You are on page 1of 22

BAGIAN NEUROLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN
REFARAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN MEI 2014

TUMOR MEDULLA SPINALIS

Oleh:
Mohamad Luqman Hadi Bin Ismail C11110880
Melia Budi Astuti C11110114
Mohd Fareez Hairi C11110846

Pembimbing:
dr. Andi Farida

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:
NAMA : MOHAMAD LUQMAN HADI BIN ISMAIL
NIM : C11110880
JUDUL REFARAT : TUMOR MEDULLA SPINALIS
Telah menyelasaikan laporan kasus dengan judul Tumor Medulla Spinalis
dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Neurologi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Makassar, Mei 2014

Mengetahui,
Dokter Muda Pembimbing Refarat,


Mohamad Luqman Hadi dr. Andi Farida

Supervisor Baca


dr. Mumammad Akbar, Sp. S(K), Ph. D


LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:
NAMA : MOHD FAREEZ HAIRI
NIM : C11110846
JUDUL REFARAT : TUMOR MEDULLA SPINALIS
Telah menyelasaikan laporan kasus dengan judul Tumor Medulla Spinalis
dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Neurologi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Makassar, Mei 2014

Mengetahui,
Dokter Muda Pembimbing Refarat,


Mohd Fareez Hairi dr. Andi Farida

Supervisor Baca


dr. Mumammad Akbar, Sp. S(K), Ph. D


LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:
NAMA : MELIA BUDI ASTUTI
NIM : C11110114
JUDUL REFARAT : TUMOR MEDULLA SPINALIS
Telah menyelasaikan laporan kasus dengan judul Tumor Medulla Spinalis
dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Neurologi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Makassar, Mei 2014

Mengetahui,
Dokter Muda Pembimbing Refarat,


Melia Budi Astuti dr. Andi Farida

Supervisor Baca


dr. Mumammad Akbar, Sp. S(K), Ph. D

Daftar isi
Halaman Pengesahan................................................................................................I

Referat TUMOR MEDULLA SPINALIS
A. Pendahuluan 1
B. Anatomi medulla spinalis 2
C. Definisi 4
D. Patofisiologi 5
E. Etiologi 6
F. Epidemiologi 6
G. Klassifikasi 7
H. Manifestasi Klinis 8
I. Pemeriksaan Penunjang 11
J. Diagnosis 13
K. Penatalaksanaan 14
L. Prognosa 16
M. Daftar Pustaka 17




TUMOR MEDULLA SPINALIS
I. Pendahuluan
Penderita tumor medulla spinalis sekitar 15 % dari seluruh penderita
neoplasma susunan saraf. Tumor medulla spinalis terdiri dari intramedular dan
ekstramedular. Tumor intramedular dapat berasal dari substansi medulla spinalis
itu sendiri manakala tumor ekstrameduller menekan medulla spinalis dari luar.
Tumor intramedular dapat berada di ekstramedular dan intramedular. Prevalensi
tumor medulla spinalis lebih sedikit dibanding tumor intrakranial, dengan rasio
1:4. Sedangkan tumor primer di medulla spinalis sangat jarang, insidensinya,
hanya 1,3 per 100000 populasi. Terutama ditemukan pada dewasa muda atau usia
pertengahan dan jarang pada usia anak atau usia tua. Berbeda dengan tumor
intrakranial, umumnya tumor spinal adalah jinak dan gejala yang timbul terutama
akibat efek penekanan pada medulla spinalis bukan akibat invasi tumornya. Oleh
karena itu sebagian tumor intraspinal dapat dilakukan tindakan eksisi sehingga
deteksi dini adanya tumor dapat mencegah defisit neurologis yang lebih berat.
1,2
Tipe pada tumor medulla spinalis hampir sama dengan tumor kranialis.
Tumor dapat berasal dari sel parenkim medulla spinalis, serabut saraf, selaput
myelin, jaringan vaskuler intraspinal, rantai simpatik, atau kolumna vertebralis.
Segmen yang paling sering terkena adalah segmen torakal (50%), servikal (25%),
dan lumbosakral (20%). Sedangkan frekuensi menurut lokasinya adalah 55%
tumor epidural, 40% tumor intradural-ekstramedular dan 5% tumor intramedular.
2,4,5
Tumor spinalis yang terjadi pada medulla spinalis sebagian besar adalah
ependymoma atau glioma. Sebab terjadinya tumor medulla spinalis masih belum
diketahui. Pada beberapa kasus tumor dapat disebabkan oleh defek genetik.
6





II. Anatomi Medulla Spinalis
Medulla spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat (SSP).
Terbentang dari foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak
melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah
conu terminalis serabut-serabut bukan syaraf yang disebut filum terminale yang
merupakan jaringan ikat.
1














Gambar 1 Medulla Spinalis

Tiga puluh satu pasang nervus spinal keluar dari medulla spinalis melalui
foramen intervertebralis. Mereka meninggalkan sistem saraf pusat dan
menandakan awal sistem saraf perifer. Tiga puluh satu pasang saraf ini diberi
nama sesuai dengan tingkat kolom vertebra:
Cervical (C) - 8 pasang saraf
Thoracic (T) - 12 pasang saraf
Lumbar (L) - 5 pasang saraf
Sacral (S) - 5 pasang saraf
Coccygeal - 1 sepasang saraf
Nervus spinalis ini mengandung serabut eferen (motor) yang membawa
impuls saraf dari medulla spinalis ke perifer seperti otot, dan serabut aferen
(sensorik) yang membawa impuls sensorik dari perifer ke medulla spinalis.
Medulla Spinalis adalah bagian dari sistem saraf pusat (SSP), yang memanjang
kearah kaudal dan dilindungi oleh struktur vertebra. Medulla spinalis dibungkus
oleh tiga lapisan sama seperti otak yakni duramater, arachnoidmater dan yang
paling dalam piamater. Pada orang dewasa kebanyakan hanya menempati bagian
atas dua-pertiga dari kanalis vertebralis sebagai pertumbuhan tulang yang
menyusun tulang punggung secara proporsional lebih cepat dibandingkan dengan
sumsum vertebra.
1
Menurut lokasi rostrocaudalnya sumsum vertebra dapat dibagi menjadi
empat bagian: cervical, toraks, lumbal dan sakral, dua di antaranya ditandai oleh
pelebaran bagian atas (servikal) dan pelebaran bagian bawah (lumbar). Sepanjang
median sagittal, fissure anterior dan posterior membagi medulla spinalis menjadi
dua bagian simetris, yang terhubung oleh commisur anterior dan posterior. Di
kedua sisi lateralnya, dimana terdapat fissura anterolateral dan posterolateral,
disitu terdapat titik dimana radiks spinalis keluar yang akhirnya membentuk
medulla spinalis. Tidak seperti otak, pada medulla spinalis substantia nigra
dikelilingi substantia alba. Substantia alba secara konvensional dibagi menjadi
funikulus dorsal, dorsolateral, lateral, ventral dan ventrolateral. Separuh dari tiap
bagian berbentuk bulan sabit, walaupun susunan dari substantia nigra dan
substantia alba berbeda di setiap tingkatan rostrocaudal. Substansia nigra dapat
dibagi menjadi cornu dorsalis, cornu intermedia, cornu ventralis, dan bagian
centromedial mengelilingi canalis medulla spinalis. Substantia alba semakin
berkurang sampai di akhiran medulla spinalis, dan bersatu dengan subtantia nigra
membentuk membentuk conus terminalis, dimana radiks spinalis yang secara
paralel membentuk cauda equine.
1
Setiap pasangan nervus spinalis mempersarafi daerah tertentu dari tubuh
dengan neuron sensorik dan motorik. Serabut saraf sensorik dan stimulus dari
daerah kulit yang dipersarafi disebut dermatom. Serabut saraf motorik dan otot-
otot yang dipersarafi disebut myotomes. Pusat urat saraf vertebra terdiri dari
substantia nigra, sel body neuron dari akson tidak bermielin neuron motorik dan
juga interneuron, yang menghubungkan saraf aferen dan eferen. Substantia
tampah seperti gambaran kupu-kupu di sekitar kanal pusat dan dibagi menjadi tiga
pasang cornu. Cornu dorsalis neuron sensorik, cornu ventralis neuron motorik dan
cornu lateral menginervasi sistem saraf simpatik. Substantia nigra medulla
spinalisdikelilingi oleh upper dan lower neuron sensorik dan motorik yang terdiri
dari materi putih bermielin. Ramus komunikans substantia alba saraf yang
bercabang dari saraf vertebra khusus di daerah dada dan bagian atas vertebra
lumbar. Mereka adalah serabut preganglionik yang memanjang dari saraf vertebra
ke ganglion saraf simpatik. Ramus komunikans substantia nigra adalah serabut
postganglionik dari cranial kembali ke vertebra.
1

III. Definisi
Tumor medulla spinalis adalah tumor yang berkembang dalam tulang
belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala-gejala karena keterlibatan
medulla spinalis atau akar-akar saraf. Tumor Medulla spinalis adalah tumor di
daerah spinal yang dapat terjadi pada daerah cervical pertama hingga sacral, yang
dapat dibedakan atas:
3,6,4,5
Tumor primer:
1) Jinak yang berasal dari
a) Tulang osteoma dan kondroma,
b) Serabut saraf disebut neurinoma (Schwannoma),
c) Berasal dari selaput otak disebut Meningioma;
d) Jaringan otak; Glioma, Ependinoma.
2) Ganas yang berasal dari
a) Jaringan saraf seperti; Astrocytoma,
Tumor sekunder: merupakan anak sebar (metastase) dari tumor ganas di daerah
rongga dada, perut, pelvis dan tumor payudara.

IV. Patofisiologi
Tumor intramedulla menyusup dan menghancurkan parenkim medulla dan
bisa meluas lebih dari beberapa segmen medulla spinalis yang berperan membawa
dan mengirim untuk memfasilitasi impuls listrik bagi menstimulasi gerakan dan
sensasi. Dengan tumor medulla spinalis bisa menyebabkan kehilangan fungsi
motorik dan sensorik. Pertumbuhan tumor sangat mempengaruhi fungsi neurologi
pasien.
Patofisiologi tumor medulla spinalis intramedular bervariasi sesuai dengan
jenis tumor. Ependymomas biasanya lambat, tumor berkapsul yang secara
histologis jinak. Nyeri dan defisit neurologis timbul sebagai akibat dari
peregangan progresif dan distorsi serat saraf. Biasanya gambaran anatomi yang
jelas terdapat saat operasi, dan hasil reseksi visual anatomis yang besar dalam
pengobatan. Tipe anaplastik yang langka bisa berbentuk invasif, bagaimanapun,
tipe ini lebih cenderung kambuh atau menyebar melalui ruang CSF.
4,5,6







V. Etiologi
Penyebab utama dari tumor otak dan medulla spinalis belum sepenuhnya
dipahami. Tapi penelitian menemukan beberapa perubahan yang terjadi pada sel
normal otak yang dapat mengubahnya menjadi bentuk tumor. Kanker dapat
disebabkan oleh perubahan DNA yang mengaktifkan onkogen dan menonaktifkan
gen penekan tumor (tumor suppressor genes). Gen ini dapat diwariskan dari orang
tua.
7
Banyak faktor risiko untuk kanker dengan cara kerusakan gen. Misalnya
asap rokok merupakan faktor risiko untuk kanker paru dan beberapa kanker
lainnya, karena asap rokok mengandung bahan kimia yang dapat merusak gen.
7

Selain radiasi, tidak diketahui penyebab lain yang berkaitan dengan faktor
gaya hidup atau faktor lingkungan yang dapat menyebabkan tumor .
7


VI. Epidemiologi

Sekitar 2000 kasus baru kanker tulang dan 6000 kasus baru tumor jaringan
lunak didiagnosis di Amerika Serikat tiap tahun. Dari semua kasus, hanya sekitar
5% melibatkan tulang belakang. Insiden dari tumor spinalis diperkirakan 2,5-8,5
per 100000 orang tiap tahun. Terdapat dua hal yang potensial dari keganasan
suatu lesi spinal :
8
Umur
Lokasi
Pada anak di bawah 6 tahun, kebanyakan tumor spinal merupakan keganasan,
seperti:
8
Astrositoma
Sarkoma (jarang)
Pada orang dewasa lebih dari 35 tahun, kebanyakan tumor spinal adalah :
8
Adenokarsinoma metastasis
Multipel myeloma


VII. Klasifikasi
Ada dua macam lesi: lesi ekstradural dan lesi intradural. Lesi intradural
dibagi menjadi dua kategori, tergantung pada apakah lesi melibatkan substansi
dari medulla spinalis ( intramedular ) atau berada di luar medulla spinalis tetapi
dalam dura ( ekstramedular).
9

Lesi Ekstradural
Perjalanan klinis yang lazim dari tumor ektradural adalah kompresi cepat akibat
invasi tumor pada medula spinalis, kolaps kolumna vertebralis, atau perdarahan
dari dalam metastasis. Begitu timbul gejala kompresi medula spinalis, maka
dengan cepat fungsi medula spinalis akan hilang sama sekali.
10

Lesi Intradural
1. Intradural Ekstramedular
Lesi medula spinalis ekstramedular menyebabkan kompresi medula spinalis dan
radiks saraf pada segmen yang terkena. Sindrom Brown-Sequard mungkin
disebabkan oleh kompresi lateral medula spinalis. Sindrom akibat kerusakan
separuh medula spenalis ini ditandai dengan tanda-tanda disfungsi traktus
kortikospinalis dan kolumna posterior ipsilateral di bawah tingkat lesi. Pasien
mengeluh nyeri, mula-mula di punggung dan kemudian di sepanjang radiks
spinal. Tumor pada sisi posterior dapat bermanifestasi sebagai parestesia dan
selanjutnya defisit sensorik proprioseptif, yang menambahkan ataksia pada
kelemahan. Tumor yang terletak anterior dapat menyebabkan defisit sensorik
ringan tetapi dapat menyebabkan gangguan motorik yang hebat. Tumor selubung
saraf (misalnya, neurofibroma dan schwannoma ) biasanya lesi intradural
ekstramedular. Meningioma dapat berupa lesi ekstramedular ekstradural atau
intradural.
9,10


2. Intradural Intramedular
Tumor-tumor intramedular tumbuh ke bagian tengah dari medula spinalis dan
merusak serabut-serabut yang menyilang serta neuron-neuron substansia grisea.
Kerusakan serabut-serabut yang menyilang ini mengakibatkan hilangnya sensasi
nyeri dan suhu bilateral yang meluas ke seluruh segmen yang terkena, yang pada
gilirannya akan menyebabkan kerusakan pada kulit perifer. Perubahan fungsi
refleks renggangan otot terjadi kerusakan pada sel-sel kornu anterior.Kelemahan
yang disertai atrofi dan fasikulasi disebabkan oleh keterlibatan neuron-neuron
motorik bagian bawah. Tumor asal glia ( misalnya , astrositoma , ependimoma )
biasanya di lokasi intradural intramedular.
9,10

VI. Manifestasi klinis

Suatu tumor yang tumbuh pada bagian tulang belakang dapat menyebabkan
tekanan dan yang disusul kerusakan pada medulla spinalis dan saraf. Tumor juga
dapat melemahkan tulang belakang. Gejala tergantung pada ukuran dan lokasi
dari tumor, serta efek massa yang disebabkan oleh space-occupying lesion yang
abnormal dan dapat meliputi:
9,11
Nyeri
Nyeri dapat terjadi disebabkan oleh rusaknya tulang dari spinal atau tekanan
yang ditempatkan di atas saraf spinalis. Nyeri ini mungkin di dalam spinal
atau tersebar ke bawah tangan atau kaki. Gejala yang paling umum adalah
nyeri punggung aksial di lokasi lesi , yang lebih memburuk di malam hari dan
dalam posisi terlentang. Tumor ekstramedular yang tumbuh ada kaitannya
dengan akar saraf dan menghasilkan nyeri radikuler yang sering lebih buruk
pada malam hari dan diperparah oleh manuver yang meningkatkan tekanan
intrakranial, seperti mengejan atau batuk.


Defisit neurologis fokal
Ini tergantung pada lokasi tumor dan dapat mirip strok dengan gejala
kelemahan, mati rasa, lumpuh, diskoordinasi, kesulitan berjalan atau
kehilangan kontrol berkemih dan buang air besar.

Gejala klinis dari lesi medulla spinalis termasuk nyeri punggung,
gangguan motorik dan sensorik, gangguan berkemih dan buang air besar, dan
disfungsi seksual . Gejala sering berkorelasi dengan tingkat pertumbuhan tumor
daripada ukuran tumor , tumor tumbuh lambat dapat menyebabkan sedikit atau
tidak ada gejala neurologis, sedangkan tumor yang berkembang pesat dapat
menyebabkan defisit neurologis yang signifikan pada penampakannya. Tumor
intramedular timbul dari bagian tengah saraf sering mengurangi sensasi pada
wilayah sakrum ("sacral sparing") karena penyusunan somatotropik dari sumsum
tulang belakang, di mana serat sensorik sakrum berada pada posisi yang paling
perifer dalam sumsum tulang belakang. Lesi intramedular jarang hadir dengan
nyeri sebagai gejala awal melainkan tanda-tanda kerusakan saraf pusat, termasuk
berkurangnya sensasi terhadap nyeri dan suhu ekstrim , tanda-tanda saluran
panjang , kelemahan , inkontinensia urin dan alvi, dan disfungsi seksual .
9


Gejala klinik berdasarkan lokasi tumor
Tumor foramen magnum
10

Gejala awal dan tersering adalah nyeri servikalis posterior yang disertai dengan
hiperestesi dermatom daerah vertebra servikalis 2 (C2).Setiap aktivitas yang
meningkatkan tekanan intrakranial (misal, batuk, mengedan, mengangkat barang
atau bersin) dapat memperburuk nyeri.Gejala tambahan adalah gangguan sensorik
dan motorik pada tangan dengan pasien yang melaporkan kesulitan menulis atau
memasang kancing.Perluasan tumor menyebabkan kuadraplegia spastik dan
hilangnya sensasi secara bermakna. Temuan neurologik tidak selalu timbul tetapi
dapat mencakup hiperrefleksia, rigiditas nuchal, gaya berjalan spastik, palsy N.IX
sampai XI, dan kelemahan ekstremitas.

Tumor daerah servikal
Lesi daerah servikal menimbulkan gejala sensorik dan motorik mirip lesi radikular
yang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga melibatkan tangan.
Keterlibatan tangan pada lesi servikalis bagian atas diduga disebabkn oleh
kompresi suplai darah ke kornu anterior melaui arteria spinalis anterior.Pada
umumnya terdapat kelemahan dan atrofi gelang bahu dan lengan. Tumor
servikalis yang lebih rendah ( C5,C6, C7) dapat menyebabkan hilangnya refleks
tendon ekstremitas atas(biseps,brakhioradialis, triseps). Defisit sensorik
membentang sepanjang tepi radial lengan bawah dan ibu jari pada kompresi C6,
melibatkan jari tengah dan jari telunjukpada lesi C7; dan lesi C7 menyebabkan
hilangnya sensorik jari telunjuk dan jari tengah.
10
Tumor daerah thorakal
Penderita lesi daerah thorakal sering kali datang dengan kelemahan spastik yang
timbul perlahan pada ekstremitas bagian bawah dan kemudian mengalami
parastesia.Pasien dapat mengeluh nyeri dan perasaan terjepit dan tertekan pada
dada dan abdomen, yang mungkin dikacaukan dengan nyeri akibat intrathorakal
dan intraabdominal.
10
Tumor daerah lumbosakral
Kompresi segmen lumbal bagian atas tidak mempengaruhi refleks perut, namun
menghilangkan refleks kremaster dan mungkin menyebabkan kelemahan fleksi
panggul dan spastisitas tungkai bawah.Juga terjadi kehilangan refleks lutut dan
refleks pergelangan kaki dan tanda babynski bilateral.Nyeri umumnya dialihkan
ke selangkangan.Lesi yang melibatkan lumbal bagian bawah dan segmen-segmen
sacral bagian atas menyebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot perineum, betis
dan kaki. Hilangnya sensasi daerah perianal dan genitalia yang disertai gangguan
kontrol usus dan kandung kemih merupakan tanda khas lesi yang mengenai
daerah sakral bagian bawah.
10

Tumor kauda ekuina
Lesi dapat menyebabkan nyeri radikular yang dalam., kelemahan dan atrofi dari
otot-otot termasuk gluteus, otot perut, gastrocnemius, dan otot anterior tibialis.
Refleks APR mungkin menghilang, muncul gejala-gejala sfingter dini dan
impotensi.Tanda-tanda khas lainnya adalah nyeri tumpul pada sakrum dan
perineum yang kadang kadang menjalar ke tungkai. Paralisis flaksid terjadi sesuai
dengan radiks saraf yang terkena dan terkadang asimetris. Refleks lain dapat
terpengaruh tergantung letak lesi.
10
VII. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
Modalitas utama dalam pemeriksaan radiologis untuk mendiagnosis semua tipe
tumor medula spinalis adalah MRI. Alat ini dapat menunjukkan gambaran ruang
dan kontras pada struktur medula spinalis dimana gambaran ini tidak dapat dilihat
dengan pemeriksaan yang lain.
12
Tumor pada pembungkus saraf dapat menyebabkan pembesaran foramen
intervertebralis. Lesi intra medular yang memanjang dapat menyebabkan erosi
atau tampak berlekuk-lekuk (scalloping) pada bagian posterior korpus vertebra
serta pelebaran jarak interpendikular.
12
Lesi intramedular menyebabkan pelebaran fokal pada bayangan medulla
spinalis.
12





Gambar 3, gambaran MRI tumor medula spinalis (intradural intramedular)






Gambar 4, gambaran MRI tumor intradural ekstramedular

CSS
Pada pasien dengan tumor spinal, pemeriksaan CSS dapat
bermanfaat untuk differensial diagnosis ataupun untuk memonitor respon terapi.
Apabila terjadi obstruksi dari aliran CSS sebagai akibat dari ekspansi tumor,
pasien dapat menderita hidrosefalus. Punksi lumbal harus dipertimbangkan secara
hati- hati pada pasien tumor medula spinalis dengan sakit kepala (terjadi
peninggian tekasan intrakranial).
7,12
Pemeriksaan CSS meliputi pemeriksaan sel-sel malignan
(sitologi), protein dan glukosa. Konsentrasi protein yang tinggi serta kadar
glukosa dan sitologi yang normal didapatkan pada tumor-tumor medula spinalis,
walaupun apabila telah menyebar ke selaput otak, kadar glukosa didapatkan
rendah dan sitologi yang menunjukkan malignansi. Adanya xanthocromic CSS
dengan tidak terdapatnya eritrosit merupakan karakteristik dari tumor medula
spinalis yang menyumbat ruang subarachnoid dan menyebabkan CSS yang statis
pada daerah kaudal tekal sac.
7,12


VIII. Diagnosis
Diagnosis tumor medula spinalis diambil berdasarkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisis serta penunjang.
Anamnesis
Pada tumor ekstramedular, gejala yang mendominasi adalah kompresi
serabut saraf spinalis, sehingga yang paling awal tampak adalah nyeri, mula-
mula di punggung dan kemudian di sepanjang radiks spinal.Seperti pada
tumor ekstradural, nyeri diperberat oleh traksi oleh gerakan, batuk, bersin atau
mengedan, dan paling berat terjadi pada malam hari. Nyeri yang menghebat
pada malam hari disebabkan oleh traksi pada radiks saraf yang sakit, yaitu
sewaktu tulang belakang memanjang setelah hilangnya efek pemendekan dari
gravitasi.
10
Pemeriksaan fisis
Tumor ekstradural mempunyai perjalanan klinis berupa fungsi medula
spinalis akan hilang sama sekali disertai kelemahan spastik dan hilangnya
sensasi getar dan posisi sendi di bawah tingkat lesi yang berlangsung cepat.
Defisit sensorik berangsur-angsur naik hingga di bawah tingkat segmen
medulla spinalis.
Pada tumor intramedular, kerusakan serabut-serabut yang menyilang pada
substansia grisea mengakibatkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu bilateral
yang meluas ke seluruh segmen yang terkena, yang pada gilirannya akan
menyebabkan kerusakan pada kulit perifer. Sensasi raba, gerak, posisi dan
getar umumnya utuh kecuali lesinya besar. Defisit sensasi nyeri dan suhu
dengan utuhnya modalitas sensi yang lain dikenal sebagai defisit sensorik
yang terdisosiasi.
10
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan radiogram tulang belakang, sebagian besar penderita
tumor akan memperlihatkan gejala osteoporosis atau kerusakan nyata pada
pedikulus dan korpus vertebra. Pada tomor ekstramedular, radiografi spinal
dapat memperlihatkan pembesaran foramen dan penipisan pedikulus yang
berdekatan. Pada tumor intramedular, radiogram akan memperlihatkan
pelebaran kanalis vertebralis dan erosi pedikulus.
10
IX. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun
ekstramedular adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk
menghilangkan tumor secara total dengan menyelamatkan fungsi neurologis
secara maksimal. Kebanyakan tumor intradural-ekstramedular dapat direseksi
secara total dengan gangguan neurologis yang minimal atau bahkan tidak ada
setelah operatif. Tumor-tumor yang mempunyai pola pertumbuhan yang cepat dan
agresif secara histologis dan tidak secara total di hilangkan melalui operasi dapat
diterapi dengan terapi radiasi post operasi.12 Terapi konservatifyang dapat
dilakukan pada tumor medulla spinalis adalah
10

a) Steroid
berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri pada 85% kasus, terkadang memberi
perbaikan neurologis. Steroid intravena dengan dosis tinggi dapat meningkatkan
fungsi neurologis untuk sementara tetapi pengobatan ini tidak dilakukan untuk
jangkawaktu yang lama. Walaupun steroid dapat menurunkan edema vasogenik,
obat-obatan ini tidak dapat menanggulangi gejala akibat kondisi tersebut.
Penggunaan steroid dalam jangka waktu lama dapat menyababkan ulkus gaster,
hiperglikemia dan penekanan system imun dengan resiko cushing symdrome
dikemudian hari. Regimen kemoterapi hanya meunjukkan angka keberhasilan
yang kecil pada terapi tumor medulla spinalis. Hal ini mungkin disebabkan oleh
adanya sawar darah otak yang membatasi masuknya agen kemotaksis pada CSS.
b. Evaluasi radiografi
1) Foto polos seluruh tulang belakang : 67-85% abnormal; kemungkinan temuan :
erosi pedikel (defek pada pedikel pada foto polos lumbosacral AP dan lateral)
atau pelebaran, fraktur kompresi patologis, dan
perubahan osteoblastik (mungkin terjadi mieloma, Ca prostat, Hodgkin, dan
biasanya Ca payudara)
2) Bila tersedia dan pasien bersedia, MRI dilakukan secepat mungkin
c. Terapi radiasi
Tujuan dari terapi radiasi pada penatalaksanaan tumor medulla spinalis adalah
untuk memperbaiki kontrol lokal, serta dapat menyelamatkan dan memperbaiki
fungsi neurologik. Tarapi radiasi juga digunakan pada reseksi tumor yang
inkomplit yang dilakukan pada daerah yang terkena.
12
d. Pembedahan
Pembedahan sejak dulu merupakan terapi utama pada tumor medulla spinalis.
Pengangkatan yang lengkap dan defisit minimal post operasi, dapat mencapai
90% pada ependymoma, 40% pada astrositoma dan 100% pada
hemangioblastoma. Pembedahan juga merupakan penatalaksanaan terpilih untuk
tumor ekstramedular. Pembedahan, dengan tujuan mengangkat tumor seluruhnya,
aman dan merupakan pilihan yang efektif.
Indiksi pembedahan
Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi bila lesi
dapat dijangkau.
Kegagalan radiasi
Rekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal
Komplikasi pembedahan
Resiko deficit neurologis yang besar selama tindakan operasi.
Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak anak
disbanding orang dewasa. Deformitas pada tulang belakang tersebut dapat
menyebabkan kompresi medulla spinalis.
X. Prognosa
Pada pasien yang menderita tumor medulla spinalis mempunyai peluang hidup
sehingga 5 tahun melebihi 90%. Fungsi neurologis setelah operasi pembedahan
mengangkat tumor bergantung pada status preoperative. Oleh itu, matlamat
dilakukan pembedahan mengangkat tumor adalah untuk menghalang berlanjutnya
proses disfungsi neurologis hasil dari penekanan tumor , untuk menegakkan
diagnose dan secara potensi menyembuhkan tumor dengan mengangkat tumor
secara keseluruhan. Prognosis semakin buruk seiring meningkatnya umur (>60
tahun).
11




















DAFTAR PUSTAKA


1. Reinhard Rohkamm. Chapter 1- Fundamentals of Neurology, Color Atlas
of Neurology 2004
2. Hoch Daniel B. 2008. Spinal Tumor
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001403.htm (1
November 2010)
3. Harrop James S. 2009. Spinal Cord Tumors - Management of Intradural
Intramedullary Neoplasms http://emedicine.medscape.com/article/249306-
overview. (5 november 2010)
4. Mazzoni, Pietro; Pearson, Toni Shih; Rowland, Lewis P. Chapter 56-
Gliomas, Merritt's Neurology Handbook, 2nd Edition, 2006
5. Mazzoni, Pietro; Pearson, Toni Shih; Rowland, Lewis P. Chapter-63,
Merritt's Neurology Handbook, 2nd Edition, 2006
6. Mark Mumenthaler, Heinrich Mattle, Ethan Taub. Chapter 7-Disease of
Spinal Cord, Fundamentals of Neurology 2006
7. Anonym. Brain and Spinal Cord Tumors in Adults. 2008. Available at
www.cancer.org
8. Fuchs B, Boos N. Primary Tumors of The Spine In: Boos N, Aebi M,
editors. Spinal Disorders Fundamentals of Daiagnosis and
Treatment.2008. p. 951-76.
9. Pan E, Prados MD. Spinal Cord Tumors. 6 ed. DW K, RE P, RR W,
editors. Hamilton: BC Decker; 2008.
10. Japardi, Iskandar. Radikulopati Thorakalis. http://www.USU-
digitallibrary.com. 2010
11. Murphy,Michael. Spinal Tumours [press release].2009. East Melbourne:
Oxford University Press.p.182-184.
12.Mumenthaler and Mattle. Fundamental of Neurology. Thieme. 2006. Page
146-147.

You might also like