DENGAN Dx. DIARE PADA Tn. S DI RUANG GARDENA RSUD BANYUMAS
Oleh: Sujayanti Arifudin Zahirsyah Cici Novika
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI 2013 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya (Potter & Perry, 2006). Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal antara lain: umur, kondisi lemak tubuh, sex. 1) Bayi (baru lahir) 75% 2) Dewasa: Pria (20-40 tahun) 60%, Wanita (20-40 tahun) 50% 3) Usia Lanjut 45-50% Kebutuhan cairan orang dewasa kira-kira 40% berat badannya berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 20% dari berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yang terbagi dalam 15% cairan interstitial, 5% cairan intavaskuler dan 1-2% transeluler (Potter & Perry, 2006). Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti: protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na + ), kalium (K + ), kalsium (Ca ++ ), magnesium 2
(Mg ++ ), klorida (Cl - ), bikarbonat (HCO 3 - ), fosfat (HPO 4 2- ), sulfat (SO 4 2- ). Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap- tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif (Tamsuri, 2004).
B. TUJUAN 1. Mengaplikasikan konsep gangguan Kebutuhan Dasar Manusia kekurangan volume cairan. 2. Mengaplikasikan proses keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia dengan gangguan volume cairan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Gangguan volume cairan dalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu kelainan cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler.(Carpenito, 2000).Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan intravaskuler dan/atau intravaskuler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saat tanpa perubahan pada natrium (NANDA, 2012). B. Etiologi Penyebab dari kekurangan volume cairan adalah kehilangan cairan aktif dan kegagalan mekanisme regulasi.Kehilangan volume cairan aktif seperti demam dan laju peningkatan metabolik, drainase tidak normal, luka bakar, perdarahan, menstruasi berlebih, dan diare peritonitis (NANDA, 2012). C. Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus Faktor pencetus dari kekurangan volume cairan dapat disebabkan oleh: 1) Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti muntah, diare dan drainase 2) Kehilangan plasma atau darah utuh seperti luka bakar dan perdarahan 3) Keringat berlebih 4) Demam 5) Penurunan asupan cairan peroral 6) Penggunaan obat-obatan diuretic 7) Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu, kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat. 4
8) Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolisme seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium. Stress juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine. 9) Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami ketidak seimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama periode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami kelebihan bebancairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat- obat anastesi. (Potter & Perry, 2006). D. Tanda dan gejala Tanda dan gejala dari kekurangan volume cairan menurut, NANDA (2012) adalah:tambahkan penjelasan dari masing2 tanda gejala menggunakan sumber lain a. Perubahan status mental b. Penurunan tekanan darah c. Penurunan tekanan nadi d. Penurunan volume nadi e. Penurunan turgor kulit f. Penurunan turgor lidah g. Penurunan haluaran urin h. Penurunan pengisian vena i. Membran mukosa kering j. Kulit kering k. Peningkatan hematokrit l. Peningkatan suhu tubuh m. Peningkatan frekuensi nadi n. Peningkatan konsentrasi urin o. Penurunan berat badan berlebih p. Haus q. Kelemahan 5
E. Pathway
Makanan/minum an terkontaminasi masuk melalui mulut (amoeba/entamoeba histolinaca, shigella) Mikroorganisme mengalami kolonisasi cilleum terminalis/kolon, trauma di kolon distral Mikroorganisme invasif ke sel epitel mukosa usus Terjadi multiplikasi menyebabkan penyebaran di intrasel dan ekstrasel Memproduksi enterotoksik Hipersekresi usus Diare BAB sering gangguan konsistensi cair Inflamasi saluran pencernaan Kulit disekitar anus lecet dan teriritasi Cairan keluar banyak Agen pirogenik Mual muntah Kemerahan dan anoreksia Dehidrasi Suhu tubuh meningkat Gatal sering digaruk Kerusakan integritas kulit Kekurangan volume cairan Hipotermi Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 6
F. Pemeriksaan a. Pemeriksaan fisik - Berat badan menurun kurang dari berat badan ideal - TTV: TD menurun, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam, suhu meningkat. - Intake, output cairan oliguria dan anuria - Turgor, keelastisan kulit berkurang - Mulut kering, saliva berkurang, konjungtiva kering - Kolaps vaskular, nadi lemah - Kejang perubahan kesadaran, apatis dengan koma b. Pemeriksaan Penunjang 1. Urin - Osmolaritas berkemih > 450 m osmol/kg - Natrium urin <10 meg/L (penyebab diluar ginjal) - Natrium urin < 10 meg/L (penyebab pada ginjal/ adrenal) - Berat jenis urin meningkat - Jumlah urin menurun 2. Darah - Hb meningkat brpa? - Ht meningkatbrapa? - Ureum dan kreatinin serum meningkatbrapa? - Na dan K meningkatbrapa? G. Pengkajian Hal-hal yang dapat dikaji pada devisit volume cairan, yaitu: 1) Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan dengan cairan, adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan cairan: luka bakar, mual muntah, perdarahan, dll. 2) Pola metabolik-nutrisi Kebiasaan diit buruk (rendah serta, tinggi lemak, bahan pengawet), anoreksia, mual, muntah, intoleransi makanan atau minuman, perubahan 7
berta badan, berat badan turun, frekuensi makan dan minum, adanya sesuatu yang dapat mempengaruhi makan dan minum (agama, budaya, ekonomi). Adakah status fisik seseorang yang mempengaruhi makan dan minum. 3) Pola eliminasi Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi, konsisitensi feses, warna fese, dan bau feses) perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi) 4) Aktivitas-latihan Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi pola cairan seseorang 5) Pola istirahat-tidur Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur (nyeri, bangun malam untuk minum). 6) Pola persepsi-kognitif Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien.Kadang juga bisa terjadi syok hipovolemik karena kehilangancairan yang berlebih. 7) Pola konsep diri-persepsi diri Biasanya klien merasa tidak berdaya 8) Pola hubungan dan peran Adanya ketegngan dan ansietas saat terjadi gangguan cairan dalam tubuh dan terjadi penurunan aktivitas sosial. 9) Pola reproduksi-seksual Terjadi penurunan keinginan atau gairah seksual karena kelemahan akibat kehilangan cairan. 10) Pola toleransi koping-stress Adanya stress yang mempengaruhi ke minum. 11) Keyakinan dan nilai 8
Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi nutrisi, adanya pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien.Biasanya kurang melakukan ibadah karena kelelahan dan kelemahan.
H. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul 1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d kehilngan cairan aktif 2. Ketidakseimbanang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah 3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gatal dan sering digaruk
9
I. Rencana Asuhan Keperawatan No Diagnosa NOC Intervensi Rasional 1 Kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d kehilngan cairan aktif
Setelah dialakukan tindakan 3 x 24 jam, diharapkan keseimbangan volume cairan kilen terpenuhi Kriteria hasil: Keseimbangan cairan:tambahkan indicator 1-5 di NOC (bahasa teknis) Indikator Awal Target Pola eliminasi dalam rentan yang diharapkan 1 4 Nadi perifer teraba jelas Mata cekung tidak ada Rasa haus abnormal tidak ada
Monitor keseimbangan intake dan output dalam 24 jam
Ascites tidak ada Kebingungan tidak ada Edema perifer tidak ada Kelembapan membran mukosa
Manajemen cairan 1. Monitor TTV 2. Monitor intake nutrisi 3. Monitor status hidrasi (kelembapan membran mukosa, nadi adekuat) 4. Lakukan terapi IV Hanya ini??? Liat NIC yg lain minimal 3 NIC
1. Mengetahui keadaan umum pasien 2. Membantu dalam menganalisa keseimbangan cairan dan derajat kekurangan cairan 3. Membantu memantau status hidrasi akibat kekurangan cairan 4. Untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan elektrolit 2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam diharapkan klien dapat terpenuhi kebutuhan nutrisi. Dengan kriteria hasil: Status Nutrisi: Terapi nutrisi: 1. Lakukan pengkajian lengkap mengenai nutrisi klien 1. Dapat mengetahui status nutrisi klien sehingga dapat melakukan 10
mual muntah
Indikator Awal Target Pemasukan nutrisi yang adekuat
Jumlah cairan dan makanan yang diterima sesuai dengan kebutuhan pasien
Membran mukosa dan konjungtiva tidak pucat
2. Monitor intake makanan/ cairan 3. Anjurkan pasien untuk memenuhi makanan yang lunak, dan tidak asam 4. Monitor hasil pemeriksaan laborat, jika diperlukan 5. Tambahkan lg intervensi yang tepat 2. Mengetahui intake kalori apakah terjadi kekurangan 3. Mencegah terjadinya perdarahan pada esofagus 4. Mengetahui status nutrisi pasien sehingga dapat dibnarkan diet yang tepat 3 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gatal dan sering digaruk Setelah dilakukan keperawatn selama 3 x 24 jam diharapkan integritas kulit klien utuh. Kriteria hasil: Tissu integrity: skin & mucous membranes Indikator Awal Target Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
Bebas lesi jaringan Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
Skin care 1. Hindari kerutan padaa tempat tidur 2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering 3. Monitor kulit akan adanya kemerahan 4. Monitor status nutrisi pasien 5. Jaga kulit tetap kering Tambahkan lg
1. Kerutan pada tempat tidur akan menambah luka pada kulit 2. Mengurangi iritasi pada kulit 3. Membantu memantau terjadinya pelebaran luka pada bagian anal 4. Membantu perbaikan jaringan kulit 11
terjadinya sedera berulang Perfusi jaringan baik Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
5. Kulita yang kering menurangi lecet akibat gesekan dengan bagian kulit yang lain
12
BAB III TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN Tanggal : 22 Oktoner 2013 Jam : 11.00 WIB 1. Identitas Nama : Tn. D Umur : 60 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pekerjaan : Pensiunan Status : Menikah Suku Bangsa : Jawa Alamat : Karangasem RT 01 RW 04 Sampang Cilacap No. Reg : 676679 Tanggal Masuk : 21 Oktober 2013 Diagnosa Medis : Cardiomegali Sumber Informasi : Pasien, keluarga pasien, status pasien, dan perawat ruangan
Identitas Penanggung jawab Nama : Ny. P Umur : 50 Tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Karangasem RT 01 RW 04 Sampang Cilacap Hubungan dengan pasien : Istri Pasien
13
2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama Klien menngeluh sakit/nyeri punggung dan tembus ke dada.
b. Riwayat Penyakit Sekarang Kilen masuk RSUD Banyumas tanggal 21 Oktober 2013. Tiga hari sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh nyeri punggung tembus ke dada. Karena merasa nyeri sudah tidak tertahankan klien memutuskan untuk datang ke RSUD Banyumas. c. Riwayat Penyakit Dahulu Klien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Klien tidak mempunyai riwayat penyakit asma, hipertensi, diabetes mellitus, dan stroke. d. Riwayat Penyakit Keluarga Klien mengatakan bahwa keluarga (orang tua) tidak mempunyai riwayat penyakit asma, hipertensi, jantung, diabetes mellitus, dan stroke. Gambar 1: Genogram
P Klien mengatakan nyeri pada punggung dan dada, nyeri lebih buruk jika bergerak Q Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk R Nyeri disekitar daerah punggung dan dada S Skala nyeri 7 T Nyeri berlangsung hilang timbul 14
Keterangan : : Laki-laki : tinggal serumah : Perempuan : hubungan keluarga :Meninggal : pasien
3. Porsi Kesehatan Fungsional a. Pemeliharaan Kesehatan DS : Sebelum masuk RS : istri klien mengatakan, pasien tiadak mau diajak kontrol kesehatan, klien tidak pernah menjaga pola makan dan jarang olahraga. Ketika ada keluhas saja pasien mau kepelayanan kesehatan. Saat ini : - DO: Sebelum masuk RS : - Saat ini : klien dirawat di ruang Gardena kamar 5 b. Nutrisi Metabolik DS : Sebelum masuk RS : klien mengatakan makan banyak dalam sehari bisa menghabiskan 5 porsi dan istri pasien mengatakan pasien tidak menjaga pola makan segala makanan bila tersedia pasti dimakan. Dulu pasien juga berbadan gemuk sekitar 72 kg tetapi berat badan turun semenjak sakit dari 1 bulan yang lalu. Istri pasien mengatakan minum juga banyak dalam sehari bisa menghabiskan kurang lebih 12 gelas dalam sehari. Saat ini : istri pasien mengatakan pasien hanya makan 2 sendok saja setiap jam makan yaitu pagi, siang 15
dan sore. Pasien juga mengatakantidak nafsu makan. Pasien mengatakan minum hanya 1-3 gelas perhari jenis air putih. DO: Sebelum masuk RS : - Saat ini : klien tampak lemas, diit rumah sakit diit lambung, sisa diit porsi. Pasien tampak kurus berat badan sekitar 38kg, karena kurusnya tulang rusuk klien sampe kelihatan. c. Eliminasi DS: Sebelum masuk RS : sebelum masuk sakit pasien BAB lancar 1 kali sehari konsisten padat, berwarna kuning, dan berbau khas. 5 hari sebelum masuk rumah sakit kurang lebih 10 kali dalam sehari konsisten cair dan bewarna kuning dan keputih-putihan dan berbau khas. Sebelum masuk rumah sakit pasien BAK dalam sehari bisa 4-5 kali sekitar 1500 cc, dan warna kuning jernih. Saat ini : pasien dan keluarga pasien mengatakan BAB sekarang 7 kali dalam sehari konsisten cair dan berampas, warna kuning keputih-putihan, dan berbau khas. Pasien mengatakan tidak bisa merasakan jika BAK. DO: Sebelum masuk RS : - 16
Saat ini : saat dikaji di pampers warna BAB kuning dan keputi-putihan, konsisten cair dan berampas, benrbau khas dan tidak ada darah. Pasien terpasang DC saat dikaji urin yang keluar 100cc dari jam 05.00 11.30 WIB. Mata terlihat cekung. d. Aktivitas DS: Sebelum masuk RS : sebelum sakit aktivitas pasien dilakukan dengan sendiri tanpa bantuan. Satu bulan sebelum masuk rumah sakit semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga. Saat ini : keluarga mengatakan semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga. DO: Sebelum masuk RS : - Saat ini : klien tampak lemas, terdapat hemiperese sinistra pada angota gerak pasca stroke.
Tabel 1. Kemampuan Perawatan Diri Klien Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4 Makan/minum X Mandi X Toileting X Berpakaian X Mobilitas di tempat tidur X Ambulasi/ROM X Keterangan: 0 : mandiri, 1: alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 : tergantung total. Kesimpulan: klien melakukan toileting, mobilitas, di tempat tidur, ambulasi/ROM, makan, minum, berpakaian dan mandi secara dibantu oleh keluarganya. 17
e. Porsi Persepsi Kognitif DS: Sebelum masuk RS : pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien tidak ada ganggauan panca indra. Saat ini : pasien mengatakan tidak ada gangguan panca indra dan pasien bisa merasakan sakit pada daerah perut. DO: Sebelum masuk RS : - Saat ini : pasien dapat mendengar dan menjawab pertanyaan dengan tepat jika ditanya oleh perawat dan klien mengtahui perubahan kondisi kesehtananya sekarang. f. Porsi Istirahat dan Tidur DS: Sebelum masuk RS : istri pasien mengatakan pasien bisa tidur kurang lebih 13 jam dalam sehari sejak pensiun. Aktivitas keseharian pasien hanya mengantar cucu sekolah selainya sisa waktunya pasien untuk istrirahat dirumah. Saat ini : pasien bisa tidur tetapi sering terbangun karena sering BAB dan sakit pada daerah perut. DO: Sebelum masuk RS : - Saat ini : pasien tampak lemas dan tidak segar, terdapat kehitaman pada kelopak mata bagian bawah. g. Konsep Diri DS: Sebelum masuk RS : ketika pasien sakit pasien selalu menerima kondisinya saat itu dan berharap klien dapat bisa sembuh. 18
Saat ini : klien menerima kondisinya saat ini yang sedang sakit dan klien dan keluarga tetap berharap klien bisa sembuh dan cepat pulang. DO: Sebelum masuk RS : - Saat ini : klien tampak kooperatif mennyakan dan menceritakan mengenai kondisi sakitnya. h. Pola Peran dan Hubungan DS: Sebelum masuk RS : sebelum masuk rumah sakit pasien bisa bekerja atau melakukan aktivitas sehari-hari seperti bercengkramah dengan tetangga. Saat ini : pasien tidak dapat bekerja dan beraktivitas. DO: Sebelum masuk RS : - Saat ini : terlihat keluarga klien menemani dan merawat klien selama di rumah sakit.
i. Pola Reproduksi dan Seksual DS: Sebelum masuk RS : klien mengtaan sudah menikah memiliki tiga orang anak dan 2 orang cucu. Saat ini : - DO: Sebelum masuk RS : - Saat ini : tanda tanda perubahan seks sekunder normal. j. Pola Pertahanan Diri/Koping DS: 19
Sebelum masuk RS : klien mengatakan apabila ada masalh klien selalu menceritakan dengan keluaraganya. Saat ini : klien mengatakan apabila ada masalh klien selalu menceritakan dengan keluaraganya. DO: Sebelum masuk RS : - Saat ini : klien dirawat atas keputusan keluarga dan pasien k. Keyakinan dan Nilai DS: Sebelum masuk RS : klien beragama isalam setiap sakit klien berkeinginan untuk sembuh. Saat ini : klien beragama isalam klien memiliki keyakinan untuk sembuh. DO: Sebelum masuk RS : - Saat ini : klien terlihat sering berdoa.
4. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum : Cukup b. Kesadaran : Compos mentis, E4 V5 M6 nilai GCS 15 (klien memiliki kesadaran penuh dibuktikan dengan mampu menjawab setiap pertanyaan perawat). c. Tanda-tanda vital : TD= 120/70 mmHg N= 76x/menit RR= 18x/menit S= 36, 4 0 C d. Head to toe 1) Kepala Bentuk kepala mesochepal, rambut hitam beruban, rambut pendek. 2) Mata 20
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, kedua mata simetris dan bulat.Terdapat kehitaman pada daerak kelopak mata bagian bawah dan mata terlihat cekung. 3) Hidung Bentuk hidung normal, tidak ada obstruksi dan polip hidung, tidak ada nafas cuping hidung, dan sekret. 4) Telinga Bentuk telinga normal dan simetris 5) Mulut Bentuk mulut simetris, bersih, mukosa dan bibir tampa kering dan pecah-pecah.Tidak ada sariawan dan caries pada gigi. 6) Leher Tidak terdapat peningkatan vena jugularis, ada pembesaran nodul dan tidak ada pembesaran kelanjar tiroid. 7) Dada Inspeksi : Bentuk dada normal, tidak ada retraksi dinding dada, ekspansi dada simetris.Terdapat penonjolan tulang rusuk. 8) Abdomen Inspeksi : cekung Auskultasi : bising usus terdengar 18x/menit Palpasi : tidak ada pembesaran organ
9) Genetalia Genitalia bersih dan tidak ada pembesaran prostat.Terdapat luka lecet pada daerah bokong. 10) Ekstremitas Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infus RL 20 tpm. Tangan kiri dapat digerakkan tetapi kaku. Ekstermitas bawah: kaki kakan normal, kaki Kekuatan otot: 5 5 21
6. Terapi a. Tanggal 29 september 2013 - Infus RL 20 tpm - Inj. Radin 2x25 mg/ml - Inj. Keterolak 2x30 mg/ml/ampl b. Tanggal 30 September 2013 - Infus RL 20 tpm - Inj. Radin 2x25 mg/ml - Inj. Keterolak 2x30 mg/ml/ampl - Ceftriaxon 2x 1gr - Inj. Vomceran 3x2gr - Baqurnor 3x 500 ml - Gabexal 2x100 ml - Diabetebz 3x k/p - Inj. Kalmeco 2x500ug c. Tanggal 1 Oktober 2013 - Infus RL 20 tpm 24
- Inj. Radin 2x25 mg/ml - Ceftriaxon 2x 1gr - Baqurnor 3x 500 ml - Gabexal 2x100 ml - Diabetebz 3x k/p - Inj. Vomceran 3x2gr - Inj. Kalmeco 2x500ug d. Tanggal 2 Oktober 2013 - Ketokonazole - Inj. Vomceran 3x2gr - Inj. Kalmeco 2x500ug - Inj. Radin 2x25 mg/ml - Inj. Kalmeco 2x500ug - Infus 30 tpm e. Tanggal 3 Oktober 2013 - Ketokonazole - Inj. Vomceran 3x2gr - Inj. Kalmeco 2x500ug - Inj. Radin 2x25 mg/ml - Inj. Kalmeco 2x500ug - Infus RL 30 tpm f. Tanggal 4 Oktober 2013 - Inj. Vomceran 3x2gr - Inj. Kalmeco 2x500ug - Inj. Radin 2x25 mg/ml - Infus RL 20 tpm
B. ANALISA DATA Tabel 4. Analisa Data No. Tanggal Data Problem Etiologi 1 01 Oktober 2013 DS: - Pasien Kekurangan volume cairan dan elektrolit kehilngan cairan aktif 25
No. Tanggal Data Problem Etiologi mengatakan minum hanya 1-3 gelas per hari - Pasien mengatakan BAB sampai 7x dalam satu hari DO: - Klien tampak lemas - BAB pasien cair - Mata pasien terlihat cekung - Hb: 11 01 Oktober 2013 DS: - Pasien mengatakan makan 2 sendok dalam 1 hari - Pasien mengatakan tidak nafsu makan DO: - Pasien tampak kurus Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Rasa diperut tidak enak ketika makan 01 Oktober 2013 DS: - DO: - Terdapat luka lecet di bagian bokong Kerusakan integritas kulit Gatal dan sering digaruk 26
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d kehilngan cairan aktif 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rasa tidak nyaman saat makan 3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gatal dan sering digaruk
D. IMPLEMENTASI Tgl/Jam No. DP Implementasi Evaluasi Paraf 30/09/2013 08.00 WIB 1 1. Menanyakan masih sering BAB tidak 2. Monitor status hidrasi (kelembaban kulit, membrane mukosa, nadi adekuat) S : pasien mengatakan BAB sudah 3 kali sejak tadi malam tapi sedikit O : klien tampak masih lemah, klien terpasang infuse RL 20 tpm , nadi 76 x/menit, mukosa tidak kering.
12.00 WIB 2 1. Mengganti cairan infuse 2. Mengukur TTV 3. Menanyakan porsi makan klien 4. Menganjurkan pasien untuk minnum banyak dan makan sedikit tapi sering S: klien hanya makan 2 sendok dari porsi makan yang disediakan O: tekanan darah 120/80, RR 24 x/menit, nadi 74 x/menit, suhu 36,5C, pasien terpasang infuse RL 30 tpm.
13.00 3 1. Mengobservasi turgor kulit 2. Menanyakan keluhan pasien 3. Menanyakan kepada pasien cara menjaga kebersihan kulitnya S : Klien mengatakan masih lemah, klien mengatakan setiap pampers sudah penuh segera mengganti yang baru O : turgor kulit klien bagus
27
01/10/2013 09.00 1 1. Mengganti cairan infuse 2. Menanyakan keluhan pasien 3. Menanyakan masih sering BAB atau tidak 4. Monitor status hidrasi (kelembaban kulit, membrane mukosa, nadi adekuat) S : klien mengatakan BAB 5 kali sejak tadi malam, konsistensi cair dan sedikit-sedikit, pasien mengatakan masih lemas dan sakit perut. O : pasien terpasang infuse RL 30tpm, turgor kulit baik, nadi 74 x/menit.
12.00 WIB 2 1. Menanyakan porsi makan klien 2. Mengukur TTV 3. Menganjurkan minum banyak dan makan sedikit tapi sering 4. Memberikan injeksi radin dan vomceran S : pasien mengatakan belum nafsu makan, makan hanya 3 sendok. Pasien mengatakan mau minum banyak dan makan sedikit tapi sering O : TD 110/70, RR 20x/menit, nadi 80 x/menit, suhu 37C. saat diberikan injeksi klien tampak tenang
13.00 WIB 3 1. Menanyakan pada klien terdapat luka lecet tidak pada daerah bokong 2. Menganjurkan pasien menjaga kebersihan kulit S: pasien mengatakan ada luka lecet pada daerah bokong. Pasien mengatakan menjaga kebersihan kulit dengan cara sering-sering mengganti pampers O: -
02/10/2013 08.00 WIB 1 1. Mengganti linen klien 2. Memonitor tetesan infuse 3. Menanyakan keluhan klien 4. Memonitor output cairan klien melalui urin 5. Menanyakan BAB masih sering tidak S: saat mengganti linen pasien kooperatif, pasien masih lemas, pasien mengatakan BAB 3 kali dari tadi malam dan erampas O: pasien terpasang infuse RL 30 tpm, urin klien 200 ml terlihat pada urin bag klien
12.00 WIB
2 1. Menanyakan porsi makan klien 2. Mengukur TTV 3. Menganjurkannklien untuk istirahat dan tidur S: pasien mengatakan sudah mulai meningkat nafsu makan, habis setengah porsi yang disediakan. O: TD 120/70, RR 18x/menit, nadi 76 x/menit, suhu
28
yang cukup 4. Memberikan injeksi vomceran dan radin 36,5C 13.00 WIB 3 1. Menanyakan bagaimana keadaan kulit di sekitar bokong 2. Memonitor cairan infus 3. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan kulit, terutama di sekitar bokong. 4. Mengkaji turgor kulit pasien S: pasien mengatakan luka lecet disekitar bokong sedikit membaik. Pasien mengatakan menjaga kebersihan kulit dengan cara sering mengganti pampers. O: pasien terpasang infuse RL 20 tpm. Turgor kulit bagus.
29
E. EVALUASI Tgl/JAM No DP Evaluasi Paraf 30 Sept 2013 1 S: pasien masih diare 5x sehari dengan konsistensi cair O: pasien tampak masih lemas A: keseimbangan cairan No Indikator Awal Skrng Target 1 Mempertahankan urin output dengan urin dan BB, berat jenis urin normal, Ht normal 2 3 4 2 TD, nadi, suhu tubuh dalam batas normal 3 4 4 3 Tidak ada tanda- tanda dehidrasi plastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebihan 1 3 4 Kesimpulan: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi keperawatan Manajemen cairan 1. Berikan cairan melalui IV dan oral 2. Monitor output dan intake cairan
2 S: pasien mengatakan BB turun dan tidak nafsu makan O: sisa diit rumah sakit porsi A: Status Nutrisi No Indikator Awal Skrng Target 1 Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan 1 2 4 2 BB ideal sesuai dengan 1 2 5
30
tujuan 3 Tidak terjadi penurunan BB yang berarti 2 3 4 4 Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan 3 4 4 5 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 3 4 4 Kesimpulan: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi keperawatan Manajemen nutrisi 1. Anjurkan makan sedikit tapi sering 2. Tanyakan mual muntah 3. Monitor input dan output cairan 3 S: pasien mengatakan ada luka lecet di daerah bokong O: turgor kulit kering A: tissu integrity: skin and mucosa membrane No Indikator Awal Skrng Target 1 Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (elastisitas, sensasi, temperatur, pigmentasi, hidrasi) 2 3 5 2 Tidak ada lesi pada kulit 3 4 5 3 Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami 3 4 5 4 Menunjukkan proses perbaikan kulit 4 5 5 Kesimpulan: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi keperawatan
31
Tissu integrity 1. Menjaga kelembapan dan kebersihan kulit 2. Monitor keadaan kulit yang lecet 1 Okt 2013 1 S: pasien masih diare 3x sehari dengan konsistensi cair dan berampas O: pasien tampak masih lemas A: keseimbangan cairan No Indikator Awal Skrng Target 1 Mempertahankan urin output dengan urin dan BB, berat jenis urin normal, Ht normal 2 4 4 2 TD, nadi, suhu tubuh dalam batas normal 4 4 4 3 Tidak ada tanda- tanda dehidrasi plastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebihan 3 3 4 Kesimpulan: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi keperawatan Manajemen cairan 1. Berikan cairan melalui IV dan oral 2. Monitor output dan intake cairan
2 S: pasien mengatakan belum nafsu makan, makan hanya 2 sendok O: sisa diit rumah sakit porsi A: Status Nutrisi No Indikator Awal Skrng Target 1 Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan 2 3 4 2 BB ideal sesuai dengan 1 2 5
32
tujuan 3 Tidak terjadi penurunan BB yang berarti 3 4 4 4 Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan 4 4 4 5 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 4 4 4 Kesimpulan: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi keperawatan Manajemen nutrisi 1. Anjurkan makan sedikit tapi sering 2. Tanyakan mual muntah 3. Monitor input dan output cairan 3 S: pasien mengatakan luka pada daerah bokong sedikit membaik dan pasien sering mengganti popok O: turgor kulit lembab A: tissu integrity: skin and mucosa membrane No Indikator Awal Skrng Target 1 Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (elastisitas, sensasi, temperatur, pigmentasi, hidrasi) 3 4 5 2 Tidak ada lesi pada kulit 4 4 5 3 Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami 4 4 5 4 Menunjukkan proses perbaikan kulit 5 5 5 Kesimpulan: masalah teratasi sebagian
33
P: lanjutkan intervensi keperawatan Tissu integrity 1. Menjaga kelembapan dan kebersihan kulit 2. Monitor keadaan kulit yang lecet 2 Okt 2013 1 S: pasien masih diare 2x sehari dengan dan berampas O: pasien tampak sudah tidak lemas walapun masih banyak berbaring A: keseimbangan cairan No Indikator Awal Skrng Target 1 Mempertahankan urin output dengan urin dan BB, berat jenis urin normal, Ht normal 4 4 4 2 TD, nadi, suhu tubuh dalam batas normal 4 4 4 3 Tidak ada tanda- tanda dehidrasi plastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebihan 3 3 4 Kesimpulan: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi keperawatan Manajemen cairan 3. Berikan cairan melalui IV dan oral 4. Monitor output dan intake cairan
2 S: pasien mengatakan nafsu makan bertambah O: sisa diit rumah sakit porsi A: Status Nutrisi No Indikator Awal Skrng Target 1 Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan 3 3 4 2 BB ideal sesuai dengan tujuan 2 3 5 3 Tidak terjadi 4 4 4
34
penurunan BB yang berarti 4 Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan 4 4 4 5 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 4 4 4 Kesimpulan: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi keperawatan Manajemen nutrisi 1. Anjurkan makan sedikit tapi sering 2. Tanyakan mual muntah 3. Monitor input dan output cairan 3 S: pasien mengatakan luka pada daerah bokong membaik O: turgor kulit lembab A: tissu integrity: skin and mucosa membrane No Indikator Awal Skrng Target 1 Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (elastisitas, sensasi, temperatur, pigmentasi, hidrasi) 4 5 5 2 Tidak ada lesi pada kulit 4 5 5 3 Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami 4 5 5 4 Menunjukkan proses perbaikan kulit 5 5 5 Kesimpulan: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi keperawatan Tissu integrity 1. Menjaga kelembapan dan kebersihan kulit
35
2. Monitor keadaan kulit yang lecet
36
BAB IV PEMBAHASAN
37
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan B. Penutup
38
DAFTAR PUSTAKA
McCloskey, J. & Gloria M. B. (2000). Nursing Outcome Classificatian (NOC). Second Ed. New York : Mosby. McCloskey, J. & Gloria M. B.. (2005). Nursing Intervention Classificatian (NIC). Second Ed. New York : Mosby. NANDA. (2011). Diagnosis Keperawatan 2009-2011. Jakarta : EGC. Potter, P. A. & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.2. Jakarta : EGC. Tamsuri, A. (2004). Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit: Seri Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta