You are on page 1of 17

1

SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK


RELAY




Asrul Pawiloi
E1D1 10 085




PROGRAM STUDI S1 ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala, karena rahmat-Nya
Saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Proteksi
Tenaga Listrik.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Saya
dalam menyelesaikan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat Saya harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Kendari, 10 Juni 2014


Penyusun

3

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Relay .................................................................................. 5
2.2 Prinsip Kerja dan Simbol ..................................................................... 6
2.3 Jenis-Jenis Relay .................................................................................. 8
2.4 Fungsi Relay ........................................................................................ 9
2.5 Relay Sebagai Pengendali .................................................................... 10
2.6 Dari Relay ke PLC (Programmable Logic Controller) ........................ 11
2.7 Contoh Aplikasi Pengendalian Sistem Dengan Relay dan PLC .......... 12
2.8 Keuntungan PLC Dibanding Relay ..................................................... 14
2.9 Faktor Pemilihan Relay yang Tepat ..................................................... 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 16
3.2 Saran .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 17
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat
mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan otak
dari rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan
posisi relay.
Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan
pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay
elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :
Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka)
kontak saklar.
Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian relay?
2. Bagaimana cara kerja relay?
3. Apa saja jenis-jenis relay?
4. Apa saja kegunaan relay?
5. Bagaimana pengaplikasian pengendalian sistem dengan relay dan PLC?
6. Apa saja keuntungan PLC dibanding relay?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Dapat menjelaskan pengertian relay.
2. Mengetahui bagaimana cara kerja dari relay.
3. Mengetahui apa saja dari jenis-jenis relay.
4. Mengetahui kegunaan dari relay.
5. Mengetahui bagaiman cara mengaplikasikan pengendalian sistem dengan relay dan
PLC.
6. Mengetahui keuntungan penggunaan PLC dibanding dengan relay.
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Relay
Relay adalah suatu komponen (rangkaian) elektronika yang bersifat elektronis
dan sederhana serta tersusun oleh saklar, lilitan, dan poros besi. Secara prinsip, relay
merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya.
Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang
terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus
dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak
saklar kembali terbuka.Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus / tegangan
yang besar (misalnya peralatan listrik 4 A / AC 220 V) dengan memakai arus /
tegangan yang kecil (misalnya 0.1 A / 12 Volt DC).
Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang
memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara
sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :
Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka)
kontak saklar.
Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya / energi listrik.
Di bawah ini contoh relay yang beredar di pasaran

Gambar 2.1 Relay yang tersedia di pasaran



6

Secara umum, relay digunakan untuk memenuhi fungsi fungsi berikut :
Remote control : dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh
Penguatan daya : menguatkan arus atau tegangan
o Contoh : starting relay pada mesin mobil
Pengatur logika kontrol suatu sistem
2.2 Prinsip Kerja dan Simbol
Relay terdiri dari coil dan contact. Perhatikan gambar 2.2, coil adalah gulungan
kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang
pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis :
Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally Closed (kondisi
awal sebelum diaktifkan close).
Secara sederhana berikut ini prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat
energi listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature
yang berpegas, dan contact akan menutup.

Gambar 2.2 Skema relay elektromekanik
Selain berfungsi sebagai komponen elektronik, relay juga mempunyai fungsi sebagai
pengendali sistem. Sehingga relay mempunyai 2 macam simbol yang digunakan pada :
o Rangkaian listrik (hardware)
o Program (software)


7

Berikut ini simbol yang digunakan :

Gambar 2.3 Rangkaian dan simbol logika relay
Simbol selalu mewakili kondisi relay tidak dienergized.
Dalam data sheet, penjelasan untuk coil dan contact terpisah. Hal ini
menyebabkan masing masing mempunyai spesifikasi yang berbeda beda juga.
Perhatikan tabel berikut.
Tabel 2.1 Contoh datasheet relay G2RS Omron

8


2.3 Jenis-Jenis Relay
Seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang dimilikinya.
Berikut definisi pole dan throw:
Pole : banyaknya contact yang dimiliki oleh relay
Throw : banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki contact
Berikut ini penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw :
SPST (Single Pole Single Throw)
DPST (Double Pole Single Throw)
SPDT (Single Pole Double Throw)
DPDT (Double Pole Double Throw)
3PDT (Three Pole Double Throw)
4PDT (Four Pole Double Throw)
Berikut ini rangkaian dan simbol macam-macam relay tersebut.

Gambar 2.4 Relay jenis Single Pole Double Throw (SPDT)
9


Gambar 2.5 Relay dengan contact lebih dari satu
2.4 Fungsi Relay
- Kontrol tegangan tinggi rangkaian dengan sinyal bertegangan rendah, seperti dalam
beberapa jenis modem atau audio amplifier.
- Kontrol sebuah rangkaian arus tinggi dengan sinyal arus rendah, seperti pada
solenoid starter dari sebuah mobil.
- Mendeteksi dan mengisolasi kesalahan pada jalur transmisi dan distribusi dengan
membuka dan menutup pemutus rangkaian (perlindungan relay), Sebuah kumparan
relay DPDT AC dengan kemasan ice cube.
- Isolasi mengendalikan rangkaian dari rangkaian yang dikontrol ketika kedua berada
pada potensi yang berbeda, misalnya ketika mengendalikan sebuah perangkat
bertenaga utama dari tegangan rendah switch. Yang terakhir ini sering digunakan
untuk mengontrol pencahayaan kantor sebagai kawat tegangan rendah dapat dengan
mudah diinstal di partisi, yang dapat dipindahkan sesuai kebutuhan sering berubah.
Mereka mungkin juga akan dikendalikan oleh hunian kamar detektor dalam upaya
untuk menghemat energi.
- Logika fungsi. Sebagai contoh, DAN fungsi boolean direalisasikan dengan
menghubungkan relay normal kontak terbuka secara seri, maka fungsi ATAU
dengan menghubungkan normal kontak terbuka secara paralel. Perubahan-atas atau
Formulir C kontak melakukan XOR (eksklusif atau) fungsi. Fungsi yang sama untuk
NAND dan NOR yang dicapai dengan menggunakan kontak normal tertutup.
Tangga bahasa pemrograman yang sering digunakan untuk merancang jaringan
logika relay.
10

- Awal komputasi. Sebelum tabung vakum dan transistor, relay digunakan sebagai
unsur-unsur logis dalam komputer digital. Lihat ARRA komputer, Harvard Mark II,
Zuse Z2, dan Zuse Z3.
- Safety-logika kritis. Karena relay jauh lebih tahan daripada semikonduktor radiasi
nuklir, mereka banyak digunakan dalam keselamatan-logika kritis, seperti panel
kontrol penanganan limbah radioaktif mesin.
- Waktu tunda fungsi. Relay dapat dimodifikasi untuk menunda pembukaan atau
penutupan menunda satu set kontak. Yang sangat singkat (sepersekian detik)
penundaan ini akan menggunakan tembaga disk antara angker dan bergerak blade
perakitan. Arus yang mengalir dalam disk mempertahankan medan magnet untuk
waktu yang singkat, memperpanjang waktu rilis. Untuk sedikit lebih lama (sampai
satu menit) keterlambatan, sebuah dashpot digunakan. Sebuah dashpot adalah
sebuah piston diisi dengan cairan yang diperbolehkan untuk melarikan diri perlahan-
lahan. Jangka waktu dapat divariasikan dengan meningkatkan atau menurunkan laju
aliran. Untuk jangka waktu lebih lama, mesin jam mekanik timer diinstal.
2.5 Relay Sebagai Pengendali
Salah satu kegunaan utama relay dalam dunia industri ialah untuk implementasi
logika kontrol dalam suatu sistem. Sebagai bahasa pemrograman digunakan
konfigurasi yang disebut ladder diagram atau relay ladder logic. Berikut ini beberapa
petunjuk tentang relay ladder logic (ladder diagram):
Diagram wiring yang khusus digunakan sebagai bahasa pemrograman untuk
rangkaian kontrol relay dan switching.
LD Tidak menunjukkan rangkaian hardware, tapi alur berpikir.
LD Bekerja berdasar aliran logika, bukan aliran tegangan/arus.
Relay Ladder Logic terbagi menjadi 3 komponen :
1. Input pemberi informasi
2. Logic pengambil keputusan
3. Output usaha yang dilakukan
Diagram sederhana dari sistem kontrol berbasis relay yang menggambarkan penjelasan
di atas dapat dilihat pada gambar 2.6.
11

Dari gambar di atas nampak bahwa sistem kendali dengan relay ini mempunyai
inputvdevice (misalnya: berbagai macam sensor, switch) dan output device (misalnya :
motor, pompa, lampu). Dalam rangkaian logikanya, masing-masing input, output, dan
semua komponen yang dipakai mengikuti standard khusus yang unik dan telah
ditetapkan secara internasional.
Input device Relay (Logic) Output Device

Gambar 2.6 Sistem kontrol berbasis relay
Sebagai awal, pada gambar di bawah dapat dilihat aplikasi relay untuk membentuk
gerbang gerbang logika sederhana (AND, OR, NOT, dan latching).


Gambar 2.7 Relay untuk membentuk gerbang logika
2.6 Dari Relay ke PLC (Programmable Logic Controller)
Seiring dengan berkembangnya teknologi mikroprosesor, maka penggunaan
rangkaian analog mulai bergeser pada sistem bermikroprosesor. Salah satunya ialah
dengan penggunaan relay yang semakin berkurang dan digantikan oleh peralatan baru
yang disebut Programmable Logic Controller (PLC).
12

PLC diciptakan untuk menggantikan relay kontrol konvensional dengan
peralatan solid state. Supaya perpindahan dari relay ke PLC menjadi lebih mudah,
banyak simbol dan istilah yang digunakan pada relay ladder logic juga digunakan pada
PLC. Berikut ini simbol komponen komponen kontrol elektris yang konvensional.

Gambar 2.8 Komponen komponen kontrol elektris konvensional
2.7 Contoh Aplikasi Pengendalian Sistem Dengan Relay dan PLC
Berikut ini adalah contoh aplikasi menggunakan relay sebagai pengendali
yang kemudian digantikan dengan menggunakan PLC. Aplikasi berikut digunakan
untuk mengendalikan motor, rangkaian kontrol elektris berbasis relay berikut biasa
digunakan.

Gambar 2.9 Rangkaian kontrol motor secara umum
Rangkaian di atas menggunakan relay sebagai pengendali, berikutnya relay akan
digantikan dengan PLC sebagai pengendali.
Langkah pertama ialah merangkai input device pada modul input PLC.
13


Gambar 2.10 Pengkabelan komponen input pada modul input PLC
Kemudian dilanjutkan dengan merangkai output device pada modul output PLC.

Gambar 2.11 Pengkabelan komponen output pada modul output PLC
Buat logika sistem dengan ladder diagram PLC.

Gambar 2.12 Ladder diagram PLC untuk menjalankan sistem
Jika disatukan, berikut ini diagram hubungan keseluruhan dari modul input program
CPU modul output PLC.
14


Gambar 2.13 Diagram hubungan keseluruhan pada PLC
2.8 Keuntungan PLC Dibanding Relay
Dari contoh di atas, tampak bahwa PLC control mempunyai banyak
keuntungan dibandingkan relay control. Berikut keuntungan keuntungan lain dari
PLC (Beginners Guide to PLC Omron, 1-9):
Pengkabelan pada sistem berkurang sampai 80%.
Konsumsi daya jauh lebih hemat.
PLC mempunyai self diagnostic function yang memudahkan troubleshooting pada
PLC.
Perubahan logika kontrol sangat mudah, cukup dengan melakukan pemrograman
ulang (secara software).
Komponen sistem seperti relay dan timer berkurang cukup banyak pada sistem
dengan PLC.
Jauh lebih cepat karena PLC berbasis mikroprosesor (dalam kisaran miliseconds).
Pada sistem dengan I/O yang banyak dan kompleks, penggunaan PLC lebih
hemat dibanding penggunaan relay.
Keandalan PLC lebih tinggi dari pada relay mekanis dan timer.
Dokumentasi sistem dengan PLC jauh lebih mudah, karena ladder diagram dapat
dicetak dengan mudah.

15

2.9 Faktor Pemilihan Relay Yang Tepat
Pemilihan relay yang tepat untuk aplikasi tertentu memerlukan evaluasi dari berbagai
faktor:
Jumlah dan jenis kontak - biasanya terbuka, biasanya tertutup, (double-lemparan)
Hubungi urutan - "Membuat sebelum Break" atau "Break sebelum Membuat".
Sebagai contoh, gaya lama diperlukan pertukaran telepon Make-sebelum- putus
sehingga sambungan tidak berkurang sementara panggilan melalui nomor tersebut.
Penilaian kontak - saklar relay kecil beberapa ampere, besar dinilai untuk kontaktor
hingga 3000 ampere, bolak-balik atau arus searah
Voltage rating kontak - relay kontrol tipikal diberi nilai 300 VAC atau 600 VAC,
otomotif jenis sampai 50 VDC, khusus relay tegangan tinggi sekitar 15 000 V
Coil tegangan - mesin-alat biasanya relay 24 VAC, 120 atau 250 VAC, relay untuk
saklar mungkin 125 V atau 250 VDC gulungan, "sensitif" relay beroperasi pada
beberapa milliamperes
Coil saat ini - Biasanya di kisaran 40-200 mA untuk 0-24 VDC kumparan.
Paket / kandang - terbuka, sentuhan-aman, tegangan ganda untuk isolasi antara
rangkaian, ledakan bukti, outdoor, minyak dan tahan splash, dicuci untuk perakitan
papan sirkuit cetak .
Majelis - Beberapa fitur relay stiker yang menjaga kandang tertutup untuk
membolehkan posting solder PCB agen pembersih. Yang dihapus setelah
pemasangan selesai.

16

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa relay digunakan sebagai otak
dari berbagai pengendalian/kontrol rangkaian tegangan tinggi sampai PLC ditemukan
menggantikan posisi relay.
3.2 Saran
Makalah ini hanya menjelaskan relay secara umum, dan untuk relay-relay
yang beredar di pasaran (secara spesifik, seperti relay dari berbagai merek dan fungsi)
tidak dijelaskan dalam makalah ini.

17

DAFTAR PUSTAKA

Wicaksono, Handy. 2010. Catatan Kuliah Automasi 1. Teknik Elektro. Universitas Kristen
Petra.
Sutiawan, Iwan. 2011. Relay. Prodi Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Galuh
Ciamis. Diakses pada tanggal 8 Juni 2014, dari http://ebel3-
ebel3.blogspot.com/2011/05/relay.html 1/
Heiwa. 2009. Pengertian Relay. Diakses pada tanggal 8 Juni 2014, dari
http://josuru.blogspot.com/2009/06/pengertian-relay.html.

You might also like