You are on page 1of 20

A.

Pengertian
Atresia ani adalah kelainan urogenital yang disebabkan oleh gangguan pertumbuhan fusi dan
pembentukan anus dari benjolan embriogenik.( Mansjoer,Arif ; 2000 ).
Atresia ani adalah tidak komplit perkembangan embriotik pada distal usus atau tertutupnya anus
seara abnormal. ( !uriadi ; 200" )
Atresia ani adalah malformasi kongenital dimana rektum tidak mempunyai lubang keluar.
( #ong, $onnal ; 200% )
Atresia ani adalah kelaianan kongenital yang disebabkan oleh adanya kegagalan kompleks
pertumbuhan septum urorektal struktur mesiodrm dan urinarius bagian ba&ah.( A.'. Markum ;
"(() )
*. Ateria Ani adalah suatu penyakit kelainan+kelainan atau anomali+anomali kongenital pada
anus dan rektal.( ,ehrman ; "((( )
Anus -mperforata ( Atresia anal ) merupakan suatu kelainan malformasi kongenital dimana tidak
lengkapnya perkembangan embrionik pada bagian anus atau tertutupnya anus seara abnormal
atau dengan kata lain tidak ada lubang seara tetap pada daerah anus.( 'idayat.A. A.i. Alimul ;
200) )
/. Atresia Ani adalah !uatu keadaan dimana lubang anus tidak terbentuk.
( &&&.mediastore.om )
,. 0tiologi
Atresia ani atau anus imperforata dapat disebabkan karena1
". Putusnya saluran penernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang
dubur
2. 2angguan organogenesis dalam kandungan
%. ,erkaitan dengan sindrom do&n
3. 4egagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia "2 minggu5% bulan
*. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum
bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam
usia kehamilan.
4elainan ba&aan anus disebabkan oleh gangguan pertumbuhan embrional dan fetal yang
dipengaruhi berbagai faktor seperti 1 faktor genetik, faktor kromosom, faktor mekanis, faktor
hormonal, faktor obat, faktor radiasi, faktor gi.i dan gangguan pembentukan anus dari
tonjolan embriogenik.Pada kelainan ba&aan anus umumnya tidak ada kelainan rektum,
sfingter dan otot+otot dasar panggul. 6amun demikian, pada agenesis anus,sfingter intern
mungkin tidak memadai. 4elainan ba&aan rektum dan sinus urorektal ysehingga biasanya
disertai gangguan perkembangan septum urorektal yang memisahkan.
Penyebab atresia ani adalah gangguan perkembangan struktur anorektal pada &aktu
pembentukan organ selama masa kehamilan, gangguan fusi dan pembentukan anus dari
tonjolan embrionik. ( Mansjoer ; 2000 )
4elaianan ba&aan rektum terjadi karena gangguan pemisahan kloaka menjadi rektum dan
sinus urogenital sehingga biasanya disertai gangguan perkembangan septum urorektal yang
memisahkan. ( !jamsuhidayat, "((/, A.'. Markum, "(() )
7. Manifestasi 4linis
Menurut 6gastiyah ( 200* ) gejala yang menunjukan terjadinya atresia ani atau anus
imperforata terjadi dalam &aktu 23+38 jam. 2ejala itu dapat berupa1
". Perut kembung
2. Muntah
%. 9idak bisa buang air besar
3. Pada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta terbalik dapat dilihat sampai
dimana terdapat penyumbatan.
*. 9idak dapat atau mengalami kesulitan mengeluarkan mekonium (mengeluarkan tinja
yang menyerupai pita).
). Perut membunit.
Menurut !uriadi ( 200" ) gejala atresia ani 1
". 4egagalan le&atnya ekonium saat atau setelah lahir.
2. tidak ada atau stenosis kanal rektal.
%. Adanya membran anal.
$. Patofisiologi
Anus dan rektum berasal dari struktur embriologi yang disebut kloaka. Pertumbuhan ke dalam
sebelah lateral bangunan ini membentuk septum urorektum yang memisahkan rektum di sebelah
dorsal dari saluran kening di sebelah :entral. 4edua sistem (rektum dan saluran kening)
menjadi terpisah sempurna pada umur kehamilan minggu ke+/. Pada saat yang sama, bagian
urogenital yang berasal dari kloaka sudah mempunyai lubang eksterna, sedangkan bagian anus
tertutup oleh membran yang baru terbuka pada kehamilan minggu
ke+8. 4elainan dalam perkembangan proses+proses ini pada berbagai stase menimbulkan suatu
spektrum anomali, kebanyakan membran saluran usus ba&ah dan bangunan genitourinaria.
'ubungan yang menetap antara bagian ba&ah dan bagian rektum kloaka menimbulkan fistula.
( ,ehram ; 2000 )
0. Path&ay
!truktur embriologi kloaka

Anus dan retum
Pertumbuhan ke dalam sebelah lateral
Membentuk septum urorektum pada kehamilan minggu ke+/
;rogenital kloaka Anus tertutup 9erbuka pada kehamilan
mengalami pembukaan membran minggu ke+8
2angguan perkembangan struktur anorektal
Atresia ani

<etak tinggi <etak rendah

7olostomi sementara dilatasi digital "+2 bulan
9rans:erolostomy !igmoidostomy Penutupan olostomy
4erusakan inregitas kulit
<uka Peningkatan kerentanan

terhadap bakteri

=esiko terhadap infeksi

Pasa anestesi Pembatasan diet5puasa Peningkatan kebutuhan -mobilitas
protein dan :itamin
9oleransi
akti:itas
4etidakseimbangan 6utrisi
kurang dari tubuh
Penurunan
peristaltik Mual dan muntah

4onstipasi
6yeri akut
4urang pengetahuan

>. 4omplikasi
". Atresia ani tipe rendah
4arena pengelolaan atresia ani tipe rendah tidak begitu kompleks. Adapun komplikasi yang
mungkin munul pada pengelolaan atresia ani tipe rendah 1
a. Pembentukan abses.
b. !triktur anal.
2. Atresia ani tipe tinggi
a. !triktur anal
$apat berkembang anoplasti5rektoplasti anus yang baru harus dilatasi seara teratur selama
beberapa bulan.
b. Pengelupasan rektum
'al ini terjadi akibat ishemia.
. 4omplikasi dari olostomy
Prolaps kolon 5 obstruksi intestinal.
d. 4omplikasi urinarius
-nkontinensia dari infeksi traktus urinarius.
4omplikasi yang sering munul antara lain 1
". Asidosis hiperkloremia
2. -nfeksi saluran kemih yang berkepanjangan.
%. 4erusakan uretra ( akibat prosedur bedah )
3. 4omplikasi yang panjang ;
a. 0:ersi mukosa anal.
b. !tenosis ( akibat kontraksi jarina perut akibat anastomosis )
. -mpasi dan konstipasi.
d. Masalah aau elambatan yang berhubungan d&engan toilet training
e. -nkontinensia akibat stenosis anal atau impaksi
f. Prolaps mukosa anorektal ( menyebabkan inkontinensia dan rembes dan pesisten ).
g. >istula kambuhan ( karena tegangan di area pembedahsn dan infeksi )
2. 4lasifikasi
Atresia ani dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe 1 1
". 9-P0 P0=9AMA (")1 !aluran anus atau rektum bagian ba&ah mengalami stenosis dalam
berbagai derajat.
2. 9-P0 40$;A (2)1 9erdapat suatu membran tipis yang menutupi anus karena
menetapnya membran anus.
%. 9-P0 409-2A (%)1 Anus tidak terbentuk dan rektum berakhir sebagai suatu suatu
kantung yang buntu terletak pada jarak tertentu dari kulit di daerah anus yang seharusnya
terbentuk ( lekukan anus ).
3. 9-P0 400MPA9 (3)1 !aluran anus dan rektum bagian ba&ah membentuk suatu kantung
buntu yang terpisah, pada jarak tertentu dari ujung rektum yang berakhir sebagai kantung
buntu.
*. 4elainan yang berdasarkan hubungan antara bagian terba&ah rektum yang normal
dengan otot puborektalis yang memiliki fungsi sangat penting dalam proses defekasi, dikenal
sebagai klasifikasi melboume.
). 4elainan letak rendah =ektum telah menembus ?lebator sling? sehingga sfingter ani
internal dalam keadaan utuh dan dapat berfungsi normal
ontohnya berupa stenosis anus ( tertutupnya anus oleh suatu membran tipis yang seringkali
disertai fistula anokutaneus dan anus ektopikyang selalu terletak dianterior lokasi anus yang
normal ).
/. =ektum berupa kelainan letak tengah
$i daerah anus seharusnya terbentuk seara la.im terdapat lekukan anus ( anal dimple )
yang ukup dalam. 6amun, pada kelainan yang jarang ditemukan ini sering terdapat fistula
rektouretra yang menghubungkan rektum yang buntu dengan uretra pars bulbaris.
8. 4elainan letak tinggi
4elainan ini lebih banyak ditemukan pada bayi laki+laki, sebaliknya kelinan letak rendah
sering ditemukan pada bayi perempuan. Pada perempuan dapat ditemukan fistula dan
kutaneus, fistula rektoperinium dan fistula rekto:agina. !edangkanpada laki+laki dapat
ditemukan dua bentuk fistula yaitu fistula ektourinaria dan fistula rekto perineum..
>istula ini menghubungkan rektum dengan kandung kemih pada daerah trigonum :esika.
>istula tidak dapat dilalui jika mekonoium jika brukuran sangat keil, sedangkan fistula dapat
mengeluarkan mekonium dalam rektum yang buntu jika berukuran ukup besar. @leh karena
itu, dapat terjadi kelainan bentuk anorektum disertai fistula.
(. 4elainan ba&aan anus juga dapat disebabkan gangguan pertumbuhan dan fusi
"0. 2angguan pemisahan kloaka menjadi rektum dan sinus urogenital.
(&&&.google.om)
4lasifikasi atresia ani 1
". Atresia ani tipe rendah.
!uatu kedaan dimana usus bagian dorsal mele&ati musulus le:ator ani, dengan terdapat sfingter
ani internus dan eksternus yang berkembang baik dan fungsi normal.
2. Atresia ani tipe tinggi.
!uatu keadaan dimana usus berakhir di sebelah proksimal musulus puborektalis tanpa sfingter
ani internus tidak berhasil dalam menahan defikasi rektum.
'. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan atresia ani menurut !yamsuhidayat ("((/) 1
". Pemeriksaan radiologi in:ertogram
Aaitu tehnik pengembalian foto untuk menilai jarak pungtum distal rektum terhadap mara anus
di kulit peritonium.
Pada tehnik ini, bayi diletakkan terbalik (kepala di ba&ah ) atau tiduer dengan sinar horisontal
diarahkan ke tronhanter mayor sehingga dapat dilihat sampai dimana terdapat penyumbatan.
>oto ini dilakukan setelah bayi berumur lebih dari 23 jam, karena pada usia tersebut dalam
keadaan normal seluruh traktus digesti:us sudah berisi udara ( bayi dibalik selama * menit ).
-n:ertogram ini dilakukan pada bayi tanpa fistula.
2. Pemeriksaan urine.
Pemeriksaan urine perlu dilakukan untuk mengetahui apakah mekonium di dalamnya sehingga
fistula dapat diketahui lebih dini.
-. Penatalaksanaan
Pada kasus atresia ani atau anus imperforata ini pengobatannya dilakukan dengan jalan
operasi. 9eknik terbaru dari operasi atresia ani ini adalah teknik Postero !agital Ano =eto
Plasty (P!A=P). 9eknik ini punya akurasi tinggi untuk membuka lipatan anus pasien. 9eknik ini
merupakan ganti dari teknik lama, yaitu Abdomino Perineal Poli 9hrough (APP9). 9eknik lama
ini punya resiko gagal tinggi karena harus membuka dinding perut.
Penanganan seara pre:entif antara lain1
". 4epada ibu hamil hingga kandungan menginjak usia tiga bulan untuk berhati+ hatiterhadap
obat+obatan, makanan a&etan dan alkohol yang dapat menyebabkan atresi ani.
2. Memeriksa lubang dubur bayi saat baru lahir karena ji&anya teranam jika sampai tiga
hari tidak diketahui mengidap atresia ani karena hal ini dapat berdampak feses atau tinja akan
tertimbun hingga mendesak paru+parunya.
%. Pengaturan diet yang baik dan pemberian laktulosa untuk menghindari konstipasi.
=ehabilitasi dan pengobatan 1
". Melakukan pemeriksaan olok dubur
2. Melakukan pemeriksaan radiologik
pemeriksaan foto rontgen bermanfaat dalam usaha menentukan letak ujung retum yang
buntu setelah berumur 23 jam, bayi harus diletakkan dalam keadaan posisi terbalik selama tiga
menit, sendi panggul dalam keadaan sedikit ekstensi lalu dibuat foto pandangan
anteroposterior dan lateral setelah petanda diletakkan pada daerah lakukan anus.
%. Melakukan tindakan kolostomi neonatus tindakan ini harus segera diambil jika tidak ada
e:akuasi mekonium.
3. Pada stenosis yang berat perlu dilakukan dilatasi setrap hari dengan kateter uretra, dilatasi
hegar, atau spekulum hidung berukuran keil selanjutnya orang tua dapat melakukan dilatasi
sendiri dirumah dengan jari tangan yang
dilakukan selama ) bulan sampai daerah stenosis melunak dan fungsi defekasi menapai
keadaan normal.
*. Melakukan operasi anapelasti perineum yang kemudian dilanjutkan dengan dilatasi pada
anus yang baru pada kelainan tipe dua.
). Pada kelainan tipe tiga dilakukan pembedahan rekonstruktif melalui anoproktoplasti pada
masa neonatus
/. Melakukan pembedahan rekonstruktif antara lain1 operasi abdominoperineum pada usia
( " tahun ) operasi anorektoplasti sagital posterior pada usia ( 8+"2 bulan ) pendekatan sakrum
setelah bayi berumur ( )+( bulan )
8. Penanganan tipe empat dilakukan dengan kolostomi kemudian dilanjutkan dengan
operasi ?abdominal pull+through?.
Manfaat kolostomi adalah antara lain1
". Mengatasi obstruksi usus
2. Memungkinkan pembedahan rekonstruktif untuk dikerjakan dengan lapangan operasi
yang bersih
%. Memberi kesempatan pada ahli bedah untuk melakukan pemeriksaan lengkap dalam usaha
menentukan letak ujung rektum yang buntu serta menemukan kelainan ba&aan yang lain.
Penatalaksanaan menurut Markum ("(()) dan !yamsuhidayat ("((/) 1
". Atresia ani tipe rendah
-ndikasi 1 jika dalam pemeriksaan masih dijumpai sfingter ani internus dan
eksternus serta usus bagian dorsal masih mele&ati musulus le:ator ani.
Pengelolaan 1 pengelolaan atresia ani tipe rendah yang dapat merupakan stenosis
anus hanya membutuhkan dilatasi membran anus yang tipis, mudah dibuka segera setelah lahir.
2. Atresia ani tipe tinggi
-ndikasi 1 jika pada pemeriksaan tidak dijumpai sfingter ani internus dan usus
berakhir di sebelah proksimal musulus puborektalis.
Pengelolaan 1
a. 9ahap pertama ( masa neonatus).
$ilakukan tindakan operasi olostomy. 7olostomy tidak boleh mele&ati % hari setelah lahir,
dikha&atirkan menganam ji&a bayi tersebut.
9indakan operatif bertujuan untuk pengalihan feses sementara dan untuk mengoreksi deformitas
retal.
Ada 2 tempat olostomy yang dianjurkan dipakai pada neonatus dan bayi yaitu trans:ersum
olostomy (olostomy di kolon trans:ersum) dan sigmoidostomi (olostomy di olon sigmoid).
b. 9ahap ke dua ( usia )+"2 bulan ).
$ilakukan tindakan operasi yang bersifat definitif dengan prinsip pengobatan operatif
posterior sagital anorektoplasi (P!A=P). Posisi anus yang tepat di daerah sfingter eksternus dan
posisi anatomi usus pada penyangga puborektal.
Badi ini tindakan P!A=P tindakan membuat anus buatan atau tindakan memperbaiki anus dan
rektum supaya dapat berfungsi sebagaimana layaknya.
. 9ahap ke tiga
9indakan operatif tahap ketiga dilakukan minimal % bulan setelah P!A=P. 9indakan pada
tahap ini adalah untuk menutup olostomy tahap pertama (operasi penutupan olostomy).
B. 4@MP<-4A!-
,A, --
A!;'A6 40P0=A#A9A6 PA$A PA!-06 A9=0!-A A6-
A. P0624AB-A6
". Pengkajian Pada Anak
a. 4aji biodata pasien.
b. 9anpa mekonium dalam 23 jam setelah lahir.
. 4aji adanya pasase mekonium.
Perhatikan bila mekonium tampak pada orifisium yang tidak tepat.
d. 4aji feses yang seperti korban pada bayi yang lebih besar atau anak keil yang mempunyai
ri&ayat kesulitan defekasi atau distensi abdomen.
e. 4aji adanya tinja dalam urine dan :agina.
2. Pengkajian Pada @rang 9ua
a. 4aji ri&ayat kehamilan
b. 4aji ri&ayat infeksi
. 4aji psikososial keluarga
d. 4aji pengetahuan keluarga
%. Pemeriksaan >isik
a. Periksa keadaan anus
Adanya malformasi anorektal tidak terbentuk anus.
b. Perikasa ada atau tidaknya pistula rekto:aginal dan fistula rekburetra
Pada pengkajian kpera&atan pasien dengan atresia ani akan ditemukan data+data sebagai
berikut 1
") Penyumbatan anus ( anus tidak normal ).
2) Adanya kembung dan muntah pada 23+28 jam setelah lahir.
%) Pada bayi laki+laki dengan fistula urinary didapatkan mekonium pada urine dan pada bayi
perempuan dengan fistula urogenital ditemukan mekonium dalam :agina.
3) Pada pemeriksaan fisik ( dengan memasukkan jari kelingking dengan memakai sarung
tangan atau juga dengan memasukkan thermometer sepanjang C 2m ) tidak ditemukan anus
seara normal.
*) Adanya berbagai bentuk seperti stinosis retum yang lebih rendah atau juga pada anus.
)) Membrane anus yang menetap.
/) Adanya fistula antara retum dan tratus urinaria.
8) Adanya fistula antara retum, :agina atau perineum pada perampuan.
,. $-A26@!A 40P0=A#A9A6
a. Pra bedah
") =esiko kekurangan :olume airan berhubungan dengan kehilangan airan melalui rute
abnormal.
2) 4urang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan.
b. Pasa bedah
") =esiko infeksi berhubungan dengan trauma post op olostomy.
2) 6yeri akut berhubungan dengan agen edera fisik.
%) 4etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan
dalam menerna makanan.
3) -ntoleransi akti:itas berhubungan dengan immobilisasi.
*) 4erusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya insisi pembedahan.
7. -690=D06!-
a. Pra bedah
". $E " 1 =esiko kekurangan :olume airan berhubungan dengan kehilangan airan
melalui rute abnormal.
9ujuan 1 !etelah dilakukan tindakan kepera&atan selama proses
4epera&atan diharapkan kebutuhan airan dan elektrolit
pasien adekuat.
6@7 1 >luid ,alane
4riteria 'asil 1
a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan ,,, ,j urine normal '9 normal
b. 9$, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
. 9idak ada tanda, dehidrasi, alstisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada
rasa haus yang berlebihan
6-7 1 >luid Management
-nter:ensi 1
a. 9imbang popok 5 pembalut jika diperlukan
b. Pertahankan atatan intake dan output yang akurat
. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik)
d. Monitor 99D
e. Monitor masukan makanan 5 airan dan hitung intake kalori harian
f. 4olaborasi pemberian airan -D
g. $orong keluarga untuk membantu pasien makan
h. 9a&arkan snak 5 jus buah segar
2. $E 2 1 4urang pengetahuan berhubunagn dengan keterbatasan paparan
9ujuan 1 !etelah dilakuakn tindakan kepera&atan selama proses kepera&atan
diharapkan pasien tidak mengalami tanda+tanda infeksi.
6@7 1 4no&ledge 1 $isease Proess
4riteria 'asil 1
a. Pasien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
program pengobatan
b. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan seara benar.
. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan pera&at 5 tim
kesehatan lainnya.
6-7 1 9eahing 1 $isease Proess
-nter:ensi 1
a. Belaskan patofisiolagi dari penyakit.
b. 2ambarkan tanda dan gejala yang biasa munul pada penyakit dengan ara yang benar.
. 2ambarkan proses penyakit dengan ara yang tepat..
d. !ediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan ara yang tepat.
e. $iskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk menegah komplikasi
dimasa yang akan datang dan proses pengontrolan penyakit.
. Pasa bedah
". $E " 1 =esiko infeksi berhubungan dengan trauma post op olostomy.
9ujuan 1 !etelah dilakuakn tindakan kepera&atan selama proses kepera&atan
diharapkan pasien tidak mengalami tanda+tanda infeksi.
6@7 1 4no&ledge 1 -nfetion 7ontrol
4riteria 'asil 1
a. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
b. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, fator yang mempengaruhi penularan serta
penatalaksanaannya.
. Menunjukkan kemampuan untuk menegah timbulnya infeksi.
d. Bumlah leukosit dalam batas normal.
e. Menunjukkan perilaku hidup sehat.
6-7 1 -nfetion 7ontrol
-nter:ensi 1
a. ,atasi pengunjung bila perlu.
b. 2unakan sabun antimikrobia untuk ui tangan.
. 7ui tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kepera&atan.
d. 2unakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung.
e. 9ingkatkan intake nutrisi.
f. ,erikan terapi antibioti bila perlu.
2. $E 2 1 6yeri akut berhubungan dengan agen edera fisik
9ujuan 1 !etelah dilakuakn tindakan kepera&atan selama proses kepera&atan
diharapkan nyeri berkurang 5 hilang.
6@7 1 Pain 7ontrol
4riteria 'asil 1
a. Mengenal faktor penyebab
b. Mengenal serangan nyeri
. 2unakan tindakan pre:entif
d. 2unakan tindakan pertolongan non analgetik
e. 2unakan analgetik yang tepat
4eterangan !kala 1
" 1 9idak pernah dilakukan 3 1 !ering dilakukan
2 1 Barang dilakukan * 1 !elalu dilakukan
% 1 4adang dilakukan
6-7 1 Pain Management
-nter:ensi 1
a. 4aji seara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri dan faktor presipitasi.
b. 2unakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan.
. ,erikan dukungan terhadap pasien dan keluarga.
d. ,erikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab, berapa lama terjadi dan tindakan
penegahan.
e. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi.
f. ,erikan analgetik sesuai anjuran.
g. 9ingkatkan tidur istirahat yang ukup.
h. Monitor kenyamanan pasien terhadap management nyeri.
i. <ibatkan keluarga untuk mengurangi nyeri.
%. $E % 1 4etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan dalam menerna makanan
9ujuan 1 !etelah dilakuakn tindakan kepera&atan selama proses kepera&atan
diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi.
6@7 1 6utritional !tatus
4riteria 'asil 1
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.
b. ,erat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.
. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
d. 9idak ada tanda+tanda malnutrisi.
6-7 1 6utrition Management
-nter:ensi 1
a. 4aji adanya alergi makanan.
b. Anjurkan pasien untuk meningkat intake >e.
. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake protein.
d. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
e. ,erikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
f. 4olaborasi dengan ahli gi.i untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
3. $E 3 1 -ntoleransi akti:itas berhubungan dengan immobilisasi.
9ujuan 1 !etelah dilakuakn tindakan kepera&atan selama proses kepera&atan
diharapkan tidak terjadi intoleransi akti:itas.
6@7 1 Ati:ity 9olerane
4riteria 'asil 1
a. ,erpartisipasi dalam akti:itas fisik tanpa disertai peningkatan 9$,6adi,==.
b. Mampu melakukan akti:itas sehari+hari (A$<s) seara mandiri.
4eterangan !kala 1
" 1 9idak dilakukan sama sekali. 3 1 !ering dilakukan
2 1 Barang dilakukan * 1 !elalu dilakukan
% 1 4adang dilakukan
6-7 1 Ati:ity 9heraphy
-nter:ensi 1
a. 4olaborasi dengan tenaga rehabilitas medik dalam merenanakan program terapi yang tepat.
b. ,antu klien untuk mengidentifikasi akti:itas yang dapat dilakukan.
. ,antu pasien5keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam berakti:itas.
d. ,antu klien membuat jad&al latihan di &aktu luang.
*. $E * 1 4erusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya insisi
pembedahan.
9ujuan 1 !etelah dilakuakn tindakan kepera&atan selama proses kepera&atan
diharapkan integritas kulit kembali baik 5 normal.
6@7 1 9issue -ntegrity 1 !kin and Muous Membranes
4riteria 'asil 1
a. -ntegritas kulit yang baik bisa dipertahankan
b. 9idak ada luka 5 lesi pada kulit
. Perfusi jaringan baik
d. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan menegah terjadinya edera
berulang
e. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan pera&atan alami
4eterangan !kala 1
6-7 1 Pressure Management
-nter:ensi 1
a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
b. 'indari kerutan pada tempat tidur
. Baga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
d. Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali
e. Monitor kulit akan adanya kemerahan
f. @leskan lotion 5 minyak 5 baby oil pada daerah yang tertekan
g. Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat.
$. 0DA<;A!-
". Pra bedah
". $E "
4riteria 'asil 1
a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan ,,, ,j urine normal '9 normal
( skala * )
b. 9$, nadi, suhu tubuh dalam batas normal ( skala * )
. 9idak ada tanda, dehidrasi, alstisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada
rasa haus yang berlebihan ( skala * )
2. $E 2
4riteria 'asil 1
a. Pasien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
program pengobatan ( skala * )
b. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan seara benar ( skala * )
. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan pera&at 5 tim
kesehatan lainnya ( skala * )
2. Pasa bedah
". $E "
4riteria 'asil 1
a. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi ( skala * )
b. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta
penatalaksanaannya ( skala * )
. Menunjukkan kemampuan untuk menegah timbulnya infeksi
( skala * )
d. Bumlah leukosit dalam batas normal ( skala * )
e. Menunjukkan perilaku hidup sehat ( skala * )
2. $E 2
4riteria 'asil 1
a. Mengenal faktor penyebab ( skala * )
b. Mengenal serangan nyeri ( skala * )
. 2unakan tindakan pre:entif ( skala * )
d. 2unakan tindakan pertolongan non analgetik ( skala * )
e. 2unakan analgetik yang tepat ( skala * )
%. $E %
4riteria 'asil 1
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan ( skala * )
b. ,erat badan ideal sesuai dengan tinggi badan ( skala * )
. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi ( skala * )
d. 9idak ada tanda+tanda malnutrisi ( skala * )
3. $E 3
4riteria 'asil 1
a. -ntegritas kulit yang baik bisa dipertahankan ( skala * )
b. 9idak ada luka 5 lesi pada kulit ( skala * )
. Perfusi jaringan baik ( skala * )
d. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan menegah terjadinya edera
berulang ( skala * )
e. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan pera&atan alami
( skala * )
$A>9A= P;!9A4A
7arpenito,<.B. 2000. ,uku !aku $iagnosa 4epera&atan 0disi 8. Bakarta 1 027.
$oengoes,M.0. "(((. Pedoman ;ntuk Perenanaan dan Pendokumentasian Pera&atan Pasien.
Bakarta 1 027.
'ttp155&&&.mediastore.om
'ttp155&&&.google.om
Bhonson,Marion,dkk. "((/. -o&a @utomes Projet 6ursing 7lassifiation (6@7) 0disi 2. !t.
<ouis ,Missouri ; Mosby.
Mansjoer,Arif. 2000. 4apita !elekta 4edokteran 0disi % Bilid 2. Bakarta1 Media Aesullapius.
Markum,A'. "(((. ,uku Ajar -lmu 4esehatan Anak Bilid 2. Bakarta 1 >4;-.
6gastiyah. "((/. Pera&atan Anak !akit. Bakarta 1 027.
6elson, #aldo. 2000. -lmu 4esehatan Anak 6elson. Bakarta 1 027.
M 7loskey, Boanner. "(() . -o&a -nter:ention Projet 6ursing -nter:ention
7lassifiation (6-7) 0disi 2. #estline -ndustrial $ri:e, !t. <ouis 1Mosby.
!antosa,,udi . 200* + 200). $iagnosa 4epera&atan 6A6$A . Bakarta 1 Prima Medika.
#ong, $onna <.200%.Pedoman klinis 4epera&atan Pediatrik.Bakarta 1 027

You might also like