Professional Documents
Culture Documents
salah paham terkait apa yang benar-benar terjadi pada saat tes wawancara dilangsungkan. Saya
6. Salah Busana
Sekali lagi, kesan pertama begitu awet diingat. Dalam 17 detik pertama sejak sang pewawancara
melihat Anda, kesan yang Anda hasilkan haruslah yang luar biasa positif. Berpakaianlah ala
konservatif, jangan yang gaul. Untuk Anda yang perempuan: Tidak perlu gunakan banyak
perhiasan; yang simpel2 saja. Jika Anda memang mengenakan perhatian, sebaiknya jangan yang
imitasi. Gunakan sepatu hak rendah. Untuk Anda yang Laki-laki: Perhatikan arloji Anda, jangan
kenakan arloji kekanakan yang penuh warna cerah. Jangan gunakan cincin akik secara mencolok.
Sisir rapi rambut Anda. Tidak perlu juga gunakan parfum yang berlebihan sehingga bisa tercium
dari radius jarak 2 meter. Jika Anda naik motor, sebaiknya cek lagi penampilan Anda di kamar
mandi sebelum tiba giliran Anda. Dan jangan lupa tinggal jaket dan sarung tangan Anda di
motor. Anda bahkan harus terlihat cakep sejak bertemu dengan resepsionis.
7. Makan Permen Karet atau Merokok
Permen karet dan rokok bisa jadi teman sejati Anda di kala sedang gugup. Tapi semua itu tidak
sebaiknya menemani sejak Anda sudah sampai di daerah parkiran. Permen karet membuat Anda
tidak terkesan formal dan malah terlihat sok. Sementara rokok bisa jadi memberi kesan bahwa
Anda kurang menaruh hormat pada sesi formal wawancara. Bahkan jika sang pewawancara
terlihat merokok di ruang tunggu, Anda sebaiknya tidak merokok. Anda toh ibaratnya sedang
mertamu ke rumah orang. Dan merokok merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh sang
pemilik rumah kepada tamunya.
…
Sama halnya dengan Curriculum Vitae yang membuat Anda lolos menuju tes wawancara, maka
kemampuan job interview yang bagus juga bisa meloloskan Anda menjadi kandidat terpilih.
Sehingga pastikan Anda tidak melakukan kesalahan-kesalahan di atas.
8. Menjawab pertanyaan dengan sekedar “ya” atau “tidak”
Sang pewawancara kan ingin mengenal Anda dengan baik, dan itu tak mungkin terjadi manakala
Anda miskin omongan dan enggan berinisiatif menjabarkan jawaban Anda. Pastikan Anda
melengkapi jawaban Anda dengan cerita dan contoh konkrit.
9. Menghindari kontak mata.
Bila Anda menghindari kontak mata, Anda tak akan bisa membangun hubungan personal dengan
pewawancara Anda. Kontak mata bisa membuat Anda tampak hormat dan perhatian. Tapi seperti
yang telah saya sampaikan di tulisan sebelumnya, kontak mata memang tidak perlu dilakukan
secara berlebihan.
10. Berbicara terlalu cepat
Ini khususnya bagi Anda para orang visual. Anda memang punya banyak informasi penting yang
perlu disampaikan, tapi bukan lantas Anda harus berbicara sedemikian cepatnya sampai-sampai
si pewawancara tak paham dengan omongan Anda. Setiap kali pertanyaan sedang diajukan,
selalu sempatkan diri untuk menarik napas dalam-dalam, tahan sebentar, lalu lepaskan. Di sini
Anda menggunakan pernafasan perut, bukan dada. Latihlah omongan Anda bersama teman
untuk mengetahui kecepatan yang ideal untuk berbicara.
12. Berbohong
Jangan berbohong atau menambah-nambahi bumbu atas pengalaman kerja atau sejarah akademik
Anda. Sang pewawancara akan memeriksa itu semua. Bila ketahuan telah berbohong, Anda tak
akan diterima. Bila sudah kadung diterima dan lalu ketahuan bahwa Anda berbohong, Anda akan
dipecat.
13. Tidak menjawab pertanyaan
Ada kalanya seseorang tak bisa menjawab pertanyaan si pewawancara, lalu menyampaikan apa-
apa yang tak ada hubungannya dengan pertanyaan. Jangan coba mengelak dari pertanyaan, si
pewawancara pasti mengetahuinya. Yang parah adalah manakala seseorang gagal memahami
maksud dari pertanyaan dan meracau tak karuan.
14. Bicara terlalu banyak
Sang pewawancara bukanlah sobat Anda, dan juga bukan therapist yang bermaksud untuk
menyembuhkan penyakit Anda. Apa yang dia ingin tahu adalah kualitas dan kompetensi yang
membuat Anda layak diterima. Dia tak ingin tahu tentang masalah dan urusan2 pribadi Anda.
15. Gagal “menjual diri” dalam menjawab pertanyaan
Anda harus menjawab pertanyaan dalam bentuk-bentuk yang itu bisa mengungkap kualitas diri
Anda yang itu relevan dengan kebutuhan perusahaan. Bila misal Anda ditanya bagaimana
penilaian sobat baik Anda terhadap diri Anda, maka alih-alih menjawab “Mereka pikir saya ini
orangnya asyik dan gaul”, maka katakan “Mereka pikir saya ini punya prinsip, loyal dan bisa
diandalkan. Para sobat saya selalu bisa percaya pada diri saya.”
16. Lalai mengucapkan terima kasih di akhir sesi wawancara
Di dunia bisnis, sikap ramah itu berbalas dan dikenang. Sang pewawancara akan menghargai
manakala Anda bersikap ramah dan hormat.
17. Melupakan nama si pewawancara
Baik lupa pada nama-nama sang pewawancara atau menyebutnya dengan salah berkali-kali bisa
membuat kesan sang pewawancara pada Anda jadi kurang baik.
18. Berbahasa secara tidak benar
Entah menggunakan bahasa gaul atau menggunakan bahasa indonesia secara salah akan
membuat Anda terkesan tak profesional. Tak perlu juga mencampuradukkan bahasa indonesia
dengan bahasa inggris untuk kata dan makna yang jelas-jelas telah terwakilkan dengan baik
dalam bahasa indonesia, apalagi kalau sampai Anda melafalkannya dengan salah.
Kesan pertama Anda dibangun sejak Anda masuk ke area perusahaan, yakni sejak Anda keluar
dari tempat parkir bahkan. Maka begitu Anda masuk ke dalam gedung, pastikan Anda sudah
tampak keren sejak awal.
Pesan non verbal dalam komunikasi ditampakkan dalam banyak hal, salah satunya adalah cara
berpakaian. Jika Anda pria, maka perhatikanlah panduan berpakaian yang baik.
Jika Anda menggunakan jaket, maka jangan ikut bawa masuk; tinggalkan saja di kendaraan
Anda.
Jangan celingukan. Jika Anda memang sedang mencari meja registrasi atau tempat duduk,
jangan tolehkan kepala Anda ke kanan dan ke kiri secara cepat bak kera kena tulup. Jika Anda
pernah melihat orang yang tak tahu jalan atau tersesat dan kemudian tolah toleh tak karuan, Anda
pasti paham betapa orang itu tampak bingung dan merasakan ketidakpastian yang besar. Dan
yang semacam itu tidaklah boleh ditampakkan di tempat wawancara kerja. Jikapun Anda
mencari-cari tempat duduk atau teman, yang Anda gerakkan cukup bola mata dengan tolehan
kepala yang pelan.
Semenjak Anda berada di ruang tunggu, aturlah postur tubuh Anda dengan baik dan jangan
menampakkan sikap-sikap tubuh yang tidak keren atau miskin wibawa. Ini artinya jangan
berjongkok seperti gaya orang mau berak di pinggiran tembok . Meskipun yang lain seperti itu,
Anda jangan menirunya. Paksa diri Anda untuk tetap berdiri jika memang tak ada tempat duduk
yang tersisa. Meskipun banyak peserta wawancara yang duduk secara berhimpitan sampai-
sampai hanya ujung pantat belakang saja yang menyentuh kursi, tidak berarti Anda perlu
melakukan hal yang sama.
Jika Anda duduk, entah di ruang tunggu ataupun di dalam ruang wawancara, duduklah dengan
punggung tegak, pinggang menempel di sandaran, bahu aga ditarik ke belakang, dengan dagu
agak diangkat. Sikap tubuh semacam ini tidak hanya akan membuat Anda tampak keren, tapi
juga membuat Anda bisa bernafas dengan lega sehingga gugup pun bisa terkendali.
Ketika Anda masih menunggu, maka jangan bengong; sebaiknya lakukan hal-hal keren seperti
membaca majalah bisnis, buku pengembangan diri, apalagi yang berbahasa inggris. Jangan
gunakan waktu ini untuk ngegame di handphone atau mengisi TTS. Itu sama sekali tidak keren.
Anda juga bisa gunakan waktu menunggu untuk ngobrol dengan orang di sebelah kanan kiri
Anda.
Tatkala bertemu dengan pewawancara, jabatlah tangannya dengan erat. Jabat tangan sering
digunakan untuk membaca tingkat energi seseorang. Jabatan tangan yang lemas akan
menimbulkan kesan yang buruk. Jadilah yang terakhir melepaskan jabatan tangan itu. Itu artinya
Anda baru lepaskan ketika jabatan tangannya mulai mengendor. Tak perlu gunakan tangan kiri
Anda untuk memegang lengan atau bahu sang pewawancara. Itu namanya SKSD; Sok Kenal Sok
Dekat, yang bisa berbahaya manakala sang pewawancara Anda adalah melankolis atau
phlegmatis.
Tak mengapa Anda sedikit mencondongkan tubuh ke depan untuk menunjukkan ketertarikan.
Jaga gerakan tangan seminimal mungkin….mm…atau lebih tepatnya, jaga sebisa mungkin agar
Anda tidak melakukan ekspresi gerakan tangan ke wajah, misal ke arah mulut, hidung, mata,
tengkuk atau telinga. Semua itu dapat mengirimkan pesan bahwa Anda ragu dengan yang Anda
sampaikan, atau bahkan Anda sedang berbohong atau mengarang-ngarang jawaban.
Sebaiknya Anda tidak menyilangkan kaki di depan, entah dengan menumpangkan atau
menyilangkan kaki di depan. Termasuk juga, sebaiknya Anda tidak menyilangkan tangan di
depan dada. Itu semua menunjukkan sikap defensif.
Lakukan tatapan mata, lakukan secara wajar , tak usah dipaksakan. Di Indonesia, menundukkan
atau mengalihkan pandangan masih dianggap sebagai suatu hal yang diperlukan untuk
menunjukkan kesopanan atau ketundukan. Ingat bahwa tidak semua pewawancara Anda adalah
spesialis pewawancara. Bisa jadi dia adalah bos atau siappun dari jajaran atas perusahaan, yang
mana mereka punya kebutuhan untuk dihormati. Memaksakan diri mempertahankan tatapan
mata bisa jadi malah dianggap sikap kurang sopan. Dan jika Anda mengalihkan pandangan,
jangan ke arah samping atau atas, melainkan ke bawah.
Dengan tatapan mata, apa mengkomunikasikan bahwa Anda adalah pribadi yang percaya diri,
dan bahwa Anda mendengarkan dengan seksama apa sang pewawancara sampaikan. Jika Anda
adalah orang auditori, sebaiknya tatapan mata ini Anda latihkan secara sadar.
Saat berbicara, perhatikan kecepatan bicara dan volume suara Anda; jaga keduanya agar tetap
berada dalam rentang yang nyaman untuk didengar.
Jangan lupa untuk tersenyum, meskipun ini tentu saja harus disesuaikan dengan apa yang sedang
dibicarakan. Saat pertanyaan diajukan, tunjukkan muka serius yang tak menyeramkan. Pokoknya
gaya mendengarkan yang khusuk deh. Jika di saat ini Anda senyam senyum tanpa alasan jangan-
jangan malah diceletuk, “Anda pikir pertanyaan saya lucu apa?” (lebay :-p). Senyumlah sejak
akan mulai menjawab pertanyaan. Tapi jika Anda memang excited atau menyukai pertanyaan
yang diajukan, maka tersenyum pun tak mengapa.
Can you do the job? Dengan kata lain, kamu punya nggak seluruh kompetensi, wawasan,
pengalaman atau potensi untuk perform bagus di kerjaan ini? Pewawancara ingin tahu apa2 yg
pernah Anda lakukan, bagaimana Anda melakukannya dan bagaimana hasilnya.
Kamu bakal cocok nggak dg orang2 (yg skr sudah kerja) dan budaya yg sudah
berkembang di sini? Ini adalah pertanyaan penting – ndak ada yang pengen kerja dg seseorang
yang ndak disukai, meskipun kompetensinya ada.
Seberapa termotivasinya Anda ini? Seberapa besar sih tekad dan keinginan Anda untuk
meraih posisi yang Anda incar?
Ndak ada jalan singkat untuk melatih kemampuan interview. Begitu Anda sudah menyiapkan
jawaban yg mantap, Anda perlu duduk, melatihnya hingga lancar, dan bukan sekedar hafal.
Penting sekali untuk melatih jawaban Anda keras-keras, alih2 sekedar dilamunin dalam pikiran.
Kebanyakan orang menemukan perbedaan antara apa yg mereka pikirkan dan apa yg bener2
terucap dari pikiran itu.
Sebenarnya cara yg paling ampuh ya dengan melakukan banyak tes wawancara, bahkan untuk
pekerjaan2 yg tidak Anda minati. Setelah interview berakhir, Anda hubungi pewawancara untuk
meminta umpan balik. Tapi rasa2nya males ya latihan dg cara begini
Ada baiknya Anda mensimulasikan tes wawancara kerja dengan bantuan teman yang kooperatif
(bisa diajak serius). Semakin nyata situasi yg bisa Anda simulasikan, semakin tinggi benefit yg
bisa Anda dapat. Klo bisa, jangan diktekan pertanyaan2nya ke teman Anda. Tapi klo dia memang
ndak ada gambaran, ya kasih aja daftar pertanyaan, dan suruh dia untuk memilih. Yang jelas,
pembelajaran penting yg perlu Anda dapat di simulasi ini adalah dalam menjawab pertanyaan2
tak terduga. Lalu jangan sungkan untuk minta umpan balik ke teman Anda. Kadang kan ada
teman yg sungkan klo ngasih kritikan. Pastikan Anda juga bisa bersikap baik dalam menerima
kritik, yg bahkan tidak disampaikan bersama dg masukan perbaikan.
Anda tentunya menginginkan gaji yg lebih besar ketimbang yg sudah Anda terima sekarang, itu
udah jelas. Untuk itu, ketika ditanya tentang riwayat gaji, sebaiknya Anda benar-benar sudah
tahu berapakah yg sebetulnya Anda sudah dapatkan sekarang. Saya pertegas lagi: Pastikan Anda
tahu berapa banyak sih sebenarnya benefit yg Anda peroleh. Beneran, banyak orang yg ndak tau
lho. Meskipun semua orang bisa nyebutkan dia dapat berapa per bulannya, tapi banyak yg lupa
memperhitungkan penghasilan tahunan, termasuk juga kompensasi non-gaji seperti tunjangan
kesehatan, bonus, bagi hasil, dana pensiun, training pengembangan diri, dan yg lainnya. Padahal
hal2 seperti itu aja sudah bisa nambah sampe 25 persen atau lebih dari gaji pokok Anda.
Pertanyaan terkait gaji ini memang terkesan seperti sebuah perangkap. Anda tentu ndak berharap
permintaan gaji Anda dianggap terlalu tinggi atau terlalu rendah. Klo terlalu tinggi, kredibilitas
Anda bisa rusak, kerja keras Anda sampai dg wawancara bisa dimentahkan. Sementara klo
terlalu rendah, bukan cuma maksud untuk tingkatkan standar hidup terbatalkan, itu malah bisa
jadi cerminan kurangnya rasa percaya diri, rendahnya self esteem dan ketidakmampuan untuk
menilai harga kompetensi diri.
Nah, lantas gimana? Seperti yg saya sampaikan di awal, jangan berikan jawaban gamblang di
awal. Anda harus membuat pelamar kerja melihat dulu performa Anda melalui tes wawancara,
sehingga dia bisa melihat kelayakan “harga” Anda. Tujuannya adalah agar Anda bisa mengambil
waktu sebanyak mungkin untuk membuat kesan sebaik yg Anda bisa berikan sebelum
pembicaraan tentang gaji dimulai. Ini ndak ada beda dg salesperson yg sedang berusaha menjual
produknya. Harga baru biasanya akan disebut ketika seluruh fitur dan benefit dari produk telah
tuntas dibicarakan. Membicarakan harga sebelum fitur dan benefit diungkap bukanlah cara
menjual yg bagus. Sama, itu juga bukan cara menegosiasi gaji yg bagus. Anda harus
presentasikan dulu keahlian dan wawasan Anda, serta bagaimana Anda bisa menguntungkan
perusahaan sebelum bicarakan tentang gaji.
Setahu saya ndak ada kok kasus di mana pelamar kerja ditolak gara2 dia belum menyebutkan dg
jelas berapa gaji yg dia minta di surat lamaran. Yg biasanya ada tu kasus pelamar ditolak gara2
sejak awal dia udah nyebutin permintaan gaji yg ndak cocok buat pemberi kerja.
Meskipun begitu, memang bisa jadi Anda akan menemui skenario ndak ideal. Ini adl kondisi di
mana Anda sudah ditanya berapa gaji yg diminta sejak awal interview, sebelum Anda sempat
meyakinkan pewawancara bhw Anda lah kandidat terbaik, atau sebelum Anda punya gambaran
terkait tanggung jawab yg akan diemban di posisi yg Anda incar.
Nah, dalam skenario situasi semacam ini, hal terbaik yg bisa Anda lakukan adl memberikan
respon pengalih pembicaraan untuk mengulur waktu. Mengapa? Sekali lagi, supaya Anda bisa
mencari info terkait posisi yg Anda incar, dan supaya Anda miliki lebih banyak waktu utk
menjual terlebih dahulu pengalaman dan kapabilitas Anda.
Apapun deh, menghadapi pertanyaan tentang karakter dan sifat tidaklah menjadi begitu
mudahnya mentang2 kita sudah tau banyak tentang teori kepribadian plus.
Baik, mari kita mulai:
1. Menurut Anda sendiri… apakah Anda ini pintar?
(ingat, ada beda antara rendah hati dan rendah diri. Dan ini bukanlah waktu untuk menjadi
sempurna pada keduanya.)
Iya. Dalam artian bahwa kepintaran di sini bukan sekedar diukur dari hasil tes IQ. Saya pikir
kepintaran seseorang akan benar2 tampak ketika seseorang menghadapi beragam situasi dan
berinteraksi dengan banyak orang. Dan dari aspek itulah saya merasa miliki keunggulan. Saya
memiliki rasa percaya diri yg besar pada kemampuan saya untuk bekerja dengan orang lain,
menyelesaikan permasalahan bisnis, dan juga membuat keputusan yg terkait urusan kerja. Tentu
saja masih ada banyak hal yang saya belum tahu, tapi saya optimis bahwa saya bisa
mempelajarinya. Sehingga saya lalu juga mengartikan kepintaran sebagai kemampuan yg baik
untuk mengajukan pertanyaan pintar, mendengarkan dengan seksama, dan menyadari tak ada
orang yg tahu tentang segalanya.
2. Apakah Anda merasa bosan bila harus melakukan pekerjaan yg sama berulang-ulang?
Tidak juga. Bila pekerjaan itu memang sudah menjadi tugas saya, maka saya tidak akan merasa
bosan karena itu memang tanggung jawab saya untuk merampungkannya dengan kemampuan
terbaik. Menurut saya, pekerjaan itu tidaklah harus punya sifat menghibur, yang penting saya
telah meyakini bahwa itu adalah harga yg harus dibayar untuk meraih kesuksesan yg lebih tinggi.
Saya berpendapat bahwa bila ada seseorang yang mudah bosan dengan repetisi, maka dia bisa
jadi akan mengalami masalah yg cukup serius nantinya. Karena terkadang kita harus
mengesampingkan kesukaan kita dan berfokus pada melakukan apa2 yang memang harus
dilakukan – meskipun itu bukanlah suatu hal yg baru.
Saya pikir sampai saat ini saya sudah terlalu sibuk untuk mengerjakan tugas saya sehingga
sampai2 tidak sempat untuk merasa bosan
3. Anda lebih menyukai kerja dalam tim atau sendirian?
Bekerja dalam tim adalah salah satu elemen terpenting dalam sukses karir dan juga hidup.
Sepengetahuan saya, bila seseorang tidak bisa bekerja dengan baik dalam tim, maka dia pun
biasanya juga akan susah untuk bekerja dan berkomunikasi secara produktif dalam hubungan
orang per orang.
Meskipun kerja tim amatlah penting, namun saya tetap mampu produktif dalam bekerja
sendirian. Terkadang tekanannya memang terasa lebih berat, tapi saya sudah terbiasa untuk
menganggapnya sebagai tantangan. Terkait manakah yg saya pilih; apakah bekerja dalam tim
atau sendiri, maka itu tergantung pada manakah cara yg terbaik untuk merampungkan pekerjaan.
Atas pilihan mana pun, saya masih bisa bekerja sama kerasnya dan dengan inisiatif penuh.
4. Apakah Anda suka bekerja dengan “benda”; apapun bentuknya?
(bila memang iya, apalagi pekerjaannya memang membutuhkan kompetensi teknis)
Ya, sedari dulu saya memang punya bakat dan kecepatan dalam mempelajari kemampuan teknis.
Saya suka sekali bekerja dengan mesin dan gadget. Ketertarikan saya itu membuat saya bisa
mengoperasikan banyak perangkat. Meskipun begitu saya juga punya kemampuan untuk
mengkonseptualisasi sebuah penugasan dan lalu menerjemahkan konsep itu ke dalam bentuk
konkrit implementasi di lapangan (baca: artinya klo Bapak ngasih saya perintah, bapak ndak
perlu tahu tentang cara pengoperasian perangkat/mesin/gadget untuk memfasilitasi perintah itu.
Cukup katakan saja perintahnya, ntar saya bisa kok mendayagunakan semua perangkat/mesin itu
untuk memfasilitasi keinginan bapak.)
5. Apakah Anda suka bekerja dengan angka?
(bila memang iya, atau bila pekerjaannya memang membutuhkan kemampuan analitis dan
matematis)
Tentu saja. Itu memang yang menjadi dasar untuk pekerjaan ini. Saya punya bakat yang kuat
dalam mengurusi angka saya mampu menangani sisi hitung-hitungan dari bisnis. Pencatatan dan
pembukuan yang akurat memang bagian manajemen yang penting dan bisa membantu dalam
menunjukkan wilayah2 yang bisa dikembangkan. Dan di bagian situlah saya memiliki bakat dan
kemampuan.
6. Apakah Anda suka bekerja dengan orang?
(bila memang iya, atau situasi yang diharapkan memang adalah kerja tim)
Iya, sangat. Bila kita bermaksud untuk memenuhi target dan menindaklanjuti rencana
pertumbuhan yang telah dicanangkan, maka kita memang harus mengatur dan mengkoordinasi
kerja dari banyak orang. Saya percaya dengan kekuatan sinergi dalam kerja tim, di mana daya
kreativitas yang muncul di sana akan lebih besar ketimbang yang bisa dimunculkan oleh orang
per orang secara sendiri-sendiri.
(tapi bila tidak, atau bila pekerjaannya menuntut Anda untuk bisa kerja sendirian)
Saya selalu bisa bekerja dengan orang lain, tapi saya tak punya kesulitan untuk bekerja sendirian.
Saya punya kemampuan inisiatif yang besar. Saya juga bisa membuat target-target secara
mandiri, atau menjalani target yang ditugaskan dan merampungkannya.
7. Apakah Anda betah menangani hal-hal detail?
Iya, saya kira begitu. Saya bersedia melakukan apa-apa yang ditugaskan kepada saya. Bila
ketelitian ekstra pada detail adalah salah satu prasyarat di dalamnya, maka saya pun akan
melakukannya. Saya percaya bahwa sukses dan percepatan karir adalah hasil langsung dari
terlaksanya tugas dengan baik, termasuk di dalamnya adalah ketelitian pada hal-hal yang detail.
8. Apakah Anda punya jiwa kompetitif?
Iya, saya punya itu. Menurut saya, sifat kompetitif itu diperlukan agar bisa sukses di lingkungan
korporat. Namun dengan sifat kompetitif ini bukan berarti berkompetisi secara ganas dengan
rekan kerja untuk mendapatkan pengakuan, kenaikan gaji, atau promosi. Bila saya bekerja
dengan baik dan selalu memberikan upaya terbaik, saya yakin imbalannya pasti akan datang.
Yang penting, kompetisi terbesar adalah dengan diri saya sendiri. Maksudnya, saya selalu
berusah memecahkan rekor pribadi saya sendiri – untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik
atau lebih cepat dari yang sudah pernah saya lakukan.
9. Apa yang Anda lakukan bila Anda punya cara pandang yang berbeda dengan atasan?
Yang jelas saya bukan seorang yes-man. Tapi meskipun begitu, saya cukup berhati-hati dengan
bagaimana saya mengekspresikan pendapat. Saya tidak akan seenaknya menyatakan
ketidaksepakatan saya atas pimpinan di depan banyak orang. Karena saya tahu rata-rata orang
tidak suka dicela di depan umum. Selama rapat berlangsung, saya biasanya membuat mencatat
dengan baik, lalu memberikannya kepada orang lain secara rahasia. Saya percaya kita bisa
menunjukkan ketidaksepakatan dengan tanpa menunjukkan sikap pertentangan. Yang penting
kan bukan ketidaksepakatan kita itu, namun adalah agar pendapat kita didengar dan dihargai.
Dan saya tahu betul bahwa cara kita menyampaikan sesuatu akan menentukan apaka
Pertama, perusahaan pikir masih ada banyak orang yg bersedia menggantikan posisi Anda jika
memang Anda keberatan dengannya. Lalu bila Anda protes tentangnya, bisa2 harus ucap selamat
tinggal pada promosi. Yg jelas secara mendasar biaya karyawan masuk di prosentase terbesar
dari total biaya perusahaan. Komponen biaya ini biasanya dimonitor dalam berbagai pelaporan
dan budgeting. Ini adl salah kunci penentu performa perusahaan. Semakin kecil biaya
(ndak usah ngaku klo uan gnya juga dibuat utk beli novel, komik atau
DVD PS2 )
3. Seberapa jauh rumah Anda dari sini (kantor)?
Jika Anda pas tinggal di tempat yg emang juauh dari kantor, ada baiknya Anda katakan bahwa
Anda bersedia mencari tempat yg lebih dekat dengan kantor. Terutama bila Anda melamar pada
kerjaan yg membutuhkan kehadiran sewaktu2 (misal surveyor).
“Jarak dari rumah ke sini 8 kilometer tepat, terhitung dari pintu rumah ke gerbang kantor. Dan
pagi ini sudah saya catat: jarak tersebut saya tempuh selama 47 menit”
atau
“Berkendara dengan motor dari rumah butuh waktu sekitar 1 jam 50 menit, untuk jarak 18
kilometer dari rumah saya ke sini. Itu dengan pertimbangan kemacetan tidaklah terlalu parah.
Saya tidak keberatan berkendara jauh dua kali sehari – toh saya sedari dulu suka memulai
aktivitas lebih awal. Namun jika saya diterima di sini, bisa jadi saya akan mempertimbangkan
untuk pindah di daerah sekitar sini”.
4. Berapa banyak waktu yg Anda habiskan bersama keluarga?
Perlu hati-hati juga untuk menjawab pertanyaan ini. Anda bisa jadi sedang diwawancara oleh
interviewer yang work-oriented dan punya prinsip bahwa pekerjaan adalah segala-galanya, atau
bisa jadi Anda diwawancara oleh mereka yang amat mementingkan keluarga. Sebelum Anda
menjawab, coba Anda lihat-lihat dulu ruangan sekitar Anda (sebaiknya segera setelah Anda
masuk ke ruangan). Apakah di sana ada foto keluarga, aksesoris meja yang itu terkesan dibuat
oleh anak-anak, atau yg lain. Yang berikut ini adalah jawaban umum. Silahkan Anda modifikasi
sendiri.
“Saya rasa saya biasa menghabiskan waktu yg cukup dengan keluarga saya. Bagi saya, keluarga
itu penting. Adalah keterikatan yang kuat dengan keluarga yang membuat saya amat temotivasi
untuk sukses dalam karir. Keluarga saya adalah inpsirasi saya dalam bekerja keras.
Saya juga miliki tanggung jawab yg besar pada pekerjaan saya, seperti halnya tanggung jawab
saya pada keluarga. Dan hal ini telah dimengerti dengan baik oleh keluarga saya. Keluarga saya
memahami bahwa saya memiliki komitmen profesional yg harus dijaga terkait dengan karir dan
pekerjaan.”
5. Menurut pendapat Anda, pernikahan yg sukses itu seperti apa?
Meskipun Anda belum menikah misal, mestinya Anda sudah punya gambaran tentang hal ini.
“Saya pikir pernikahan yang sukses itu adalah pernikahan yang didasarkan atas rasa saling
menghormati dan percaya satu sama lain, dengan cukup waktu untuk saling berbagi,
berkomunikasi satu sama lain, dan juga memberi. Klo salah satu anggota keluarga tidak bisa
mengungkapkan perasaan mereka secara terbuka, pernikahan itu akan jadi menyengsarakan.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif untuk saling memahami kebutuhan satu sama
lain dalam hubungan keluarga sesungguhnya mengajari kita untuk bisa sukses dalam pekerjaan.
Lebih dari itu, pernikahan yang sukses akan mendorong kita untuk bisa lebih melesat di karir dan
pekerjaan. Seluruh orang sukses yang saya tahu mengawali sukses karir mereka dari keluarga.
Sehingga saya pikir pernikahan yg sukses patut untuk dicapai.”
Wadoh, ini Semoga saja Anda ndak punya hutang, sehingga njawabnya jadi gampang Jika
semisal Anda punya hutang, tunjukkan bahwa Anda tidak sedang berada dalam lilitan hutang yg
sedemikian pelik, dan bahwa Anda sedemikian perhitungannya sehingga tidak sembarangan
dalam berhutang.
“Saya saat ini sedang memiliki tanggungan untuk kontrakan rumah dan motor, tapi yang jelas
neraca keuangan keluarga saya masih sehat. Itu karena saya tidak pernah membuat hutang yang
itu melebihi kemampuan saya untuk membayarnya”
9. Apakah Anda punya penyakit kronis yang perlu kami ketahui?
Semoga saja Anda sedemikian sehatnya sehingga bisa menjawab pertanyaan ini dengan “Tidak”
yang lancar. Namun jika Anda memang ada penyakit kronis, cukup katakan saja penyakit yg
sekiranya memang akan berpengaruh pada produktivitas kerja Anda, dan juga penyakit2 yang
dengan jelas akan terdiagnosa pasca -semisal- Anda nanti diterima.
“Tidak, Pak. Saya tidak memiliki penyakit yang sekiranya akan mengganggu produktivitas saya.
Saya memang sempat terkena diabetes selama kurang lebih 2 tahun. Namun Alhamdulillah saya
mampu mengendalikan dan mendisiplinkan diri sehingga terbukti sampai sekarang saya tak
pernah mengalami masalah serius dengan kesehatan dan produktivitas saya.”
“Saya merasa biasa-biasa saja” atau “tak banyak yang bisa saya
ceritakan tentang diri saya” seringkali menjadi jawaban yang dipilih
pelamar sebagai upaya merendahkan diri. Selama ini banyak artikel karir
konvensional yang menyarankan agar anda sebaiknya merendahkan diri sebisa
mungkin, sebagai upaya mencuri hati si pewawancara.
“Tapi ini jaman modern. Jawaban yang terlalu merendah dan banyak
basi-basi hanya menunjukkan bahwa anda sebenarnya tidak yakin dengan diri
anda. Dan perusahaan masa kini tidak butuh karyawan seperti
itu,” tegas Erina.
Pengalaman Eliana Burthon, staf humas sebuah hotel berbintang di New York
mungkin menarik untuk disimak. Ketika pewawancara memberinya satu menit
untuk bercerita tentang dirinya, Eliana mengatakan “Saya Eliana Burthon,
anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya aktif di koran
sekolah. Disitu saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar saya
dan berhubungan dengan mereka. Dari situ saya sadar alangkah menariknya
bisa bertemu dengan orang banyak, berdiskusi dan mengetahui banyak hal
dari mereka. Diluar itu, saya senang musik, membaca dan traveling.Ketika
kuliah, saya sering menulis pengalaman jalan-jalan saya, atau sekedar
memberi referensi kaset yang sedang laris untuk koran kampus saya.”
Meski tak memberikan jawaban yang berbunga-bunga, apa yang diungkapkan
Eliana tentang dirinya menunjukkan bahwa dirinya terbuka, ramah dan punya
rasa ingin tahu. “Jawaban itu cerdas dan efektif untuk
menggambarkan bagaimana dia menyatakan secara implisit bahwa dirinya
merasa layak ditempatkan di posisi yang diincarnya. Pewawancara butuh
jawaban seperti itu. Cukup singkat, tapi menunjukkan optimisme yang
alamiah,” kata Erina Collins.
Kalau anda dipanggil untuk wawancara, sebisanya persiapkan diri dengan
baik. Rasa percaya diri dan menunjukkan bahwa anda menjadi diri sendiri
adalah yang terpenting. Pewawancara tidak butuh jawaban yang berbunga-
bunga, berapi-api apalagi munafik.
Pada kesempatan pertama, mereka biasanya ingin melihat bagaimana si
pelamar menghargai diri sendiri. Sebab itu, buatlah beberapa poin tentang
kemahiran anda, hal-hal yang anda sukai dan inginkan untuk masa depan
anda. Kalau telah menemukan poin -poin itu, berlatihlah mengemukakan
semua itu dalam sebuah jawaban singkat yang cerdas dan optimis.
2. Hati-hati pertanyaan jebakan
Siapapun idealnya tak suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
memojokkan. Tapi begitulah kenyataannya ketika anda diwawancara.
Seringkali banyak hal tak terduga yang dilontarkan si pewawancara dan
membuat anda seringkali kelepasan bicara.
Dalam hal ini, Erina memberi contoh pengalamannya ketika mewawancarai
seorang pelamar tentang mengapa ia memutuskan pindah kerja.
“Ketika itu saya tanya ‘apa yang membuat anda memutuskan pindah kerja?
tadi anda bilang, lingkungan kerjanya cukup nyaman kan?’ dan pelamar itu
menjawab ’saya tidak suka bos saya. Seringkali ia membuat saya jengkel
dengan pekerjaan-pekerjaan tambahan dan itupun tidak membuat gaji saya
naik.’Saya lalu berpikir, apa yang akan dia katakan jika suatu saat
keluar dari perusahaan saya tentulah tak beda buruknya dengan apa yang
dia ungkapkan pada saya tentang perusahaan lamanya,” ungkap Erina.
Poinnya, taktislah dalam memberi jawaban. Jangan pernah memberi jawaban
yang menjelekkan tempat kerja anda yang lama atau apapun yang konotasinya
negatif. Lebih baik kalau anda menjawab “saya menginginkan ritme kerja
yang teratur dan terjadwal.
Mengenai gaji, sebenarnya di tempat kerja yang lama tak ada masalah, tapi
tentu saya senang kalau ada peluang untuk peningkatan gaji.” Atau kalau
anda ditanya tentang kelemahan anda, lebih baik tidak menjawab “saya
sering telat dan lupa waktu.” Tetapi jawablah lebih taktis, misalnya
“kadang saya memang pelupa, tetapi beberapa waktu ini sudah membaik
karena saya selalu mencatat segalanya di buku agenda.” atau “saya sering
kesal kalau kerja dengan rekan yang lamban, tetapi
sebisanya kami berdiskusi bagaimana caranya menyelesaikan kerja dengan
lebih cepat.”
Dalam wawancara, si pewawancara selalu berupaya mengorek sedapat
mungkin tentang kepribadian pelamar. Kadang pertanyaan sepele seperti
“Sudah punya pacar? Ada niat menikah dalam waktu dekat?” sering
ditanggapi buru-buru oleh si pelamar dengan menjawab misalnya “Sudah,
rencananya kami akan menikah akhir tahun ini.” Padahal, menurut Erina,
jawaban itu bisa jadi penutup peluang kerja anda. “Perusahaan selalu
ingin diyakinkan bahwa calon karyawannya hanya akan fokus pada pekerjaan
mereka, terutama pada awal masa kerja.
Jawaban bahwa anda akan menikah dalam waktu dekat justru menunjukkan
bahwa perusahaan bukanlah fokus anda yang sebenarnya, tetapi hanya
seperti selingan,” ujar Erina sambil menambahkan bahwa akan lebih baik
kalau anda menjawab “sudah, tapi sebenarnya saya ingin mempunyai
pengalaman kerja yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah.”
3. Semangat dan bahasa tubuh
Dalam wawancara kerja, penampilan memang bukan nomor satu tetapi
menjadi pendukung yang ikut menentukan. Karena itu selain berpakaian
rapi, tidak seronok, mencolok atau banyak pernik, tunjukkan bahasa tubuh
yang baik. Jangan pernah melipat tangan di dada pada saat wawancara,
karena memberi kesan bahwa anda seorang yang kaku dan defensif. Idealnya,
tangan dibiarkan bebas untuk mengekspresikan kata-kata anda, tentu saja
dengan tidak berlebihan.
Selama wawancara berlangsung, buatlah kontak mata yang intens. Pelamar
yang sering membuat kontak mata menunjukkan keinginan untuk dipercaya
serta kesungguhan memberikan jawaban. Rilekslah dan sesekali tersenyum
untuk menunjukkan bahwa anda pribadi yang hangat. Umumnya, perusahaan
menyukai pelamar yang menyenangkan. Kurangi kata-kata “saya merasa…”
atau “saya kurang…” dan sebaiknya gunakan “saya pikir…”, “menurut
pendapat saya..”, “saya yakin…”, “saya optimis…”. Kata-kata “saya
merasa …” atau “saya kurang…” mengesankan anda lebih sering menduga,
menggunakan perasaan, tidak terlalu percaya diri dan tidak menguasai
persoalan.
Cara berpakaian yang baik dalam wawancara
Berpakaian yang “baik” dalam wawancara memang tidak dapat
digeneralisasikan karena setiap perusahaan memiliki kebiasaan-
kebiasaan/budaya perusahaan yang berbeda. Namun, ada beberapa tips yang
dapat diingat, antara lain:
· Cari informasi terlebih dahulu tentang perusahaan dan Bapak/Ibu yang
akan mewawancarai anda. Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau
“kebiasaan” berpakaian secara formal, tetapi ada juga yang semi formal,
atau bahkan ada yang bebas. Hal ini penting, agar anda tidak dilihat
sebagai “orang aneh’, disesuaikan dengan posisi yang akan dilamar. Bagi
pelamar pria disarankan menggunakan kemeja lengan panjang dan berdasi,
tidak perlu menggunakan jas. Berpakaian rapih dan bersih, tidak kusut.
Hal ini memberi kesan bahwa anda menghargai wawancara ini.
· Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (mis.,mengkilap,
ngejreng).
· Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rokbawah,
kancing baju atasan).
· Berpakaian dengan disain yang simple (tidak telalu banyak
pernik-pernik, toch ini bukan acara pesta).
· Tidak berlebihan dalam menggunakan wangi-wangian dan perhiasan.
Berapa gaji yang anda minta ?
Bila dalam wawancara, Anda ditanya berapa gaji yang anda inginkan,
bagaimana cara menjawab pertanyaan itu dengan baik tanpa menimbulkan
kesan bahwa Anda pencari gaji tinggi atau memberi kesan berapapun imbalan
yang diberikan Anda mau.
Pada umumnya perusahaan sudah mempunyai rentang standar gaji untuk
jabatan-jabatan yang ditawarkan. Bagi pelamar untuk posisi yang lebih
tinggi dan langka biasanya memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih
tinggi. Jadi dalam menjawab pertanyaan tersebut anda harus memperoleh
gambaran dulu imbalan total yang akan anda terima dalam setahun.
Imbalan total adalah gaji dan tunjangan lain yang diberikan termasuk
insentif dan bonus. Selain itu perlu ditanyakan
apakah imbalan yang ditawarkan itu termasuk PPH atau netto.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut jawablah imbalan yang anda harapkan
setahun. Berdasarkan harga pasar yang sesuai untuk jabatan tersebut serta
nilai tambah yang anda miliki. Jawablah dengan diplomatis: ” Saya
berpendapat perusahaan ini pasti sudah mempunyai standar imbalan bagi
jabatan ini.
Berdasarkan pengalaman yang saya miliki dan kontribusi yang dapat saya
berikan pada perusahaan ini, saya mengharapkan imbalan yang akan
diberikan adalah minimal Rp. …/tahun ditambah fasilitas-fasilitas lain
sesuai dengan peraturan perusahaan.
Negosiasi mengenai gaji pada saat ini tidak lagi dipandang tabu oleh
sebagian besar perusahaan, namun anda diharapkan mengumpulkan informasi
dulu agar dapat bernegosiasi dengan baik.
Variasi pertanyaan dalam wawancara
Bagi pelamar terutama bagi pemula pencari kerja perlu mempersiapkan diri
dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapi.
Berikut ini kami berikan variasi-variasi pertanyaan yang kerap muncul
dalam wawancara:
Pertanyaan mengenai riwayat pendidikan :
· Mengapa anda memilih jurusan tersebut?
· Mata pelajaran apa yang anda paling suka, jelaskan alasannya.
· Mata pelajaran apa yang kurang anda sukai, jelaskan alasannya.
· Pada tingkat pendidikan mana anda merasa paling berprestasi, mengapa? ·
Apakah hasil ujian menggambarkan potensi anda, jelaskan?
· Siapakah yang membiayai studi anda?
· Bagaimana teman-teman atau guru mengambarkan mengenai diri anda? · Dalam
lingkungan macam apakah anda merasa dapat bekerja paling baik?
Pertanyaan mengenai pengalaman kerja :
· Ceritakan mengenai pengalaman kerja anda
· Bagi yang belum pernah bekerja pada umumnya diminta untuk
menceritakan
mengenai aktivitas ekstra kurikuler selama studi.
· Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda, mohon dijelaskan. ·
Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda dan bagaimana anda
menyelesaikan hal tersebut
· Dengan kolega macam apakah anda senang bekerja sama?
· Dengan boss macam apakah anda senang bekerja?
· Bagaimanakah anda memperlakuan anak buah anda?
Pertanyaan mengenai sasaran anda :
· Mengapa anda ingin bekerja dalam industri ini?
· Apakah yang mendorong anda melamar kepada perusahaan kami?
· Apakah yang anda inginkan dalam 5 tahun mendatang?
· Apakah yang anda inginkan dalam hidup anda?
· Apa yang anda lakukan untuk mencapai sasaran anda?
Pertanyaan mengenai organisasi yang ingin anda masuki :
· Apakah yang anda ketahui tentang organisasi yang akan anda masuki? ·
Menurut anda faktor faktor sukses apa yang dibutuhkan seseorang untuk
bekerja disini?
· Apakah yang anda cari dalam bekerja?
· Bagaimana anda dapat berkontribusi dalam perusahaan ini?
· Menurut anda apa visi dan misi dari organisasi ini?
Nah, siap bersaing di dunia kerja? Yang penting, persiapkan diri anda
dengan baik dan jangan pernah meremehkan pertanyaan sekecil apapun dalam
wawancara kerja. Selamat bersaing!