You are on page 1of 9

1

Sikap dan Perilaku yang Benar dalam Penerapan Bioetika









Ivon Indriyanti Santoso, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012,
NIM : 102012220, Kelompok : E5, Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510, Telp : 021-56942061, Fax :
021-5631731, E-mail : ivonsantosoo@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN
Bioetika berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan etos yang berarti norma
norma atau nilai nilai moral. Bioetika atau bioetika medis merupakan studi interdisipliner
tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran
baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang (Bertens, 2011). Bioetika
mencakup isu isu social, agama, ekonomi dan hokum bahkan politik. Bioetika selain
membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi
reproduksi buatan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, factor budaya yang
berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional,
lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika member perhatian yang besar pula
terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.
1
2

BAB II
ISI

1. Definisi
Pemikiran tentang bioetika adalah sebagai suatu yang lebih luas daripada etika medis
tradisional yang hanya menyangkut hubungan dokter dengan pasiennya dan dokter dengan teman
sejawatnya lahir di Amerika di tahun 1960an. Salah seorang yang pertama menemukan
bioetika dalam publikasi adalah peneliti kanker Van Rensellaer Potter dalam bukunya
Bioethics,Bridge to the Future yang diterbitkan pada tahun 1971. Setelah buku itu, menyusul
banyak publikasi lain tentang bioetika.
2

Banyak ahli yang menjelaskan pengertian bioetika dari sudut pandangnya masing
masing. Semua pengertian bioetika tersebut memiliki penjelasan yang berbeda beda, akan
tetapi memiliki maksud dan tujuan yang sama yaitu menjelaskan bahwa bioetika adalah studi
atau kajian kritis mengenai perilaku manusia, dampak, masalah masalah, atau isu isu etis,
sosial hokum, kependudukan, lingkungan, dan lain lain.
Beberapa konsep tentang bioetika yang dapat disimak dari definisi atau penjelasan yang
diberikan oleh beberapa pakar :
2
W.T. Reich : Bioetika adalah Studi sistematik tentang perilaku manusia dalam lapangan
ilmu ilmu tentang kehidupan (life sciences) dan pemeliharaan kesehatan (health care),
dikaji dari aspek aspek nilai dan asas asas moral.
Shannon : Bioetika menyelidik dimensi etis dari masalah masalah teknologi, ilmu
kedokteran, dan biologi sejauh diterapkan dalam kehidupan.
F. Abel : Bioetika adalah studi interdisipliner tentang problem problem yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, baik pada skala
mikro maupun pada skala makro, lagi pula tentang dampaknya atas masyarakat luas serta
system nilainya, kini dan di masa mendatang.


3

2. Prinsip prinsip Dasar Bioetika
Untuk lebih mempertajam pemahaman, sistematika berikut ini tentang pendekatan
pendekatan terhadap bioetika dapat membantu. Bagan berikut disadur dari Frank Lewis,
Bioethics of Health Professionals (1996).
2

















Bagan 1. Bioetika


BIOETIK
A
PENDEKATAN
AKADEMIS
PENDEKATAN PENGATURAN
(KODEFIKASI DAN PENGAWASAN)

Oleh :
Komite 2 Etika
Kodifikasi Praktik Pelayanan
Kesehatan dan Riset
Regulasi Praktek oleh Pemerintah
ORIENTASI
EMPERIS
ORIENTASI
ASAS
Otonomi
Beneficience
Non maleficence
Keadilan
Asas asas derivatif
Isu isu pada akhir hidup
Euthanasia
Eksperimen medis
Teknologi reproduksi
Rekayasa genetik
Donasi dan transpalasi organ
Penggantian kelamin
Alokasi sumber daya
4

3. Pendekatan Akademis
Pendekatan akademis adalah pendekatan yang mencari jawaban atas isu isu yang
sedang terjadi. Pendekatan akademis dibagi menjadi 2 yaitu, orientasi empiris dan orientasi asas.
Orientasi empiris yang berarti ada pemikiran pemikiran atau hal hal baru dalam
bidang kedokteran yang telah dialami oleh masyarakat seperti euthanasia, eksperimen medis,
teknologi reproduksi, rekayasa genetic, donasi atau transpalasi organ, penggantian kelamin, dan
lain lain. Orientasi asas adalah jawaban yang memuaskan secara etis mengenai isu isu moral
dan etika terkait dengan pemikiran pemikiran baru tersebut. Jawaban jawaban etis tersebut
haruslah berlandaskan kepada kaidah kaidah dasar bioetika yaitu beneficience, non
maleficence, otonomi, dan justice (keadilan).
4 kaidah dasar yang telah dijelaskan diatas memiliki pengertiannya masing masing
yaitu seperti:
3
Beneficence adalah prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke
kebaikan pasien. Dalam beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja,
melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya
(mudharat)
Non maleficence adalah prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk
keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai primum non nocere atau above all do no
harm
Otonomi adalah prinsip moral yang menghormati hak hak pasien, terutama hak
otonomi pasien (the rights to self determination). Prinsip moral inilah yang melahirkan
doktrin informed consent
Justice adalah prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap
maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice)



5

Kaidah kaidah dasar tersebut pastilah memiliki cirri ciri yang jelas. Berikut adalah
cirri ciri dari setiap kaidah kaidah bioetika:
4
Beneficence
a. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk
kepentingan orang lain
b. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
c. Memandang pasien / keluarga / sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan dokter
d. Mengusahakan agar kebaikan / manfaat lebih banyak dibandingkan dengan
keburukan
e. Paternalism bertanggung jawab / berkasih saying
f. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
g. Pembatasan goal base
h. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan / preferensi pasien
i. Minimalisasi akibat buruk
j. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
k. Menghargai hak hak pasien secara keseluruhan
l. Mengembangkan profesi secara terus menerus
m. Memberikan obat berkhasiat namun murah
n. Menerapkan Golden Rule Principle

Non Maleficence
a. Menolong pasien emergensi
b. Kondisi untuk menggambarkan kriterian ini adalah :
i. Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat) atau beresiko hilangnya
sesuatu yang penting (gawat)
ii. Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut
iii. Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
iv. Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter (hanya
mengalami resiko minimal)
c. Mengobati pasien luka
d. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
6

e. Tidak menghina / mencaci maki / memanfaatkan pasien
f. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
g. Mengobati secara proporsional
h. Mencegah pasien dari bahaya
i. Menghindari misrepresentasi dari pasien
j. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
k. Memberikan semangat hidup
l. Melindungi pasien dari serangan
m. Tidak melakukan white collar crime dalam kesehatan / kerumah sakitan yang
merugikan pihak pasien / keluarganya
Otonomi
a. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
b. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)
c. Berterus terang
d. Menghargai privasi
e. Menjaga rahasia pasien
f. Menghargai rasionalitas pasien
g. Melaksanakan informed consent
h. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusannya sendiri
i. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termaksud keluarga
pasien sendiri
j. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada khasus non emergensi
k. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien
l. Menjaga hubungan (kontrak)
Keadilan (Justice)
a. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
b. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
c. Member kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam porsi yang sama
d. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, availability,
quality)
e. Menghargai hak hokum pasien
7

f. Menghargai hak orang lain
g. Menjaga kelompok rentan (yang paling dirugikan)
h. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status, sosial, dll
i. Tidak melakukan penyalahgunaan wewenang
j. Memberikan kontribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara
adil
k. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
l. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah / tepat
m. Menghargai hak populasi yang sama sama rentan penyakit / gangguan
kesehatan
n. Bijak dalam mikroalokasi

4. Pendekatan Pengaturan (Kodefikasi dan Pengawasan)
Pendekatan pengaturan tentang isu isu bioetika dalam pelayanan kesehatan dan riset
adalah pendekatan yang melakukan kodifikasi dan pengawasan. Fungsi pengaturan (kodifikasi
dan pengawasan) ini dilakukan oleh a.I. komite etika (misalnya di rumah sakit), asosiasi profesi,
lembaga lembaga seperti Pusat Kajian Bioetika, Lembaga Ilmu Pengetahuan, Komite Etika
Penelitian, dan juga badan badan pemerintahan.
2








8

BAB III
PENUTUP
Bioetika merupakan bidang ilmiah yang masi muda, tetapi secara umum sudah
tidak diragukan lagi pentingnya. Implikasi implikasi etis dari kemajuan ilmu ilmu biomedis
memang mendesak untuk dipertimbangkan dengan serius.
5
Oleh karena itu, dari khasus yang
telah terjadi oleh dokter Bagus, kami menyimpulkan bahwa dokter Bagus telah menjalankan
tugasnya dengan cukup baik, akan tetapi belum sempurnya dikarenakan masi ada ditemukan
pelanggaran kaidah kaidah bioetika yang dilakukan dokter Bagus.














9

DAFTAR PUSTAKA

1. Hanafiah J M , Amir A, Sp.F(K). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi 4.
Jakarta : EGC, 2007.h.3-4.
2. Jacobalis S. Pengantar Tentang Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika Medis, dan
Bioetika, Jakarta : Sagung Seto, 2005.h.185-200.
3. Sampurna B, Syamsu Z, Dwidja T. Bioetik dan Hukum Kedokteran. Jakarta : EGC,
2007.h.31
4. Hartono, Budiman, Salim Darminto. Modul Blok 1 Who Am I. Jakarta : Ukrida, 2007
5. Bertens K. Perspektif Etika Baru. Yogyakarta : Kanisius, 2009.h.182

You might also like