You are on page 1of 39

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Kelurga
2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak
tempat anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam
keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Keluarga
adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga (Duval, 19! dalam
"etiadi !##$%. &enurut "lameto (!##'% keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama bagi anak(anaknya baik
pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua
mendidik anak(anaknya akan berpengaruh terhadap belajar.
"edangkan menurut &ubarak, dkk (!##9% keluarga merupakan
perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap(tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain.
)erikut ini akan dikemukakan definisi keluarga menurut
beberap ahli ("udiharto, !##%*
1. )ailon dan &aglaya (19$%* keluarga adalah dua atau lebih
individu yang hidup dalam satu rumah tangga karen adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. &ereka saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing(
masing dan menciptakn serta mempertahankan suatu budaya.
2. &enurut Departemen Kesehatan (19$$%* keluarga adalah unit
terkecil dari msyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam
keadaan saling bergantungan.
3. &enurut +riedman (199$%* keluarga adalah dua atau lebih
individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling
membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional,
serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
2.1.2 Fungsi Keluarga
&enurut +riedman, 19$$ fungsi keluarga dalah sebagai berikut*
1. +ungsi afektif
)erhubungan dengan fungsi internal keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan psikososial. +ungsi afektif ini merupakan sumber
energi kebahagiaan keluarga.
!. +ungsi sosialisasi
"osialisasi dimulai sejak lahir, keberhasilan perkembangan
individu dan keluarg dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga. ,nggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma, budaya dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga.
-. +ungsi reproduksi
Keluarga berfungsi meneruskan keturunan dan menambahkan
sumber daya manusia.
.. +ungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti kebutuhan makan, minum, pakaian, tempat
tinggal, dll.
/. +ungsi keperawatan kesehatan
Kesanggupan untuk melakukan pemeliharaan kesehatan dilihat
dari / tugas kesehatan keluarga yaitu*
a. Keluarga mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi masalah kesehatan
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang engalami
masalah kesehatan
d. &emodifikasi lingkungan, menciptakan dan
mempertahankan suasana rumah yang sehat
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang tepat.
2.1.3 Tahap Perke!ngan Keluarga
1. Keluarga )aru ( )erganning +amiy %
0asangan baru menikah yang belum mempunyai anak. 1ugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah *
a. &embina hubungan intim yang memuaskan
b. &enetapkan tujuan bersama
!. Keluarga dengan ,nak pertama 2 -# bulan ( child bearing %
&asa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang
kemungkinan akan menimbulkan krisis keluarga. 1ugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah*
a. ,daptasi perubahan anggota keluarga terhadap peran,
interaksi, seksual dan kegiatan(kegiatan lainnya.
b. &empertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan.
c. &embagi peran dan tanggung jawab.
d. &emberikan bimbingan sebagai orang tua terkait
pertumbuhan dan perkembangan anak.
e. Konseling K) post partum.
f. &enata ruang untuk anak.
g. &enata ulang biaya3dana 4hild )earing.
h. &engadakan kebiasaan agama secara rutin.
-. Keluarga dengan anak pra sekolah
1ugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah*
a. 0emenuhan kebutuhan anggota keluarga.
b. &embantu anak bersosialisasi.
c. )eradaptasi dengan kebutuhan anak pra sekolah.
d. &erencanakan kelahiran3kehamilan berikutnya.
e. &empertahankan hubungan di dalam maupun di luar
keluarga.
f. &erencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh
kembang anak.
.. Keluarga dengana anak usia sekolah ('(1- th%
1ugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah*
a. &embantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah, maupun lingkungan yang lebih luas.
b. &endorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektualnya.
c. &enyediakan aktivitas untuk anak.
d. &emenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
/. Keluarga dengan anak remaja (1-(!# th%
1ugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah*
a. 0engembangan terhadap remaja dengan memberikan
kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat
remaja adalah seorang dewasa muda yang mulai memiliki
otonomi.
b. &emelihara komunikasi terbuka.
'. Keluarga dengan anak dewasa
1ugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah*
a. &empersiapkan anak untuk hidup mandiri dan merelakan
kepergiannya.
b. &empertahankan keintiman.
c. &embantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
msyarakat.
. Keluarga usia pertengahan
1ugas perkembangan keluarga pada masa ini adalah*
a. &emulihkan hubungan antara generasi muda dan tua.
b. Keakraban dengan pasangan.
c. 0ersiaapan menghadapi masa tua3pensiun.
$. Keluarga lanjut usia
1ugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah*
a. 0enyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara
hidup.
b. &enerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian.
c. &elakukan life review masa lalu.
2.2 Konsep Anak Usia Sekolah
2.2.1 Definisi Anak Usia Sekolah
,nak usia sekolah adalah dimana anak telah memasuki usia
bersekolah. ,nak usia sekolah adalah akhir masa kanak(kanak yang
berlangsung dari ' tahun sampai anak mencapai kematangan seksual.
5aitu sekitar 1- tahun bagi anak perempuan dan 1. tahun bagi anak
laki(laki (6urlock, 1999%. 1ahap ini dimulai ketika anak pertama
telah berusia ' tahun daan mulai masuk usia sekolah dasar dan
berakhir pada usia 1- tahun, awal dari masa remaja (+riedman,
199$%.
&enurut 7ong (!##9%, usia sekolah adalah anak pada usia '(1!
tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. 0eriode
ketika anak(anak dianggap mulai bertanggung jawab atas
perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka,
teman sebaya, dan orang lainnya. 8sia sekolah merupakan masa
anak memperoleh dasar(dasar pengetahuan untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh
keterampilan tertentu.
2.2.2 Per"u!uhan #an perke!angan fisik
1. Parae"er Uu
a. "elama periode ini, anak perempuan biasanya tumbuh lebih
cepat dan umumnya tinggi dan berat badan anak perempuan
melebihi anak laki(laki.
1% 1inggi badan
a% 9ata(rata anak usia sekolah bertambah tinggi / cm
per tahun.
b% 9ata(rata tinggi anak usia ' tahun adalah 11!,/ cm.
c% 9ata(rata tinggi anak usia 1! tahun adalah 1.,/ cm.
!% )erat badan
a% 9ata(rata berat badan anak usia sekolah bertambah
!(- kg per tahun.
b% 9ata(rata berat badan anak usia ' tahun mencapai !1
kg.
c% 9ata(rata berat badan anak usia 1! tahun mencapai
.# kg.
b. "elama masa praremaja, yaitu anatara 1# dan 1- tahun, anak
umumnya mengalami pertumbuhan yang cepat.
c. "istem imun tubuh bekerja lebih efisien, memungkinkan
lokalisasi infeksi dan respons antigen(antibodi yang lebih
baik.
1% ,nak usia sekolah mengembangkan imunitas terhadap
sejumlah besar organisme.
!% "ebagian besar anak usia sekolah mengalami beberapa
jenis infeksi pada tahun pertama sekolah karena
peningkatan pajanan oleh anak(anak lain dengan kuman.
2. Nu"risi
a. Kebutuhan nutrisi
1% Kebutuhan kalori harian anak usia sekolah menurun
berhubungan dengan ukuran tubuh. ,nak usia sekolah
membutuhkan rata(rata !.## kalori per hari.
!% 0engasuh3orang tua harus tetap menekankan kebutuhan
terhadap diet seimbang yang sesuai dengan piramida
makanan: tubuh menyimpan cadangan makanan sebagai
sumber kebutuhan pertumbuhan yang meningkat saat
remaja.
b. 0ilihan pola makanan
1% ,nak terpajan dengan pola makan yang lebih luas di
ruang makan sekolah (kantin%: anak mungkin tetap
memilih(milih dalam hal makanan tetapi harus lebih
mempunyai kemauan untuk mecoba makanan(makanan
baru. ,nak(anak dapat menukar, menjual, atau
membuang bekal makan siang yang dibawa dari rumah.
!% Di rumah anak harus makan apa yang keluarga makan:
pola yang berkembang saat ini tetap bertahan pada anak
hingga dewasa. 0ola makan anak dapat mencerminkan
budaya keluaraga.
-% )anyak anak usia sekolah tidak menyukai sayuran,
casserole, hati, dan makanan pedas. &ereka mungkin
masih melanjutkan makanan favorit, makan hanya
dengan 1 jenis makanan pada satu waktu, misalnya roti
dilapisi jeli dan selai kacang untuk makan siang.
.% ,nggota keluarga mempunyai peranan pentig dalam
mempengaruhi pilihan anak terhadap makanan: namun,
teman sebaya dan media juga berpengaruh. 1anpa
pengawasan orang dewasa, anak usia sekolah biasanya
membuat pilihan makanan yang buruk.
c. Kelebihan berat badan dan obesitas
;ebih dari 9#< anak(anak yang obesitas, mengalami
kelebihan berat badan akibat makan berlebihan. Kurangnya
aktivitas mempunyai peran penting dalam menyebabkan
obesitas.
3. Pola Ti#ur
a. Kebutuhan tidur setiap anak pada usia sekolah bervariasi,
tetapi biasanya memiliki rentang dari $ sampai 9,/ jam tiap
malam. Karena laju pertumbuhan yang lambat, anak usia
sekolah sebetulnya membutuhkan waktu tidur yang lebih
sedikit dibandingkan ketika remaja.
b. 7aktu tidur anak dapat lebih larut daripada periode usia
prasekolah, tetapi harus ditentukan dengan tegas batasan
waktunya dan mengikuti waktu belajar di malam hari.
c. &embaca sebelum tidur dapat memudahkan tidur dan
membentuk pola waktu tidur yang positif.
d. ,nak(anak mungkin tidak menyadari rasa letih: jika dii=inkan
tetap terbangun maka mereka akan kelelahan pada keesokan
harinya.
$. Keseha"an %igi
a. &ulai sekitar usia ' tahun, gigi permanen tumbuh dan anak
secara bertahap kehilangan gigi desidua.
b. Kunjungan ke dokter gigi secara teratur adalah penting, dan
suplemen fluorida harus dilanjutkan jika persediaan air tidak
mengandung persediaan fluorida yang cukup.
c. ,nak harus menyikat giginya setelah makan dengan sikat
gigi nilon yang lembut: karena kemampuan koordinasi anak
telah meningkat, pengawasan dan bantuan orang tua biasanya
tidak diperlukan.
d. >rang tua harus melakukan floosing (pembersihan sela(sela
gigi% sampai anak berusia $ sampai 9 tahun.
e. Karies, maloklusi, dan penyakit periodontal semakin jelas
pada kelompok usia ini.
&. 'liinasi
a. 0ada usia ' tahun, $/< anak memiliki kendali penuh
terhadap kandung kemih dan defekasi.
b. 0ola eliminasi hampir sama dengan pola orang dewasa
1% 0engeluaran defekasi rata(rata 1(! kali per hari.
!% 0embuangan urine terjadi ' sampai $ kali per hari. 9ata(
rata volume urine pada anak(anak adalah /## sampai
1### m;3hari.
c. &asalah(masalah umum yang sering terjadi antara lain*
1% ?nuresis nokturnal (mengompol% terjadi pada 1/< anak
berusia ' tahun, -< anak usia 1! tahun, dan 1< pada
anak usia 1$ tahun.
!% ?nkopresis (kebocoran feses persisten% terjadi pada lebih
dari 1,/< anak yang berada di kelas dua.
-% ,nak laki(laki lebih sering memiliki masalah
mengompol dan konstipasi dibandingkan anak
perempuan. &asalah(masalah tertentu memerlukan
rujukan ke pelayanan kesehatan primer.
2.2.3 (iri)*iri Anak Usia Sekolah
&enurut 6urlock (!##!%, orang tua, pendidik, dan ahli
psikologis memberikan berbagai label kepada periode ini dan label(
label itu mencerminkan ciri(ciri penting dari periode anak usia
sekolah, yaitu sebagai berikut*
1. ;abel yang digunakan oleh orang tua
a. 8sia yang menyulitkan
"uatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti
perintah dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh
teman(teman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota
keluarga lainnya.
b. 8sia tidak rapi
"uatu masa dimana anak cenderung tidak
memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan
kamarnya sangat berantakan. "ekalipun ada peraturan
keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan
barang(barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali
kalau orang tua mengharuskan melakukannya dan
mengancam dengan hukuman.
!. ;abel yang digunakan oleh para pendidik
a. 8sia sekolah dsar
0ada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar(dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan mempelajari
berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan
kurikuler maupun ekstra kurikuler.
b. 0eriode kritis
"uatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk
mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. "ekali
terbentuk, kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas atau
sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai
dewasa.telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku berprestasi
pada masa kanak(kanak mempunyai korelasi yang tinggi
dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.
-. ;abel yang digunakan ahli psikologi
a. 8sia berkelompok
"uatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk
mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. "ekali
terbentuk, kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas atau
sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai
dewasa.telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku berprestasi
pada masa kanak(kanak mempunyai korelasi yang tinggi
dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.
b. 8sia penyesuaian diri
"uatu masa dimana perhatian pokok anak adalah dukungan
dari teman(teman sebaya dan keanggotaan dalam kelompok.
c. 8sia kreatif
"uatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan
ditentukan apakah anak(anak menjadi konformis atau
pencipta karya yang baru yang orisinil. &eskipun dasar(
dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada awal masa
kanak(kanak, namun kemampuan untuk menggunakan
dasar(dasar ini dalam kegiatan(kegiatan orisinal pada
umumnya belum berkembang sempurna sebelum anak(anak
belum mencapai tahun(tahun akhir masa kanak(kanak.
d. 8sia bermain
)ukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain
daripada dalam periode(periode lain hal mana tidak
dimungkinkan lagi apabila anak(anak sudah sekolah
melainkan karena terdapat tumpang tindih antara ciri(ciri
kegiatan bermain anak(anak yang lebih muda dengan ciri(
ciri bermain anak(anak remaja. @adi alasan periode ini
disebut sebagai usia bermain adalah karena luasnya minat
dan kegiatan bermain dan bukan karena banyaknya waktu
untuk bermain.
2.2.$ Tugas Perke!angan Anak Usia Sekolah
1ugas(tugas perkembangan anak usia sekolah menurut
6avighurst dalam 6urlock (!##!% adalah sebagai berikut*
1. &empelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainanpermainan yang umum
!. &embangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai
mahluk yang sedang tumbuh
-. )elajar menyesuaikan diri dengan teman(teman seusianya
.. &ulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
/. &engembangkan keterampilan(keterampilan dasar untuk
membaca, menulis dan berhitung
'. &engembangkan pengertian(pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari(hari
. &engembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan
tingkatan nilai
$. &engembangkan sikap terhadap kelompok(kelompok social dan
lembaga(lembaga
9. &encapai kebebasan pribadi
"edangkan perkembangan anak sekolah menurut "uriadi, !#1#
adalah sebgai berikut*
1. 0erkembangan kognisi
0erkembangan kognisi pada anak usia ini adalah operasional
konkrit dengan ciri(ciri*
a. Spatial thinking, yaitu kemampuan untuk mengenal tempat,
mengetahui jarak melalui peta.
b. &engetahui sebab dan akibat
c. 0engelompokkan, misalnya mawar adalah kelompok dari
bunga
d. &embuat urutan dan menyisispkan ditengah(tengah urutan
suatu objek3benda secara tepat
e. Inductive dan deductive reasoning, yaitu kemampuan untuk
membuat kesimpulan berdasarkan hal(hal yang khusus dan
hal(hal yang umum.
f. Konservasi, yaitu kemampuan untuk memhami ukuran
walaupun bentuk objek diubah
g. &emahami angk dan matematika, yaitu kemampuan untuk
berhitung dan mengoperasikan fungsi matematika
!. 0erkembangan sosioemosional
a. 6arga diri
0ada masa ini faktor yang paling menentukan harga diri
nak adalah kemampuan anak untuk bekerja produktif. @ika
anak dapat bekerja secara produktif, anak akan percaya diri,
mandiri, memandang diri secr positif, bangga terhadap
dirinya, mudah menerima perubahan, dan dapat mengatasi
kritik yang ditujukan terhadap dirinya.
b. 0ertumbuhan emosi
0ada masa ini anak telah menginternalisasikan rasa malu
dan bangga. ,nak dapat memverbalisasikan konflik emosi
yang dialaminya. "emakin bertambah usia anak, anak
semakin menyadari perasaan diri dan orang lain. "elain itu,
anak dapat mengontrol emosi dalam situasi sosial dan dapat
berespon terhadap distress emosional yang terjadi pada orang
lain. "elain itu, anak dapat mengontrol emosi negatif seperti
marah, takut, dan sedih. ,nak belajar apa yang membuat
dirinya sedih, marah, atau takut sehingga belajar beradaptasi
agar emosi tersebut dapat dikontrol.
c. 1eman sebaya
0ada masa ini anak lebih bnyak bergaul dnegan teman
sebaya. 1eman sebaya memberikan pandangan baru dan
kebebasan dalam memberikan pendapat. 1eman sebaya
memberikan motivasi, belajar kepemimpinan, keterampilan
berkomunikasi, beerja sama, dan belajar aturan(aturan yang
ada. "elain memberikan pengaruh positif, teman sebaya juga
memberikan pengaruh negatif. ,gar diterima untuk menjadi
anggota kelompok, anak harus mengikuti turan atau nilai(
nilai yang brelaku dalam kelompok tersebut, walaupun aturan
tersebut tidak diinginkan oleh anak dan anak tidak berdaya
menolak aturan tersebut. 6al ini dapat menjerumuskan anak
kepada tingkah laku anti sosial.
2.2.& Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
1ugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah adalah
mensosialisasikan anak(anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sehat, mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan,
memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
&asalah kesehatan pada tahap ini adalah*
1. >rang tua akan mulai berpisah dengan anak karena anak sudah
mulai memiliki banyak teman sebaya, hati(hati dengan pengaruh
lingkungan anak.
!. >rang tua mengalami banyak tekanan dari luar, misalnya dari
sekolah dan komunitas, untuk menyesuaikan anak dengan
komunitas dan sekolah.
-. Kecacatan3kelemahan anak akan tampak pada periode ini
melalui pengamatan perawat sekolah dan guru. &ereka dapat
mendeteksi gangguan penglihatan, gangguan pendengaran,
gangguan wicara, kesulitan belajar, gangguan tingkah laku,
perawatan gigi yang tidak adekuat, pengamanan anak,
penyalahgunaan obat3=at, dan penyakit menular, juga dapat
mendeteksi kecacatan, penyakit epilepsy (ayan%, paralisis
serebra, retardasi mental, kanker, kondisi ortopedik.
2.3 Konsep Bela+ar
2.3.1 Definisi Bela+ar
&enurut ,limul (!##!% belajar adalah proses perubahan tingkah
laku individu melalui interaksi dengan lingkungan maksudnya
adalah terjadi perubahan tingkah laku, memfokuskan pada interaksi
individu dengan lingkungan karena dalam interaksi akan teruji
pengalaman belajar dan ada perubahan sikap dan tingkah laku.
)elajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses
belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan
menggunakan semua alat indranya dan ditimbulkan atau dirubah
melalui praktek dan pengalaman ( "oemanto, !##'%.
)elajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup
manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan(perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. "emua
aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari
belajar. Kita hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari.
)elajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar
berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan
berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu perbuatan
("oemanto, !##'%. "edangkan menurut "lameto (!##-% belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamanya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
2.3.2 Fak"or)fak"or ,ang epengaruhi !ela+ar
&enurut "lameto (!##-% faktor(faktor yang mempengaruhi
belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor internal
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang ada diluar individu sebagai berikut*
1. +aktor internal
Dalam faktor internal terdapat tiga faktor, yaitu* faktor jasmani,
faktor psikologis, faktor kelelahan.
a. +aktor jasmani
1% +aktor kesehatan
"ehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian(bagianya bebas dari penyakit. Kesehatan
berpengaruh terhadap belajar. 0roses belajar seseorang
akan terganggu jika kesehatan terganggu, selain itu juga
ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing,
ngantuk dan badanya mudah lelah. ,gar seseorang dapat
belajar dengan baik harus mengusahakan kesehatan
badanya tetap terjamin dengan cara selalu
memperhatikan ketentuan(ketentuan tentang bekerja,
belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga, rekreasi dan
ibadah.
!% 4acat tubuh
4acat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. "iswa yang
cacat akan mengalami gangguan dalam belajarnya. @ika
hal ini terjadi, hendknya anak belajar pada lembaga
pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat
menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatanya.
b. +aktor psikologis
1% Anteligensi
Anteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui atau menggunakan konsep(konsep yang
abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat. Anteligensi sangat besar
pengaruhnya terhadap belajar.
!% 0erhatian
0erhatian menurut Ba=ali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa tertuju pada suatu obyek atau
sekumpulan obyek. 8ntuk dapat menjamin hasil belajar
yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan yang tidak
menjadi perhatian akan timbul kebosanan, sehingga ia
tidak suka lagi belajar. ,gar anak dapat belajar dengan
baik usahakan bahan pelajaran selalu menarik perhatian
dengan cara mengusahakan pelajaran itu sebagai hobi
atau bakatnya.
-% &inat
&inat adalah kecenderungan yang tetap memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang
diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang
disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan.
"ehingga minat sangat besar pengaruhnya terhadap
belajar.
.% )akat
)akat adalah kemampuan untuk belajar yang baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar
atau berlatih. @ika bahan pelajaran sesuai dengan
bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia
senang belajar dan pastilah selanjutnya akan lebih giat
lagi dalam belajarnya.
/% &otif
&otif erat hubunganya dengan tujuan yang akan dicapai.
Dalam proses belajar harus diperhatikan apa yang dapat
mendorong anak agar dapat belajar dengan baik atau
mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan
perhatian, perencanaan dan melaksakan kegiatan yang
berhubungan dengan belajar. Dengan cara memberikan
latihan(latihan atau kebiasaan yang kadang(kadang juga
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
'% Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat(alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru. Dengan kata lain anak
yang sudah siap belum dapat melaksanakan
kecakapannya sebelum belajar. @adi kemajuan untuk
memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan
belajar.
% Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau
bereaksi. Kesediaan ini timbul dari dalam diri seseorang
dan juga berhubungan dengan kematangan yang berarti
kesiapan untuk melaksanakanya.
c. +aktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat
dengan lemah dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang dan
mengerjakan sesuatu dengan terpaksa dan tidak sesuai bakat,
minat dan perhatianya.
!. +aktor eksternal
a. +aktor keluarga
,nak yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa* cara orang tua mendidik, relasi antaranggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.
1) 4ara orang tua mendidik
4ara orang tua mendidik anaknya sangat besar
pengaruhnya terhadap belajar anak. Keluarga adalah
lembaga pendidikan yang pertama dan utama. >rang tua
yang kurang memperhatikaan pendidikan anaknya,
misalnya mereka acuh terhadap belajar anaknya, tidak
mengatur waaktu belajarnya, tidak melengkapi alat
belajarnya, tidak mau tau bagaimana kemajuan anak,
kesulitan(kesulitan yang dialami anak dan orang tua yang
terlalu memanjakan anak adalah cara yang mendidik
yang tidak baik sehingga anak tidak berhasil dalam
belajarnya.
2) 9elasi antar anggota keluarga
9elasi antar anggota keluarga yang penting adalah relasi
orang tua dengan anaknya. "elain itu relasi dengan
saudarnya dan anggotaa keluarga yang lain turut
mempengaruhi belajar anak. 7ujud relasi ini adalah
hubungan penuh kasih sayang dan perhatian. 9elasi antar
anggota keluarga sangat erat kaitanya dengan cara orang
tua mendidik.
3) "uasana rumah
"uasana rumah dimaksudkan dengan situasi atau
kejadian(kejadian yang sering terjadi didalam keluarga
dimana anak berada dan belajar. ,gar anak dapat belajar
dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang
dan tentram sehingga menyebabkan anak betah tinggal
dirumah, anak juga dapat belajar dengan baik . 1etapi
jika suasana rumah yang terlalu banyak penghuninya,
suasana rumah yang tegang, ribut, pertengkaran antar
anggota keluarga dapat menyebabkan anak menjadi tidak
betah di rumah.
4) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya dengan
belajar anak. ,nak yang sedang belajar harus terpenuhi
kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian,
perlindungan kesehatan, juga membutuhkan fasilitas
belajar seperti ruangan belajar, peralatan menulis.
+asilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga
mempunyai cukup uang. @ika anak hidup dalam keluarga
yang miskin maka kebutuhan pokok anak kurang
terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu dan anak
belajar anak terganggu. 7alaupun tidak dapat dipungkiri
tentang adanya kemungkinan anak yang serba
kekurangan dan selalu menderita akibat ekonomi rendah,
justru menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat
dan akhirnya sukses. "ebaliknya keluarga yang kaya
raya, orang tua sering mempunyai kecenderungan untuk
memanjakan anak. ,nak hanya bersenang(senang dan
berfoya(foya, akibatnya anak kurang dapat memusatkan
perhatianya kepada belajar.
5) 0engertian orang tua
,nak belajar perlu perhatian dorongan dan pengertian
orang tua. )ila anak sedang belajar jangan diganggu
dengan tugas(tugas rumah. 1erkadang anak merasa tidak
bersemangat untuk belajar disinilah orang tua wajib
memberikan pengertian dan mendorongnya, membantu
kesulitan yang dialami anak di sekolah.
6) 1ingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga
mempengaruhi sikap anak dalam belajar. 0erlu kepada
anak ditanamkan kebiasaan(kebiasaan yang baik, agar
mendorong semangat anak untuk belajar.
b. +aktor sekolah
+aktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siwa dan siswi, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah ("lameto, !##-%.
c. +aktor masyarakat
&asyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap belajar anak. 0engaruh itu terjadi
karena anak dalam masyarakat tentang kegiatan anak dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk
kehidupan masyarakat yang semuanya mempengaruhi belajar
("lameto, !##-%.
2.3.3 Peran Keluarga Dala Bela+ar
Keluarga merupakan satu kesatuan (sistem sosial% yang hidup
bersama terdiri dari ayah dan ibu. Keluarga berperan dalam
menyediakan situasi belajar yang nyaman dan tenang sehingga
memotivasi anak untuk belajar. >rang tua juga harus memprhatikan
pengalaman(pengalaman anak dan menghargai anak atas segala
usahanya untuk belajar. )egitu juga orang tua harus menunjukkan
kerjasamanya dalam mengarahkan cara belajar anak dirumah
sehingga orang tua berusaha memotivasi dan membimbing anak
dalam belajar (6asbullah, 19$9%. 0eran orang tua dalam pendidikan
anak menurut Adris dan @amal (199!, dalam penelitian "lameto,
!##-% adalah memberikan dasar pendidikan, sikap dan keterampilan
dasar seperti pendidikan agama, budi pengerti, sopan santun,
estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar(dasar pembentukan
peraturan(peraturan, dan menanamkan kebiasaan. "elain itu peran
keluarga adalah mengajarkan nilai(nilai dan tingkah laku yang
diajarkan di sekolah
0eran keluarga dalam pendidikan merupakan lembaga
pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena
dalam keluarga manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa.
)entuk dan isi serta cara(cara pendidikan di dalam keluarga akan
selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi
pekerti dan kepribadian tiap(tiap manusia. 0endidikan yang diterima
dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar
untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. 1ugas dan
tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak(
anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan
keterampilan dan pendidikan ke sosial, seperti menjaga kebersihan
rumah, dan menjaga kesehatan. 0eranan keluarga terutama dalam
penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat
serta pembinaan bakat dan kepribadian (Akhsan, !##/%.
0eran pada masing(masing anggota keluarga antara lain peran
ayah sebagai pemimpin yang mencari nafkah, pendidik, pelindung
atau pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan
juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
"edangkan peran ibu sebagai pengasuh dan pendidik anak(anak,
pelindung keluarga ("etiadi, !##$%. 0eran orang tua terhadap
perkembangan anaknya adalah memberikan anak kesempatan untuk
berkembang, sebagai guru dengan mengajarkan ketangkasan motorik
, menanamkan pedoman hidup bermasyarakat, sebagai tokoh teladan
untuk anaknya, dan sebagai pengawas dengan memperhatikan,
mengamati kelakuan, tingkah laku anak ("inggih, !##!%. 0eran yang
dapat diberikan oleh keluarga dalam proses belajar anak sehingga
berkembang secara optimal yaitu memberi kasih sayang, perhatian,
memberi semangat dan dorongan, memfasilitasi, memberi rasa
hormat, mengenalkan apa yang boleh dan tak boleh dilakukan oleh
anak (Cugraha, !#11%.
BAB 3
P'-BA.ASAN
3.1 Asuhan Kepera/a"an %angguan Defisi" Perha"ian0.iperak"if
3.1.1 Pengka+ian
1. ,ktivitas atau Astirahat
"angat aktif, selalu bergerak, tidak bisa tenang, kesukaran
bermain atau melakukan aktivitas luang yang tenang.
!. Antegritas ?go
?mosi, mudah marah, perubahan alam perasaan.
-. 6igiene
&udah lupa dalam aktivitas sehari(hari.
.. Ceurosensori
Keluhan dari orang tua dan guru tentang*
a. &udah teralihkan perhatiannya, tidak mmapu
mempertahankaan perhatian untuk mengingat pada tugas atau
menyelesaikan proyeknya.
b. &engalami kesulitan untuk duduk diam, kadang secara fisik
terlalu aktif, dapat berhubungan dengan perilaku yang merusak
atau aktivitas yang berbahaya tanpa mempertimbangkan
konsekuensinya.
c. Kesuilitan mengikuti instruksi, mengukur tugas3aktivitas.
/. Anteraksi "osial
1ampak tidak mendengar atau memperhatikan apa yang dikatakan
orang. Distres atau gangguan bermakna dalam fungsi sosial,
akademik, dan okupasi.
'. 0engajaran atau 0embelajaran
,witan sebelum usia tahun, riwayat penylahgunaan alkohol
dalam keluarga.
3.1.2 Pengka+ian Anak Usia Sekolah
1. )agaimana karakteristik teman bermain
!. )agaimana lingkungan bermain
-. )erapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
.. )agaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan
adakah sarana yang dimilikinya
/. )agaimana temperamen anak saat ini
'. )agaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
. )agaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
$. )agaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
9. Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
1#. "udahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
11. 0ernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah
saat bermain
1!. ,dakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
1-. ,dakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa
jenisnya
1.. )agaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
1/. )agaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
3.1.3 Priori"as kepera/a"an
1. &emfasilitasi pencapaian control diri perilaku anak yang lebih
konsisten dan peningkatan harga diri.
!. &eningkatkan pengembangan koping efektif orang tua dan
intervensi untuk gejala perilaku anak mereka.
-. )erpartisipasi dalam pengembangan pendekatan terapi yang
terus(menerus dan komperhensif dengan menggunakan sumber
keluarga dan komunitas.
3.1.$ Tu+uan peulangan
1. 0erilaku yang merusak dan3atau berbahaya berkurang atau
hilang
!. &ampu berfungsi dalam lingkungan pembelajaran terstruktur
-. >rang tua telah meningkatkan kembali kemampuan untuk
mengatasi perasaan internal dan untuk mengintervensi masalah
perilaku anak mereka secara efektif.
.. 9encana terlaksana untuk memenuhi kebutuhan setelah
pemulangan.
3.1.& (on"oh Soal
Keluarga )p. 0 bersama istri dan anaknya bercerita bahwa
anaknya, ,n. 9 yang berusia $ tahun tidak pernah menggubris
perkataan )p. 0 maupun istrinya. ,n. 9 sering lari kesana(kemari,
tidak fokus jika diajak berbicara. @ika disuruh )p. 0 maupun istrinya,
,n. 9 tidak pernah melaksanakan perintah atau bahkan disuruh
untuk mengambil barang ,, tapi malah mengambil barang ).
,walnya, )p. 0 dan istrinya mengira hal ini masih wajar. Camun
setelah masuk sekolah dasar, ,n. 9 tidak pernah mengerjakan tugas,
sulit bersosialisasi dengan teman sebaya, dan sulit menerima
pelajaran. )ahkan ,n. 9 ini mudah marah dan terkadang memukul
temannya tanpa alasan yang jelas. 6al ini membuat )p. 0 dan
istrinya geram dan bosan karena sering dipanggil pihak sekolah
akibat ulah ,n. 9. ,n. 9 adalah anak kedua dari ! bersaudara.
Dibandingkan dengan ,n. 9, kakaknya lebih kreatif dan mampu
memenuhi peran dalam keluarga maupun masyarakat.
3.1.1 Diagnosa Kepera/a"an
1. Ketidakefektifan koping individu pada ,n. 9 putra )p. 0
berhubungan dengan retardasi perkembangan ego.
!. 6ambatan interaksi sosial pada ,n. 9 putra )p. 0 berhubungan
dengan perkembangan ego yang terbelakang.
-. Bangguan harga diri pada ,n. 9 putra )p. 0 berhubungan dengan
disfungsi sistem keluarga, pengabaian.
.. Ketidakefektifan koping keluarga ,n. 9 putra )p. 0 berhubungan
dengan kepenatan orang tua karena menghadapi anak dengan
gangguan dalam jangka waktu lama.
/. Defisit pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, perawatan diri,
dan kebutuhan terapi pada ,n. 9 putra )p. 0 berhubungan dengan
kurang pengetahuan, informasi yang salah atau interpretasi yang
salah.
3.1.2 In"er3ensi Kepera/a"an
Ke"i#akefek"ifan koping in#i3i#u pa#a An. 4 pu"ra Bp. P !erhu!ungan
#engan re"ar#asi perke!angan ego.
1ujuan* ,n. 9 mampu mendemonstrasikan penurunan perilaku yang merusak,
mengekspresikan kemarahan dalam sikap yang diterima secara sosial.
Kriteria hasil* ,n. 9 menunjukkan peningkatan dalam lapang perhatian
konsentrasi dan tingkat aktivitas yang tepat.
INT'45'NSI 4ASI6NA7
)erikan suasana yang tenang: penurunan
jumlah stimulus eksternal. 0ertahankan
suasana yang tenang.
0engurangan stimulasi lingkungan
dapat menurunkan distraktibilitas.
0endekatan yang tenang membantu
mencegah transmisi ansietas di
antara individu.
)erikan tempat dan aktivitas untuk gerakan
motorik kasar (mis* senam diarea luar
ruangan untuk berlari, bola besar, peralatan
mendaki %
tempat yang tepat penting untuk
aktivitas motorik.
Dorong anak untuk mengikuti,
berkonsentrasi, dan menyelesaikan tugas
0erilaku yang diinginkan akan
meningkat karena adanya
penguatan positif
)uat batasab pada perilaku yang merusak
( misalnya: bicara tanpa jeda % anjurkan
perilaku kompetisi alternative, seperti
bermain dengan tenang
,nak perlu mengetahui harapan
dan belajar kompetisi perilaku yang
diharapkan ( missal: mengangkat
tangan bukan berteriak, menjaga
tangan sendiri bukan mendorong
orang lain %
Dorong diskusi mengenai perasaan marah
dan identitas objek musuh sesungguhnya
)erhubungan dengan perasaan
jujur secara langsung membantu
mendorong penggantian marah
menjadi hal yang lain.
Bali cara alternative untuk menangani
frustasi dengan klien.
&eningkatkan pembelajaran
bagaimana berinteraksi dalam
masyarakat dengan orang lain
dalam cara yang lebih produktif.
)erikan umpan balik yang positif dalam
mencoba strategi koping baru.
&endukung usaha dan mendorong
penggunaan perilaku yang dapat
diterima.
?valuasi dengan klien mengenai keefektifan
perilaku baru. Diskusikan modifikasi untuk
perbaikan.
Karena klien memiliki keterbatasan
keterampilan memecahkan
masalah, bantuan diperlukan untuk
mengkaji ulang dan
mengembangkan strategi.
)antu klien untuk mengenal tanda
peningkatan ansietas. Bali cara klien dapat
mengintervensi sebelum perilaku tersebut
mengganggu.
&embantu klien mengenali
perilaku yang tidak efektif dan
mengembangkan keterampilan
koping baru untuk member
pengaruh perubahan yang positif.
)erikan informasi dan bantu orang tua
dalam mempelajari cara positif dalam
menangani masalah perilaku.
0erilaku sering kali dapat
diminimalkan dan3atau diarahkan
dengan pendekatan yang positif
dan konsisten.
;ibatkan klien dalam konseling individu. 0emberian medikasi saja atau
dalam kombinasi dengan program
modifikasi perilaku tidak akan
cukup. Klien yang mengalami
BD06 tidak mengatasi masalah
mereka dan sering terus mengalami
kesulitan pada masa dewasa.
0enelitian menunjukkan bahwa
sekitar !/< anak yang mengalami
BD06 telah atau akan segera
timbul gangguan bipolar dengan
camputran gejala ( missal:
distrakbilitas, iritabilitas, dan
tindakan kekerasan % sering kali
membutuhkan hospitalisasi.
Keonseling membantu individu
untuk memodifikasi perilaku
mereka, bekerja dalam
mengembangkan keterampilan
sosial.
Kolaborasi*
)erikan medikasi sesuai indikasi, missal:
metilfenidat ( 9italin%, imipramin
( 1ofranil %
0sikostimulan dan antidepresan
dapat meningkatkan perhatian dan
mengurangi perilaku implusif pada
anak(anak hiperaktif.
0emolin D4ylertE, dekstroamfetamin
DDeFedrineE: dia=epam DGaliumE,
Klordia=epoksid D;ibriumE, alpra=olam
DHanaFE
&edikasi antiansietas memberikan
perbedaan dari efek ansietas
menetap, memfasilitasi kerja sama
dalam terapi.
1eliti adanya terapi alternative ( misal: diet,
alergi %
beberapa anak tampak berespons
secara baik untuk membatasi gula
murni, pewarna makanan, dan
allergen. 4atatan* penelitian atau
kolerasi antara penggunaan gula
dan masalah kognitif atau perilaku
hiperaktif.
N6 K4IT'4IA SK64 B6B6T Skoring
1 "ifat masalah
,ktual (1idak3kurang sehat%
,ncaman kesehatan
Keadaan sejahtera
-
!
1
1
-3- F 1
I 1
! Kemungkinan masalah dapat diubah
&udah
"ebagian
1idak dapat
!
1
#
!
F ! I 1
- 0otensi masalah untuk dicegah
1inggi
"edang
9endah
-
!
1
1
F 1 I
. &enonjolnya masalah
&asalah berat, harus segera
ditangani
,da masalah, tetapi tidak perlu
segera ditangani
&asalah tidak dirasakan
!
1
#
1
F 1 I 1
@8&;,6
.a!a"an in"eraksi sosial pa#a An. 4 pu"ra Bp. P !erhu!ungan #engan
perke!angan ego ,ang "er!elakang.
1ujuan* ,n. 9 mampu bersosialisasi dengan teman sebaya, keluarga
Kriteria hasil* ,n. 9 berpartisipasi secara tepat dalam permainan yang interaktif
dengan anak yang lain atau kelompok anak(anak, mengembangkan hubungan
mutual dengan anak lain atau orang dewasa.
INT'45'NSI 4ASI6NA7
)ina hubungan saling percaya dengan
anak, tunjukkan penerimaan pada
perubahan anak dari perilaku yang tidak
dapat diterima.
0enerimaan dan hubungan saling
percaya akan mendorong perasaan
diri yang berharga
.
Dorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya secara verbal mengenai
ketidakefektifan dan kebutuhan terhadap
penerimaan orang lain. Diskusikan
bagaimana perasaan ini memengaruhi
hubungan dengan memunculkan perilaku
defensive, seperti menyalahkan dan
memanipulasi orang lain.
0engenalan terhadap masalah
merupakan langkah pertama kea rah
pemecahan masalah.
)erikan penguatan positif untuk interaksi
sosial yang tepat. ,baikan metode
berhubungan dengan orang lain yang tidak
efektif, ajarkan perilaku kompetisi.
&odifikasi perilaku dapat menjadi
merode yang efektif dapat
menurunkan perilaku yang merusak
pada anak(anak dengan mendorong
pengulangan perilaku yang
diinginkan. 0erhatian pada perilaku
yang tidak dapat diterima dapat
secara actual menguatkan perilaku
tersebut.
Adentifikasi situasi yang memunculkan
sikap defensive dan beri respons yang lebih
cepat.
&emberikan kepercayaan diri dalam
menghadapi situasi sulit.
)erikan kesempatan pada interaksi
kelompok dan dorong sistem umpan balik
teman sebaya yang positif dan negative.
0erilaku sosial yan tepat sering kali
dipelajari dari teman seusianya.
Kolaborasi*
,tur staf dengan professional yang lain
( misal * tenaga sosial, guru %. 1ermasuk
orang tua dan anak bila memungkinkan.
Kerja sama dan koordinasi di antara
para pekerja dengan anak(anak ini
meningkatkan program terapi.
1ermasuk anak dan orang tua akan
memberikan mereka pengertian
terhadapa masalah total dan program
terapi.
N6 K4IT'4IA SK64 B6B6T Skoring
1 "ifat masalah
,ktual (1idak3kurang sehat%
,ncaman kesehatan
Keadaan sejahtera
-
!
1
1
F 1 I 1
! Kemungkinan masalah dapat diubah
&udah
"ebagian
1idak dapat
!
1
#
!
F ! I 1
- 0otensi masalah untuk dicegah
1inggi
"edang
9endah
-
!
1
1
F 1 I
. &enonjolnya masalah
&asalah berat, harus segera
ditangani
,da masalah, tetapi tidak perlu
segera ditangani
&asalah tidak dirasakan
!
1
#
1
F 1 I 1
@8&;,6
%angguan harga #iri pa#a An. 4 pu"ra Bp. P !erhu!ungan #engan #isfungsi
sis"e keluarga8 penga!aian.
1ujuan* gangguan harga diri pada ,n. 9 teratasi.
Kriteria hasil* keluarga ,n. 9 mengungkapkan secara verbal adanya peningkatan
makna diri ,n. 9 yang positif, ,n. 9 berpartisipasi dalam kegiatan baru tanpa
kegagalan yang ekstrem.
In"er3ensi 4asional
1unjukkan penerimaan dan
penghargaan positif tanpa syarat.
Ani akan membantu anak meningkatkan
rasa berharga pada dirinya.
)antu anak untuk mengidentifikasi
kekuatan ego dasar atau aspek positif
mengenai dirinya: berikan umpan balik
)erfokus pada aspek positif kepribadian
yang membantu meningkatkan konsep
diri. 0enguatan positif meningkatkan
yang cepat untuk perilaku yang dapat
diterima.
harga diri dan meningkatkan
pengulangan perilaku yang diinginkan.
"ediakan waktu bersama klien secara
pribadi dan dalam aktivitas kelompok.
&enyampaikan pada klien bahwa ia
patut mendapat waktu dan perhatian.
)eri kesempatan untuk berhasil:
rencanakan aktivitas dengan jangka
waktu pendek dan tingkat kemampuan
yang sesuai.
Keberhasilan yang berulang dapat
membantu peningkatan harga diri.
Dorong keterlibatan dalam tugas atau
kegiatan baru.
Dengan melakuka tugas baru dapat
meningkatkan pertumbuhan diri dan
keterampilan baru.
)antu klien menyusun tujuan yang
realistik, konkret, dan tentukan kegiatan
yang tepat untuk memenuhi tujuan
tersebut.
&emberikan struktur untuk
mengembangkan rasa berharap pada
masa depan dan kerangka kerja untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Kolaborasi*
)eri kesempatan belajar, lingkungan
belajar yang terstruktur (misal ruang
kelas yang berisi diri sendiri, program
pendidikan yang terencana secara
individu%.
0enampilan sekolah yang sukses
penting untuk menjaga citra diri anak
yang positif.
N6 K4IT'4IA SK64 B6B6T Skoring
1 "ifat masalah
,ktual (1idak3kurang sehat%
,ncaman kesehatan
Keadaan sejahtera
-
!
1
1
F 1 I 1
! Kemungkinan masalah dapat diubah
&udah
"ebagian
1idak dapat
!
1
#
!
F ! I 1
- 0otensi masalah untuk dicegah
1inggi
"edang
9endah
-
!
1
1
F 1 I 1
. &enonjolnya masalah
&asalah berat, harus segera
ditangani
,da masalah, tetapi tidak perlu
segera ditangani
&asalah tidak dirasakan
!
1
#
1
F 1 I 1
@8&;,6 .

Ke"i#akefek"ifan koping keluarga An. 4 pu"ra Bp. P !erhu!ungan #engan
kepena"an orang "ua karena engha#api anak #engan gangguan #ala
+angka /ak"u laa.
1ujuan* kepenatan keluarga berkurang.
Kriteria hasil* mengungkapkan dan mengatasi perilaku negatif pada anak,
mengidentifikasi dan menggunakan sistem pendukung yang diperlukan.
In"er3ensi 4asional
)erikan informasi dan material yang
berhubungan dengan gangguan anak
dan tehnik menjadi orang tua.
0engetahuan dan keterampilanyang
tepat dapat meningkatkan keefektifan
peran orang tua.
Dorong individu untuk mengungkapka
perasaan secara verbal dan menggali
alternatif cara berhubungan dengana
nak.
Konseling supotif dapat membantu
keluarga dalam mengembangkan
strategi koping.
)eri umpan balik positif dan dorong
metode menjadi orang tua yang efektif.
0enguatan positif dapat meningkatkan
harga diri dan mendorong kontinuitas
upaya.
;ibatkan saudara kandung dalam
diskusi keluarga dan perencanaan
interaksi keluarga yang lebih efektif.
&asalah keluarga memengaruhi semua
anggota keluarga dan tindakan lebih
efektif bila setiap orang terlibat dalam
terapi tersebut.
Kolaborasi*
;ibatkan dalam konseling keluarga.
1erapi keluarga dapat membantu
mengatasi masalah global yang
memengaruhi seluruh struktur keluarga.
Bangguan pada salah satu anggota
keluarga akan memengaruhi seluruh
keluarga.
9ujuk pada sumber komunitas sesuai
indikasi, termasuk kelompok
pendukung orang tua, kelas menjadi
orang tua (bila ada%.
&engembangkan sistem pendukung
dapat meningkatkan kepercayaan diri
dan keefektifan orang tua. 0emberian
model peran atau harapan untuk masa
depan.
N6 K4IT'4IA SK64 B6B6T Skoring
1 "ifat masalah
,ktual (1idak3kurang sehat%
,ncaman kesehatan
Keadaan sejahtera
-
!
1
1
F 1 I 1
! Kemungkinan masalah dapat diubah
&udah
"ebagian
1idak dapat
!
1
#
!
F ! I !
- 0otensi masalah untuk dicegah
1inggi
"edang
9endah
-
!
1
1
F 1 I 1
. &enonjolnya masalah
&asalah berat, harus segera
ditangani
,da masalah, tetapi tidak perlu
segera ditangani
&asalah tidak dirasakan
!
1
#
1
F 1 I 1
@8&;,6 /
Defisi" penge"ahuan engenai kon#isi8 prognosis8 pera/a"an #iri8 #an
ke!u"uhan "erapi pa#a An. 4 pu"ra Bp. P !erhu!ungan #engan kurang
penge"ahuan8 inforasi ,ang salah a"au in"erpre"asi ,ang salah.
1ujuan* keluarga mengetahui kondisi ,n. 9.
Kriteria hasil* keluarga mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang
penyebab masalah perilaku anak, perlunya terapi dalam kemampuan
perkembangan, berpartisipasi dalam pembelajaran dan mulai bertanya dan
mencari informasi secara mandiri.
In"er3ensi 4asional
)erikan lingkungan yang tenang, ruang 0eredaan dalam stimulasi lingkungan
kelas berisi dirinya sendiri, aktivitas
kelompok(kecil. 6indari tempat yang
terlalu banyak stimulasi seperti
kafetaria yang ramai, aula yang ramai.
dapat menurunkan distraktibilitas.
Kelompok kecil dapat meningkatkan
kemampuan untuk tetap pada tugas dan
membantu klien memelajari interaksi
yang tepat dengan orang lain.
)eri materi petunjuk format tertulis dan
lisan dengan penjelasan langkah demi
langkah.
Keterampilan belajar yang terurut akan
meningkat. &engajarkan anak
keterampilan pemecahan masalah,
mempraktikan contoh situasional.
Kemampuan efektif dapat
meningkatkan tingkat prestasi.
,jarkan anak dan keluarga tentang
penggunaan psikostimulan dan
antisipasi respon perilaku.
0enggunaan psikostimulan mungkin
tidak mengakibatkan perbaikan
kenaikan kelas tanpa perubahan pada
keterampilan studi anak.
Koordinasi seluruh terapi dengan
sekolah, anak, dan keluarga.
Kefektifan kognitif paling mungkin
meningkat ketika terapi tidak
terfragmentasi, juga tidak
terlewatkannya intervensi signifikan
karena kurangnya komunikasi
interdisiplin.
N6 K4IT'4IA SK64 B6B6T Skoring
1 "ifat masalah
,ktual (1idak3kurang sehat%
,ncaman kesehatan
Keadaan sejahtera
-
!
1
1
F 1 I 1
! Kemungkinan masalah dapat diubah
&udah
"ebagian
1idak dapat
!
1
#
!
F ! I !
- 0otensi masalah untuk dicegah
1inggi
"edang
9endah
-
!
1
1
F 1 I 1
. &enonjolnya masalah
&asalah berat, harus segera
ditangani
,da masalah, tetapi tidak perlu
segera ditangani
&asalah tidak dirasakan
!
1
#
1
F 1 I 1
@8&;,6 /

You might also like