You are on page 1of 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi dan atau fungsi
yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab dan terbagi atas 2
kelompok yaitu eksternal dan internal . Penyakit internal meliputi kelainan genetik, gangguan
metabolisme, gangguan sekresi dan lemahnya daya tahan tubuh. Sedangkan penyakit
eksternal meliputi penyakit pathogen (parasit, jamur, bakteri,virus) dan non pathogen
(lingkungan dan nutrisi ).

Penyakit parasit merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering menyerang ikan
terutama pada usaha pembenihan. Serangan parasit bisa mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan, kematian bahkan penurunan produksi ikan. Berbagai organisme yang bersifat
parasit mulai dari protozoa, crusstacea dan annelida. Di perairan bebas, terdapat berbagai
macam parasit dengan variasi yang luas tetapi jumlahnya sedikit. Sedangkan dalam kegiatan
budidaya, parasit terdapat dengan variasi yang sedikit tetapi jumlahnya banyak.Penyakit
parasit ikan adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme yang merugikan ikan sebagai
inang.

Jenis-jenis parasit ini ada dari golongan Arthropoda, Helminthes dan Protozoa.
Tempat hidup pada ikan ada yang diluar tubuh seperti kulit/lendir, sirip dan insang. Mereka
ini menggunakan Oksigen dari perairan, kelompok ini disebut ektoparasit. Ada lagi parasit
yang tempat hidupnya di dalam tubuh ikan seperti di dalam usus, otot daging, otak dan lain
sebagainya. Mereka ini disebut endoparasit dan oksigen didapat dari hasil metabolisme dan
dari oksigen jaringan yang mendapat suplai oksigen dari peredaran darah.

Parasit ada di lingkungan perairan seperti juga ikan hidup di lingkungan air. Jika
keadaan lingkungan air kualitasnya jelek, maka akan mengakibatkan ikan stress, tetapi
kondisi bagi parasit sangat balk, hingga parasit berkembang biak dan populasinya cukup
untuk menginfeksi ikan, sehingga ikan itu sakit. Selain oksigen juga temperatur. Suhu
berpengaruh terhadap ikan maupun parasitnya terutama di perairan yang ada zonanya
(kedalaman ) dengan adanya tipe suhu
1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk menemukan ektoparasit maupun endoparasit yang
berada di lendir, sisik, sirip, insang, otot daging maupun usus ikan sampel serta
mengamatinya.Setelah mengamati morfologi parasit tersebut selanjutnya mahasiswa
diharapkan dapat mengatasi dan mencegah penyebab parasit tersebut dalam penularannya
pada ikan .

1.3 Manfaat Praktikum

Agar mahasiswa dapat melihat, mengamati struktur parasit yang ada pada tubuh ikan
yang diuji dengan begitu mahasiswa perikanan khususnya dituntut bagaimana caarqa
mengatasi parasit tersebut dengan pembekalan dari materi kuliah penyakit dan parasit ikan.





























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Parasit dalam ruang lingkup perikanan adalah semua organisme air memiliki potensi
sebagai inang parasit. Lapisan mucus atau cuticle menyediakan perlindungan ikan terhadap
parasit. Pada ikan sehat, lapisan mucus selalu diperbaharui, sehingga parasit tidak dapat
menempel dalam waktu lama. Mucus juga memiliki lysozyme, immunoglobin spesifik dan
asam lemak. Hal itu diperkirakan memiliki sifat anti patogen. Bilamana ikan hidup di
lingkungan stress, cuticle atau mucus akan terpengaruh dari dampak negatif antara lain pH
yang tidak cocok, toksin, kandungan ammonia tinggi. Pada kondisi yang merugikan
ektoparasit diperkirakan akan berproliferasi pada ikan.

Parasit yang menyerang ikan dapat berupa Jamur (Fungi), Ganggang (Algae), dan
kelompok hewan (Zooparasit). Zooparasit dapat berupa organisme dari golongan arthropoda,
helminthes, dan protozoa. Parasit-parasit tersebut menyerang ikan pada bagian luar tubuh
(ektoparasit) atau bagian dalam tubuh (endoparasit). Ektoparasit menyerang insang, sirip dan
kulit. Endoparasit menyerang organ-organ pembuluh darah, pencernaan, syaraf dan otot
daging, ginjal dan hati.

Tingkat penularan penyakit pada umumnya dinyatakan dengan prevalensi kejadian
dan intensitas parasit. Prevalensi adalah persentase ikan yang terinfeksi dibandingkan dengan
seluruh ikan contoh yang diperiksa. Intensitas merupakan jumlah rata-rata parasit per ikan
yang terifeksi. Prevalensi dan Intensitas tiap jenis parasit tidak selalu sama karena banyaknya
faktor yang berpengaruh, salah satu faktor yang berpengaruh adalah ukuran inang (Dogiel et
al., 1970 dalam Awilia, 2002).

Umumnya setiap parasit mempunyai siklus hidup yang rumit, yang kemungkinan
merupakan hal penting dalam pengobatan ikan yang terserang parasit. Studi siklus hidup
parasit merupakan hal penting untuk menentukan tindakan penanganan yang lengkap.
Ujicoba infeksi dengan parasit umumnya sulit dilakukan karena parasit sulit diinkubasi atau
dipelihara pada media buatan.

Pada siklus hidupnya, parasit memerlukan inang. Beberapa inang sebagai tempat hidup
atau berkembang biak parasit meliputi :
Definite host :Inang, dimana parasit hidup sampai dewasa (ex ; cestoda);
Intermediate host : Inang, dimana parasit hidup sampai tahap larva (digenea);
Tempory host : Inang, dimana parasit hidup secara singkat, kemudian
meninggalkan inang (isopoda);
Reservoir host : Inang sebagai sumber parasit untuk inang yang lain (cyste digenea).

Beberapa faktor memudahkan munculnya parasit antara lain :
1. Stocking density Kepadatan tebar tinggi, kontak langsung dan adanya inang
2. Physical trauma handling, grading dapat menyebabkan luka
3. Air Kolam : kualitas air jelek
4. Selective breeding : Seleksi dalam mencarai warna dan bentuk yang bagus bisa
mengakibatkan lemah.
5. Lingkungan : perubahan temperature
6. Predator : Bisa sebagai inang penular
7. Sistem budidaya : kolam tanah merupakan media bagi sebagaian siklus hidup parasit
8. Species baru : Masuknya species ikan yang baru bisa mengakibatkan masuknya
parasit baru

2.1 Parasit Golongan Helminthes (cacing)

Golongan cacing ada yang bentuk tubuhnya pipih, gilig bersegmen-segmen (beruas-
ruas).ada yang bersifat hermaprodit dan ada yang kelaminnya terpisah. Berkembang biak
secara ovipar dan vivipar.
Untuk menempelkan diri pada inang ada yang mempunyai botria, penghisap
proboscis berduri, scolex, atau haptor. Pengisap ada pengisap oral dan pengisap ventral dan
ada pula yang memiliki pengisap di scolex. Cacing dalam pertumbuhannya ada yang
memerlukan tuan rumah perantara dan ada yang tidak sehingga dikenal ada cacing monoxen
dan heteroxen.

Habitat cacing ada yang di insang , kulit, sirip, sehingga di sebut cacing yang bersifat
ektoparasit dan ada yang hidup di dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, gelembung
renang, system peredaran darah, system pencernaan, dan system syaraf sehingga disebut
endoparasit.
Ditinjauan dari bentuk tubuh maka kelompok cacing dibagi atas kelas Trematoda,
Cestoda, Nematoda dan Acanthocephala. Contoh cacing Termatoda misalnya Gyrodactilus,
Dactylogirus, Diplozoon, Clinostomum. Kelas Cestoda misalnya Marsipometra,
Diphyllobotrium, Ligula, Senga. Kelas Nematoda misalnya Trichinella, Camalanus, Ascaris,
Rhobditis. Dan kelas Acanthocephala misalnya Acanthocephalus.

Cacing yang hidup di insang, kulit, dan sirip hdala terutama cacing dewasanya
hdala kelompok Monogenea misalnya Gyrodactilus, Dactylogirus, dan dari Trematoda
hdala Transversotrema dan Diplozoon. Cacing yang dewasanya sebagai endoparasit
misalnya dari Trematoda hdala Opecoelus dan dari Cestoda hdala Diphyllobotrium dan
Marsipometra dan dari Nematodo misalnya Camallanus, Rhabditis, dan dari Acanthocephala
hdala Acanthocephalus.


2.1.1 C.gymnophalum

Filum :Helminthes
Subfilum : Plathyhelminthes
Kelas :Trematoda
Ordo : Digenea
Family : Opecoelidae
Genus : Coitacaecum
Spesies : C.gymnophalum

Cacing ini merupakan cacing hermaprodite, berkelenjar vithelin yang butirannya
besar-besar, testis bentuknya bulat dan letaknya berdekatan. Ovarium bentuknya bulat
terletak di depan testis. Mempunyai lubang sekretori yang menonjol keluar tubuh bagian
posterior. Penghisap ventral besar dan usus bercabang dua hingga ke bagian posterior tubuh,
bentuk tubuh cacing pipih.

2.1.2 Dactylogyrus cyprini

Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Ordo : Monoopisthocotylea
Famili : Dactylogyridae
Genus : Dactylogyrus
Spesies : Dactylogyrus cyprini

Parasit ini sangat mirip dengan Gyrodactylus dalam penampilan. Hal ini memiliki
seperangkat kait yang melampirkan dirinya ke ikan host dan ini dikelilingi oleh sejumlah kait
kecil.
Parasit ini menghasilkan lapisan telur, dan dapat berbaring hingga dua lusin telur per
jam. suhu air adalah penting dengan meningkatnya laju reproduktif dalam air hangat, dan
penurunan dalam air dingin. Hal yang sama berlaku untuk waktu yang dibutuhkan untuk
telur menetas. Dalam air hangat menetas hanya bisa mengambil empat hari, sedangkan pada
air dingin diperlukan waktu selama tiga puluh hari. Ini adalah fakta sangat penting yang
perlu diingat ketika mengobati parasit ini sebagai perlakuan paling tidak akan membunuh
telur, dan mereka bisa menetas bahkan setelah perawatan dan kembali menginfeksi ikan.
Untuk alasan ini, baik perlakuan awal harus tetap aktif untuk setidaknya empat hari, atau
Anda harus melakukan kedua dosis pengobatan.

Untuk mengobati ikan yang penuh dengan parasit ini Anda dapat kembali
menggunakan Campuran Formalin dan Malachite Green, menerapkan dosis kedua setelah
lima hari dan mengambil goresan kulit lebih lanjut untuk memastikan semua telah
dimusnahkan parasit. Pengobatan lain meliputi Superverm Flubenol dan Masoten.


2.1.3 Gyrodactylus cyprini

Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Ordo : Monoopisthocotylea
Famili : Gyrodactylidae
Genus : Gyrodactylus
Spesies : Gyrodactylus cyprini

Gyrodactylus adalah salah satu dari dua jenis parasit cacing yang umum yang
mungkin. Cacing parasit ini seperti di bentuk dan memiliki kaitan dengan parasit yang
menempel pada ikan tersebut.

Parasit ini bereproduksi di ikan muda. Parasit ini berkelamin ganda dan masing-
masing akan membawa parasit larva tunggal di perut nya. Selanjutnya, parasit ini belum lahir
juga mengembangkan larva parasit dalam perut sebelum mereka bahkan lahir, dan sebagai
hanya satu hari setelah lahir, orang-orang muda juga bisa melahirkan. Jadi mudah untuk
melihat bahwa parasit ini sangat produktif, dan seorang individu mampu mereproduksi ke
ribuan dalam waktu singkat. Saat melihat parasit ini di bawah mikroskop Anda sering dapat
melihat 3 atau 4 mengembangkan parasit dalam satu sama lain.

Setelah parasit ini menempel pada ikan host, itu hidup dan pakan pada kulit lendir dan
darah ikan tersebut. Parasit ini mampu bertahan hidup tanpa ikan host selama lima hari.
Parasit ini dapat diobati dengan menggunakan formaldehida dan Malachite Green seperti
yang dijelaskan di atas. Pengobatan yang efektif lainnya adalah Superverm, Flubenol dan
Masoten.



2.1.4 Diplozoon Paradoxum

Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Subkelas : Monogenea
Ordo : Polyopisthocotylea
Family : Diplozoidae
Genus : Diplozoon
Spesies : Diplozoon paradoxum

Diplozoon paradoxum adalah monogenoidea ditemukan di ikan air tawar di Asia dan
Eropa yang diketahui telah lengkap monogami . Parasit ini biasanya ditemukan pada insang
ikan Cyprinid Eropa. Ukurannya biasanya sekitar 0,7 cm (kira-kira ukuran kuku). Ini adalah
platyhemith dan memiliki beberapa kait di mulutnya yang akan digunakan untuk meraih ke
insang ikan. Dari sana akan memakan darah dari Cyprinid. Ikan Cyprinid adalah ikan kecil
yang mencakup ikan emas. Mereka (Diplozoon Paradoxum) memiliki simetri bilateral.
Mereka menunjukkan variasi musiman yang kuat dalam kegiatan reproduksi mereka. Tidak
seperti kebanyakan parasit yang menghasilkan gamet sepanjang tahun, gamet paradoxum
diproduksi terutama selama musim semi, dengan produksi tertinggi dari Mei hingga Juni dan
terus melalui sisa musim panas. Telur dari paradoxum Diplozoon yang diletakkan di dalam
insang ikan air tawar itu. Ada itu menetas menjadi larva tahap (diporpa). Ini akan tetap dalam
tahap yang kecuali dua larva datang bersama-sama. Kemudian larva dua akan mengalami
metamorfosis dan menjadi menyatu bersama-sama.

Siklus hidup D. paradoxum unik. Seorang remaja diporpa bisa hidup selama beberapa
bulan, tetapi tidak dapat mengembangkan lebih lanjut sampai bertemu diporpa lain, kecuali
jika hal ini terjadi, diporpa biasanya akan mati. Ketika satu diporpa menemukan lain, masing-
masing menempel pengisap terhadap papilla punggung yang lain. Ini dimulai salah satu
asosiasi yang paling intim dari dua individu-individu dari dunia hewan. Sekering dua cacing
sepenuhnya, tanpa jejak partisi memisahkan mereka fusi yang merangsang pematangan.
Gonad muncul; duktus genital laki-laki satu berakhir di dekat saluran kelamin betina,
pemupukan lainnya memungkinkan lintas. Dua pasangan dari klem berkembang di
opisthaptor masing-masing. Dewasa tampaknya dapat hidup di negara ini selama beberapa
tahun.
"Paradoxum Diplozoon hermaprodit adalah cacing pipih yang hidup pada insang ikan
air tawar panggung. Jantan dan betina saling bertemu remaja mereka selama, dan tubuh
mereka benar-benar sekering bersama-sama, kemudian mereka tetap setia sampai mati,"
Barash kata Dr. Sekali dua cacing menyatu bersama fertilisasi silang bisa diizinkan. "Itu
satu-satunya spesies saya tahu di mana tampaknya ada 100 monogami persen."



2.1.5 Opisthorchis felineus

Opisthorchis felineus merupakan parasit kelas Trematoda , yang menginfeksi hati dan
ditularkan oleh makanan. Apakah yang paling luas di Rusia , Ukraina dan Kazakhstan . Di
Rusia, sekitar 1,5 juta orang terinfeksi. Ia ditemukan di Rivoltom r. 1884 di utara Italia di
hati dan kucing r. 1891 CN Vinogradovom Rusia ilmuwan dalam hati manusia. Dia
menyebutnya "hati busuk Siberia. Penyakit yang disebabkan oleh parasit yang dikenal
sebagai opisthorchiasis.
Opisthorchis felineus: host intermediate pertama adalah siput air tawar - Bithyniidae;
host intermediate kedua adalah ikan air tawar-Cyprinidae. Di Rusia yang penting antara
kedua host kebanyakan Rutilus penasun L., rutilus rutilus L. dan Leuciscus Leuciscus L..
Utama antara tuan rumah kedua dari OB dan lembah-lembah sungai Irtish: IDU L rutilus
tengah. (Dalam); rutilus rutilus L. (di bagian bawah) dan Leuciscus Leuciscus L atas. (pada).
Opisthorchis felineus: host terakhir adalah anjing, kucing dan ikan-makan mamalia lain.
Orang-orang di Siberia dan beberapa wilayah Eropa mendapatkan infeksi dengan konsumsi
bahan baku, sedikit asin dan ikan beku (a-disebut "stroganina begitu lokal") karena itu
ketersediaan alam dan karena pembekuan adalah yang paling mudah dan murah metode
melestarikan ikan di Utara .Metaserkaria dalam jaringan otot penasun rutilus; kompresi
antara dua slide. Opisthorchis felineus: manifestasi patologis tahap awal.

Infeksi O.felineus yang berganda dan bervariasi baik dalam kualitas dan intensitas
dari non-jelas bentuk dan kasus akut dengan manifestasi klinis.
Patologi yang utama dalam infeksi O.felineus adalah peradangan kronis dari saluran empedu.
Opisthorchis felineus. Metacercarias dalam budaya (prosedur pencernaan buatan).

2.1.6 Clinostomum marginatum

Filum : Helminthes
Kelas : Trematoda
Ordo : Digenea
Famili : Cliostomatidae
Genus : Clinostomum
Spesies : Cinostomum marginatum
Cacingnya hermaprodit, mempunyai pengisap oral yang berleher dan juga mempunyai
pengisap ventral. Kelenjar vitelin kasar, testes bentuknya berlobus, ovarium letaknya di
depan testes. Excretory vesikel kecil dan berbentuk V. Metscercaria menyerang ikan,
katak, salamander dan siput. Bentuk cercarianya tipe brevifurkus pharyngeatus. Hewan
dewasa di mulut dan oesophagus burung pemakan ikan.


2.2 Parasit Arthropoda
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakupserangga, laba-
laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-
buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk
berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang
diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda memiliki beberapa karakteristik yang
membedakan dengan filum yang lain yaitu : Tubuh bersegmen; segmen biasanya bersatu
menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal
penamaan Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin; secara berkala mengalir dan
diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari seperti pipa dengan mulut dan
anus, sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang biasanya berwujud sebuah
struktur dorsal seperti pipa menuju kanal alimentar dengan bukaan lateral di daerah abdomen,
rongga tubuh; sebuah rongga darah atau hemosol dan selom tereduksi, sistem syaraf terdiri
atas sebuah ganglion anterior atau otak yang berlokasi di atas kanal alimentari, sepasang
penghubung yang menyalurkan dari otak ke sekitar kanal alimentari dan tali syaraf ganglion
yang berlokasi di bawah kanal alimentary, ekskresi biasanya oleh tubulus malphigi; tabung
kosong yang masuk kanal alimentari dan material hasil ekskresi melintas keluar lewat anus,
respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda,
dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang
mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan
lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
Arthropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia. Jumlah
spesiesnya yaitu sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini kira-kira 80%
dari spesies hewan yang diketahui sekarang. Arthropoda mungkin satu-satunya yang dapat
hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di pegunungan yang tinggi. Semua anggota
filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga
tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa
oleh jantung. Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya. Sistim saraf anthropoda seperti
pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh berbentuk seperti tangga tali. Arthropoda
memiliki lima kelas, diantaranya yaitu : kelas Chilopoda, kelas Diplopoda, kelas Crustacea,
kelas Arachnida, dan kelas Insecta.
Sistem peredaran darahnya terbuka, terdapat cairan tubuh (hemolymph) dalam rongga
tubuh (hemocoel), cairan tersebut menyelimuti organ dan menyediakan oksigen dan nutrien.
Tidak ada perbedaan antara darah dan cairan dalam tubuh. Campuran cairan disebut
hemolymph atau haemolymph. Hemolymph memenuhi interior dari hemocoel dari badan.
Komposisi hemolymph terdiri dari air, garam inorganik (Na+, Cl-, K+, Mg2+, dan Ca2+),
dan senyawa organik (carbohydrates, proteins, and lipids). Pengangkut oksigen disebut
hemocyanin. Sistem imun juga terdapat dalam arthropoda yaitu hemocytes.
Berdasarkan siklus hidupnya dan metamorfosisnya, serangga dibedakan atas dua
kelompok, yaitu: Hemimetabola dan Holometabola. Hemimetabola yaitu organisme yang
mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Hemimetabola serangga
mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut:
Telur
Nimfa, ialah organisme muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya.
Dalam fase ini organisme muda mengalami pergantian kulit.
Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh
dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.

Kelompok Hemimetabola meliputi beberapa ordo, antara lain:
1. Achyptera atau Isoptera
2. Orthoptera
3. Odonata
4. Hemiptera
5. Homoptera
Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari
daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur larva pupa imago.
Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah
kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula
terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase
perkembangbiakan.

2.2.1 Argulus sp.

Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Argulida
Famili : Argulidae
Genus : Argulus
Spesies : Argulus indicus

Argulus atau kutu ikan merupakan parasit ikan dari golongan udang-udangan keluarga
Branchira. Parasit ini masuk ke dalam akuarium biasanya melalu pakan hidup. Diketahui
ada sekitar 30 spesies Argulus. Dua diantaranya, yang erat kaitannya dengan akuarium,
adalah Argulus foliatus dan Argulus japonicus
Sifat parasitik Argulus cenderung temporer. Mereka mancari inangnya secara acak
dan dapat berpindah dengan bebas pada tubuh ikan atau bahkan meninggalkannya. Argulus
diketahui dapat berahan selama beberapa hari diluar tubuh ikan.
Argulus menempel pada ikan dengan menggunakan alat penghisap khusus.
Selanjutnya binatang ini akan menancapkan mulut jarumnya pada tubuh ikan untuk
menyuntikan anti koagulan darah. Baru kemudian parasit tersebut mengkonsumsi darah dari
inangnya.
Argulus biasanya kawin dalam air terbuka. Argulus betina dapat menghasilkan 100
butir telur atau lebih yang ditempelkannya pada permukaan benda padat. Telur akan menetas
dalam waktu 25 hari. Masing-masing telur pada umumnya menetas pada waktu yang
berbeda. Larva Argulus dengan ukuran 0.6 mm bersifat planktonik sebelum akhirnya
menyerang ikan. Larva ini akan berganti kulit selama 8 kali sebelum mencapai dewasa
dengan ukuran 3 - 3.5 mm. Hal ini berlangsung dalam waktu 5 minggu.
Tingkat serangan Argulus sangat tergantung pada ukuran ikan dan jumlah individu
parasit yang menyerang. Meskipun demikian, sering tidak menimbulkan ancaman kematian
pada ikan yang bersangkutan. Akan tetapi luka yang ditimbulkannya dapat menjadi rentan
fterhadap serangan jamur dan bakteri.
Pada serangan yang sangat parah ikan dapat kehilangan banyak darah, atau juga
mengalami stres osmotik akibat luka-luka yang menganga sehingga tidak tertutup
kemungkinan pada serangan yang sangat parah dapat menyebabkan kematian. Argulus
diketahui dapat pula menjadi vektor penyakit lainnya.

2.2.2Cymotoa sp

Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Order : Isopoda
Keluarga : Cymothoidae
Genus : Cymothoa

Cymothoa adalah parasit krustasea dari keluarga Cymothoidae. Ini cenderung 3-4 cm
(1,2-1,6 dalam) lama. Parasit ini masuk melalui insang, dan kemudian menempel pada dasar
melihat Mawar (kakap Lutjanus guttatus) lidah.Hal ekstrak darah melalui cakar di bagian
depannya, menyebabkan lidah untuk atrofi dari kekurangan darah. parasit kemudian
menggantikan lidah ikan dengan melampirkan tubuhnya sendiri ke otot-otot dari lidah suatu
tulisan rintisan ikan ini dapat menggunakan parasit seperti lidah yang normal. Tampaknya
parasit tidak menyebabkan kerusakan lainnya terhadap ikan host exigua menggantikan lidah,
beberapa pakan pada host darah dan pakan lain banyak lendir ikan. Ini adalah hanya
diketahui kasus parasit fungsional menggantikan organ host exigua yang tidak berbahaya
bagi manusia kecuali dijemput hidup, dalam hal ini mereka bisa menggigit
Ada banyak spesies Cymothoa , tetapi hanya C. exigua dikenal untuk mengkonsumsi
dan menggantikan's host lidahnya.Pada tahun 2005,parasit ikan dengan apa yang bisa exigua
Cymothoa ditemukan di Britania Raya . Sebagai parasit biasanya ditemukan di lepas pantai
California , ini menimbulkan spekulasi bahwa parasit jajaran dapat memperluas. Namun,
mungkin juga bahwa isopod menempuh perjalanan dari Teluk California di kakap's mulut,
dan penampilannya di Inggris adalah insiden yang terisolasi Hewan tersebut akan dipajang di
Museum Horniman.

2.2.3 Lernea sp

Filum : Arthropodda
Kelas : Crustacea
Ordo : Copepoda
Famili : Lernaeidae
Genus : Lernea
Spesies : Lernea cyprinaceae

L. cyprinaceae adalah sejenis udang renik yang berbentuk bulat panjang seperti
cacing. Pada bagian kepalanya terdapat organ yang menyerupai jangkar, sehingga organisme
ini dikenal dengan sebutan cacing jangkar (anchorworm). Dengan perantaraan organ inilah
cacing jangkar menempelkan dirinya ke tubuh ikan.
Selama hidupnya, cacing jangkar mengalami tiga kali perubahan tubuhnya, yaitu
nauplius, copepodid dan bentuk dewasa. Lamanya satu siklus hidup tergantung dari
temperatur lingkungan, di Indonesia, umumnya mencapai 21 25 hari.
Pada stadium copepodid, cacing jangkar ini hidup di sekeliling tubuh ikan dan
menggigit kulit/lendir ikan. Pada stadium ini, cacing tersebut sangat peka terhadap beberapa
jenis obat-obatan. Memasuki stadium dewasa, cacing ini cacing dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu stadium cyclopoid dan stadium dewasa. Selama stadium cyclopoid, lernea
hidup di sekeliling tubuh ikan dan juga tidak tahan terhadap pengaruh obat-obatan. Cacing
jangkar betina akan menusukkan ke palanya ke jaringan kulit/daging ikan. Pada bagian yang
ditusuk akan terlihat luka dan membengkak, namun karena ukurannya masih ter lalu kecil,
agak sulit untuk melihatnya dengan mata biasa. Individu dewasa sudah dapat dilihat dengan
mata biasa. Bagian tubuhnya yang terdapat di luar tubuh ikan akan tampak membesar, karena
mempunyai sepasang kantung telur. Jika telurnya menetas, maka nauplius akan berenang
keluar dari dalam kantung untuk mencari ikan.

Gambar-20: Siklus hidup Lernea cyprinaceae
1. Stadium nauplius
2. Stadium copepodid
3. Stadium cyclopoid
4. Stadium dewasa
Hampir semua jenis ikan air tawar dapat terserang oleh cacing jangkar ini, terutama
pada musim pembenihan atau pendederan. Ikan yang terserang umumnya mengalami luka
pada tubuhnya dan terlihat adanya cacing jangkar yang menempel. Pencegahan terhadap
serangan cacing jangkar dapat dilakukan dengan melakukan pengeringan kolam, menyaring
air sebelum dialirkan ke kolam atau menggunakan bahan kimia untuk membasmi cacing
jangkar pada stadium nauplius dan copepodid. Upaya pengendalian terhadap serangan cacing
jangkar dewasa sulit dilakukan, karena cacing ini memiliki kulit khitin yang tahan terhadap
pengaruh senyawa kimia. Penggunaan gunting cukup efektif untuk memberantas cacing
jangkar dewasa. Guntinglah bagian tubuh cacing jangkar yang menempel pada tubuh ikan
dan segera dimus nahkan dengan cara mengubur atau membakarnya, sedangkan bagian
kepalanya dibiarkan tinggal di dalam tubuh ikan. Untuk menghindari terjadinya infeksi
sekunder, ikan direndam dalam larutan tetrasiklin 250 mg per 500 liter air selama 2 3 jam.
Proses perendaman ini dapat diulangi selama 3 hari berturut-turut.
Pengendalian cacing jangkar dengan senyawa kimia dapat juga dilakukan dengan
merendam ikan yang terserang dalam larutan bro mex 0,12 0,15 ppm. Caring jangkar pada
stadium copepodid dapat dibunuh dengan merendam ikan yang terserang ke dalam larutan
dipterex 0,25 ppm selama 4 6 jam. Perendaman dengan larutan NaCl dan PK cukup efektif,
namun karena dosisnya berada sedikit di bawah konsentrasi lethal bagi ikan, cara ini jarang
digunakan.

2.2.4 Acarus

Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnoidea
Ordo : Acarina
Famili : Acaridae
Genus : Acarus
Spesies : Acarus sp

Hewan kelompok ini mempunyai kapitalium dengan alat mulut yang disebut
chelicera. Siklus hidupnya bertipe metabola. Hewan dewasa berkaki 4 pasang dan larvanya
nerkaki 3 pasang. Di daerah kapitulum terdapat antena sepasang. Merupakan ektoparasit dan
menyerang kulit dan sisik dan insang. Kadang-kadang dapat ditemui dalam bentuk kista di
daerah esophagus ikan.



2.3 Parasit Golongan Protozoa
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme
mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya
berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan
klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu
hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke
dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak
berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan
contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa
dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa
dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak
aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat
membentuk badan buah.

Bentuk Tubuh


Flagellata
Biasanya berkisar 10-50 m, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat di
bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela.
Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000 jenis telah
ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai
tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel).
Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat
dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-
1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau
seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau
bersilia.
Habitat
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup
bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat
parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa
organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia.
Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.
Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis
protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.
Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada
pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam
rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat
menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri
berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.
Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa
merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoadibayangi oleh membransel yang tipis,
elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-
ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur.
Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk
kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nucleus, badan
golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang
holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik
(autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan
klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan
organic dari organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa
dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya.
Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk
sel hewan dalam perjalanan evolusinya.
Ciri-ciri
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum
dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan
menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Ciri-ciri umum :
Organisme uniseluler (bersel tunggal)
Eukariotik (memiliki membran nukleus)
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
Hidup bebas, saprofit atau parasit
Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela

Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagen,
memili membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah.
Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof.
Ada yang bisa berubag-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada
jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba Perkembangbiakan
amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang
sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan
pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan
sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya
bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya
setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-
masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadan kurang
baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan
membentu kista. Didalam kista amuba dapt membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih
kacil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan
amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjudnya amuba ini akan tumbuh setelah
sampaipada ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula.



Morfologi Protozoa


Ciliata
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai
pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis.
Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.
Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang
disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista
untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan,
maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel,
dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan
protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada
dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar
sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat
mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan
Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan
dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya
dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal,
yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia,
namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan
mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas.
Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang
bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia
dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit
hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.
Mulai tahun 1980, oleh Commitee on Systematics and Evolution of the Society of
Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa menjadi 7 kelas baru, yaitu Sarcomastigophora,
Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada
klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan Mastigophora digabung menjadi satu kelompok
Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi
lima kelas. Contoh protozoa yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera Monosiga,
Bodo, Leishmania, Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia.
Anggota kelompok Ciliophora antara lain genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan
Stentor. Contoh protozoa kelompok Acetospora adalah genera Paramyxa. Apicomplexa
beranggotakan genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria. Genera Metchnikovella
termasuk kelompok Microspora. Genera Myxidium dan Kudoa adalah contoh anggota
kelompok Myxospora.
Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat
hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan
ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk
metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom
hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa
organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.
Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul
kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat
berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui
saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang
berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel,
selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih
besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari
kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk
ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan).
Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke
dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar
kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis,
dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk
memangsa bakteri.
Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom.
Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk
ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig
yang terletak disamping sitosom.
Adaptasi
Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan
microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer
link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan
populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel
mereka, beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain
lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua
protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola.
Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan
penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer
bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa seperti
parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga penting sebagai
parasit dan symbionts dari hewan multisel.
Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif
(misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi
yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu
lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi
spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan
memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam
bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi
makan dan tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation,
sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebut excystation.
Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa
protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan
kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic.
Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat
menyebabkan malaria atau disentri amuba.

2.3.1 Trichodina sp


Filum : Protozoa
Subfilum : Ciliophora
Kelas : Ciliata
Ordo : Peritrichida
Subordo : Mobilina
Famili : Trichodinidae
Genus : Trichodina
Trichodina merupakan parasit protozoa kecil yang biasanya ditemukan pada koi.
Mikroskop identifikasi diperlukan, karena memiliki ukuran rata-rata diameter 0.07 mm.
Parasit ini adalah lingkaran dalam penampilan, dan sering terlihat berputar dan bergerak
sangat cepat ketika dilihat melalui mikroskop. parasit menempel pada koi dengan
menggunakan kait kecil dan memegang cakram. Parasit Trichodina cepat dapat menyebabkan
kerusakan parah pada kulit dari ikan (seperti dapat semua parasit) meninggalkan terbuka ikan
terhadap infeksi sekunder dari bakteri seperti Aeromonas.
Trichodina bisa berenang dengan baik dan karena parasit ini ikan cepat dapat
menduduki sebuah kolam ikan keseluruhan, khususnya ketika tingkat penebaran ikan tinggi.
Trichodina melipatgandakan oleh divisi.
Trichodina Wallengren, 1897 dan Trichodina tenuidens Faure-Fremiet, 1944
infestations on-spined stickleback tiga (Gasterosteus Tachyglossus L., 1758) diteliti pada
periode Januari sampai dengan Mei 2000 di pantai Laut Hitam Sinop, Turki. Itu prevalensi
infestasi dan berarti keseluruhan tingkat intensitas adalah 60,9% dan 109,1 21,5
trichodinids per ekor, masing-masing. Statistik signifikan perbedaan ada untuk spesies
trichodinid antara situs pada ikan, antara kelas dan panjang antara jenis kelamin ikan semesta
alam. Sementara T. tenuidens sendiri merupakan rekor parasit baru, Tachyglossus
Gasterosteus adalah catatan host baru untuk T. domerguei di Turki. Banyak struktur dari
parasit lebih kecil pada bulan Maret, saat itu habitat payau, dibandingkan dengan Mei, ketika
air yang segar.
Trichodinids adalah kelompok tersebar luas ektoparasit. Banyak jenis morfologi
variabel dan menunjukkan spesifisitas host rendah yang membuat mereka menghalangi
mination sulit (Lom dan Dykova 1992). Host-specificity di trichodinids muncul sangat
bervariasi, beberapa species (yaitu Trichodina domerguei Wallengren, 1897 T. acuta Lom,
1961 dan T. nigra Lom, 1961) infesting sejumlah besar spesies inang, sementara yang lain
(yaitu T. intermedia Lom, 1961 dan T. tenuidens-Faure Fremiet, 1944) menduduki hanya
satu atau dua spesies inang (Lom 1970 a, b) domerguei. Trichodina dan T. tenuidens
keduanya sering ditemukan parasitising tiga spined. (Gasterosteus Tachyglossus L., 1758)
dan sembilan-spined sticklebacks (pungitius Pungitius L., 1758). Seiring dengan fakta bahwa
banyak trichodinids beberapa host, yang situs infestasi trichodinids pada host tampaknya
variabel (Van As dan Basson 1987). Sementara T. domerguei terutama menginfeksi kulit
dan insang jarang, untuk T. tenuidens itu adalah kebalikan dengan insang menjadi Prinsip
situs infeksi (Lom dan Stein 1966, Calenius 1980, tatapannya 1995).

2.3.2 Trichodinella Carpi



Filum : Protozoa
Subfilum : Ciliophora
Kelas : Ciliata
Ordo : Peritrichida
Subordo : Mobilina
Famili : Trichodinidae
Genus : Trichodinella
Spesies : Trichodinella Carpi

Tubuhnya pendek, berbentuk topi dengan adoral ciliata berbentuk spiral 180 derajat.
Diameter sel 31 um. Mempunyai perekat disc berdiameter 17 um dan cincin dentikel (gigi
cincin) 8 um. Cincin dentikel ada 18 buah dengan bagian tengah dentikel melengkung.
Mempunyai 2 macam inti yaitu makronukleus berbentuk tapal kuda dan mikronukleus
berdiameter 1 um. Parasit tersebut merupakan ektoparasit yang menyerang insang. Genus ini
mempunyai banyak spesies misalnya T. epizootica, T. Zillii

2.3.3 Epistylis

Filum : Ciliophora
Subphylum : Intramacronucleata
Kelas : Oligohymenophorea
Subkelas : Peritrichia
Order : Sessile
Famili : Epistylididae
Gender : Epistylis

Epistylis adalah protozoa berjalan yang muncul sebagai pertumbuhan halus pada
permukaan eksternal dari krustasea dan ikan. Epistylis tidak berbahaya untuk binatang itu
kecuali jika tumbuh dalam jumlah besar seperti untuk membatasi aliran air ke insang,
menyebabkan sesak napas. Epistylis menggunakan hewan sebagai suatu substrat lampiran,
sehingga dapat memakan bakteri dan partikel di dalam air.
Kehadiran mereka dalam jumlah besar pada ikan dilihat sebagai indikator dari beban
organik tinggi, kadar oksigen rendah dan kualitas air yang buruk di bendungan. Diperkirakan
bahwa kelimpahan mereka berbanding lurus dengan tingkat pencemaran organik dalam air
dan Epistylis tumbuh baik di suhu hangat.
Epistylis sebuah genus milik kerajaan Protista dan dibedakan dengan memasukkan spesies
dari mikroorganisme yang mematuhi ectocomensales kulit dari krustasea , ikan dan penyu
melalui struktur yang disebut kinetosomes ditemukan di bagian belakang tangkai . Namun
tidak seperti ektoparasit , spesies ini tidak berbahaya untuk mereka tuan rumah saat mereka
makan di sampah di lingkungan dan sekitarnya terutama bakteri . Namun, dalam lingkungan
di mana konsentrasi senyawa organik yang tinggi, merupakan pertumbuhan berlebih dari
Epistylis dapat menyebabkan munculnya iritasi atau luka di kulit dari tuan rumah dan
membuatnya lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Pada ikan, pertumbuhan Epistylis
berlebihan, dalam kasus-kasus terburuk, dapat menghambat aliran normal dari air melalui
insang dan menyebabkan kematian oleh sesak napas .
Karena ini, akuarium dan budidaya kerang dan ikan dianjurkan untuk membayar
perhatian istimewa ke pertumbuhan berlebih dari Epistylis. Epistylis adalah genus protozoa
siliata peritricous Sessile . Mereka dapat hidup sendiri tetapi lebih sering ditemukan
membentuk koloni . Spesies dari genus ini memiliki tubuh berbentuk kap dipasang terbalik
pada batang bercabang Caracas mionema noncontractile karena (karakteristik yang
membedakan mereka dari marga lain tampilan yang sama seperti Vorticella dan Carchesium).
Karakteristik lain yang mengidentifikasi mereka adalah bahwa di wilayah ini ekstrim
lisan apikal yang dikelilingi oleh bibir didefinisikan dengan baik dan satu baris bergelombang
silia yang kadang-kadang dapat menarik lebih dari satu berjalan mengelilingi lingkaran dan
membentuk baling-baling silia. Genus ini dapat menjadi bingung dengan yang lain seperti
Campanella dan Heteropolaria tetapi dalam silia pendorong baru pada daerah oral memiliki
garis putaran spesifik satu setengah atau empat sampai enam putaran, masing-masing.
Dalam ukuran tubuh Epistylis dari zooids atau individu bervariasi menurut spesies.
Namun, kami memiliki gambaran umum tentang perusahaan ukuran dengan menempatkan
panjangnya dalam rentang sekitar 10-200 m dan lebar mereka antara 10 dan 80 mikrometer.
Koloni dapat cukup besar makroskopik 2 mm panjang.




2.3.4 I chthyophthirius multifilis

Fillum : Protozoa
Subfilum : Ciliophora
Kelas : Ciliata
Ordo : Holotricha ( Hymenostomatida )
Famili : Ophryoglenidae
Genus : Ichthyophthirius
Spesies : Ichthyophthirius multifiliis

Digolongkan sebagai parasit protozoa besar, bercak putih pada awalnya harus
dideteksi melalui penggunaan mikroskop, namun jika dibiarkan, dampaknya menjadi
diidentifikasi dengan mata telanjang. Ikan yang terinfeksi oleh bercak putih tampak tertutup
di titik-titik putih ukuran butir garam, di mana parasit telah membenamkan melalui lapisan
kulit bagian luar.
Untuk kalikan parasit dewasa meninggalkan ikan host, itu kemudian membentuk
suatu kapsul sekitar itu sendiri. Dalam kapsul itu membagi dan mengalikan produksi sampai
dengan 1000 tomites (bayi). Ini kemudian dirilis sebagai parasit berenang bebas untuk pergi
mencari sebuah ikan host baru. Siklus reproduksinya begitu cepat dan deteksi dini parasit
ikan ini sangat penting.
Untuk secara efektif membasmi parasit ini, ikan disarankan menggunakan pengobatan
yang merupakan campuran formaldehida dan hijau perunggu. solusi Pra-campuran yang
tersedia, tetapi lebih baik untuk Anda sendiri sebagai campuran laju dosis formaldehida harus
diubah tergantung pada suhu air kolam.





2.3.5. Entamoeba

Filum : Protozoa
Kelas : Rhizopoda ( sacrcodina )
Ordo : Amoebida
Famili : Amoebidae
Genus : Entamoeba
Spesies : Entamoeba sp

Entamoeba adalah genus dari Amoebozoa ditemukan sebagai internal parasit atau
commensals hewan. Pada tahun 1875, Fedor Lsch menggambarkan terbukti kasus pertama
disentri amuba di St Petersburg, Rusia. Dia mengacu pada amuba ia mengamati mikroskopis
sebagai 'Amoeba coli', namun tidak jelas apakah ia menggunakan istilah ini sebagai deskriptif
atau ditujukan sebagai nama taksonomi formal. Genus Entamoeba didefinisikan oleh
Casagrandi dan Barbagallo untuk spesies Entamoeba coli , yang dikenal sebagai komensal
organisme. organisme Lsch Entamoeba histolytica diganti namanya oleh Fritz Schaudinn
pada tahun 1903, ia kemudian meninggal, pada tahun 1906, dari infeksi yang diakibatkan diri
sendiri ketika mempelajari amuba ini. Untuk waktu selama paruh pertama abad ke-20
seluruh genus Entamoeba dipindahkan ke Endamoeba, genus dari amuba menginfeksi
invertebrata tentang yang sedikit yang diketahui. Rencana ini dibatalkan oleh Komisi
Internasional tentang Zoological Nomenklatur di akhir 1950-an, dan Entamoeba telah tinggal
'stabil' sejak itu.
Entamoeba sel-sel kecil, dengan satu inti dan biasanya satu lobose pseudopod
mengambil bentuk tonjolan anterior jelas. Mereka memiliki siklus hidup sederhana. The
trophozoite (makan-membagi bentuk) adalah sekitar 1-20 m dengan diameter dan pakan
terutama pada bakteri. Ini terbagi oleh fisi biner sederhana untuk membentuk dua sel anak
yang lebih kecil. Hampir segala jenis bentuk kista, tahap terlibat dalam transmisi (kecuali
adalah E. gingivalis). Tergantung pada spesies, ini dapat memiliki satu, empat atau delapan
inti dan variabel dalam ukuran; karakteristik ini membantu dalam identifikasi spesies.
Entamoeba milik Archamoebae , yang tidak biasa dalam kekurangan mitokondria .
Kelompok ini juga termasuk Endolimax , yang juga hidup pada hewan dan sama kelihatannya
dengan Entamoeba, meskipun ini sebagian mungkin disebabkan konvergensi. genera lain
amuba simbiosis tertentu, seperti Endamoeba, mungkin terbukti menjadi sinonim dari
Entamoeba tetapi ini masih belum jelas.


2.3.6 Opalina







Opalina (sehingga dinamakan JE Purkinje dan Valentin G.), adalah genus dari
Protozoa ditemukan di usus dari katak dan kodok . Hal ini tanpa mulut atau kontraktil
vakuola , ditutupi dengan flagelliform hampir sama silia , dan memiliki banyak inti, semua
serupa. Semua spesies endosymbionts obligat, kemungkinan paling komensal, improbably
parasit, dalam berdarah dingin vertebrata . tubuh adalah daun seperti. Cytostome tidak hadir
dan gizi adalah saprozoic, sugestif peran komensal nya. Contoh spesies adalah Opalina
ranarum.





Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Chromalveolata
Divisi: Heterokontophyta
Kelas: Opalinea
Order: Opalinida
Family: Opalinidae
Genus:
Opalina

2.3.7 Myxobolus cerebralis

Filum : Protozoa
Kelas : Myxozoa
Orda : Myxosporida
Famili : Myxobolidae
Genus : Myxobolus
Spesies : Myxobolus koi

Cerebralis Myxobolus adalah myxosporean parasit dari salmonids ( salmon , trout ,
dan sekutu mereka) yang menyebabkan penyakit berputar-putar dalam bertani salmon dan
trout dan juga dalam populasi ikan liar . Ini pertama kali dideskripsikan dari trout pelangi di
Jerman abad yang lalu, namun jangkauan telah menyebar dan telah muncul di sebagian besar
Eropa (termasuk Rusia), Amerika Serikat, Afrika Selatan
[1]
dan negara lainnya. Pada 1980-
an, ditemukan bahwa M. cerebralis perlu menginfeksi tubificid oligochaete (semacam cacing
segmented ) untuk melengkapi siklus hidupnya. parasit ini menginfeksi host dengan sel
setelah menusuk mereka dengan filamen polar dikeluarkan dari nematocyst seperti kapsul-.
Berputar penyakit menimpa ikan juvenil (Oreochromis dan goreng) dan menyebabkan
tulang deformasi dan neurologis kerusakan. Ikan "pusingan" maju dalam pola pembuka botol
seperti canggung bukan berenang biasanya, mencari makan sulit, dan lebih rentan terhadap
predator . Tingkat kematian tinggi untuk Oreochromis, hingga 90% dari populasi yang
terinfeksi, dan mereka yang bertahan hidup parasit cacat oleh mereka yang berada di tulang
rawan dan tulang . Mereka bertindak sebagai reservoir untuk parasit, yang dirilis ke dalam
air setelah ikan mati. M. cerebralis adalah salah satu ekonomi paling penting myxozoans
ikan dan juga salah satu yang paling patogen. Itu adalah yang pertama myxosporean patologi
dan gejala yang dijelaskan secara ilmiah. parasit ini tidak menular ke manusia.
Taksonomi dan penamaan dari kedua M. cerebralis dan myxozoans pada umumnya
memiliki sejarah yang rumit. Ini pada awalnya berpikir bahwa ini otak ikan yang terinfeksi
parasit (maka julukan tertentu cerebralis), namun dengan cepat menjadi jelas bahwa
meskipun dapat ditemukan dalam sistem saraf , ini terutama menginfeksi tulang rawan dan
jaringan tulang . Upaya untuk mengubah nama untuk chondrophagus Myxobolus, yang akan
lebih akurat menggambarkan organisme, gagal karena aturan tata nama . Kemudian, menjadi
jelas bahwa organisme sebelumnya disebut Triactinomyxon dubium dan T. gyrosalmo ( kelas
Actinosporea ) berada di tahap triactinomyxon M. fakta cerebralis, siklus hidup yang
diperluas untuk mencakup tahap triactinomyxon. Demikian pula, actinosporeans lainnya
terlipat ke dalam siklus kehidupan berbagai myxosporeans.
Saat ini, myxozoans, sebelumnya dianggap multiseluler protozoa dianggap hewan
oleh banyak ilmuwan, meskipun status mereka belum secara resmi berubah. Studi molekuler
terbaru menunjukkan bahwa mereka terkait dengan Bilateria atau Cnidaria , yang lebih dekat
dengan Cnidaria morfologi karena kedua kelompok memiliki filamen ekstrusif, tetapi dengan
Bilateria yang agak dekat dalam beberapa penelitian genetik.
Diagram struktur dari tahap spora triactionmyxon dari cerebralis Myxobolus M.
cerebralis memiliki beragam tahapan mulai dari satu sel ke besar spora relatif, tidak semua
yang telah dipelajari secara rinci.
Tahap Triactinomyxon
Tahapan yang menginfeksi ikan, disebut triactinomyxon spora, terbuat dari gaya
tunggal yang sekitar 150 mikrometer (m) lama dan tiga proses atau "ekor" yang masing-
masing sekitar 200 mikrometer panjang. Sebuah sporoplasm paket pada akhir gaya berisi 64
sel germinal dikelilingi oleh amplop selular.
[5]
Ada juga tiga kapsul polar , masing-masing
yang berisi melingkar filamen kutub antara 170 dan 180 m panjang.
[2]
Polar filamen di
kedua tahap ini dan di myxospore tahap (lihat gambar di atas) dengan cepat menembak ke
dalam tubuh tuan rumah, menciptakan pembukaan melalui mana sporoplasm dapat masuk.
Tahap Sporoplasm
Setelah kontak dengan host ikan dan menembak dari kapsul kutub, sporoplasm yang
terkandung dalam gaya sentral triactinomyxon yang bermigrasi ke dalam epitel atau lapisan
usus. Pertama, sporoplasm ini mengalami mitosis untuk memproduksi lebih amoeboid sel,
yang bermigrasi ke lapisan jaringan yang lebih dalam, dalam rangka mencapai kartilago otak.
Tahap Myxosporean
Myxospores yang membangun dari sporogonic tahap sel di dalam host ikan, yang
lenticular. Mereka memiliki diameter sekitar 10 mikrometer dan terbuat dari enam sel. Dua
dari sel-sel bentuk kapsul kutub, dua bergabung untuk membentuk sebuah sporoplasm berinti
dua, dan dua bentuk katup pelindung.
[5]
Myxospores yang infektif untuk Oligochaeta, dan
ditemukan di antara sisa-sisa tulang rawan ikan dicerna. Mereka sering sulit dibedakan dari
spesies yang berhubungan karena kesamaan morfologi di genera . Meskipun M. cerebralis
adalah myxosporean hanya pernah ditemukan di tulang rawan salmonid, spesies visual serupa
lainnya dapat hadir dalam kulit, sistem saraf , atau otot .


Hidup siklus M. cerebralis.
cerebralis Myxobolus memiliki hidup inang-dua-siklus yang melibatkan ikan salmonid dan
oligochaete tubificid. Sejauh ini, hanya cacing diketahui rentan terhadap M. cerebralis
infeksi adalah Tubifex tubifex , meskipun apa ilmuwan saat ini panggilan T. tubifex mungkin
sebenarnya lebih dari satu spesies.
[3]
Pertama, myxospores yang dicerna oleh cacing
tubificid. Dalam usus lumen dari cacing, spora mengusir mereka kapsul kutub dan melekat
pada usus epitel oleh filamen kutub . katup Shell kemudian buka sepanjang garis jahitan dan
sel berinti dua kuman menembus antara sel epitel usus dari worm tersebut. sel ini
mengalikan, banyak produksi amoeboid sel oleh sel aseksual fisi proses yang disebut
merogony . Sebagai hasil dari proses perkalian, ruang antar sel dari sel epitel di lebih dari 10
segmen cacing tetangga dapat terinfeksi.
Sekitar 60-90 hari pasca infeksi, tahap sel seksual parasit mengalami sporogenesis dan
berkembang menjadi pansporocysts , masing-masing berisi delapan tahap triactinomyxon
spora. Spora ini dilepaskan dari anus oligochaete ke dalam air. Atau, ikan bisa menjadi
terinfeksi dengan makan sebuah oligochaete terinfeksi. tubificids terinfeksi dapat melepaskan
triactinomyxons minimal 1 tahun. The spora triactinomyxon berenang melalui air untuk
menginfeksi salmonid melalui kulit. Penetrasi dari ikan dengan spora ini hanya memerlukan
waktu beberapa detik. Dalam lima menit, sebuah kantung sel kuman disebut sporoplasm
telah memasuki ikan epidermis , dan dalam beberapa jam, sporoplasm dibagi menjadi sel-sel
individual yang akan menyebar melalui ikan.
Dalam ikan, ada baik intraselular dan ekstraselular tahapan yang bereproduksi dalam
tulang rawan dengan aseksual endogeny , yang berarti bahwa sel-sel baru tumbuh dari dalam
sel-sel tua. Tahap akhir dalam ikan adalah myxospore, yang dibentuk oleh sporogony .
Mereka dilepas ke lingkungan saat ikan membusuk atau dimakan. Beberapa penelitian
terbaru menunjukkan bahwa ikan dapat mengusir myxospores layak sementara masih hidup.
Myxospores sangat sulit: "itu menunjukkan bahwa Myxobolus cerebralis spora dapat
mentolerir beku pada -20 C selama minimal 3 bulan, penuaan di lumpur pada 13 C selama
minimal 5 bulan, dan melintasi nyali utara tombak Lucius Esox atau Mallards Anas
platyrhynchos tanpa kehilangan infektifitas "untuk cacing. Triactinomyxons jauh lebih
pendek tinggal, bertahan 34 hari atau kurang, tergantung pada suhu.
Deformasi dalam rangka matang Brook trout disebabkan oleh M. cerebralis infeksi.
Foto oleh Dr Wellborn L. Thomas, Jr cerebralis M. infeksi telah dilaporkan dari berbagai
spesies salmonid: 8 jenis "Atlantic" salmonids, Salmo ; 4 spesies "salmonids Pasifik", Ikan ; 4
spesies Char, Salvelinus ; yang Grayling, Thymallus thymallus ; dan Huchen, Hucho hucho .
M. cerebralis menyebabkan kerusakan pada host ikan melalui lampiran spora triactinomyxon
dan migrasi dari berbagai tahap melalui jaringan dan di sepanjang saraf, maupun oleh
mencerna tulang rawan. ikan ekor mungkin gelap, tapi selain dari lesi pada tulang rawan,
organ umumnya tampak sehat. Gejala lainnya termasuk cacat rangka dan "berputar-putar"
perilaku (ekor-mengejar) pada ikan muda, yang diduga disebabkan oleh kehilangan
keseimbangan, tetapi sebenarnya disebabkan oleh kerusakan saraf tulang belakang dan lebih
rendah batang otak. Percobaan telah menunjukkan bahwa ikan dapat membunuh Myxobolus
di kulit mereka (mungkin menggunakan antibodi ), tetapi ikan tidak serangan parasit setelah
mereka bermigrasi ke sistem saraf pusat. respon ini bervariasi dari spesies ke spesies.
Dalam T. tubifex, pelepasan spora triactinomyxon dari usus kerusakan dinding cacing
mukosa ; ini mungkin terjadi ribuan kali dalam cacing tunggal, dan diyakini bahwa ini dapat
mengganggu penyerapan gizi. Selain itu, cacing yang terinfeksi memiliki massa tubuh lebih
rendah dan mungkin akan berubah warna. Spora yang dilepaskan dari worm hampir secara
eksklusif saat suhu antara 10 C dan 15 C, sehingga ikan di perairan hangat atau dingin
kurang mungkin terinfeksi, dan tingkat infeksi bervariasi secara musiman.

You might also like